Tawanan Mr. Perfect
Kania Indira, gadis cantik yang sudah satu tahun lulus dari pendidikan menengah atas. Namun belum juga mendapatkan pekerjaan. Karena selama ini, Kania membantu ibunya berjualan kue keliling. Kania hanya hidup berdua bersama ibunya. Sedang ayahnya sudah satu tahun yang lalu meninggal dunia karena penyakit jantungnya. Hidup yang pas-pasan, ditambah membiayai pengobatan ayahnya dulu, membuat ibunya terpaksa meminjam uang kepada rentenir. Hingga saat ini, uang yang mereka pinjam menjadi semakin besar.
Beruntungnya, sahabat sekaligus tetangga dekatnya, Dini, menawarkan pekerjaan sebagai cleaning service di tempat Dini bekerja. Kebetulan di perusahaan tersebut sedang membutuhkan tenaga cleaning service untuk satu orang. Jadi Dini merekomendasikan Kania kepada atasannya. Dan ternyata, atasannya menerima Kania setelah melihat CV yang dikirim oleh Kania. Dini sendiri bekerja sebagai office girl di perusahaan itu.
"Gimana pekerjaan loe? Ada kendala gak?" tanya Dini pada Kania yang sudah masuk ke pantry untuk minum.
"Aman kok, Din! Pekerjaannya biasa aku lakukan juga. Kamu sendiri gimana?" balas Kania dengan santai.
"Tuh, masih nunggu air mendidih! Di sini airnya harus direbus dulu. Perintah dari pimpinan. Jadi ya gini!" jawab Dini enteng.
"Kamu selalu aja pakek kata loe gue!" ujar Kania protes kepada sahabatnya.
"Kita kan hidup di kota besar, Nia! Jadi sah-sah aja kalau kita ngikutin gaya bicara orang kota. Biar dikata gaul." jawab Dini santai sambil ngemil roti yang ia beli. Kania hanya mencebik dan menggelengkan kepalanya.
"Loe pasti belum sarapan, kan? Nih roti buat loe! Sengaja gue beli lebih tadi. Lumayan lah buat ganjel perut sementara." lanjut Dini menyodorkan roti kepada Kania. Kania pun menerima roti tersebut. Karena ia juga belum sempat sarapan.
"Makasih banyak ya, Din! Tau aja kalau aku belum sarapan. Oh ya, makasih juga, berkat kamu, aku bisa kerja di perusahaan sebesar ini sekarang." ucap Kania terharu sambil mengunyah rotinya.
"Santai aja kali, Nia! Gue seneng kok bantu loe, kan kita jadi bisa kerja bareng." balas Dini tersenyum.
"Kamu emang sahabatku yang terbaik!" ujar Kania terharu dan memeluk Dini dengan erat.
"Sahabat sih sahabat, Nia. Tapi gak gini juga! Gue kecekek gak bisa nafas." canda Dini menggoda sahabatnya. Dan pura-pura batuk.
"Maaf, maaf, maaf! Aku gak tau, Din! Maafin aku ya! Aku terlalu terharu." ucap Kania sedih dan merasa bersalah melihat sahabatnya kesakitan karena ulahnya.
"Hehehehe... Gue becanda kali. Udah habisin roti loe dulu. Nanti kalau pekerjaan loe udah selesai, kita makan di kantin." ujar Dini terkekeh melihat Kania sedih dengan wajah imutnya. Dini yang perempuan saja merasa gemas dengan wajah Kania, apalagi laki-laki. Klepek-klepek pasti.
Saat ini mereka tengah beristirahat bersama dua orang lainnya di ruangan pantry. Satu divisi, diisi petugas cleaning service dan satu office boy/girl. Kebetulan mereka ditugaskan divisi yang sama. Sambil menunggu para karyawan datang, Kania dan Dini mengisi perut mereka dengan roti yang Dini beli di jalan.
"Habis ini, loe ikut gue ya! Kita ke ruangan nganterin minuman buat para karyawan. Tugas loe udah selesai semua, kan?" ujar Dini yang sudah menghabiskan roti dan kopinya.
"Untuk sementara udah selesai sih! Paling nunggu perintah aja dari Bu Reni." jawab Kania.
"Ok. Gak lama, kok!" sahut Dini.
"O ya, biasanya mereka minum apa?" tanya Kania lagi.
"Beda-beda sih. Ada yang kopi hitam, teh, ada juga kopi racikan. Bergantung mood mereka. Gue cuma buatin aja." jawab Dini santai.
"Oh." balas Kania mengangguk.
Jam masuk kantor pun tiba. Para karyawan sudah memasuki kubikel masing-masing. Dini sibuk membuat minuman, sedang Kania hanya memperhatikan sembari menunggu perintah dari Bu Reni selanjutnya.
"Yuk!" ajak Dini pada Kania yang sedang duduk di meja pantry. Dini mendorong meja roda berisi minuman untuk karyawan. Kania hanya mengangguk.
"Selamat pagi!" sapa Dini yang senantiasa memberi salam setelah masuk ruangan kepada karyawan di ruangan tersebut. Lalu memberikan satu per satu minuman yang biasa diminum oleh setiap karyawannya.
Kania mengikuti dari belakang sambil membantu mendorong meja roda dan memperhatikan Dini. Sesekali Kania memperhatikan satu per satu meja karyawan yang sudah diberi minuman.
"Office girl baru ya, Din? Kenalin dong, Din!" ujar Rangga setelah menerima secangkir kopi dari Dini dan menatap Kania yang ada di belakang Dini.
Dini memutar bola malas menanggapi ucapan Rangga. Salah satu karyawan yang terkenal suka tebar pesona. Tampangnya memang pas-pasan. Tapi tingkat percaya dirinya tinggi. Apalagi melihat gadis cantik seperti Kania. Makin tebar pesona.
"Iya, Pak Rangga. Baru hari ini kerjanya." ucap Dini malas mengiyakan saja dan segera beralih ke meja sampingnya lagi.
"Hai, aku Rangga! Cowok paling tampan dan baik di ruangan ini! Nama kamu siapa? Cantik banget sih! Mau jadi pacar aku gak?" ujar Rangga mengulurkan tangannya kepada Kania. Kania yang melihatnya hanya menatap bingung.
"Si Winda mau dikemanain, Pak? Udah deh, Pak! Setia sama satu perempuan. Yang ini udah punya pacar. Jangan diganggu!" ucap Dini menimpali perkataan Rangga dengan sewot. Winda adalah gadis yang bekerja sebagai pelayan di kafe seberang perusahaan, yang dipacari Rangga selama satu bulan ini.
"Baru pacar juga, Din! Belum suami. Yang udah menikah aja bisa selingkuh. Apalagi baru pacaran!" balas Rangga kekeh yang ingin berkenalan dengan Kania.
"Wajah pas-pasan gak usah nyeleneh selingkuh segala, Pak! Inget peraturan kantor, Pak! Udah ah, kasian yang lain udah pada nunggu! Permisi!" balas Dini dengan cepat dan langsung menarik tangan Kania.
Kania yang mendengar perdebatan mereka hanya menatap bingung. Sedangkan karyawan lain sudah biasa mendengar perdebatan Dini dan Rangga. Meski beberapa karyawan laki-laki lain yang masih single menatap kagum dan penasaran pada sosok Kania.
"Kan cuma kenalan aja, Din! Kamu mah gak asyik!" Rangga mencebik mendengar penuturan Dini yang mengingatkan peraturan kantor. Dini hanya mengabaikan ucapan Rangga dan terus menarik tangan Kania.
Di perusahaan ini ditetapkan peraturan tidak boleh ada hubungan antara karyawannya. Jika ada yang ketahuan menjalin hubungan, entah pacaran atau menikah, maka salah satunya harus siap meninggalkan kantor ini saat itu juga. Tidak ada toleransi sama sekali. Itulah peraturan yang ditetapkan sang pemilik sekaligus pemimpin perusahaan.
Dan jika sampai dipecat dari kantor ini, apalagi dengan tidak terhormat, maka juga akan kehilangan kesempatan bekerja di perusahaan lainnya.
Kania dan Dini pun keluar dari ruangan menuju pantry mereka, sambil berbincang mengenai peraturan kantor yang belum diketahui Kania.
"Emang ada peraturan apa yang belum aku tau, Din?" tanya Kania penasaran.
"Oh iya, sampai lupa gue! Itu, peraturan gak boleh ada yang pacaran atau menikah sesama karyawan. Meskipun itu pekerja seperti kita. Makanya loe harus hati-hati sama karyawan cowok yang deketin loe di sini. Jangan pernah mau digombalin mereka. Bisa-bisa kerjaan loe yang harus jadi taruhannya." jelas Dini lugas.
"Bagus dong, Din! Kan jadi mereka fokus kerja, bukan pacaran." ucap Kania menanggapi dengan santai.
"Iya, bagus. Karena loe gak pernah pacaran sih! Loe kan tau, Nia! Kalau ada cowok yang gue suka di kantor ini! Ya, meski itu mustahil sih, buat gue dapetin!" balas Dini sambil mengingat lelaki yang ia sukai.
"Kan udah ada Bang Zenal, Din! Dia cinta berat lho sama kamu!" goda Kania.
"Idih, ogah gue! Mit amit gue ama dia. Jauh-jauh deh! Mending gue jomblo seumur hidup." balas Dini bergidik membayangkan Bang Zenal.
Kania terkekeh mendengar ucapan sahabatnya.
"Jangan terlalu benci! Awas lho entar kamu malah cinta sama dia!" Kania menimpali terus menggoda sahabatnya.
"Jangan sampai ya, Nia! Iiihhh! Udah ah, gak usah bahas tuh makhluk jadi-jadian! Merinding gue! Mending kita ke kantin, jadi laper perut gue!" ucap Dini mengedikkan bahunya merinding. Kania terbahak mendengar ucapan sahabatnya.
Saat mereka hendak menuju lift menuju kantin di lantai bawah, tetiba Bu Reni memanggil Kania dan Dini. Mereka yang mendengarnya langsung menghampiri sang atasan.
*
*
HAI HAI HAI
INI KARYA NOVEL AKU YANG KEDUA DI NOVELTOON.
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITANYA
MOHON DUKUNGANNYA GUYS
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA.
SELAMAT MEMBACA
TERIMAKASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
my love
mampir dulu achh...kali aja ada tempe mendoan Ama cabe rawit beeuuu👍🏻👍🏻
2023-06-03
0
Zyvaraku
Terima kasih, semoga suka sama ceritanya
2023-03-27
0
umi Nadira
aku mampir thorr.... baru bab satu.....
2023-03-27
0