Gairah CEO Anak Mami

Gairah CEO Anak Mami

Memilih

Di perusahaan Arjuna Group. Sang ibunda tercinta sedang membujuk anaknya, yang sudah berusia 25 tahun untuk menikah.

"Lihatlah ini Julio, ini wanita-wanita yang ibu pilihkan untukmu. Kau tinggal memilih salah satunya, untuk dijadikan istri!" Seru Lila menunjukan beberapa foto wanita kepada Julio Arjuna Lesmana, CEO di perusahaan Arjuna Group.

"Mami. Mami. Untuk apa, Mami susah-susah mencari wanita untuk aku nikahi. 'Kan sudah ada Mami di rumah." Jawab Julio, pada ibunya.

"Astaga sayang, kau itu harus menikah!" Kesal Lila pada anak semata wayangnya yang sangat susah untuk mendekati wanita.

Bagi Julio, Maminya adalah segalanya dan itu sudah cukup untuknya, tidak perlu ada wanita lain.

"Julio, Mami tidak mungkin selalu ada untukmu. Makannya kau harus menikah," ucap Lila. "Jika kau tidak mau menikah, Mami tidak akan bicara denganmu." Lanjutnya dengan mode merajuk.

"Mami, jangan seperti itu." Julio beranjak dari kursinya menuju ke arah ibu yang sangat ia cintai. "Ok. Aku akan memilih satu! Satu saja untuk menjadi istriku."

Lila menatap Julio tajam, "memangnya kau mau menikah dengan berapa wanita. Dengar ya, Mami tidak setuju dengan yang namanya poligami. Ingat itu!" Seru Lila yang tidak bisa menahan rasa kesalnya.

"Apa itu poligami?" Tanya Julio serius.

"Astaga!!" Lila menepuk jidatnya sendiri mendengar pertanyaan anaknya yang tidak tahu apa-apa. "Kau ini tidak pantas menjadi CEO, seharus kau menjadi penjual cilok di pinggir jalan."

"Mami ini ada-ada saja! Masa anak sendiri mau di suruh jualan cilok, nggak mau ah!!" Seru Julio yang menganggap Maminya serius.

Lila menggertakan giginya geram. Anaknya selalu punya jawaban atas semua ucapannya.

Julio mengsejejerkan foto-foto yang di berikan maminya, di meja. Menatap satu-persatu untuk memilihnya, seperti permintaan mami tercinta.

"Bagaimana, Julio? Apa kau sudah memilih salah satu dari mereka?" Tanya Lila seraya beranjak dari kursinya.

"Hmm," Julio berpikir sejenak dengan mengetuk-ngetuk dahinya.

Tok tok tok tok

Klek

"Slamat siang Tuan. Siang Nyonya," sapa sekertaris wanita Julio.

"Dapat!!" Seru Julio.

Lila tersentak dengan seruan Julio begitupun dengan wanita yang baru masuk ruangan itu, sampai terperanjat.

"Yang mana?" Tanya Lila dengan melihat foto mana yang akan di tunjuk oleh Julio.

"Itu!" Jawab Julio.

"Mana? Tunjuk yang bener. Supaya Mami bisa menghubunginya segera." Ujar Lila mengalihkan pandangannya.

"Itu! Yang berdiri itu." Ucap Julio.

"Haa!!" Seru Lila dan Bella, sang sekertaris.

Bella melihat ke sisi lain ruangan.

'Tidak ada orang lain, di sini!' Seru batin Bella.

"A-ada apa?" Tanya Bella dengan perasaan yang tidak menentu.

"Dia!" Seru Lila membuka lebar mulutnya karena kejutan yang dilontarkan Julio.

"Iya!" Seru Julio yakin.

Bella terdiam tanpa bisa berkata-kata. Dia berpikir dirinya seperti seorang penjahat yang tertangkap basah.

"Aahhh" pekik Lila dan segera beranjak dan mendekap Bella dengan sangat kuat.

Bella terperanjat kaget saat tubuhnya di bekap oleh Lila, hingga dirinya sulit bernafas.

"Emp... Emp..."

"Owh, maaf!" Lila melepas pelukannya saat merasa Bella seperti tersiksa olehnya.

Bella hanya tersenyum kikuk, menjawab seruan Lila padanya.

"Bella, sini!" Ajak Lila, pada Bella untuk duduk di sofa bersamanya.

"S-saya me-mengantarkan ini, untuk Tuan tanda tangani!" Ucap Bella sambil menunjukan map yang dia bawah di tangannya.

"Eeh, berikan itu padanya! Dan kau ikut aku sekarang." Lila segera meraih map itu dan menyerahkan pada Julio dan membawah Bella dengannya.

Julio tak menghiraukan apa yang maminya lakukan, selama itu membuat maminya bahagia dia akan membiarkannya.

Bella ikut duduk bersama Lila di sofa. Dan Lila mulai mengintrogasinya.

"Bella, apa kau punya kekasih?" Tanya Lila.

"Haa! Kekasih?" Ulang Bella.

"Iya! Kekasih, pacar atau apa namanya?" Ucap Lila menjelaskan.

"Kekasih! Tidak Nyonya." Jawab Bella yang tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan Lila padanya.

"Panggil aku, Mami!" Seru Lila.

"Ma-mami!" Bella mengerutkan dahinya. Dia semakin tak mengerti dengan Lila dan bosnya yang hanya diam tak peduli.

"Iya. Bagus!! Kau tidak punya kekasih 'kan. Jadi aku akan melamarmu untuk putraku!" Seru Lila.

"A-apa?" Kepala Bella jadi pening, terasa seperti berputar-putar. Dia sungguh tak percaya dengan apa yang Lila katakan padanya.

Tiba-tiba saja kesadaran Bella menghilang dengan tubuh yang tersandar di sofa.

"Bella, Bella!!" Keget Lila, memanggil-manggil nama Bella saat dia hilang kesadaran.

"Ada apa, Mi?" Tanya Julio yang melihat maminya panik.

"Julio! Sini." Ketus Lila.

"Kenapa?" Tanya Julio seraya mendekati maminya yang sedang panik.

"Ini, Bella pingsan! Buat sesuatu, julio. Biar dia sadar." Ujar Lila dengan kepanikannya.

"Oh... Pingsan!" Seru Julio lalu duduk di sofa sebelah maminya.

"Julio...." pekik Lila dengan geram.

"Ah, iya-iya! Ayo, kita ke rumah sakit sambil mengandeng lengan maminya.

Plaak

"Aduh! Mami, kenapa kepalaku di pukul." Aduh Julio sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Tidak perlu ke rumah sakit! Dia hanya pingsan, Julio. Bukan kecelakaan!" Seru Lila dengan emosi.

"Lalu, apa Mi?"

"Cari minyak angin!" Pinta Lila.

Julio beranjak dari kursinya, ingin keluar dari ruangan.

"Mau ke mana, kamu?"

"Beli minyak angin!" jawabnya seraya berlalu dari ruangan itu.

Lila hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat kepergian Julio. Putranya itu sangat lemot, pikirnya.

lima belas menit kemudian, Julio kembali dengan membawah minyak angin di tangannya.

"Ini, Mi!" Seru Julio dwngan memberikan minyak angin yang di belinya.

Lila menyambut pemberian Julio dan segera memakaikannya pada Bella yang masih tersandar di sofa.

Beberapa detik kemudian, Bella yang tidak sadarkan diri mulai siuman. Bella membuka matanya perlahan-lahan dan menatap ke sekelilingnya.

"Haa. Aku tidak mimpi!" Batin Bella merutuk saat melihat Lila dan Julio ada di ruangan yang sama dengannya.

"Bella. Bella kau baik6baik saja?" Tanya Lila.

"Hm," Jawab Bella dan segera menegakan badannya yang tersandar.

Bella sangat shok, hingga dia pingsan. Dia sungguh tak tahu harus bereaksi seperti apa. Kejitan yang di beri oleh Nyonya Lila sangat berhasil membuatnya terkejut, hingga pingsan.

"Kamu kenapa tadi?" Tanya Lila. Sedangkan Julio segera beranjak dan kembali ke meja kerjanya.

"Tidak apa-apa, Nyonya!" Seru Bella.

"Itu semua karenamu, Nyonya." Batin Bella dan melirik Lila sejenak.

"Mami! Kamu itu mau saya jadikan menantu. Jadi jangan panggil Nyonya lagi." Ucap Lila.

"I-i-ya Ma-Mami!" Seru Bella dengan suara yang seperti tercekat di tenggorokan.

"Pintar," Ujar Lila.

"Ju, sini." Panggil Lila.

Julio mengangkat sebelah alisnya. Lalu beranjak menuju Maminya.

"Ada apa, Mi?" Tanya Julio seraya duduk di kursi samping maminya.

"Kamu itu, gimana sih! Bella itu di ajak ngobrol dong. 'Kan sebentar lagi kalian mau nikah." Ucap Lila.

"Buat apa? 'Kan cuma nikah doang!" Seru Julio, seperti pernikahan hanya sebuah permainan baginya yang tak begitu penting.

.

.

.

.

Halo readers, dukung author ya...

Dengan Like, Coment and Votenya...

Untuk Gift semampunya aja...

By... By...

Terpopuler

Comments

dita18

dita18

baru mampir thoorrr

2023-06-16

0

Defi

Defi

Kocaknya si Mami, sampai2 Bella pingsan 😜🤣🤣

2023-02-28

1

Unyil_unyu

Unyil_unyu

baru kali ini Nemu CEO bloon...tw apalah sebutannya...🤔🤔🤔

2023-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!