Aku Bukan Pelacur
Seorang gadis cantik memakai gaun selutut, merasa ragu ketika hendak masuk ke dalam sebuah klub malam. Sebuah tempat yang belum pernah ia injak sama sekali. Namun, kali ini ia terpaksa masuk ke sana karena mendengar informasi jika sang kekasih sedang bermesraan dengan gadis cantik dan sexy di tempat tersebut.
Ia tidak percaya dan ingin membuktikan kalau itu hanyalah bualan semata dan kekasihnya tidaklah seburuk itu. Yang ia tahu suaminya adalah seorang karyawan kantor yang sangat bertanggung jawab dan pekerja keras.
Ketika langkah kakinya sudah memasuki tempat gemerlap tersebut, gadis itu terdiam sesaat di ambang pintu. Menatap lampu kedip yang menambah suasana di sana kian meriah, tetapi menyilaukan pandangan. Beradu dengan dentuman musik yang seperti akan memecahkan gendang telinganya.
Ia sungguh tidak betah, tetapi harus terus mencari sang kekasih.
"Ya Tuhan, apakah benar Jefri ada di sini?" Bibir gadis itu bergumam lirih sembari mengedarkan pandangan memindai setiap sudut ruangan itu.
Merasa menyerah karena tidak menemukan keberadaan sang kekasih, gadis itu pun memilih untuk berbalik dan berniat pulang. Ia tidak ingin berlama-lama di sana. Akan tetapi, sebelum sampai di ambang pintu, samar-samar ia melihat seorang lelaki yang sangat mirip kekasihnya. Walaupun hanya dari punggung, tetapi ia yakin kalau dirinya tidaklah salah mengenali.
"Itu seperti Jefri."
Gadis itu mengurungkan niatnya untuk pulang dan lebih memilih menyusul lelaki yang sedang berjalan sembari merangkul seorang wanita berpakaian minim. Kening gadis itu terlihat mengerut dalam untuk menajamkan penglihatannya.
"Ah iya. Tidak salah lagi, itu memang Jefri."
Langkah gadis itu begitu terburu hendak menyusul. Namun, ketika ia baru saja membuka mulut hendak memanggil, dirinya justru dibuat terkejut karena bertabrakan dengan seorang lelaki yang baru keluar dari sebuah kamar. Ia meringis saat bokongnya cukup keras mencium lantai.
Gadis itu mendongak dan melihat lelaki itu yang sedang menggeleng beberapa kali seolah sedang mengusir rasa pusing yang mendera.
Ah, ia baru menyadari kalau lelaki di depannya ini sedang mabuk.
"Ma-maafkan saya."
Lelaki itu mengerutkan kening dan tidak berbicara apa pun. Justru langsung menarik gadis tersebut masuk ke dalam sebuah kamar yang terletak di depan mereka tadi.
"Lepaskan aku! Aku mohon!"
Gadis itu berontak. Hatinya mendadak cemas dan gelisah. Apalagi saat melihat sorot mata lelaki itu yang menyeramkan untuknya.
Ia menangis memohon ampun. Namun, lelaki itu tidak peduli. Justru mengunci tubuh gadis itu dalam kungkungannya. Memberi ciuman dan kecupan yang membuat gadis tersebut merasa risih dan sangat membencinya.
Pada akhirnya malam yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Kehormatan yang telah dijaga sedemikian rupa, harus terkoyak dengan paksa oleh lelaki yang bahkan tidak dikenalnya.
Hidupnya serasa hancur saat itu juga. Ingin sekali ia mengakhiri semuanya. Akan tetapi, ketika kesadarannya kembali bahwa ada seorang lelaki paruh baya yang membutuhkan baktinya, gadis itu pun memilih untuk bertahan agar tidak sampai membunuh dirinya sendiri. Akhirnya, hanya air mata yang mengalir sebagai tanda bahwa batinnya sakit dan mulutnya tidak mampu lagi berkata-kata.
Ingin sekali ia kabur dari sana, tetapi tenaganya seperti terkuras habis dan akhirnya ia tetap terbaring di atas ranjang bersama lelaki itu.
"Aku sudah kotor," gumamnya sebelum akhirnya memejamkan mata karena rasa lelah dan sakit yang begitu mendera. Sementara lelaki yang tadi memaksa bercinta, sudah tidur terlelap sejak setengah jam yang lalu seusai percintaan itu selesai.
Terlihat sangat tenang dan seolah tidak berdosa sama sekali.
***
"Aahh, Ya Tuhan. Tulangku rasanya mau patah." Zayn merentangkan tangan untuk melemaskan ototnya yang terasa begitu kaku. Tubuhnya serasa remuk seperti habis berolahraga berat.
Namun, ia mematung sesaat ketika menyadari tangannya menyentuh sesuatu dan sepertinya itu bukanlah sebuah guling karena rasanya begitu hangat. Zayn pun menoleh untuk melihat, tetapi ia langsung terduduk dan tersentak ketika melihat seorang wanita sedang tertidur lelap di sampingnya.
"Hei! Kamu siapa!" bentak Zayn. Membuka paksa selimut yang menutupi mereka.
Akan tetapi, Zayn langsung menutupnya lagi ketika melihat tidak ada sehelai benang pun yang tertempel di tubuh gadis itu. Jantung Zayn berdegup kencang saat bayangan adegan panas terputar dalam ingatan.
Mungkinkah semalam aku dan gadis ini ....
Uhuk uhuk
Zayn terkejut ketika mendengar suara batuk dari sebelahnya. Ia pun melekatkan pandangan ke arah Audrey—wanita yang tertidur itu.
"Tubuhku sakit semua," keluhnya.
"Sama. Aku juga sakit," timpal Zayn santai.
Audrey membuka mata paksa lalu mendelik tajam ke arah Zayn seraya menutup tubuh polosnya dengan selimut.
"Lelaki brengsek!" umpat Audrey. Menatap sengit ke arah Zayn.
"Apa semalam kita melakukan anu?" Zayn justru bertanya dengan bodohnya.
Gigi Audrey saling bergemerutuk. Merasa marah dan dongkol kepada lelaki di sampingnya. Ingin sekali ia merem*s lelaki ini atau bahkan mencincangnya dan menjadikan potongan dagingnya menjadi makanan anjing. Namun, sepertinya ia tidak akan berani melakukan itu dan yang bisa dilakukannya hanyalah mengumpat dalam hati.
Benar-benar lelaki brengsek!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
aniya_kim
calon suaminya ta ini ??
atau kekasih yg dimaksud suaminya ??
2023-05-16
0
Surtinah Tina
baru tak baca...
2023-04-30
0
Natalina Renes
baru mampir
2023-03-31
1