Mengayuh sepeda ke kantor gedung redaksi sebesar mall, Sasha menyapa anak-anak loper koran lain yang baru berangkat kerja mengedarkan koran ke pelanggan setia koran JoNews.co. Awali kembali kerja dengan semangat dan tersenyum kepada orang-orang agar tidak dirasa sedang sakit hati atau banyak masalah yang menumpuk dalam otak.
Profesi Sasha sebagai jurnalis ditambah loper koran tidak kenal lelah dan terus semangat demi mencari nafkah bagi dirinya dan keluarga.
Masuk ke area pengetikan artikel, dan percetakan koran yang mana tempatnya sendiri seperti ruangan pelanggan restoran McDonald's. Baru aja duduk di bangku kerja, Sasha dihadang oleh badan CEO JoNews.co berbadan gemuk dan berjenggot tebal bernama Jojo.
“Sasha, apakah koran pelanggan sudah terjual habis?” tanya Jojo sambil melirik ke kantong besar Sasha yang terbuka lebar.
Sasha menelan ludahnya, dia berikan kantong besarnya ke Jojo lalu menutup mata dan telinganya, menahan suara keras apabila sang bos marah besar.
Dan benar saja, Jojo membuang semua koran-koran yang tersisa dan melempar kantong besar tepat ke muka Sasha.
“DARIMANA SAJA KAMU TADI, JAWAB!” teriak marah Jojo matanya melotot.
“Saya baru pulang dari pasar Tawangmangu.” jawab Sasha pelan.
Sasha menundukkan kepalanya tak mau memandang raut wajah Jojo yang marah padanya, dia keluarkan foto-foto dan memori handycam berisi rekaman wawancara dengan Andy
Jojo pun terdiam sejenak, dia rampas memori dan foto-foto hasil potretan Sasha, lalu pergi meninggalkan bangku kerjanya. Disini Sasha benar-benar takut banget bila tidak bawa bukti survei dan wawancaranya.
Entah gimana reaksi Jojo menonton rekaman dalam memori kamera, yang terpenting Sasha sekarang bisa kembali kerja mengetik artikel blog menggunakan komputer spek modern milik kantor.
Di sela jam kerja, Sasha iseng searching google tentang M si Pembunuh yang dikatakan Andy. Ternyata dari sekian banyaknya manusia di bumi, hanya ada 2 situs akun Instagram yang memposting video konteks “M si Pembunuh vs 3 Perampok” dia buka salah satu video tersebut.
Video itu memperlihatkan adegan M si Pembunuh yang menyayat leher perampok, tetapi bagian pisau dapurnya di sensor. Perampok yang disayat lehernya hanya megap-megap minta ampun sambil angkat tangan.
Sasha kepo kolom komentar netizen yang bilang M si Pembunuh ini pahlawan pasar Tawangmangu yang ingin bebas dari serangan kejahatan. Tindakannya dinilai baik dan menolong pedagang yang dirugikan perampok.
“M si Pembunuh pasti orang-orangan pembersih sampah yang sengaja menyembunyikan wajahnya di depan publik.” tulis komentar tertinggi.
Sasha jadi makin penasaran, dia perlu cari info lebih dalam ke Andy sekaligus eksplorasi pasar Tawangmangu untuk kedua kalinya. Sasha nggak boleh ketinggalan info viral yang dapat menguntungkan berita koran JoNews.co. Daripada dimarahi sama Jojo, mending lanjutin kerjaan sampai selesai biar punya waktu longgar.
Beberapa jam kemudian, Jojo menghampiri Sasha lagi, raut wajah tersenyum ceria, sambil bilang “Yes, Yes, Yes!” seperti dapat kabar gembira.
Jojo mengembalikan foto-foto dan memori handycam Sasha, dia menggoyangkan bahu wanita itu yang masih sibuk kerja.
“Bagus sekali Sasha, mulai sekarang aku mau kamu telusuri lebih dalam berita seputar M si Pembunuh dan tempat penampungan sampah, agar semakin menarik perhatian pelanggan koran kita yang baru.” jelas katanya Jojo.
Sasha senyum-senyum sendiri, mengelus dadanya senang bila memang Jojo suka sama hasil kerjanya. Dia pegang kartu identitas Andy yang sudah lawas. Berarti dia sudah lama bekerja di pasar Tawangmangu.
Andy Bramantyo, umur 21 tahun, status masih jomblo, anak Malang asli dan bekerja sebagai pembersih sampah. Ada gambar pas foto Andy yang masih muda, wajahnya lebih putih dibanding yang Sasha lihat.
Namun ketika kartunya dibalik, ada noda jari berdarah kering. Sasha mengernyitkan keningnya, berpikir mungkin ini noda yang sudah lama tak hilang. Sasha masih berpikir positif kalau Andy memang hanyalah pembersih sampah biasa.
Dia mengemasi barang-barangnya lalu cangklong tasnya keluar dari kantor JoNews.co. Berniat kembali lagi ke pasar Tawangmangu menemui Andy.
...•••...
Andy berlatih tinju, tetapi yang menjadi sasarannya bukan guling samsak, melainkan temannya sendiri yang berbadan gemuk. Bukannya kesakitan, temannya malah senang menyuruh Andy memukul perut sepuasnya.
Andy memukul hanya dengan tangan kosong, tanpa menggunakan sarung tangan, apalagi sarung tinju, anda kira ini latihan tinju beneran, nggak lah.
“Teng! Teng!” lonceng berbunyi waktu makan siang.
Tepat saat itu, perutnya Andy keroncongan, dia merasakan lapar banget sambil bersendawa. Tangannya udah kemerahan dan panas rasanya, itu tandanya disuruh berhenti, si anak gemuk merangkul pundak Andy bergegas menuju warung lalapan langganan.
Begitu sampai di warung anak-anak pembersih sampah disuruh baris tertib oleh gerombolan polisi berambut mohawk pendek. Andy menoleh ke parkiran truk besar, rupanya sepeda motor berlampu merah biru tersusun rapi hingga memperkecil jalan masuk.
Merasa ada yang nggak beres, Andy pun turun tangan menghadap langsung ke atasan polisi yang bermuka cina.
“Ngapain coba tutup jalan orang lapar mau lewat, siapa yang mengirim kalian kemari?” tanya serius Andy matanya mendelik tajam.
Polisi muka cina menunjukkan lencana polisi berlogo tengkorak berambut mohawk yang punya nama julukan yaitu “The Punk”. Andy tampak sama sekali tidak takut sama polisi, apalagi mereka masuk ke wilayahnya.
“Kami minta waktu sebentar aja, apakah benar M si Pembunuh bekerja di tempat penampungan sampah ini?”
“Ngapain kalian cari M si Pembunuh? dia nggak masuk kerja hari ini, mending bapak angkat kaki aja deh!” jawab Andy suaranya ngegas biar si polisi takut sama dia.
The Punk mengetahui jelas aksi M si Pembunuh yang melukai preman kampungan pencuri emas. Dia harus segera ditahan karena jika dibiarkan dapat membahayakan nyawa orang jahat lain. Lebih baik dihukum secara adil dengan ketokan palu di kursi sidang daripada dibunuh di tangan orang psikopat yang gila.
Andy bertepuk tangan dua kali, kemudian temannya yang gendut memberikan sebuah pigura foto cewek dan sebilah pisau dapur. Kerah seragam polisi muka cina ditarik lalu lehernya ditodong dengan pisau dapur tajam di tangan Andy.
Namun di sisi lain, suara lonceng sepeda onthel berbunyi. Andy melirik ke belakang, rupanya Sasha kembali lagi ke pasar Tawangmangu. Andy yang rasanya ingin menghunus leher polisi cina ini terpaksa harus bersabar, dia memberi peringatan ke polisi The Punk.
“M si Pembunuh adalah pahlawan pasar Tawangmangu, jika kalian ingin menangkapnya maka langkahi dulu mayatku.” kata Andy melepaskan kerah baju kemeja polisi muka cina.
Polisi muka cina ini berdecak kesal sambil merapikan kerah bajunya, lalu menyuruh anggota The Punk lainnya pergi meninggalkan pasar.
“Huuuuu! Huuuu!” suara serempak ejekan pembersih sampah lainnya sambil melempari kulit pisang ke arah polisi The Punk.
Waktu jam makan siang terpotong hanya gara-gara komplotan polisi yang mau menangkap seorang pahlawan yang membela kebenaran. M si Pembunuh diapresiasi oleh orang-orang pasar Tawangmangu, berbeda dengan polisi The Punk yang baru muncul batang hidungnya ke pasar hari ini.
Dari dahulu kemana aja bos, sepertinya The Punk ketinggalan zaman soal M si Pembunuh atau jarang patroli ke daerah pasar tradisional. Sudah lupakan saja, yang terpenting Andy dan pembersih sampah lain bisa lahap makan siang dengan tenang tanpa diganggu pihak berwajib.
Andy makan nasi lalapan tahu telur, di depan piringnya terpampang foto cewek remaja tersenyum yang terpajang di pigura warna emas. Gambar cewek itu memakai baju tentara warna abu-abu dan topi fedora hijau tua.
Andy terus memandangi foto itu sambil berbicara sendiri seperti mengobrol bersama orang yang dia sayangi.
“Selamat makan! tahu telurnya pasti enak banget nih, kita makan bareng-bareng yuk!” kata Andy mengeraskan suaranya terdengar satu warung.
Sedangkan teman-temannya menengok ke arah Sasha yang masuk warung lalapan mendekati Andy dari belakang. Wanita ini bingung, dia mengerutkan keningnya berpikiran si Andy ini ngomong sama siapa kok akrab banget.
Sasha memiringkan kepalanya memandang foto cewek yang ditaruh di atas meja depan piring makan Andy. “Wah! udah nggak waras ini orang.” batin Sasha.
Sasha tepuk keras pundak Andy, hingga mengagetkan lelaki itu yang seketika menoleh ke wajahnya yang cemberut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments