BAB 3 - Saksi Pembunuhan

Kembali ke posisi Alfhonso yang tengah duduk menikmati rokok dan sodanya.

Tok..tok..tok..

“Delivery Pizza !“

Tiba-tiba suara dari balik pintu membuyarkan lamunan Alfhonso, ia melangkah kearah pintu dan melihat dari celah lubang mata, ternyata memang seorang laki-laki pengantar pizza datang ke kamar apartemennya, karena ia yang meminta Bony agar kurir pizza mengantar langsung ke kamarnya.

“Ya, sebentar..” ucap Alfhonso dari dalam.

Pintu dibuka, dan Alfhonso mengambil pesanannya dari tangan kurir pizza, yang dari tadi di pesan dan baru diantar saat itu.

“Kenapa lama sekali pesananku..” ujar Alfhonso dengan suara yang kurang jelas karena rokok yang masih menempel di bibirnya.

“Maaf tuan, kami kekurangan kurir“ jawab pria pengantar pizza tersebut.

“Oke, terimakasih“ Ujar Alfhonso.

Pria itu berbalik badan hendak menutup pintu kamarnya, karena tagihannya sudah dibayar via online.

Tetapi tiba-tiba kurir pizza tersebut merangsek mendorong pintu kamar hingga tubuh Alfhonso sedikit goyah karena ikut terdorong, dan pizza ditangannya terjatuh.

“Hey!!" pekik Alfhonso.

Laki-laki pengantar pizza dengan cepat mendorong tubuh Alfhonso, dan ketika kurir itu hendak mengambil sebuah pistol di sakunya, tangan Alfhonso lebih cepat mencengkram tangan pria itu, dan dengan kekuatan seorang Bos mafia, Alfhonso berhasil merebut pistol dari sang kurir yang ternyata bukan kurir pizza.

Alfhonso dengan tindakan spontan meraih pistol dan kemudian menodongkannya ke kepala pria kurir tersebut.

Pria yang berpura-pura menjadi kurir mengangkat tangannya sambil berlutut di hadapan Alfhonso.

“Siapa yang mengirimmu?!” tanya Alfhonso dengan menodongkan pistol milik kurir samaran yang tengah ketakutan.

“A-..aku..tidak bisa mengatakannya padamu..”

DAR!!..

“Aaaakh!!!..” jerit pria yang tadi berlutut.

Tanpa ragu Alfhonso menembakan sebuah peluru ke kaki pria tadi. Si pria mengerang kesakitan.

“Siapa yang menyuruhmu!!" kali ini suara Alfhonso agak meninggi.

“Aaakh,..tu..tuan Roger Britz!" ujar pria itu sambil mengerang menahan sakit dan memegang kakinya yang telah mengalirkan darah di lantai.

“Hah, sudah kuduga, si brengsek itu mencoba mandahuluiku, tetapi ia mengirim anak buah yang bodoh!” ucap Alfhonso.

Akhirnya jari telunjuk Alfhonso menarik pelatuk pistol ditangannya kearah kepala pria tadi, dan…

DAR!.. DAR!!..

Dua buah peluru melubangi jidat pria yang berlutut tadi, dan darah mengalir dari lubang kepalanya, seketika itu juga si kurir tiruan roboh tewas ke lantai…

Tetapi di saat yang bersamaan…

“Pizza Delive-.."

Seorang pengantar pizza lain berada tepat di depan pintu kamar yang terbuka, dengan mulut yang menganga, dan mata yang membelalak, ia menyaksikan semua kejadian penembakan yang dilakukan Alfhonso.

Dengan spontan Alfhonso menoleh kearah kurir yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya, dan dengan pergerakan yang sangat cepat ia berlari kearah pintu.

Si kurir pizza yang ketakutan melempar pizza di tangannya dan berlari sekuat tenaga, tetapi Alfhonso dengan sigap mengejarnya hingga ke luar ruangan yang sepi, Alfhonso berhasil menangkap pengantar pizza tersebut,dan merobohkannya dengan mendorong tubuh mungil kurir pizza ke lantai.

Pengantar pizza jatuh bersamaan dengan Alfhonso, ia tertindih badan Alfhonso yang kekar dan kuat.

Pengantar pizza yang tubuhnya lebih kecil dari Alfhonso seolah sesak dengan tubuh Alfhonso diatasnya, ia mengerang dan berusaha berontak, tetapi dengan sigap Alfhonso mengambil kedua lengannya dan melipatnya kebelakang, dan menariknya memaksa si pengantar pizza untuk berdiri.

Beberapa menit sebelumnya,

Ketika pintu lift terbuka dan pengantar pizza telah sampai di lantai 21, ketika ia melangkah keluar dari pintu lift, matanya membulat dan mulutnya menganga karena heran.

Sebuah lantai yang luas yang hanya terdapat satu pintu di sana.

‘lantai apa ini?, kenapa aneh begini, dan disini sangat sepi, tidak ada pintu-pintu kamar,…lalu dimana aku harus mengantar pesanan ini. Ah…disana ada pintu yang terbuka, pasti disana tempat orang yang memesan pizza’ gumam si pengantar pizza di batinnya sambil melangkah mendekati pintu.

Dan, terjadilah yang sedang terjadi....

Kemudian Alfhonso membawa si pengantar pizza yang asli itu ke dalam ruang apartemennya.

Pria itu menutup pintu dan melangkahi mayat anak buah Roger Britz yang tergeletak tak bernyawa dengan darah yang tercecer di lantai.

Kurir pizza yang masih memakai seragam lengkap dengan topinya khas pengantar pizza, bersuara sangat ketakutan.

“Tu-..tuan, tolong jangan sakiti aku…” suara kurir itu membuat Alfhonso menoleh dan sedikit merendahkan wajahnya menatap wajah kurir tersebut yang menunduk ketakutan hingga tidak terlihat jelas.

“Kau seorang wanita?" alis Alfhonso hampir beradu mengerut.

Tetapi si kurir tidak menjawab saking takutnya berhadapan dengan seorang pembunuh, badannya mulai gemetar.

Alfhonso masih memegang kedua lengan kurir pizza. Ia menuju meja kerja sambil menyeret orang yang di genggamannya, pria itu mencari sesuatu di dalam laci dengan sebelah tangannya, mengacak-acak semua barang yang ada di dalam laci dan menghamburkannya keluar, sampai akhirnya ia menemukan sebuah solatip lakban hitam.

Pria itu mengigit ujung lakban tersebut dan ia gunakan untuk mengikat tangan kurir pizza ke belakang badannya, juga menutup mulutnya agar tidak teriak.

Alfhonso membawa orang tersebut yang ternyata seorang wanita ke kamarnya, ia mendorong kurir pizza tersebut ke lantai hingga badannya terbentur sudut ranjang, kemudian Alfhonso menutup dan mengunci pintunya dari luar.

Alfhonso menelpon anak buahnya untuk segera datang dan mengurus mayat yang ada di hadapannya.

Pria itu memerintahkan kepada anak buahnya agar mayat tersebut di letakkan di sebuah kardus besar dan di lapisi dengan bungkus kado, kemudian di kirim ke alamat Roger Britz.

Beberapa saat kemudian, beberapa anak buah Alfhonso datang dan membereskan semuanya.

“Tuan, apa anda butuh pengawalan disini?" tanya salah satu anak buah Alfhonso.

“Tidak perlu, jika mereka sudah mengirim satu tikus kecil ke tempatku dan dia tidak kembali, mereka pasti menunggu di tempatnya, menunggu singa mendatangi serigala" ujar Alfhonso sambil melangkah ke pintu luar balkon.

Lantai yang penuh darah di bersihkan oleh anak buah Alfhonso.

Pria itu hanya berdiri di balkon luar kamar apartemennya sambil menyalakan rokok dan mulai menghisapnya dengan mata memincing.

‘Kau mau bermain-main denganku Roger..akan kulayani..’ gumam pria itu di batinnya.

Tak berselang lama, para anak buah Alfhonso berpamitan dengan membawa tubuh mayat tersebut di sebuah kardus agak besar yang diletakkan di sebuah troli dan mereka mendorongnya keluar ruangan.

Alfhonso teringat akan kurir yang ia sekap di kamarnya.

‘Tidak akan ada saksi, kurir itu harus mati di tanganku' ujar batin Alfhonso sambil melangkah ke kamarnya.

Di kamar yang lumayan besar, Alfhonso mendapati kurir wanita tersebut sedang terisak menahan tangis dengan suara yang terbungkam lakban di mulutnya.

Ia masih duduk di lantai dengan posisi miring hampir lunglai dan tidak beranjak dari tempatnya semenjak Alfhonso melemparnya tadi.

Alfhonso mendekatinya dan berjongkok dengan tumit yang tak menyenyuh lantai.

Pria itu menundukan wajahnya agar bisa melihat wajah si kurir, tetapi lagi-lagi gadis di hadapannya menunduk sambil memejamkan matanya tak berani menatap wajah Alfhonso.

“Aku tak suka ada seseorang yang menyaksikan pembunuhan yang ku lakukan.., baiklah, bersiaplah menerima konsekwesinya karena matamu melihat kejadian tadi"

Terpopuler

Comments

Shopia Asmodeus

Shopia Asmodeus

Action kurang greget 😁 bisa di bikin sadis lagi gak.. 🤧🤧

2023-01-20

1

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

yah sikurir ada ditempat dsn waktu yg salah....alf jgn bunuh atuh, dia kan gak tau apa2

2023-01-17

0

yukisan

yukisan

mampir ka😉😉

2023-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB I - Alfhonso
2 BAB 2 - Lantai 21
3 BAB 3 - Saksi Pembunuhan
4 BAB 4 - Kurir Pizza
5 BAB 5 - Kau harus disini
6 BAB 6 - Adik Kecil
7 BAB 7 - Persiapan
8 BAB 8 - Penyamaran dimulai
9 BAB 9 - Kepura-puraan
10 BAB 10 - Selesainya pekerjaan pertama
11 BAB 11- Tangan Kanan
12 BAB 12 - Di Sebuah Transaksi
13 BAB 13 - Perusak Suasana
14 BAB 14 - Jangan Ganggu Milikku + Visual
15 BAB 15 - Ruang Pameran
16 BAB 16 - Malam di pinggir kota
17 BAB 17 - Di depan minimarket
18 BAB 18 - Misi kedua
19 BAB 19 - Selesai Misi kedua
20 BAB 20 - Carlos
21 BAB 21 - Ternyata kau disana
22 BAB 22 - Reondess
23 BAB 23 - Terpaksa
24 BAB 24 - Terganggu
25 BAB 25 - Berjanji
26 BAB 26 - Kelakuan Reondess
27 BAB 27 - Perkelahian
28 BAB 28 - Kecewa bercampur Lega
29 BAB 29 - Penembakan anggota
30 BAB 30 - BLACK LORD BROTHERHOOD (BLOOD)
31 BAB 31 - Perjalanan ke desa
32 BAB 32 - Rumah Bibi Jade
33 BAB 33 - Pengalaman Baru
34 BAB 34 - Melawan Bandit
35 BAB 35 - Kembali ke kehidupan kota
36 BAB 36 - Jasmine mengambil tindakan
37 BAB 37 - Pertolongan Ramonev
38 BAB 38 - Kepulangan Jasmine
39 BAB 38 - Makan bersama
40 BAB 40 - Mengalah
41 BAB 41 - Hadiah untuk Jasmine
42 BAB 42 - Di Toko
43 BAB 43 - Di Bungalau
44 BAB 44 - Mama
45 BAB 45 - Sebuah tragedi ditengah keceriaan
46 BAB 46 - Dia masih hidup
47 BAB 47 - Meminta si Penembak
48 BAB 48 - Peringatan
49 BAB 49 - Kebebasan untuk Lioz
50 BAB 50 - Kita akan sibuk...
51 BAB 51 - Dia Leopard
52 BAB 52 - Tawaran yang lebih tinggi
53 BAB 53 - Penat
54 BAB 54 - Masa lalu
55 BAB 55 - Keputusan
56 BAB 56 - Kembalikan Gadisku
57 BAB 57 - Dipertahankan atau dilupakan
58 BAB 58 - Apa yang terjadi disana?
59 BAB 59 - Pembalasan
60 BAB 60 - Awas kau
61 BAB 61 - Melamar
62 BAB 62 - Pernikahan
63 BAB 63 - Bibi dan sepupu
64 BAB 64 - Mereka tidak sopan
65 BAB 65 - Ada pencuri?
66 BAB 66 - Di Jebak
67 BAB 67 - Kemarahan Raizon
68 BAB 68 - Mabuk
69 BAB 69 - Hasrat Raizon
Episodes

Updated 69 Episodes

1
BAB I - Alfhonso
2
BAB 2 - Lantai 21
3
BAB 3 - Saksi Pembunuhan
4
BAB 4 - Kurir Pizza
5
BAB 5 - Kau harus disini
6
BAB 6 - Adik Kecil
7
BAB 7 - Persiapan
8
BAB 8 - Penyamaran dimulai
9
BAB 9 - Kepura-puraan
10
BAB 10 - Selesainya pekerjaan pertama
11
BAB 11- Tangan Kanan
12
BAB 12 - Di Sebuah Transaksi
13
BAB 13 - Perusak Suasana
14
BAB 14 - Jangan Ganggu Milikku + Visual
15
BAB 15 - Ruang Pameran
16
BAB 16 - Malam di pinggir kota
17
BAB 17 - Di depan minimarket
18
BAB 18 - Misi kedua
19
BAB 19 - Selesai Misi kedua
20
BAB 20 - Carlos
21
BAB 21 - Ternyata kau disana
22
BAB 22 - Reondess
23
BAB 23 - Terpaksa
24
BAB 24 - Terganggu
25
BAB 25 - Berjanji
26
BAB 26 - Kelakuan Reondess
27
BAB 27 - Perkelahian
28
BAB 28 - Kecewa bercampur Lega
29
BAB 29 - Penembakan anggota
30
BAB 30 - BLACK LORD BROTHERHOOD (BLOOD)
31
BAB 31 - Perjalanan ke desa
32
BAB 32 - Rumah Bibi Jade
33
BAB 33 - Pengalaman Baru
34
BAB 34 - Melawan Bandit
35
BAB 35 - Kembali ke kehidupan kota
36
BAB 36 - Jasmine mengambil tindakan
37
BAB 37 - Pertolongan Ramonev
38
BAB 38 - Kepulangan Jasmine
39
BAB 38 - Makan bersama
40
BAB 40 - Mengalah
41
BAB 41 - Hadiah untuk Jasmine
42
BAB 42 - Di Toko
43
BAB 43 - Di Bungalau
44
BAB 44 - Mama
45
BAB 45 - Sebuah tragedi ditengah keceriaan
46
BAB 46 - Dia masih hidup
47
BAB 47 - Meminta si Penembak
48
BAB 48 - Peringatan
49
BAB 49 - Kebebasan untuk Lioz
50
BAB 50 - Kita akan sibuk...
51
BAB 51 - Dia Leopard
52
BAB 52 - Tawaran yang lebih tinggi
53
BAB 53 - Penat
54
BAB 54 - Masa lalu
55
BAB 55 - Keputusan
56
BAB 56 - Kembalikan Gadisku
57
BAB 57 - Dipertahankan atau dilupakan
58
BAB 58 - Apa yang terjadi disana?
59
BAB 59 - Pembalasan
60
BAB 60 - Awas kau
61
BAB 61 - Melamar
62
BAB 62 - Pernikahan
63
BAB 63 - Bibi dan sepupu
64
BAB 64 - Mereka tidak sopan
65
BAB 65 - Ada pencuri?
66
BAB 66 - Di Jebak
67
BAB 67 - Kemarahan Raizon
68
BAB 68 - Mabuk
69
BAB 69 - Hasrat Raizon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!