Rindu Yang Palsu
Triing...
Triing..
Tring...
Suara nyaring diatas nakas berulang-ulang kali tersendar, namun sang pemilik sepertinya enggan untuk tersadar ke duanianya, terlalu terbuai dengan mimpi di alam bawah sadarnya yang entah tengah melakukan apa, hanya terlihat beberapa kali senyuman manis di bibirnya terukir.
Sampai beberpaa menit berlalu dan sontak saja kesadarannya kembali, ia mengedarkan pandangannya kesegala arah didalam kamar luasnya, dan masih sepi. Bahkan suara gemerincik air didalam kamar mandi tak terdengar yang artinya memang ia tengah sendiri.
Tangan kekarnya meraih benda pipih yang sedari tadi terus berbunyi, senyum itu kembali nampak saat sebuah nama tertera dilayar "Sayangku". Dengan cepat ia menggeser icon berwarna hijau untuk menyambut wanita tersayangnya, jangan sampai wanita cantik itu kembali mendiaminya karena terus-terusan curiga.
"Say-" belum sempat Calvin meminta maaf wanita bermata hitam itu sudah lebih dulu mendominasi
"Sayang, kau baik-baik saja kan? Alice masih dengan tatapan penuh cinta namun terlihat menuntut
"Hm, aku baik-baik saja hanya saja-" sengaja calvin memotong ucapannya dan melangkah ke arah kamar mandi, jelas saja dibalik layar wajah Alice tiba-tiba memerah menahan malu, bisa- bisanya suaminya berjalan santai hanya dengan menggunakan boxer, perut liat seperti sobekan roti itu sungguh menggiurkan.
Jangan tanya yang lain tentu saja Alice dapat melihatnya dengan jelas, sungguh suaminya ini terkadang memang sangat mesum. Dengan sengaja ia menjalarkan camera keseluruh tubuhnya.
Dasar aneh.
Calvin memang memiliki tubuh sangat sempurna, dada bidangnya yang kokoh mampu bemberi kehangatan yang dipeluk. Otot kuat, kaki jenjang dan yang membuat siapapun terpikat ialah wajah gagah dengan rahang tegas serta senyuman manis yang tak pernah luntur.
Jangan salahkan dia jika semua wanita menyukainya.
"Hanya saja apa?" Alice menyipitkan matanya curiga
"Sayang, aku merindukanmu sungguh, kapan kau kembali?" Tanyanya setelah sampai dikamar mandi sambil menyiapkan air mandinya ia akan berendam beberapa menit sebelum ke kantor.
Selama Alice pergi mengurus perusahaan ayahnya di kota X Calvin akan terbiasa menyiapkan semua sendiri sebelum turun sarapan.
"Hm mungkin besok atau setelahnya, masih ada sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan". Jawab Alice tenang dengan senyuman yang masih tercetak.
"Kau tak merindukanku?"
Alice memutar mata malas "Kalau aku tak merindukan suamiku yang tampan ini bagaimana mungkin aku mau menelponmu sepagi ini hm?
Calvin terkekeh, wajah kesal istrinya memang sangat menggemaskan.
"Maafkan aku, semalam aku pulang terlambat karena lembur dikantor"
Mendengar itu raut wajah Alice berubah dingin, dan Calvin tau sebab perubahan itu, sudah sejak seminggu ini istrinya tiba-tiba sangat tidak menyukai asisten pribadinya, entah kenapa semenjak Luce digantikan dengan wanita itu istrinya seperti menampakkan ketidak sukaannya. Bagi Calvin itu wajar melihat kecemburuan istrinya artinya memang sekarang mereka sudah saling mencintai kan?
Semenjak perjodohan itu Calvin memang sudah mencintai Alice pada pandangan pertama berbeda dengan Alice yang membutuhkan beberapa waktu untuk mengabdikan diri sebagai istri seorang Calvin Rivera yang terkenal dengan banyak wanita yang menggilainya.
Sampai saat ini hubungan mereka semakin membaik tiap harinya Calvin menyukainya karena diantara banyak wanita yang mendekatinya hanya Alice satu-satunya wanita yang mampu menggetarkan hatinya.
***
Tiba di kantor Calvin langsung duduk di kursi kebesarannya menyandarkan punggungnya dengan mata terpejam tapi bibirnya tetap tersenyum. Membanyangkan wajah istrinya saja sudah mampu mengubah suasa hatinya sedemikian rupa. Cintanya pada istrinya semakin hari semakin bersemi.
Entahlah hanya Calvin saja yang tahu sebahagia apa hatinya saat ini.
Masih dengan posisi seperti itu, tiba-tiba suara ketukan pintu menyadarkannya. Memberi perintah untuk masuk tapi matanya masih terpejam, Calvin tahu siapa yang mengetuk pintunya.
"Maaf Tuan, ini laporan-laporan yang Tuan minta semalam". wanita itu masih setia berdiri didepan meja kerja tuannya dengan kening yang sedikit mengkerut.
"Hm, letakkan saja, dan kau boleh kembali keruanganmu" perintahnya dengan mata yang masih tertutup.
"Tapi Tuan, itu-" ucapnya terpotong karena tiba-tiba ponsel tuannya berdering, dan saat itupula mata indah itu akhirnya terbuka.
Tampa menunggu lama Calvin langsung mengangkat benda pipih itu ia tahu siapa yang menelponnya dari nada dering khusus yang ia gunakan.
Tapi sebelum iya menggeser icon hijau itu ia sudah berpesan agar asisten pribadinya bisa menemuinya setelah satu jam lagi.
"Sayang, mungkin aku akan pulang terlambat besok, jangan menjemputku karena aku akan singgah kepanti menemui ayah dan ibu dulu". cerocos Alice tanpa aba-aba setelah panggilannya tersambung.
"Kenapa?" Nada Calvin terdengar keberatan.
Alice hanya terkekeh melihat reaksi laki-laki yang sudah dia cintai itu.
"Aku butuh waktu untuk menyalurkan rasa rinduku pada mereka, kalau kau ikut aku akan sangat malu mengungkapkan perasaanku"
Semenjak kepergian orang tuanya Alice memang selalu mengunjungi panti menjenguk orang-orang tua yang kehilangan kasih sayang dari kekuarganya, ada banyak cerita mereka sampai berakhir disana. Salah satunya karena anak-anak mereka tak ingin direpotkan.
"Baiklah, aku akan menunggumu dirumah, karena aku punya hadiah istimewa untukmu"
"Benarkah?
"Tentu saja, aku tak pernah berbohong.
"Baiklah-baiklah aku penasaran hadiah apa yang suami tampanku akan berikan" kekeh Alice pelan.
***
"Kau akan kembali besok?" Tanya Thomas pada putrinya yang tengah sibuk memasukkan pakaian-pakaian ke dalam kopernya.
"Hm, semua sudah membaik disini". Katanya sambil duduk disamping ayahnya yang sedari tadi sudah duduk di sofa memperhatikan gerak-geriknya.
"Apakah kau bahagia?" Alice menoleh dan tersenyum lembut, ia tahu maksud pria tua tapi masih terlihat gagah ini. Semenjak meninggalnya kedua orang tuanya paman Thomas sudah dia anggap sebagai ayahnya sendiri begitupun juga dengan lelaki paruh baya ini. Rasa sayangnya ke Alice sudah seperti anak kandung sendiri. Dulu sebelum ia tahu bahwa majikannya anak menjodohkan Alice dengan putra sahabatnya, Thomas sudah berharap agar gadis cantik disampingnya ini akan menikah dengan anaknya. Namun sayang sepertinya Tuhan tidak merestui keinginannya yang tak masuk akal. Baginya tak pantas anak bawahan bersanding dengan anak majikannya. Sungguh tidak etis menurutnya.
"Aku bahagia, lihatlah" aku Alice berdiri dan berputar didepan ayahnya. Hanya didepan pria tua ini dia menjadi seperti dirinya sendiri. Tanpa takut akan terlihat kekanakan.
Thomas menepuk sisi disampingnya menuntun anak gadisnya untuk duduk kembali disebelahnya. "Ayah percaya, dan ayah sangat bahagia mengetahui kau baik-baik saja" senyum tulus itu terukir, mereka saling berpelukan menyalurkan ketenangan antara anak dan seorang ayah. Sangat menangkan.
"Kapan kakak akan kembali?" Alice melerai pelukannya, dan mendapati ayahnya memicingkan mata ke arahnya.
"Ah, anak nakal itu, entah kapan dia akan kembali, dia sudah bahagia dengan kehidupannya, aku rasa itulah yang menyebakan dia tak pernah mengabari pria tua ini lagi". Jawabnya dengan nada pura-pura sedih di depan Alice dan siapa yang tahu bahwa hati pria rapuh itu benar-benar sangat hancur karena kepergian putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-03-12
2
🧭 Wong Deso
Hay hallo, yuk saling mendukung
2023-01-20
3