🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
"Nick, dia adik lo masa gak ada lembut-lembut nya," tegur Geri bingung melihat sahabat nya tidak pernah bersikap lembut pada adiknya sendiri.
"Kita langsung mulai saja sepertinya semua sudah berkumpul," ucap Nick tanpa peduli perkataan sahabatnya itu.
Dia langsung pergi meninggalkan mereka naik ke atas panggung memulai PKKMB untuk mahasiswa/i baru.
"Selamat pagi semua, apa kabar hari ini?" tanya Nick basa basi sebenarnya ia pria yang malas berbasa-basi tapi tugas membuat nya tak bisa menghindar.
"Pagi juga Kak. Kita kabar nya baik," teriak semua para calon mahasiswa/i serentak.
Ara menepuk-nepuk kecil telinga nya, teriakan mereka benar-benar membuat telinga nya sakit, Nila melihat Ara berbeda dari para wanita yang ada di sini begitu semangat membalas pertanyaan Kakaknya Nick menggeleng kepala.
Dari semua wanita yang mengejar dan memuja ketampanan Kakaknya, kini ia baru sadar satu hal ada wanita yang sama sekali tidak tertarik pada kakaknya nya. Menarik, itulah yang di pikirkan Nila.
"Kenapa? apa kau tidak nyaman?" tanya Nila melihat Ara menggengam erat tangan nya.
"Sampai kapan semua ini berakhir? apa masih lama?" Ara berbalik tanya tidak menghiraukan pertanyaan Nila.
"Tidak juga 1 jam lagi selesai, apa kau tidak biasa berada di posisi seperti ini?"
"Iya, ini pengalaman pertama ku, apa aku bisa keluar lebih dulu dari sini?"
"Pertama? bukannya di setiap sekolah yang kau duduki akan melakukan acara seperti ini?" Nila menatap Ara dengan tatapan bingung tidak mengerti. Banyak pertanyaan di benak nya yang ingin di tanyakan mengenai kehidupan Ara menurut nya sangat aneh.
Ara menggeleng kepala.
"Aku homeschooling. Apa aku bisa keluar dari sini lebih dulu?" tanya nya lagi, ia merasa tak nyaman.
Nila diam sejenak, ia dapat melihat keseriusan wajah Ara, wanita itu seperti tidak biasa dan kini ia yakin ini pengalaman pertama bagi Ara berada di tempat seperti ini.
"Baiklah ayo kita pergi, aku juga malas berada di sini lama-lama," Nila menarik tangan Ara pergi.
Saat tiba di di depan pintu keluar, kedua sama-sama menari nafas lega.
"Bagaimana, apa lebih baik sekarang?" Nila menoleh menatap Ara mengangguk senang.
"Ya, lebih baik. Terima kasih," tulus Ara senyuman tak lepas dari wajahnya.
"Tidak perlu tidak terimakasih, aku juga memang mau keluar malas berada di dalam pengap," ujar Nila memang tidak suka ceramah kakaknya panjang lebar membosankan menurut nya.
"Ayo kita pergi dari sini sebelum kita ketahuan," ajak Nila agar mereka tidak di semprot Kakaknya jika tau mereka kabur saat acara belum selesai.
Tanpa mereka sadari pria yang berdiri di atas panggung memperhatikan kepergian dua makhluk yang pergi begitu tanpa sopan tersebut sudah seperti pencuri.
"Awas kalian sudah melanggar aturan kampus," ucap nya dalam hati memandang kepergian mereka.
...----------------...
Beberapa jam yang lalu semua mahasiswa/i kampus di ruangan aula telah di bubarkan.
Kedua sahabat Nick di buat bingung terus bertanya kenapa mereka di ajak mencari Nila bersama teman nya.
Semua area kampus sudah mereka cari, lagi satu tempat yang belum mereka cari dan kini mereka akan kesana sekarang.
"Nick untuk apa kita mencari Nila bersama teman nya?" tanya Geri langkah nya terus mengikuti arah Nick pergi.
"Memberi hukuman mereka telah kabur saat acara kampus belum selesai, meski Nila adik ku, aturan tetap aturan harus tetap di patuhi," ucap Nick, dan kini mereka telah tiba di kampus, benar dugaan nya kedua wanita tersebut berada di kantin sedang menikmati hidangan enak.
Nick mempercepat langkah nya, tiba di meja makan kedua wanita tersebut ia menarik mangkok bakso makan mereka.
"Kok bakso ku pindah?" cemberut Ara memonyongkan bibir, tanpa ia tau bakso nya bukan pindah sendiri tapi ada seseorang yang menarik.
Berbeda dengan Nila, wanita itu langsung mengangkat kepala ke atas menatap biang dari pindahnya bakso mereka.
"Gak usah reseh deh Kak, kita lagi makan. mending Kakak lanjut kerjain tugas kakak gak usah gangguin kita," ucap Nila kesal.
"Enak ya setelah kabur dari aula ke kantin makan enak. Sadar gak yang kalian lakukan ini melanggar aturan kampus. Jadi harus diberi hukum," tegas Nick menatap kedua wanita tersebut bergantian, Nila membalas tatapan sang kakak tanpa takut.
Kakaknya memang menyebalkan tidak pernah lembut padanya.
"Ikut Kakak ke ruang BEM sekarang," lanjut nya lagi berbalik pergi meninggalkan mereka.
Ara sejak tadi terus tertunduk tidak berani menatap pria tersebut. Ia sangat takut pertama kali bertemu pria itu sudah berkata kasar padanya, padahal orang terdekatnya tidak pernah seperti itu.
"Sudah jangan takut, aku bersama mu. Aku tidak akan membiarkan kulkas 100 pintu itu menyakiti mu," dengan suara tenang ia mencoba menyakinkan Ara dan syukur wanita itu langsung percaya.
Di ruang BEM.
"Kenapa pergi begitu saja? apa acara sudah selesai saat meninggalkan aula?" suara Nick kali ini terdengar lebih keras membuat Ara takut, menggenggam erat kedua tangan nya.
Mata Nick menangkap wanita di samping adiknya dari tadi diam menunduk.
"Kenapa dengan teman mu? kenapa terus tertunduk? apa dibawa ada orang?" tanya nya lagi pada sang adik.
"Ya, di bawa orang nya lebih baik dari pada di depan orang nya jahat," jawab asal Nila tidak peduli ucapan nya membuat sang Kakak kesal.
"Kau!" kesal Nick tidak melanjutkan ucapan nya lagi menatap kesal pada adiknya super cerewet paling heboh.
"Berdiri diri sampai jam 12, jangan berani duduk atau hukuman kalian di tambahkan," ancam Nick lalu pergi meninggalkan mereka.
"Nila, apa kita akan berdiri di sini sampai jam 12?" tanya Ara, kaki nya tidak akan kuat berdiri selama itu, ini masih jam 9. Berarti masih ada 3 jam.
1 jam saja ia tidak sanggup bagaimana ini 3 jam.
"Maaf Ara, tapi sebaiknya kita lakukan saja ancaman kakakku itu tidak main-main aku tau dia pasti akan memberi hukuman lebih dari ini jika kita melanggar," ucap Nila tidak memilih pilihan lain selain menuruti.
"Kamu bisa kan, Ara? kita cuman perlu 3 jam untuk berdiri setelah 3 jam kita akan bebas dari hukuman," sambung nya lagi tidak masalah dengan hukuman seperti ini bukan masalah besar.
Tapi berbeda dengan Ara, ini masalah besar ia tidak pernah menerima hukuman seperti ini. Kakaknya sangat menyayangi hingga tidak ada air mata jatuh menetes di wajahnya.
"Aku tidak bisa Nila, tapi bagaimana cara mengatakan sebenarnya padamu," ucap Ara dalam hati bingung. Ia tidak mau mengecewakan Nila hingga mau tidak mau menuruti saja hukuman tersebut.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Wirda Lubis
si Ara lemah terlalu lemah
2023-10-27
0
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
Jagan galak Bambang nanti bucin gue ketawain
2023-02-06
0
Lyeend
Jahatnya abang si Nila
2023-01-18
0