MELATI UNTUK TUAN MAFIA

MELATI UNTUK TUAN MAFIA

BAB I - Alfhonso

Di sebuah kamar hotel bintang lima, seorang berpakaian jas lengkap dengan mantel hitam, dengan topi fedora hitam dan sarung tangan hitam bersiap-siap untuk menarik pelatuk pistol revolvernya yang telah dipasang alat peredam.

Pria bermantel hitam itu menodongkan pistolnya ke arah seorang pria gemuk setengah baya yang tengah berada di ranjang dan masih memakai piyama.

"Kau berani mengusik ketenanganku, sekarang kau akan mati ditanganku Howard"

"Alfhonso jang-.."

DZEEP!!...

Sebuah peluru berhasil menembus kepala dan menewaskan seorang yang tengah duduk di ranjang dan setengah memohon tersebut. Darah dengan cepat mengalir di sprei.

Pria bermantel hitam yang menembak tadi mengeluarkan rokok dari dalam saku mantelnya, kemudian menyalakan api dan menghembuskan asap tipis dari sela bibirnya, lalu ia keluar kamar dengan santainya diiringi beberapa pria berjas hitam dan kacamata hitam yang juga memegang senapan.

"Ayo pergi dari sini, biarkan saja mayatnya disana" ucap pria bermantel dan bertopi hitam.

"Bos, aku berhasil merekamnya.." ujar seorang laki-laki yang lebih muda di samping pria tadi.

"Hmm, simpanlah untukmu" ucap pria tersebut.

------------------------------------

Di pagi yang sejuk, di sebuah pusat kota, seorang pria duduk di sofa di dalam sebuah limousine Phantom mewah, tengah melihat layar handphone mahal di tangannya.

“Apa kita ke Hotel Branz tuan?“ tanya seorang supir yang berpakaian rapih dengan jas hitam melalui alat komunikasi digital mobil.

“Ya“ jawab pria bernama Alfhonso Garzello, yang duduk di sofa mewah belakang dengan kaki menyilang.

“Baik tuan“ jawab supir itu sambil memakai kaca mata hitamnya.

Alfhonso, pria dewasa dengan garis wajah yang tegas, alis agak tebal dengan hidung mancung dan rambut berwarna coklat tua, pesona tampannya adalah tipe untuk rata-rata wanita dewasa.

Suara nada dering di handphone pria gagah itu berdering, memecah kesunyian di dalam mobil.

“Ya Shella..” suara berat Alfhonso menjawab telponnya.

“Alf sayang, kenapa kau lama sekali, sudah setengah jam aku menunggu di hotel" suara agak manja dari balik telpon membuat pria itu seolah malas menjawab.

“Ya, aku sedang menuju kesana..tunggulah" ujar pria itu kemudian menutup telponnya.

Ia melihat layar handphonenya lagi, dan beberapa pesan belum ia balas, satu diantaranya bertuliskan Lyra di atas nama kontaknya.

‘Hai sayang, kapan kita bisa bertemu, aku rindu belaianmu…‘ pesan itu di abaikan oleh Alfhonso, dan ia membuka kotak pesan lainnya.

Sesampainya di hotel, beberapa pria berjas hitam telah berdiri menyambut kedatangan Alfhonso di pintu masuk.

Pria gagah dengan mantel panjang hitam itu memasuki pintu loby dan seorang pria berpakaian tuxido menghampirinya.

“Anda sudah di tunggu nona Shella tuan..” pria bertuxedo itu mengantar Alfhonso ke sebuah restauran di dalam hotel mewah tersebut.

Di sana telah duduk seorang wanita berpakaian agak terbuka dan mewah. Didepannya telah terhidang makanan ringan yang hampir memenuhi meja mungil tersebut.

“Kau terlambat lagi Al” ujar wanita itu sambil berdiri ketika melihat Alfhonso berjalan mendekati tempatnya.

“Maaf, aku agak sibuk…“ ucap pria tampan itu sambil mencium pipi wanita bernama Shella.

Kemudian Alfhonso duduk di kursi depan wanita itu.

Shella seorang artis cantik terkenal di Negara itu, bertekuk lutut dalam genggaman Alfhonso. Wanita itu bersedia melakukan apapun untuk pria itu, Karena ia sangat menyukai pria dingin tampan berwibawa itu, juga karena milyarder sekelas Alfhonso kerap dijadikan idaman para artis kalangan atas di Negara itu.

Tetapi Alfhonso hanya memperlakukan Shella sebagaimana wanita yang lain dalam hidupnya, ia hanya menjadikan wanita-wanita di sisinya sekedar untuk menghibur dirinya dari kepenatan, bukan untuk dijadikan kekasih apalagi istri.

“Aku sudah memesan sarapan kesukaanmu" ujar wanita tersebut. Alfhonso hanya tersenyum.

Mereka akhirnya menikmati sarapan tersebut.

“Ini hadiah untukmu, atau anggaplah sebagai pengganti keterlambatanku..” pria itu memberikan sebuah kotak berwana ungu kepada Shella.

“Bukalah..” ujar pria itu.

“Apa ini Al, aah..kau selalu membuatku berdebar-debar" ucap Shella seolah tak sabar membuka kotak ungu yang sudah berada di tangannya.

Ternyata isinya adalah sebuah liontin emas bermata ungu, cantik dan mewah.

“Waw,…ini indah sekali…” mata wanita itu berbinar-binar sambil membentangkan liontin itu di depannya.

Kemudian Shella memajang liontin itu di lehernya, dan wajahnya menunduk melihat kalung berkilauan tersebut.

“Cocok sekali denganku Al..terimakasih..” ujar wanita itu sangat bahagia dengan pemberian Alfhonso.

“Yah, baguslah kalau kau suka” Alfhonso menjawab dengan suara datar dan wajahnya seolah biasa saja menanggapi kegembiraan wanita di depannya.

“Apa kau bercanda?..ini sangat indah…semua wanita pasti menyukainya" ucap Shella yang sangat fokus dengan liontin di genggamannya itu.

Setelah mereka menikmati makan di restauran hotel, mereka beranjak ke atas.

Sebuah kamar hotel Presidental suite room telah dipersiapkan untuk mereka berdua.

Di kamar hotel tersebut, Shella langsung merebahkan tubuhnya di ranjang ukuran besar dan mulai menggoda Alfhonso.

“Ayo sayang…kenapa masih berdiri disana..” ujarnya manja.

Alfhonso duduk di pinggir ranjang empuk mewah tersebut tanpa membuka satupun yang melekat di tubuhnya, bahkan mantel hitam panjang yang ia kenakan masih menutupi jas hitamnya.

Pria itu mendekati Shella yang sudah berada di tengah ranjang dengan posisi memiringkan tubuhnya, kemudian pria itu hanya mencium kening wanita itu.

“Shella, maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa menemanimu, banyak hal yang harus kukerjakan secepatnya"

Tiba-tiba wajah Shella berubah, alisnya mengerut.

“Lalu? Bagaimana dengan janjimu? Apa hari ini aku harus tidur seorang diri di kamar ini?" ucap wanita itu agak meninggi.

“Maafkan aku Shella…pagi ini aku sedang tidak berselera..” Alfhonso menaruh setumpuk uang di kasur mewah tersebut.

“Ambillah ini untuk keperluanmu, mungkin kau bisa tidur dengan pria lain dulu, seperti yang sering kau lakukan ketika aku tidak ada bukan?"

Alfhonso berdiri dari duduknya dan mengambil sebatang rokok dari saku mantelnya, dan mengambil zippo berlapis perak dari saku yang lainnya, kemudian ia mulai menyalakan api kecil di ujung rokoknya.

Sebuah asap tipis mengepul dari sela bibirnya, dan ia mengantongi kembali Zippo di tangannya.

“Jangan menghubungiku untuk saat ini, aku khawatir akan mengecewakanmu lagi”

Kemudian pria itu berlalu keluar kamar dan menutup pintunya.

Dari dalam kamar terdengar samar suara Shella agak berteriak..

“Alfhonso!!..setidaknya tidurlah denganku untuk yang terakhir!! AAALL !!”

Pria itu tidak menggubrisnya dan langsung melangkah menuju lift, loby dan keluar hotel tersebut.

Di dalam mobil mewahnya,

“Apa kita menuju mainson tuan?" tanya supir yang pakaiannya masih terlihat rapih.

“Tidak!, kita ke apartementku" ucap pria yang duduk bersandar di sofa belakang.

“Baik tuan" sang supir mengantar tuannya menuju apartement mewah di pusat kota.

Alfhonso mengetik sebuah pesan di layar HPnya.

‘Bon, pesankan aku pizza untuk makan siang, aku suka pizza yang di dekat alun-alun kota'

Tak butuh waktu lama pesan itu terbaca dan di balas…

‘Oke Bos!' jawaban pesan singkat tersebut.

Terpopuler

Comments

Anita

Anita

satu kata, Sadis.

2023-01-20

0

Anita

Anita

Untuk kalimat seorang.

Seorang pria yang tengah duduk di ranjang.

Atau,

Seseorang yang tengah duduk di ranjang.

2023-01-20

0

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

waawww...mafia, suka nih genre ini, mampir thor

2023-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB I - Alfhonso
2 BAB 2 - Lantai 21
3 BAB 3 - Saksi Pembunuhan
4 BAB 4 - Kurir Pizza
5 BAB 5 - Kau harus disini
6 BAB 6 - Adik Kecil
7 BAB 7 - Persiapan
8 BAB 8 - Penyamaran dimulai
9 BAB 9 - Kepura-puraan
10 BAB 10 - Selesainya pekerjaan pertama
11 BAB 11- Tangan Kanan
12 BAB 12 - Di Sebuah Transaksi
13 BAB 13 - Perusak Suasana
14 BAB 14 - Jangan Ganggu Milikku + Visual
15 BAB 15 - Ruang Pameran
16 BAB 16 - Malam di pinggir kota
17 BAB 17 - Di depan minimarket
18 BAB 18 - Misi kedua
19 BAB 19 - Selesai Misi kedua
20 BAB 20 - Carlos
21 BAB 21 - Ternyata kau disana
22 BAB 22 - Reondess
23 BAB 23 - Terpaksa
24 BAB 24 - Terganggu
25 BAB 25 - Berjanji
26 BAB 26 - Kelakuan Reondess
27 BAB 27 - Perkelahian
28 BAB 28 - Kecewa bercampur Lega
29 BAB 29 - Penembakan anggota
30 BAB 30 - BLACK LORD BROTHERHOOD (BLOOD)
31 BAB 31 - Perjalanan ke desa
32 BAB 32 - Rumah Bibi Jade
33 BAB 33 - Pengalaman Baru
34 BAB 34 - Melawan Bandit
35 BAB 35 - Kembali ke kehidupan kota
36 BAB 36 - Jasmine mengambil tindakan
37 BAB 37 - Pertolongan Ramonev
38 BAB 38 - Kepulangan Jasmine
39 BAB 38 - Makan bersama
40 BAB 40 - Mengalah
41 BAB 41 - Hadiah untuk Jasmine
42 BAB 42 - Di Toko
43 BAB 43 - Di Bungalau
44 BAB 44 - Mama
45 BAB 45 - Sebuah tragedi ditengah keceriaan
46 BAB 46 - Dia masih hidup
47 BAB 47 - Meminta si Penembak
48 BAB 48 - Peringatan
49 BAB 49 - Kebebasan untuk Lioz
50 BAB 50 - Kita akan sibuk...
51 BAB 51 - Dia Leopard
52 BAB 52 - Tawaran yang lebih tinggi
53 BAB 53 - Penat
54 BAB 54 - Masa lalu
55 BAB 55 - Keputusan
56 BAB 56 - Kembalikan Gadisku
57 BAB 57 - Dipertahankan atau dilupakan
58 BAB 58 - Apa yang terjadi disana?
59 BAB 59 - Pembalasan
60 BAB 60 - Awas kau
61 BAB 61 - Melamar
62 BAB 62 - Pernikahan
63 BAB 63 - Bibi dan sepupu
64 BAB 64 - Mereka tidak sopan
65 BAB 65 - Ada pencuri?
66 BAB 66 - Di Jebak
67 BAB 67 - Kemarahan Raizon
68 BAB 68 - Mabuk
69 BAB 69 - Hasrat Raizon
Episodes

Updated 69 Episodes

1
BAB I - Alfhonso
2
BAB 2 - Lantai 21
3
BAB 3 - Saksi Pembunuhan
4
BAB 4 - Kurir Pizza
5
BAB 5 - Kau harus disini
6
BAB 6 - Adik Kecil
7
BAB 7 - Persiapan
8
BAB 8 - Penyamaran dimulai
9
BAB 9 - Kepura-puraan
10
BAB 10 - Selesainya pekerjaan pertama
11
BAB 11- Tangan Kanan
12
BAB 12 - Di Sebuah Transaksi
13
BAB 13 - Perusak Suasana
14
BAB 14 - Jangan Ganggu Milikku + Visual
15
BAB 15 - Ruang Pameran
16
BAB 16 - Malam di pinggir kota
17
BAB 17 - Di depan minimarket
18
BAB 18 - Misi kedua
19
BAB 19 - Selesai Misi kedua
20
BAB 20 - Carlos
21
BAB 21 - Ternyata kau disana
22
BAB 22 - Reondess
23
BAB 23 - Terpaksa
24
BAB 24 - Terganggu
25
BAB 25 - Berjanji
26
BAB 26 - Kelakuan Reondess
27
BAB 27 - Perkelahian
28
BAB 28 - Kecewa bercampur Lega
29
BAB 29 - Penembakan anggota
30
BAB 30 - BLACK LORD BROTHERHOOD (BLOOD)
31
BAB 31 - Perjalanan ke desa
32
BAB 32 - Rumah Bibi Jade
33
BAB 33 - Pengalaman Baru
34
BAB 34 - Melawan Bandit
35
BAB 35 - Kembali ke kehidupan kota
36
BAB 36 - Jasmine mengambil tindakan
37
BAB 37 - Pertolongan Ramonev
38
BAB 38 - Kepulangan Jasmine
39
BAB 38 - Makan bersama
40
BAB 40 - Mengalah
41
BAB 41 - Hadiah untuk Jasmine
42
BAB 42 - Di Toko
43
BAB 43 - Di Bungalau
44
BAB 44 - Mama
45
BAB 45 - Sebuah tragedi ditengah keceriaan
46
BAB 46 - Dia masih hidup
47
BAB 47 - Meminta si Penembak
48
BAB 48 - Peringatan
49
BAB 49 - Kebebasan untuk Lioz
50
BAB 50 - Kita akan sibuk...
51
BAB 51 - Dia Leopard
52
BAB 52 - Tawaran yang lebih tinggi
53
BAB 53 - Penat
54
BAB 54 - Masa lalu
55
BAB 55 - Keputusan
56
BAB 56 - Kembalikan Gadisku
57
BAB 57 - Dipertahankan atau dilupakan
58
BAB 58 - Apa yang terjadi disana?
59
BAB 59 - Pembalasan
60
BAB 60 - Awas kau
61
BAB 61 - Melamar
62
BAB 62 - Pernikahan
63
BAB 63 - Bibi dan sepupu
64
BAB 64 - Mereka tidak sopan
65
BAB 65 - Ada pencuri?
66
BAB 66 - Di Jebak
67
BAB 67 - Kemarahan Raizon
68
BAB 68 - Mabuk
69
BAB 69 - Hasrat Raizon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!