Diserang Pengamen

Kerja lembur bagai kuda, sampai lupa pulang rumah demi gaji dan pengiriman koran terbaru. Itulah yang dilakukan Sasha saat ini. Dengan bantuan tim redaksi lainnya, dia beber semua informasi yang telah ia dapat dari pasar Tawangmangu ke dalam artikel koran spesial mingguan.

Memajang foto-foto hasil survei dan eksplorasi penampungan sampah, walau dilarang oleh Andy, tetapi Sasha masih kekeuh ingin mempublikasikannya. Karena dia yakin berita ini akan segera booming dan makin banyak orang-orang yang kepo tentang status pekerjaan Andy.

Sasha tahu nanti akan kena resiko yang berat, tetapi yang terpenting Jojo senang dengan berita yang dibawakannya. Sembari bekerja, Sasha iseng buka lagi situs akun Instagram yang memposting aksi M si Pembunuh melawan perampok.

“Aha!” raut wajah Sasha tersenyum menemukan satu video lagi yang jumlah traffic-nya lebih besar dibanding video yang pertama.

Ketika video diputar, Terdengar jelas suara tawa jahat M si Pembunuh yang membuat Sasha kaget. Bahkan tim redaksi menoleh sekian detik ke arahnya. Sasha mengecilkan volume, mendengarkan suara tawa jahat sekali lagi, memastikan siapa yang punya suara tawa jahat seperti badut Pennywise ini.

“Apa besok aku balik lagi ke pasar ya setelah beres kerja loper koran?” tanya Sasha sambil mengerutkan dagunya.

Namun masalahnya Sasha bingung mau cari apa lagi pasar, keliling dan survei populasi pengunjung sudah, wawancara dan eksplorasi penampungan sampah juga sudah selesai.

“Aku harus ketemu sama Andy lagi!” kata Sasha sambil menjentikkan jarinya.

Sasha semangat kerja lagi, ditemani segelas susu hangat sebagai energi tambahan biar tahan ngantuk dan tetap buka mata lebar. Pokoknya bagaimana cara agar berita koran JoNews.co makin disukai oleh orang-orang.

Lampu kantor JoNews.co masih menyala terang hingga tengah malam, saking semangat kerja totalitas dalam mencetak koran edisi terbaru. Sasha berjam-jam duduk di bangku komputer dan mondar-mandir tengok progress tim redaksi. Bagaimana pun juga esok loper koran harus kerja pagi-pagi.

...•••...

Di sisi lain, Andy tidur bersandaran di tembok sambil ngorok. duduk selonjoran, kepalanya miring, kedua tangannya lemas memegang pisau dapur yang berbintik merah.

Kira-kira habis ngapain aja nih si Andy sampai tiduran kayak gitu. Mungkin efek kecapekan kerja seharian, bantuin Ben dan bersih-bersih sampah di lingkungan pasar.

Harap maklum namanya juga pembersih sampah teladan. Andy lakuin ini semua juga demi cari nafkah dan mempermudah pekerjaan pembersih sampah lain.

Bulan purnama bersinar terang menerangi gelapnya pasar Tawangmangu yang sepi dan hening. Suara tokek, kodok ngorek, terdengar dimana-mana. Mungkin kalian ingin tahu dimana sumber suara hewan itu berada.

“Ngeeekkk!!” suara pagar tiang besi dibuka perlahan-lahan oleh 3 pengamen jalanan yang bawa gitar, drum, dan tongkat kasti. Pakai sandal swallow jalan santai bergesek ke aspal. Berhenti di depan tempat penampungan sampah.

Dari dalam rumah kayu kedengaran suara pecahan botol kaca, suaranya semakin lama semakin keras pula pukulannya. Hingga membuat Andy seketika terbangun, dia tabok hidungnya lalu berdiri tegak.

“Astaga, itu suara apa sih jam segini gangguin orang tidur?” tanya Andy sambil mengucek matanya.

Andy mengintip lubang pintu, matanya langsung melotot tatkala melihat 3 pengamen banting botol kaca bekas, memukul kotak botol kaca hingga pecah berkeping-keping lalu ditengah kayak bola sepak.

Andy mulai gregetan, matanya memerah dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. “M si Pembunuh harus cepat usir mereka dari sini!” katanya.

Pengamen yang bawa gitar membunyikan nada suara keras sambil ketawa nggak jelas diikuti pembawa drum. Tindakan mereka bertiga sudah tidak waras apalagi merecoki tempat orang kerja sampai berantakan banyak serpihan kaca berjatuhan.

Tiba-tiba dengar bunyi asahan pisau yang digesek dengan batu dari balik truk besar. 3 pengamen membelalakkan mata kaget dihampiri oleh M si Pembunuh yang berjalan cepat sambil angkat pisau dapur.

Bukannya lari, malah meledek, mengolok-olok M si Pembunuh dengan sebutan orang gombal, pahlawan gila, orang tidak waras dan ejekan jelek lainnya.

Salah satu pengamen melempar kotak botol kaca berisi serpihan kaca ke wajah M si Pembunuh yang tertutup karung beras.

“Ayo pukul dia, masa nggak berani sih!”

“Lah ayo aja kalau keroyokan biar dia babak belur,”

“Mending hajar sampai mampus tuh orang gila, terus kita bawa ke polisi.” ocehan 3 pengamen yang saling berdebat tatap muka.

3 pengamen ini pukul tendang bertubi-tubi ke perut dan kepala M si Pembunuh, tetapi lelaki kepala karung beras itu masih berdiri tegak tanpa goyang sekalipun. Kayaknya pengamen ini sok-sokan gentle main keroyokan.

M si Pembunuh cuma diam doang, menghembuskan nafas tanpa bersuara, badannya udah gemetaran seolah-olah udah muak digebukin 3 orang nggak ada rasa sakitnya, atau apa karena dia pake jaket tentara warna abu-abu jadi kulit tubuhnya terlindungi.

“Ekhem!” M si Pembunuh berdeham kepalanya mengarah ke pengamen bawa tongkat kasti.

Dia pun menodong pisau lalu menjegal kaki pengamen itu, pisau dapurnya menyayat leher, paha dan telapak tangan kanan pengamen agar tidak mudah kabur.

“Buru kabur woi ayo!!” teriak pengamen lain sambil berlari meninggalkan rekannya yang disandera M si Pembunuh.

Namun sayangnya belum sampai ke pagar besi, kedua pengamen jatuh kesandung jalan aspal yang bolong-bolong. betisnya memar dan rasanya perih.

Tangan M si Pembunuh yang panjang mencekik leher kedua pengamen itu, tetapi gitar yang berukuran besar dipukul keras tepat mengenai kening M si Pembunuh.

Dua pengamen ambil kesempatan kabur lari terbirit-birit, menjauh dari hadapan M si Pembunuh yang kepalanya puyeng berputar-putar seperti orang terbentur tembok.

“Haaaaaaa!!!” M si Pembunuh menjerit kesal.

Dia melangkah kembali ke penampungan sampah, satu pengamen yang sudah tak berdaya pun diseret paksa M si Pembunuh masuk ke dalam rumah kayu. Kakinya diseret meski pengamennya teriak minta tolong nggak ada yang respon.

“Ampun, tolong jangan bunuh aku!” pinta pengamen tongkat kasti dengan raut wajah menahan sakitnya aspal beton jalanan.

“Diam!!!”

M si Pembunuh menjungkir balik kaki pengamen lalu ambil tali tambang yang di ikatkan di kail besi sangkar burung. Posisi tangan dan kaki membentuk huruf X, badan pengamen terduduk lemas sambil membungkuk kepalanya.

“Jangan, kumohon tolong lepaskan aku!” teriak pengamen itu masih ngeyel nggak mau tutup mulut.

Dengan terpaksa dua bilah pisau dapur ditusuk ke telapak tangannya, mulutnya disumpal dengan bungkus snack kotor agar berhenti teriak.

“Tok, Tok, Tok!” suara ketukan pintu pelan.

M si Pembunuh membuka lebar pintu rumah kayu, rupanya Ben kebangunan gara-gara suara teriakan kencang pengamen tadi. Rambutnya acak-acakan dan masih pakai baju hitam lengan panjang dan celana jeans pendek.

“Ya ampun ada apa ini teriak-teriak gangguin orang tidur, boleh aku masuk sebentar?” tanya Ben.

Ben didorong masuk ke dalam rumah kayu, dia tatap si pengamen tongkat kasti betapa kasihan nasibnya ditangkap secara kejam oleh M si Pembunuh.

Inilah akibat bila ada yang buat M si Pembunuh marah besar. Bersiaplah merasakan sakit yang begitu dalam di anggota badanmu.

Ben merogoh saku celana pengamen, menemukan banyak uang recehan dan satu bungkus plastik kecil berisi butiran kecil warna putih semacam garam tetapi ini berbeda. “Kamu diserang pengamen?” tanya Ben.

M si Pembunuh hanya mengangguk kepalanya cepat, kemudian dia buka jaket tentara abu-abu dan topeng karung beras yang membuat rambutnya gatal-gatal.

Kemudian dia pegang dagu pengamen mendongak ke atas, menatap tajam wajahnya yang melotot kaget melihat wajah asli M si Pembunuh yang sebenarnya.

“Jawab dengan jujur, siapa orang yang matang menyuruhmu merusak tempat kerjaku?” kata M si Pembunuh tangannya sudah bersiap menyayat leher pengamen tongkat kasti yang badannya bergetar ketakutan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!