Asap mulai mengepul dari sela bibirnya. Ia menyenderkan punggungnya ke senderan sofa, dan tatapannya melayang keatas.
Sepertinya bayangan gadis cantik di kamarnya itu mulai merayap di fikirannya.
‘Apakah gadis yang membuat hasratku bergelora itu harus kubunuh?' batinnya mulai goyah.
Setelah beberapa saat, pria itu menikmati kepulan asap rokok yang menghilangkan sedikit kegalauannya, tetapi kemudian…
"Aaaaa!!!"
Tiba-tiba suara jeritan dari arah kamar terdengar dan mengejutkan lamunan Alfhonso.
Pria itu spontan menoleh ke arah kamar, dan bangkit dengan cepat menuju pintu.
Ia mendapati si gadis telah sadar dari pingsannya.
Gadis itu telah bangkit dari berbaringnya dan duduk di ranjang milik Alfhonso dengan meraup menutupi kemeja seragamnya yang telah terbuka.
Pria itu menatap mata milik gadis itu, ternyata sangat indah, berwarna coklat berkilau.
Tetapi ia berusaha menyembunyikan kekagumannya.
“Kau sudah sadar?" tanya Alfhonso bersender di bibir pintu, kemudian melipat tangannya di dada.
“Apa yang kau lakukan padaku?!" tanya gadis cantik itu dengan nada cemas.
“Tenang saja, kau masih orisinil, aku belum menyentuh milikmu.." ujar Alfhonso santai di bibir pintu kamar sambil mengepulkan asap rokoknya seolah menutupi hasratnya yang tadi menggelora.
Gadis itu menunduk memandang kemejanya yang telah terbuka yang tengah ia tutupi dengan raupan tangannya.
Seolah mengatakan bahwa pria itu telah berbuat sesuatu padanya.
“Aku hanya menyentuh bagian atasmu..yaah..sedikit " ucap Alfhonso santai.
Tetapi kata-kata Alfhonso justru membuat mata indah gadis itu membulat dan alisnya mengerut.
“Hah? Apa yang telah kau lakukan?" tanyanya pada pria yang berdiri di bibir pintu.
“Tidak ada.., ngomong-ngomong kenapa kau bisa pingsan?!" tanya pria itu dengan kepulan asap tipis dari bibirnya.
“A-aku sangat ketakutan tuan..” ujar gadis itu polos.
“Yah, wajar saja kau ketakutan,..dan memang sudah seharusnya begitu" ucap Alfhonso dengan wajah mendongak dan kembali menyembur asap tipis lurus dari sela bibirnya.
“Siapa namamu?" tanya Alfhonso masih di bibir pintu.
“J-Jasmine…” ucap gadis itu sedikit menunduk.
“Jasmine.., mulai sekarang kau akan tinggal disini, karena kau adalah saksi atas pembunuhan yang ku lakukan"
“Tapi tuan!, aku tidak akan memberitahu siapapun tentang kejadian tadi. Tapi tolong jangan membunuhku dan biarkan aku pulang tuan..” ucap lirih gadis bernama Jasmine.
“Tidak!, kau harus tetap disini!, aku kan menjamin kehidupanmu disini, maksudku…kau harus menjadi tahananku" Alfhonso seolah salah ucap.
Alfhonso tanpa sengaja mengucapkan kalimat tersebut, ia hanya ingin gadis itu di tempatnya dan seakan ia tidak ingin gadis itu pergi.
"Tolong jangan bunuh aku tuan, aku tidak akan memberitahu siapa-siapa tentang kejadian tadi, aku bersumpah" pinta Jasmine.
"Yah, aku tidak akan membunuhmu jika kau patuh padaku, dan tak melawan" ucap Alfhonso
“Aku berjanji tuan akan menutup mulut, tapi tolong biarkan aku pulang tuan..kumohon..” wajah melas gadis itu diam-diam semakin memikat Alfhonso.
“Apa kau khawatir dengan orang tuamu?, aku akan memberimu sejumlah uang, dan kau berilah kepada mereka, tetapi kau harus tetap disini" ujar pria itu memaksa.
“Aku sudah tidak memiliki orang tua, aku hanya tinggal dengan adik laki-lakiku, kasihan adiku..dia pasti menungguku dirumah..” ujar Jasmine lirih.
“Itu urusanmu, kau tetap harus disini!" paksa Alfhonso.
“Tuan, kumohon biarkan aku pulang..” mata gadis itu mulai berkaca-kaca lagi.
“Kau disini dan tetap hidup, atau kau keluar dan kematian akan menghampirimu!" ancaman Alfhonso membuat Jasmine semakin takut dan diam sejenak.
“Baiklah tuan, tapi kumohon..izinkan aku melihat adikku sebentar saja, dan jika perlu aku akan kembali kesini sebagai tahananmu..”
“Kau adalah kakak yang perhatian rupanya..” ujar Alfhonso.
Melihat wajah melas dan mata indah Jasmine yang tengah menggenang air bening, Alfhonso mulai tersentuh.
“Hmm, baiklah..aku akan menyuruh orangku untuk mengantarmu menjemput adikmu, dan bawalah kesini, bawa juga semua pakaianmu..”
“Tapi tuan?, apa aku akan tinggal lama disini?" Jasmine menatap wajah pria tampan dan dingin itu.
Alfhonso melangkah mendekati Jasmine. Langkahnya yang berwibawa sekaligus menyeramkan membuat Jasmine lagi-lagi ketakutan.
“Tuan, tolong jangan sakiti aku..” gadis cantik itu sedikit mundur kebelakang.
“Jika aku ingin menyakitimu, bisa saja kulakukan dari tadi ketika kau pingsan" ucap Alfhonso yang kini mulai menaiki ranjang miliknya.
Kini Alfhonso berada di hadapan gadis yang ketakutan itu.
“Kenapa kau harus tinggal disini?, karena kau adalah saksi pembunuhan, dan karena aku juga memiliki pekerjaan untukmu..” Alfhonso menyentuh rambut Jasmine yang berwarna coklat gelap berkilau.
Gadis itu memejamkan lagi matanya karena ketakutan, dan menunduk seolah akan menerima sesuatu yang buruk lagi dari pria di hadapannya.
“Bukalah matamu" perintah Alfhonso perlahan.
“Tuan, aku sudah memiliki pekerjaan..aku-..”
“Ssstt,…jangan bantah perintahku, semua anak buah yang membantahku berakhir dengan tragis..aku memiliki pekerjaan untukmu!, dan kau harus bekerja untukku, kau mengerti?" Alfhonso menyentuh kembali bibir kenyal milik Jasmine, tapi ia menarik kembali jemarinya. kemudian pria itu bangkit beranjak dari ranjangnya.
Dengan keterpaksaan, Jasmine mau tidak mau mengikuti perintah Alfhonso.
Ia harus menerima apapun pekerjaan yang akan di berikan pria itu.
“Apa yang harus aku kejakan tuan..” tanya Jasmine masih sedikit terselimuti ketakutan.
“Kau akan menjadi mata-mataku..penyusup..” ucap Alfhonso yang melangkah keluar kamar, hilang dari pandangan gadis itu, kemudian kembali duduk di sofanya.
“Hah?" mulut Jasmine sedikit menganga mendengar kalimat Alfhonso.
Jasmine turun dari ranjang dan mengikuti pria itu keluar kamar sambil mengancingi kemejanya dengan buru-buru.
“Mata-mata?, maaf tuan, tapi apakah anda memintaku menjadi mata-mata yang menyusup dan menyamar ke tempat musuh tuan?" tanya Jasmine berdiri di pinggir sofa memandang kearah Alfhonso.
“Ya, betul..dan kali ini kau akan menyamar menjadi wanita penghibur" dengan santai Alfhonso mengatakannya pada Jasmine sambil mengepulkan asap tipis dari sela bibirnya.
Dada gadis itu solah sesak, jantungnya seakan ditusuk belati mendengar pekerjaan yang akan ia jalankan.
“Apa?!..aku tidak bisa melakukan itu!" suara Jasmine agak meninggi dan matanya yang indah membulat.
“Baiklah, berlututlah sekarang, dan bersiaplah dengan tembakanku di kepalamu" ancam Alfhonso seraya mengambil pistolnya yang ada di sebelahnya.
Jasmine di buat tak berdaya, ia diam dengan menahan segala ketakutan dan kekesalan dengan apa yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sudut bibir Alfhonso menaik, ia tersenyum seolah senang menikmati ketakutan gadis cantik itu.
“Tapi tuan, aku tak tahu caranya menjadi seorang wanita penghibur..” Jasmine sedikit menunduk seolah pasrah dengan keadaannya.
“Seseorang akan membantumu..” ujar Alfhonso.
“Tapi tuan, apa nantinya aku akan…aku belum pernah berhubungan dengan laki-laki manapun, dan apa aku harus melepaskan kesucianku begitu sa-…” ucapan Jasmine terputus seiring tangisnya yang mulai pecah lagi, membayangkan keburukan yang akan terjadi.
tangis lirih gadis itu sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.
“Tenang saja, aku akan menjamin kau tidak akan sampai menyerahkan milikmu" tegas Alfhonso.
"Apa benar tuan?apa bisa begitu?" tanya Jasmine dengan air mata masih meleleh.
"Hmm, kau hanya jalankan yang aku perintahkan, jika berjalan sesuai rencana maka kau akan aman" ujar Alfhonso.
Kemudian pria itu menelpon seseorang, dan beberapa saat kemudian…
Tok..tok..tok…
“Tuan, aku Boren" ucap seseorang di balik pintu.
Suara ketukan pintu membuyarkan percakapan mereka.
“Masuk!"
Pintu ruangan dibuka, seorang pria botak dengan badan besar dan lengan yang kokoh, berjas hitam menghadap sang tuan yang tengah duduk di sofa.
“Boren, kau antarlah Jasmine menjemput adiknya dan bawalah mereka kesini lagi” perintah Alfhonso.
“Baik tuan, mari nona..” ujar pengawal berbadan besar bernama Boren.
Akhirnya Jasmine menjemput sang adik untuk di bawa kembali ke apartement Alfhonso.
Alfhonso menghubungi seseorang di handphonenya, dan ia meminta seseorang tersebut datang ke apartemennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
🌸ReeN🌸
kasihan jasmine gak tau apa2 lgsng jadi mata2...berbahaya pula tu
2023-01-17
0