Wanita Kesayangan CEO Dingin
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Seorang gadis berparas cantik memiliki pipi tembem terus memasang wajah cemberut nya di depan kedua sang kakak yang menatap biasa seperti tidak terjadi apapun.
"Satu saja janji tidak lebih, please," mohon Ara mengatupkan kedua tangan penuh harap.
"Tidak, ayo pulang," ajak Yanto kakak pertama Ara, ia membalas tatapan Ara dengan tatapan tajam tanpa rasa kasihan dengan permohonan sang adik terus mengemis.
"Kak Yudha ple-"
"Kakak juga tidak mengizinkan mu, sekarang kita pulang," potong Yudha cepat kakak kedua Ara.
"Kak, Ar-"
"Gak usah ngelawan Ara, kita pulang sekarang," tegas Yanto kali ini ia langsung menarik lengan Ara pelan, membawa pergi meninggalkan supermarket.
Dia tidak ingin terus berlama akan membuat adik kecil nya merengek seperti anak kecil.
Selama perjalanan balik ke rumah, Ara terus memasang wajah cemberut sebal terhadap kedua kakaknya.
Ara di rawat kedua Kakaknya sejak ia berusia 7 tahun, dan kedua Kakaknya saat itu baru lulus SMA.
Masa lalu yang buruk membuat kedua kakak beradik pria tersebut membawa Ara pergi, mereka tidak ingin sang adik terus di salahkan sang Papa penyebab dari kematian sang Mama yang melahirkan nya.
Melihat Ara tiap hari di siksa kedua pria tersebut memutuskan cukup sudah penderitaan Ara. Mereka tidak ingin melihat sang adik seperti ini hingga dewasa.
Dengan kerja keras kedua pria bersama satu sahabat nya mereka berhasil membangun sebuah perusahaan yang kini menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia.
Kepintaran yang mereka miliki membuat mereka tidak lama berada di titik terendah, dalam 1 tahun setengah mereka sudah bisa menikmati semua hasil dari kerja keras mereka.
Tapi semua yang kini mereka miliki tidak membuat mereka puas, tidak membuat mereka bahagia. Kepuasan dan kebahagiaan mereka akan ada jika melihat sang adik tercinta bahagia, tersenyum lebar.
Kedua pria tersebut ada dan kuat hingga sekarang semua karena adik tercintanya Ara, tanpa Ara tidak ada semangat untuk mereka berada sampai di titik ini.
Tiba di depan mansion mereka segera turun dari mobil dan masuk kedalam. Wajah Ara masih cemberut sebal karena kedua kakaknya begitu keras melarang nya untuk tidak memakan Coklat.
Padahal coklat adalah makanan favoritnya nya.
Kedua pria melihat itu membiarkan saja nanti juga wanita itu akan kembali seperti biasa.
"Kak Johan," Ara berlari dengan suara manja memeluk seorang pria yang sudah di anggap seperti kakaknya sendiri.
"Ara kenapa kok datang-datang sedih? katakan pada Kakak siapa yang berani buat Ara seperti ini? biar Kakak beri pelajaran," ucap Johan mencoba menghibur gadis manja yang sudah ia anggap adik nya sendiri, sebab ia tidak memiliki adik perempuan.
Johan bisa tau apa yang terjadi pada gadis manja tersebut, melihat wajah santai kedua pria yang pulang bersama Ara tidak menunjukkan sesuatu aneh, ia dapat menebak pasti ada permintaan Ara yang tidak di izinkan kedua pria itu. Dan tentu larangan tersebut bukan semata sengaja melainkan untuk kebaikan Ara sendiri pasti nya.
"Kak Yanto dan Kak Yudha tidak mengizinkan ku makan coklat padahal aku ingin coklat, kak," aduh Ara dengan wajah cemberut.
Johan mengangguk, kini ia mengerti wajah cemberut sejak kedatangan gadis manja ini karena perihal tidak mendapatkan coklat.
"Ara sayang, Dokter sudah pernah bilang bukan, untuk beberapa hari kedepan Ara jangan makan Coklat kalau tidak gigi Ara akan kembali sakit, emangnya Ara mau gigi nya jadi ompong?" Johan menatap Ara, gadis itu dengan cepat menggeleng kepala.
"Tidak, aku tidak mau ompong nanti seperti nenek-nenek," ucap Ara dan mereka melihat itu menjadi gemas dengan ekspresi wajah Ara yang tidak ingin terlihat seperti nenek-nenek.
"Sudah ini sudah malam, Ara masuk kamar bersih-bersih lalu tidur," ucap Yanto lembut mengusap kepala sang adik.
"Iya, aku tidur sekarang, selamat malam Kak," senyum Ara, sebelum pergi ia mendaratkan satu kecupan sayang di pipi ketiga pria tersebut.
Cup.
Cup.
Cup.
Ara berlari pergi meninggalkan mereka.
"Jangan lari Ara nanti jatuh," tegur Yanto khawatir melihat sang adik berlari, menggeleng kepala.
Namun wanita yang di beri teguran tidak mendengarkan malah terus berlari hingga tiba di kamar.
"Ara sudah besar sekarang, aku tidak menyangka bocah kecil yang kita rawat kini sudah besar dan besok akan memasuki bangku perkuliahan."
"Lo udah daftarin universitas yang bagus untuk Ara?" sambung Johan lagi menatap kedua pria kakak Ara bergantian.
"Hmmm, besok Ara sudah mulai kampus. Aku harap dengan Ara mengenal dunia luar Ara bisa bahagia," ucap Yanto masih cemas meski ini keputusan bersama.
"Aku juga berharap seperti itu, aku gak mau dengan keputusan ini malah membuat Ara mengingat masa lalu," seru Yudha juga cemas.
Selama ini Ara homeschooling sejak kejadian di bangku sekolah dasar Ara tidak ingin sekolah lagi. Dan kedua pria tersebut tidak bisa membujuk gadis itu hingga memutuskan homeschooling.
Bagi mereka kenyamanan Ara jauh lebih penting dari segala nya, jadi mereka tidak pernah memaksa sesuatu yang tidak membuat Ara nyaman.
"Kita sama-sama lihat perkembangan Ara bagaimana nanti," bijak Johan.
"Hmmm, lo di sini ngapain?" tanya Yudha, Yanto lebih memilih duduk mengecek ponsel.
"Kenapa gak boleh? biasanya juga gue di sini."
"Terserah, gue ke kamar duluan mau istirahat," pamit Yudha berlalu pergi meninggalkan mereka.
...----------------...
"Morning baby," sapa ketiga pria tampan melihat kedatangan Ara di meja makan sudah rapi dengan baju putih berkerak dan rok hitam panjang di bawah tumit kakinya.
"Morning too kak," senyum Ara menatap ketiga pria tampan bergantian yang tak kalah rapi dari nya.
"Ayo duduk," Yanto menepuk kursi samping nya, mempersilakan sang adik kesayangannya duduk.
Mempersiapkan roti bakar tabur coklat ke piring Ara, dan gadis cantik itu langsung melahap begitu cepat.
"Pelan-pelan Ara, jangan seperti itu nanti keselak," tegur Yudha menggeleng kepala melihat Ara.
Ara tak menghiraukan nya sama sekali, ia terus mengunyah roti bakar tabur coklat dengan nikmat dan tentu cepat.
"Ara sudah siap ke kampus hari ini?" tanya Johan melihat Ara seketika menghentikan makannya menatap mendengar pertanyaan nya itu.
"Entahlah Kak, Aku tidak tau," wajah Ara seketika murung, tertunduk.
"Sudah kalau Ara tidak nyaman tidak usah kuliah. Ara bisa kuliah online," ucap Yanto tidak ingin membuat adik kecilnya tidak nyaman.
"Tidak Kak, aku tetap ingin kuliah. Aku ingin merasakan seperti apa berada di lingkungan luar, aku bosan homeschooling," ungkap Ara jujur, meski ia sedikit takut berada di lingkungan luar.
"Ya sudah kalau Ara mau nya seperti itu Kakak tidak akan memaksa, tapi jika Ara tidak nyaman langsung katakan pada Kakak jangan memaksa diri, oke."
"Baik kak."
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Wirda Lubis
kakak hebat sayang sama adek nya
2023-10-27
0
Herni Bny
kagum dengan kasih sayang sang kk terhadap adik nya
2023-10-19
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 Puput☘︎🦄✰⃝⚜️🥀
kehidupan yang indah membuat ku iri hati
2023-01-25
0