🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Tanpa terasa pertemanan Ara dan Nila sudah 1 bulan, banyak hal yang ia ketahui tentang Ara.
Sifat Ara 1 berbanding 100 dengan nya tidak ada satu hal yang sama dengannya, tapi meski mengetahui itu ia tidak masalah malah kedekatan mereka semakin dekat.
Nila bahkan sudah mengenal kedua kakak Ara dan seorang pria yang sudah mengganggap Ara adiknya juga.
Kadang ia merasa iri dengan kasih sayang yang Ara dapatkan, ia tidak pernah mendapatkan itu, tapi bukan berarti ia membenci Ara.
"Kita ke kantin Yuk, sebelum kelas di mulai isi perut yuk," ajak Nila, tentu ajakan Nila tak akan di tolak Ara wanita itu sangat bersemangat jika berkaitan makanan.
"Yuk," semangat Ara mengikuti Nila.
Langkah kaki Ara seketika berhenti melihat pria yang satu bulan membuat nya pingsan karena hukuman yang di berikan. Sejak saat itu Ara tidak ingin bertemu Nick. Ia sangat takut sama pria tersebut akan kembali memberi nya hukuman.
Nila yang terus berjalan merasa tidak ada yang mengikuti nya lagi menoleh ke belakang, melihat Ara berdiam berdiri di tempat nya mengerut kening.
"Kenapa Ara? ayo kemari lah apa kau tidak ingin makan?" Nila menghampiri Ara, menarik tangan wanita tersebut kembali berjalan.
Ara tidak mampu berkata apapun, mulutnya mendadak membeku, ia terus tertunduk mengikuti Nila.
Saat tiba melewati meja kakak nya. Geri sahabat Kakaknya menyapa nya.
"Hai Nila."
"Hai Kak Geri," sapa balik nya.
"Mau makan?" tanya Geri basa-basi.
"Iya nih Kak mumpung kelas belum di mulai isi perut dulu," jawab Nilai.
"Ya sudah gabung saja di sini, dari pada cari tempat lagi. Lihat saja tidak ada tempat kosong lagi," arah Geri pada semua tempat.
"Benar sih, gak masalah nih kita duduk di sini? nanti ada yang marah lagi," sindir Nila dan Geri menyadari itu langsung ambil alih.
"Udah duduk aja gak ada yang marah kok," Geri menepuk bangku didekatnya.
Ara tidak bergeming, ia terus diam tertunduk. Nick menyadari wanita yang datang bersama adiknya tak mengeluarkan sepatah kata menatap sekilas.
"Aneh," satu kata terucap dalam hati nya melihat Ara.
Dia mengingat jelas terakhir bertemu wanita itu pertama kali ospek ia memberi kedua wanita tersebut hukuman atas pelanggaran yang mereka perbuat.
Tapi wanita itu malah pingsan setelah setengah jam menjalani hukuman. Saat di periksa dokter ia sedikit terkejut wanita itu rentan sakit akan makanan yang tidak sehat dan juga hukuman yang menguras tenaga.
Dan sejak saat itu ia tidak ingin ada masalah dengan wanita seperti Ara, menurut nya sangat ribet.
Dia ingin hidup damai dan tentram bukan penuh masalah.
"Ara kau duduk lah di sini aku akan memesan makanan," ucap Nila lalu pergi.
Ara belum sempat mengatakan apapun sahabat nya Itu sudah pergi lebih dulu. Ia bahkan merasa tidak bisa bernafas, perasaan nya terus tak tenang, jantung berdetak lebih cepat, bukan karena perasaan cinta melainkan takut akan mati yang amat besar pada kakak sahabatnya itu.
"Kembalilah Nila, aku takut," doa Ara penuh harap dalam hati.
Tanpa Ara sadari kedua bola mata seseorang terus memandang nya yang tidak tenang gelisah sejak tadi.
Pria tersebut bingung dengan apa yang terjadi pada sahabat adiknya kenapa wajahnya seperti orang ketakutan saja.
"Ara kau baik-baik saja?" tanya Nila tiba di meja makan menyodorkan semangkok bakso untuk nya.
"Iya aku baik-baik saja, Nila tidak perlu khawatir. Terima kasih," jawab Ara wajah takutnya seketika sirna dengan hadirnya semangkok bakso di depan membuat nya bahagia dengan lahap menyantap bakso tersebut.
Nick mencuri-curi pandang saat Ara makan, entah kenapa ia merasa lucu dengan cara makan Ara yang begitu mengemaskan.
Pandangan nya tak lepas, senyum di bibir seketika hadir begitu saja di wajah.
Ara begitu lahap tanpa ia sadar seseorang terus tersenyum menatapnya.
"Nila, apa boleh aku pesan lagi?" tanya Ara menoleh sahabat nya.
"Boleh silakan, asal bukan yang tidak bisa kau makan," jawab Nila sedikit tegas.
"Hmmm," Ara bangkit pergi memesan makanan.
Pandangan Nick entah kenapa terus menatap Ara, ia seolah ingin mengetahui apa yang di lakukan wanita itu.
Gerak-gerik Ara sejak tadi tidak luput dari pandangan Nick. Wajah Ara begitu semangat melihat ikan bakar.
"Sudah selesai?" tanya Nila melihat kedatangan Ara dengan nampan di tangan sedikit tinggi hingga tidak bisa di lihat nya.
"Iya, sudah," sahut Ara dengan wajah ceria tidak sabar memakan ikan bakar kesukaan nya.
Saat hendak memasukkan ikan bakar di mulut, tangan seseorang sudah menahan tangan nya, menarik piring ikan bakar tesebut.
"Siapa bilang bisa makan ikan bakar? Ingat Ara kau alergi ikan jangan coba menyentuh atau aku adukan pada kakak mu," ancam Nila kesal sahabat nya ini tidak pernah kapok, bahkan ini bukan pertama Ara ingin memakan sesuatu yang tidak bisa di makan, tapi sudah kesekian kali yang tidak bisa di hitung lagi.
"Ayolah Nila sekali saja, janji tidak banyak, nanggung bukan aku sudah memesan nya biarkan sedikit saja aku cicipi tidak akan masalah," bujuk Ara merayu Nila, tapi wanita itu keras dengan pendirian nya melarangnya.
"Nila pelit, kesal deh," cemberut Ara sebal Nila sudah seperti ketiga Kakaknya keras kepala, susah di bujuk.
"Bodoh, makan saja yang itu, tidak yang ini," Nila tidak peduli dengan kekesalan sahabatnya itu. Sedangkan ketiga pria melihat Nila sudah seperti emak-emak yang mengomel menjadi geli sendiri.
Nila yang keras, dan Ara yang manja, penurut sudah seperti anak dan Ibu.
Setelah makan Nila mengajak Ara pergi, kelas akan di mulai 5 menit lagi, saking menikmati sarapan ia lupa ada jadwal kuliah.
"Duluan ya Kak, makasih untuk tumpangan nya," ucap Nila.
"Sama-sama, lain kali mau gabung lagi juga gapapa."
"Terima kasih, tapi itu tidak perlu kami tidak ingin menganggu waktu kalian, bye."
Nick masih terdiam, wajah dan tingkah wanita itu masih melekat di benak nya, ia sendiri bingung ada apa dengan nya, kenapa wajah wanita itu terus menari-nari dibenak nya.
"Nick kau kenapa?" Geri menepuk pundak Nick dan pria tersebut seketika sadar.
"Hmmm," menaikan alis.
Pandangan pria seolah bertanya ada apa?
"Kau kenapa? apa kau memikirkan sahabat adikmu yang cantik itu? ku rasa sebaiknya lupakan saja Nick, gadis itu sepertinya takut padamu buktinya saja dia terus menundukkan kepala melihat mu," ucap Geri memanas-manasi Nick.
"Lalu apa urusannya dengan ku?" tanya Nick cuek.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
naksir bilang boss 🥴
2023-02-06
0
Endang Iswahyuni
seperti novel sebelah anak manja dan pangeran dingin
2023-02-01
0
nengkirana
ceritanya Miriippp ma kisah chaby n decklan di sebelah😁😁 maaf ya thor🙏
but so far its good...aku suka🤗😍😘
2023-01-17
1