🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Ara duduk di bangku depan, entah kenapa hari ia ingin menjadi mahasiswa teladan, biasanya ia akan duduk di tengah, tapi tidak untuk hari ini.
Angin apa yang membawa Ara duduk di depan, entahlah semua kembali pada otak yang memberi ia memilih keputusan manis ini.
Nila melihat sahabatnya itu mengerutkan kening.
"Ara ayo, kenapa malah duduk di sini?"
"Tidak Nila, aku ingin duduk di sini hari ini sepertinya akan lebih asyik mari kita coba. Aku tidak pernah merasakan seperti apa duduk di depan langsung berhadapan dengan dosen, pasti sangat gugup, bukan?" ucap Ara dengan suara semangat senyuman tak lepas dari wajah, begitu antusias.
"Ara jangan becanda, bagaimana kalau kau salah bicara? Dosen pasti akan menghukum mu, kau mau itu?" Nila menatap Ara dengan suara menakut-nakuti agar wanita tersebut tidak berbuat sesuka hatinya.
Mendengar itu saja Ara sudah bergidik ngeri membayangkan hukuman yang dosen berikan padanya.
Tanpa berlama-lama lagi ia langsung bangun berpindah pada kursi yang biasa ia duduki bersama Nila.
"Apa Dosen selalu seperti itu memberi hukuman hanya karena salah bicara?" pertanyaan polos Ara keluar begitu saja mendengar ancaman ngasal Nila.
"Ya, bahkan dosen tidak akan segan memberi hukuman berat yang mungkin akan membuat mu pingsan lagi," Nila semakin menakut-nakuti Ara.
"Sudah jangan menakut-nakuti lagi, aku tidak akan duduk di depan, aku tidak ingin di hukum dosen," putus Ara yang was-was setelah mendengar ucapan Nila.
"Dasar bodoh begitu saja sudah takut," batin Nila tersenyum menatap Ara yang sudah kembali diam.
Beberapa menit kemudian, dosen masuk. Mereka mengikuti pelajaran dengan tenang.
Di sisi lain Nick duduk di kursi kebesaran nya. Ia tidak masuk kuliah mood nya berubah buruk hingga memutuskan ke kantor.
Sejak lulus SMA, Nick mulai merintis karir nya sendiri, berkat kecerdasan nya ia bisa berada sampai di titik sekarang.
Perusahaan nya berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Nick sudah berada di semester 7, sebentar lagi selesai, jadwal kuliah tidak begitu padat hingga ia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor di temani kekasih tercinta nya yang setiap hari selalu ada untuk nya siapa lagi kalau bukan dokumen tercinta nya.
"Jadwal saya hari ini apa saja?" tanya Nick dingin tanpa menoleh, pandangan nya tertuju pada berkas di bawa meja nya.
"Hari ini Tuan ada pertemuan bersama perusahaan Y. A Smith Group membicarakan kerja sama yang akan di lakukan bulan depan, setelah itu tidak ada," jawab pria tersebut sekretaris Nick bernama Aldi.
"Hmmm, siapkan semua berkas yang harus di bawa, jam berapa kita berangkat?"
"Jam 12 Pak, karena kita akan makan bersama dengan perusahaan Y. A Smith Group terlebih dahulu."
"Hmmm, kau bisa kembali."
"Baik Tuan," ucapnya berbalik meninggalkan ruang kerja Nick.
Nick terus fokus pada berkas-berkas nya, ia begitu detail memeriksa semua tanpa satu terlewat kan.
Dan tanpa terasa terus bergulat dengan tumpukan kertas, seseorang dari luar mengetuk pintu.
"Masuk," perintah Nick tanpa terganggu pandangan nya tak lepas dari berkasnya.
"Tuan sudah waktunya kita ke Cafe XXX," ucap Aldi memberitahu.
"Baiklah," sahut Nick, mulai merapikan mejanya.
Setelah semua terlihat rapi barulah ia keluar, di belakang nya ada Aldi membuntutinya.
"Apa sudah kau siapkan semua berkas yang di perlukan? saya tidak mau ada yang tertinggal," dengan wajah datar Nick menatap sekretarisnya.
"Aman Tuan, sudah saya periksa semua tidak ada yang tertinggal. Kita bisa berangkat sekarang," jawab Aldi.
"Hmmm," Nick membalas dengan berdeman.
...----------------...
"Ara, yuk ke rumah gue, lo udah janji ingat gak boleh ingkar," tekan Nila mengingat sahabatnya harus menepati.
Ara sebenarnya sangat mau berkunjung di rumah Nila, tapi ia takut bertemu pria yang pernah menghukum nya hingga pingsan.
Nila adalah adik dari pria itu pasti mereka tinggal serumah.
"Ara kenapa diam? ayo kita pergi sekarang," Nila menarik lembut lengan Ara untuk pergi.
"Nila bagaimana kalau lain kali saja? hari ini jangan dulu," ucap Ara mencoba membujuk Nila, ia masih takut tidak berani bertemu pria yang menghukum nya.
"Tidak Ara, tidak ada lain waktu lagi. Kita akan pergi sekarang," putus Nila menolak tetap kekeh mengajak Ara ke rumah nya hari ini.
Ara bingung harus berkata apa lagi memberi alasan pada Nila. Jujur ia tidak pernah berkata bohong selama ini jadi ia tidak bisa melakukan apapun selain pasrah menuruti.
Dengan langkah kaki yang berat, malas, takut semua campur aduk menjadi satu Ara berdoa dalam hati tidak bertemu dengan pria yang menghukum nya meski kecil doanya akan terkabul karena sangat mustahil semua terjadi.
Setiba di rumah Nila mengajak Ara masuk.
"Assalamu'alaikum Ma," salam Nila heboh dengan sekuat tenaga mengeluarkan semua suara agar terdengar oleh semua penghuni sini.
"Walaikumsalam," sahut seorang wanita berjalan mendekati mereka.
"Nila tidak perlu teriak seperti itu, telinga Mama sakit kau ini perempuan dan ini bukan pasar," tegur nya kesal dengan putri nya yang tidak pernah berubah.
"Sudah kebiasaan. Ma, kenalin ini teman Nila, namanya Ara," Nila menoleh Ara memperkenalkan nya pada Mama nya.
"Ara, tante," suara lembut Ara, ia meraih tangan wanita di depannya dan menyalim.
Wanita tersebut sedikit terkejut dengan sikap Ara, sangat jarang anak muda jaman sekarang menyalim tangan orang tua.
"Tante, Mama nya Nila. Nila ajak teman kamu ke kamar Mama mau lanjutin masak dulu," ucap Mama Nila tersenyum.
"Oke, Ma. Oh iya Kak Nick mana?" langkah Nila seketika berhenti menoleh Mamanya, karena sejak masuk ia tidak melihat batang hidung kulkas 100 pintu.
"Di kantor, ada pertemuan dengan klien," jawab nya, Nick sudah mengabari nya tadi tidak masuk kuliah.
"Tidak kuliah?" tanya Nila lagi.
"Tidak, cepat sana masuk Mama mau lanjut masak," usir nya ingin cepat kembali ke dapur.
"Huft," menghela nafas lega, Ara sangat senang tidak bertemu pria yang menghukum nya itu.
"Terimakasih ya Tuhan, sudah mengabulkan doa ku," gumam Ara dan suara nya itu terdengar samar di telinga Nila.
"Kau bicara apa Ara? gue gak dengar."
"Tidak ada, ayo ke kamar Nila. Aku sangat lelah hari ini ingin istirahat sejenak," ajak Ara tubuh nya memang sedikit lemas, pelajaran di kuliah menguras banyak tenaga nya dalam berpikir.
Ara membuang asal tas nya dan menjatuhkan diri di kasur menutup mata kedua tangan di rentang lurus.
Nila melihat kelakuan sahabatnya nya itu membiarkan saja, ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Semoga dia tidak kembali sampai aku pulang," doa Ara penuh harap kedua mata masih di pejamkan.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
belum pernah aku liat kulkas 100 pintu
2023-02-06
0
Pipit Sopiah
semoga Nick selesai dengan urusannya dan cepat pulang
2023-01-18
0
mudahlia
wkwkwk bisa bayangin kalau tiba tiba Nick datang hadihhhh
2023-01-18
0