Bab 3 | Kado Seindah ini?

Setelah beberapa jam diperjalan kaki mulus dan jenjang itu melangkah memasuki sebuah mobil yang sudah dipesannya beberapa menit yang lalu, wanita cantik dengan rambut tergerai itu duduk sambil menyandarkan punggungnya dengan mata tertutup, menghirup udara lain di kota suaminya.

Iya dia Alice Advinson cita-cita awalnya yang ingin menjadi seorang pembela umum harus ia relakan demi memenuhi wasiat orang tuanya, menikahi lelaki yang sama sekali tidak pernah ia fikirkan sebelumnya.

Pernikahan yang dilakukan secara tertutup karena permintaan Alice sendiri berlangsung dengan khidmad dan tenang. Awalnya ia ingin memberontak dan meminta agar lelaki bernama Calvin yang sudah menjadi suaminya itu mau melepaskannya dan mereka bisa hidup masing-masing. Fikirklnya asal syarat wasiat kepemilikan perusahaan dengan menikah sudah terlaksana toh tak mengapa jika setelah menikah pernikahan itu akhirnya berakhir.

Namun siapa menyangka bahwa permintaan konyol alice di tolak langsung olehnya.

"Tidak, aku tidak akan melepaskan tanggung jawabku, aku sudah bersumpah dihadapan Tuhan, lantas bagaimana aku bisa mengingkarinya?" Sarkas Calvin malam itu yang masih terngiang-ngiang ditelinganya.

"Aku tahu, kau bahkan tidak menginginkan pernikahan ini sebelumnya" tebak Alice yang memang itulah kebenarannya, awalnya Calvin memang menentang perjodohan yang menurutnya kolot dan tak masuk akal, tapi siapa sangka saat pertama kali bertemu Calvin ternyata diam-diam langsung menyukainya. Alice melanjutkan "lantas untuk apa kita pertahankan pernikahan yang tidak menguntungkan kita berdua?!"..

Alice masih diam menunggu lelaki yang masih masih mengenakan tuxedo itu membelakanginya, entah apa yang tengah difikirkannya. Lama menunggu membuat Alice hendak berdiri untuk mengganti gaun pernikahannya tapi suara rendah Calvin membuatnya terdiam dan membisu "Tidak, aku tidak akan melepaskanmu, dan aku juga tidak akan membiarkanmu melepaskan pernikahan ini sampai kapanpun" setelah mengatakan itu Calvin berjalan keluar melewat Alice yang masih terpaku dengan lamunannya.

***

"Nona, maaf kita sudah sampai" Suara sopir menyadarkan Alice dari lamunan panjangnya. Segera mengangkat bokong dan meminta maaf setelah memberi tips lebih, karena sadar tadi dia terlalu lama mengambil waktu si supir untuk membiarkannya menghabiskan lamunannya yang panjang. Alice melangkah dengan anggun kesebuah bangunan tua namun terlihat sangat menenangkan, di ujung sana dia sudah melihat dua orang yang ia kenal, sepasang suami istri. Yang istri tengah mengenakan kursi roda dengan suami tuanya yang memegan pengangan dibelakangnya. Senyum tulus itu terpancar saat melihat siluet yang sangat mereka rindukan beberapa bulan ini.

"Mom, Dad Alice merindukan kalian" ucapnya dengan senyuman tulus untuk kedua orang yang dia sayangi.

Setelah itu Alice menggantikan Ayah angkatnya mendorong sipujaan hati kesebuah taman yang masih didalam lingkungan panti. Mereka bertiga tertawa bersama, bercerita sambil melepas rindu masing-masing. Tuan dan Nyonya Martinez sangat menyukai Alice karena setelah kehadiran wanita cantik ini istrinya sudah tidak pernah lagi meratapi kepergian putri mereka yang sudah lebih dulu menghadap Tuhan, usia Alice mungkin sebaya sehingga saat melihat Alice mereka melihat putri mereka sendiri.

"Dad dan Mommy harus tetap ingat pesan Alice, oke?" Tuntut Alice yang tidak boleh dibantah sama sekali.

"Terima kasih sayang" senyum tulus Nyonya martinez, kehadiran Alice mampu mengobati rasa rindunya pada putrinya, sungguh saat ini baginya Tuhan masih sangat baik padanya, Ia tidak benar-benar kehilangan kasih sayang seorang anak, disaat putri bungsunya meninggalkannya, berbeda dengan putra sulung mereka yang Justru tega membawa mereka kepanti dan seolah melupakan bahwa kedua orang tua inilah yang membuatnya sebesar sekarang.

****

Setelah pulang dari panti Alice tak langsung kembali ke rumah, ia memilih kembali ke apartemen miliknya yang ia beli beberapa bulan lalu, dan kebetulan suaminya juga belum mengetahui tentang apartemen ini. Alice berniat memberi tahunya nanti setelah mereka berbicara santai saja, fikirnya.

Selama ini mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing meskipun Alice hanya sesekali ke luar kota melihat perkembangan perusahaan peninggalan ayahnya tapi dia tiap harinya mengecek dan memantau dari balik layar tabletnya.

Dirumah Alice akan menunggu dan menyambut suaminya, melayani dan memberi perhatian khusus layaknya seorang istri pada suaminya.

Mereka menjalani hari-hari seperti biasa, walaupun terkadang ada saja beberapa wanita yang sengaja menunjukkan ketertarikannya langsung pada suaminya, dengan sigap Calvin akan menjelaskan dan menyingkirkan siapa saja yang berniat melukai hati wanitanya.

Seperti waktu itu, seorang wanita dengan sengaja mengecup pipi Calvin didepan Alice, sungguh pemandangan yang sangat menyakitkan suami yang kita cintai disentuh oleh tangan lain se enaknya.

Sampai saat ini Alice masih bertahan karena percaya suaminya tidak akan tergoda dengan wanita manapun.

Alice percaya karena tiap kali mata mereka bersitatap, Alice melihat tidak ada tanda-tanda kebohongan disana.

Oh sungguh sangat dilema.

****

Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Alice sudah terbangun diapartemennya sendiri, ia tak mengabari Calvin atas kepulangannya. Alice memang sengaja ingin memberi kejutan untuk suaminya, ia ingin melihat bagaimana bahagia suaminya nanti.

"Harusnya setelah ini kita memilik babykan sayang?" Gumam Alice membayangkan wajah tampan suaminya, sejak semalam rasa rindu dan rasa resah bercampur menjadi satu. Entah ia resah karena apa, mungkinkah karena wanita manis ini sudah sangat merindukan pelukan suaminya.

Dengan perasaan berbunga-bunga, Memasak makanan kesukaan suaminya dan melangkah keluar apartemen dengan sebuah paperbag ditangan. Alice siap, memadu kasih sekarang.

Melajukan mobil dengan pelan sambil bersenandung riang, senyum tipis tak pernah pudar. Sampai didepan halaman rumah, Alice melangkah pelan memasuki pintu dan berjalan menaiki tangga menuju kamar pribadi mereka, dengan langkah pasti, senyum lebar serta jantung yang berdetak semakin kencang.

"Ah apakah aku sedang jatuh cinta?" Desisnya rendah memegang dada sebelah kirinya.

Jari-jari ramping itu menggengam gagang pintu, diputar perlahan dan didorongnya hati-hati, semakin tergesernya daun pintu semakin kencang pula detakan jantungnya.

Dan tatapan penuh rindu tadi tiba-tiba berubah dingin dan terluka saat matanya menangkap siluet yang berada diatas kasur mereka. Alice masih mematung memperhatikan lelaki yang sangat dia kenal terlihat sangat gelisah. Tampa mereka sadari mata yang menangkap mereka kini sudah mengeluarkan air. Alice menangis dalam diam.

Sampai ia bisa mengendalikan diri dan membuat mereka berdua terpaku.

"Oh ternyata kesetian dan kesabaranku selama ini kau hadiahkan dengan kado seindah ini?" Alice Advinson masih mematung dengan tatapan penuh arti pada dua manusia berlawanan jenis tanpa busana diatas kasur king size nya. Raut wajahnya yang tenang dan tatapannya yang seketika berubah dingin mampu mengubah atmosper didalam kamar"

Sontak saja kehadiran Alice membuat Calvin semakin kaget dan frustasi. Belum sempat ia mengingat kenapa ada wanita lain disini, dikamarnya. Sial.

"Aagghhh...." teriaknya sambil menghamtam dinding kamarnya.

"Kau, kenapa ada dikamarku? Desisnya sinis. Sambil memungut pakaian dan memakai celananya.

Episodes
1 Bab 1 | Sayangku
2 Bab 2 | Alice
3 Bab 3 | Kado Seindah ini?
4 Bab 4 | Menjelaskan
5 Bab 5 | Biarkan aku pergi
6 Bab 6 | Kedatangan Laura
7 Bab 7 | Berlibur
8 Bab 8| Apakah begitu Sulit
9 Bab 9 | Kau sengaja
10 Bab 10 | Anda salah faham
11 Bab 11 | Berakhir
12 Bab 12 | Sangat tampan
13 Bab 13| Terima kasih
14 Ban 14 | Berhenti Mengharapkan
15 Bab 15 | Sudah Puas
16 Ban 16 | Pelukan terakhir.
17 Bab 17 | Apakah Tuan tahu?
18 Bab 18 | Haruskah aku mengambil mereka
19 Bab 19 | Beginikah cara kalian.
20 Bab 20| Memiliki Perasaan
21 Bab 21 | Oh keponakanku
22 Bab 22| Aku merindukanmu
23 Bab 23| Aku iri
24 Bab 24 | Jangan terlalu difikirkan
25 Bab 25 | Pantas saja
26 Bab 26 | Hanya mencintaiku
27 Bab 27 | Baik-baik saja
28 Bab 28| Nama Rosse
29 Bab 29| Bagaimana
30 Bab 30 | Ya aku hanya adikmu
31 Bab 31| Dia cemburu
32 Bab 32 | Aku Sudah memutuskan
33 Kebenaran yang lain
34 bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Panik
40 Tetap Tenang
41 Merasa bersalah
42 Mencoba melepas
43 Kacau
44 Kehancuran Mala
45 Ketemu
46 Hilang Lagi
47 Rencana Awal Calvin
48 Kemunculan Alice
49 Kepergian Mala
50 Kunjungan Edgar
51 Fakta Lain
52 Pertemuan Kembali
53 Dia Putra Kandungku Orlando
54 Pelukan hangat
55 Rahayu
56 Di Jemput Edgar
57 Penyesalan Antonio
58 Menemui Alice
59 Ayo Kembali Bersama
60 Edgar dan Calvin
61 Pernahkah Paman Merasa Bersalah?
62 Akhirnya Kau Memelukku
63 Dasar Keras Kepala
64 Apa Yang Kakak Lakukan?
65 Mommy Jangan Merayu Papa
66 Kau ini, Kenapa Semakin galak Saja.
67 Jangan Salahkan Aku
68 Kakak Sangat Mencintai Alice
69 Aku Sudah Tidak Memiliki Rasa
70 Aku Berat Tidak?
71 Aku Datang Bukan Membahas Kita
72 Arabella Lagi?
73 Kakakmu Harus Bertanggung Jawab
74 Aku Suka Kau Menganggapku Suami
75 Apapun Untukmu Sayang
76 Tamat
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 | Sayangku
2
Bab 2 | Alice
3
Bab 3 | Kado Seindah ini?
4
Bab 4 | Menjelaskan
5
Bab 5 | Biarkan aku pergi
6
Bab 6 | Kedatangan Laura
7
Bab 7 | Berlibur
8
Bab 8| Apakah begitu Sulit
9
Bab 9 | Kau sengaja
10
Bab 10 | Anda salah faham
11
Bab 11 | Berakhir
12
Bab 12 | Sangat tampan
13
Bab 13| Terima kasih
14
Ban 14 | Berhenti Mengharapkan
15
Bab 15 | Sudah Puas
16
Ban 16 | Pelukan terakhir.
17
Bab 17 | Apakah Tuan tahu?
18
Bab 18 | Haruskah aku mengambil mereka
19
Bab 19 | Beginikah cara kalian.
20
Bab 20| Memiliki Perasaan
21
Bab 21 | Oh keponakanku
22
Bab 22| Aku merindukanmu
23
Bab 23| Aku iri
24
Bab 24 | Jangan terlalu difikirkan
25
Bab 25 | Pantas saja
26
Bab 26 | Hanya mencintaiku
27
Bab 27 | Baik-baik saja
28
Bab 28| Nama Rosse
29
Bab 29| Bagaimana
30
Bab 30 | Ya aku hanya adikmu
31
Bab 31| Dia cemburu
32
Bab 32 | Aku Sudah memutuskan
33
Kebenaran yang lain
34
bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Panik
40
Tetap Tenang
41
Merasa bersalah
42
Mencoba melepas
43
Kacau
44
Kehancuran Mala
45
Ketemu
46
Hilang Lagi
47
Rencana Awal Calvin
48
Kemunculan Alice
49
Kepergian Mala
50
Kunjungan Edgar
51
Fakta Lain
52
Pertemuan Kembali
53
Dia Putra Kandungku Orlando
54
Pelukan hangat
55
Rahayu
56
Di Jemput Edgar
57
Penyesalan Antonio
58
Menemui Alice
59
Ayo Kembali Bersama
60
Edgar dan Calvin
61
Pernahkah Paman Merasa Bersalah?
62
Akhirnya Kau Memelukku
63
Dasar Keras Kepala
64
Apa Yang Kakak Lakukan?
65
Mommy Jangan Merayu Papa
66
Kau ini, Kenapa Semakin galak Saja.
67
Jangan Salahkan Aku
68
Kakak Sangat Mencintai Alice
69
Aku Sudah Tidak Memiliki Rasa
70
Aku Berat Tidak?
71
Aku Datang Bukan Membahas Kita
72
Arabella Lagi?
73
Kakakmu Harus Bertanggung Jawab
74
Aku Suka Kau Menganggapku Suami
75
Apapun Untukmu Sayang
76
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!