Bab 2 | Alice

Alice hanya menghela nafas pelan mendengar ayahnya yang menyiratkam rasa rindu yang dalam namun dengan terpaksa ia sembunyikan darinya, entah untuk apa.

"Jangan mengumpat kakakku seperti itu ayah" nada Alice keberatan karena tidak ingin kakaknya dikatakan nakal.

"Waktu itu aku tidak tahu kenapa kakak tiba-tiba pergi setelah pertunanganku" gumam Alice yang masih di dengar oleh Thomas ayahnya.

"Bukan tiba-tiba, dia memang sudah merencakannya sejak lama, dan waktu itu kesempatannya tiba, apa yang harus ayah katakan untuk menghalanginya kalau dia saja sudah berniat sejak lama"

Thomas melanjutkan "Dia anak laki-laki sudah pasti sudah bisa melindungi diri, jangan terlalu merisaukan anak nakal itu" sambil berdiri Thomas melanjutkan "Tidurlah besok kita sarapan bersama sebelum kau kembali".

Alice hanya mengangguk sambil tersenyum melihat kepergian pria tua yang masih terlihat gagah itu.

***

Alice advinson wanita berusia 22 tahun bertubuh ramping namun tetap terdapat tonjolan yang pas ditempat yang memang seharusnya. Mata bulat, hidung mancung dan bibir mungil yang tipis. Sangat menggiurkan.

Sejak usianya 19 tahun sebuah kabar duka ia terima, Tuan dan Nyonya Advinson yang kebetulan malam itu tiba-tiba saja mendapatkan telpon dari bawahannya, segera berangkat ke kota P tanpa membawa banyak persiapan seperti biasanya, karena keadaannya saat itu benar-benar darurat..entah masalah apa itu.

Sebelum pergi Nyonya Advinson ibu Alice mendatangi putrinya dan memeluknya sangat erat seolah pelukan itu adalah pelukan terahir mereka.

"Sayang, jaga diri baik-baik, ayah dan ibu harus berangkat malam ini juga, ada sedikit masalah di pabrik" masih memeluk putrinya wanita paruh baya itu melanjutkan "jadilah wanita mandiri yang tidak mudah rapuh karena masalah yang menimpamu, dan ibu berharap kau akan bahagia setelah ini walapun ayah dan ibu tidak disampingmu"

Alice yang mendengar nada aneh dari ibunya lantas melerai pelan pelukan mereka "Apa maksud ibu? Ayah dan ibu hanya pergi sebentar seperti biasa, jangan berkata yang seolah-olah kalian akan meninggalkanku sendiri". Nyonya Advinson hanya tersenyum dan mengusap pipi putrinya yang sudah terlihat basah karena air mata.

"Benar, ayah dan ibu hanya pergi  sebentar" senyumnya tulus, ia memang berkata sejujurnya namun entah kenapa perasaannya sedang tidak baik-baik saja saat ini.

"Baiklah, ibu dan ayah akan berangkat. Paman Thomas sedang diperjalanan menuju kesini. Jadi putriku yang cantik ini tak terlalu hawatir oke?

Setelah itu entah kenapa perasaan Alice tidak tenang seperti biasanya, berulang ulang kali ia menghubungi nomer ayahnya dan anehnya nomer itu sudah tidak bisa terhubung.

***

Sampai ke esokan harinya, Alice terbangun dengan mata yang terlihat sembab, ia menangis dalam tidurnya, dan ini adalah pertama kalinya selama ayah dan ibunya keluar kota karena urusan bisnis.

"Paman, bagaimana? apakah ada kabar dari ayah dan ibu?" Tanya Alice yang masih mengenakan pakaian semalam melihat pengacara keluarganya yang sudah dianggap kerabat itu tengah selesai berbicara dengan entah siapa di ruang tamu.

"Tenang nak, paman tengah berusaha mencari keberadaan mereka, kita tunggu semoga saja orang suruhan paman bisa mendapatkan kabar lebih cepat.

Sebenarnya Thomas pun merasa heran dan cemas tentunya, tiba-tiba saja Tuannya berangkat tergesa-gesa dan menitipkan Alice padanya.

***

Sementara di suatu tempat di atas jurang tinggi dibagian timur kota, dua pria berbaju hitam dengan penutup kepala menutupi wajah tengah tertawa bahagia karena target sudah terguling dibawah  sana, sesuai dengan rencana mereka selama ini.

"Bos akan senang dengan berita ini, ayo kita kembali" kata salah satu diantara mereka. Mereka kembali tertawa  bahagia mengingat bojus besar yang akan mereka dapatkan setelah ini.

Mobil tua itu melaju dengan cepat meninggalkan bangkai mobil yang masih menyala dengan gempulan asap yang tebal, mereka yakin sebentar lagi polisi atau siapapun yang lewat akan mengetahui kondisi si korban. Mereka tak perduli karena semua sudah direncanakan dengan mulus dan mereka yakin tidak akan ada yang mengetahui keterlibatan mereka.

Setelah dua jam mengendarai mobil tuanya, dua suruhan tadi memasuki sebuah rumah megah bergaya klasik, tanpa menunggu lama mereka langsung menemui tuan mereka dan melaporkan berita bahagia karena telah berhasil melenyapkan target.

"Bos-" belum sempat ia melanjutkan ucapannya, orang suruhan tadi terdiam karena tak sengaja melihat adegan yang seharus tak mereka lihat di atas sofa.

"Keluarlah, dan ambil upahmu" kata Pria  berwajah sangar dengan ukiran naga di belakang punggungnya yang terlihat alot dan masih sangat kuat.

Wanita cantik itu langsung berdiri tanpa malu dan mengenakan kembali pakaiannya yang berserakan dilantai dan mengambil upahnya di atas meja Namun sebelum pergi wanita muda yang terlihat sangat cantik itu tersenyum menggoda ke arah orang-orang suruhan kekasihnya. Yah walaupun mereka sepasang kekasih tapi wanita cantik bak model itu tetap saja mendapat upah dan kadang diperlakukan seperti ****** oleh lelakinya, lelaki yang sangat ia cintai. Bukankah cinta itu buta?

Bahkan tak jarang ia menjual tubuh kekasihnya untuk urusan bisnis sekalipun. Apakah wanitanya menolak? Tentu saja tidak.

"Bagaimana? Apakah pekerjaan kalian kali ini berhasil? Tanya nya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan duduk di kursi kebesarannya.

"Beres bos"

Setelahnya ketiga lelaki itubtertawa bahagia karena sekarang tidak akan ada lagi penghalang di kehidupannya selanjutnaya

****

"Selamat pagi ayah" sapa Alice dengan senyum yang semakin menawan melihat ayahnya menghampirinya dengan sangat memukau.

"Kau kenapa senyum-senyum seperti itu? Thomas menyipitkan mata melihat tingkah Alice yang terlihat seolah-olah..

Mengoloknya.

"Kau tampan sekali semakin berumur" goda Alice, ia tahu setelah ini ayahnya akan menangis dan membuatnya tidak tega untuk pergi. Dan itu terjadi setiap kali ia pulang kerumah.

"Jangan menggodaku"

"Siapa yang menghoda ayah, Alice berkata jujur pantes saja istrimu sangat mencintaimu, kau sangat rupawan" puji Alice kini sungguh-sungguh.

Setelah saling goda mereka makan dan sesekali tertawa bersama, setengah jam lagi Alice akan kembali ke rumah suaminya di kota S dan ia masih punya waktu beberapa menit untuk melepas rindu sebelum ia benar-benar mengabdi kembali sebagai seorang istri yang baik dan penurut.

Perjalan dari kota X ke kota S menghabiskan waktu selama 3 jam perjalanan, Alice sudah terbiasa berpergian sendiri setelah menikah dengan Calvin, dan sampai saat ini di usia pernikahan mereka yang ke tahun pertama ini Calvin belum pernah menemaninya pulang kerumah walaupun dalam waktu senggang. Entah kenapa suaminya selalu saja menolak untuk sekedar mengantarnya melepas rindu pada ayahnya. Namun Alice yang sudah penurut sejak awal tak pernah mempermasalahkan hal itu, karena ia tahu mungkin saja suami tampannya lelah setelah bekerja sepanjang waktu.

Dan sekedar mengingatkan besok adalah ulang tahun pernikahan mereka. Alice tentu sangat penasaran kado terindah apa yang suaminya siapkan untuknya.

Ah mengingat pria berotot kuat itu membuat detak jantungnya semakin kencang. Alice merindukan pelukan hangat suaminya.

Terpopuler

Comments

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

semangat

2023-01-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Sayangku
2 Bab 2 | Alice
3 Bab 3 | Kado Seindah ini?
4 Bab 4 | Menjelaskan
5 Bab 5 | Biarkan aku pergi
6 Bab 6 | Kedatangan Laura
7 Bab 7 | Berlibur
8 Bab 8| Apakah begitu Sulit
9 Bab 9 | Kau sengaja
10 Bab 10 | Anda salah faham
11 Bab 11 | Berakhir
12 Bab 12 | Sangat tampan
13 Bab 13| Terima kasih
14 Ban 14 | Berhenti Mengharapkan
15 Bab 15 | Sudah Puas
16 Ban 16 | Pelukan terakhir.
17 Bab 17 | Apakah Tuan tahu?
18 Bab 18 | Haruskah aku mengambil mereka
19 Bab 19 | Beginikah cara kalian.
20 Bab 20| Memiliki Perasaan
21 Bab 21 | Oh keponakanku
22 Bab 22| Aku merindukanmu
23 Bab 23| Aku iri
24 Bab 24 | Jangan terlalu difikirkan
25 Bab 25 | Pantas saja
26 Bab 26 | Hanya mencintaiku
27 Bab 27 | Baik-baik saja
28 Bab 28| Nama Rosse
29 Bab 29| Bagaimana
30 Bab 30 | Ya aku hanya adikmu
31 Bab 31| Dia cemburu
32 Bab 32 | Aku Sudah memutuskan
33 Kebenaran yang lain
34 bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Panik
40 Tetap Tenang
41 Merasa bersalah
42 Mencoba melepas
43 Kacau
44 Kehancuran Mala
45 Ketemu
46 Hilang Lagi
47 Rencana Awal Calvin
48 Kemunculan Alice
49 Kepergian Mala
50 Kunjungan Edgar
51 Fakta Lain
52 Pertemuan Kembali
53 Dia Putra Kandungku Orlando
54 Pelukan hangat
55 Rahayu
56 Di Jemput Edgar
57 Penyesalan Antonio
58 Menemui Alice
59 Ayo Kembali Bersama
60 Edgar dan Calvin
61 Pernahkah Paman Merasa Bersalah?
62 Akhirnya Kau Memelukku
63 Dasar Keras Kepala
64 Apa Yang Kakak Lakukan?
65 Mommy Jangan Merayu Papa
66 Kau ini, Kenapa Semakin galak Saja.
67 Jangan Salahkan Aku
68 Kakak Sangat Mencintai Alice
69 Aku Sudah Tidak Memiliki Rasa
70 Aku Berat Tidak?
71 Aku Datang Bukan Membahas Kita
72 Arabella Lagi?
73 Kakakmu Harus Bertanggung Jawab
74 Aku Suka Kau Menganggapku Suami
75 Apapun Untukmu Sayang
76 Tamat
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 | Sayangku
2
Bab 2 | Alice
3
Bab 3 | Kado Seindah ini?
4
Bab 4 | Menjelaskan
5
Bab 5 | Biarkan aku pergi
6
Bab 6 | Kedatangan Laura
7
Bab 7 | Berlibur
8
Bab 8| Apakah begitu Sulit
9
Bab 9 | Kau sengaja
10
Bab 10 | Anda salah faham
11
Bab 11 | Berakhir
12
Bab 12 | Sangat tampan
13
Bab 13| Terima kasih
14
Ban 14 | Berhenti Mengharapkan
15
Bab 15 | Sudah Puas
16
Ban 16 | Pelukan terakhir.
17
Bab 17 | Apakah Tuan tahu?
18
Bab 18 | Haruskah aku mengambil mereka
19
Bab 19 | Beginikah cara kalian.
20
Bab 20| Memiliki Perasaan
21
Bab 21 | Oh keponakanku
22
Bab 22| Aku merindukanmu
23
Bab 23| Aku iri
24
Bab 24 | Jangan terlalu difikirkan
25
Bab 25 | Pantas saja
26
Bab 26 | Hanya mencintaiku
27
Bab 27 | Baik-baik saja
28
Bab 28| Nama Rosse
29
Bab 29| Bagaimana
30
Bab 30 | Ya aku hanya adikmu
31
Bab 31| Dia cemburu
32
Bab 32 | Aku Sudah memutuskan
33
Kebenaran yang lain
34
bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Panik
40
Tetap Tenang
41
Merasa bersalah
42
Mencoba melepas
43
Kacau
44
Kehancuran Mala
45
Ketemu
46
Hilang Lagi
47
Rencana Awal Calvin
48
Kemunculan Alice
49
Kepergian Mala
50
Kunjungan Edgar
51
Fakta Lain
52
Pertemuan Kembali
53
Dia Putra Kandungku Orlando
54
Pelukan hangat
55
Rahayu
56
Di Jemput Edgar
57
Penyesalan Antonio
58
Menemui Alice
59
Ayo Kembali Bersama
60
Edgar dan Calvin
61
Pernahkah Paman Merasa Bersalah?
62
Akhirnya Kau Memelukku
63
Dasar Keras Kepala
64
Apa Yang Kakak Lakukan?
65
Mommy Jangan Merayu Papa
66
Kau ini, Kenapa Semakin galak Saja.
67
Jangan Salahkan Aku
68
Kakak Sangat Mencintai Alice
69
Aku Sudah Tidak Memiliki Rasa
70
Aku Berat Tidak?
71
Aku Datang Bukan Membahas Kita
72
Arabella Lagi?
73
Kakakmu Harus Bertanggung Jawab
74
Aku Suka Kau Menganggapku Suami
75
Apapun Untukmu Sayang
76
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!