Julio menatap sebentar Bella yang sedang berdiri di sisi pintu lalu kembali menyantap makanan yang di suapi oleh Lila tanpa menghiraukan kedatangan Bella.
"Bel, Masuk aja! Mami lagi mengurus bayi besar ini." Ujar Lila.
Bella menatap malas ke arah depannya,
Dasar manja!! Umpat Bella dalam hati.
Bella melangkah menuju di mana Lila dan Julio berada saat ini.
"Tuan, ini jadwal anda hari ini! Hanya ada jadwal pertemuan dengan pimpinan dari perusahaan Dimatra group, di restoran xxxx, jam 1 siang ini." Ucap Bella dan hanya di angguki oleh Julio.
"Bel, kenapa kamu masuk kerja hari ini!" Ucap Lila.
"Tidak apa, Nyonya. Saya sudah mendingan!" Seru Bella kemudian pamit untuk kembali ke meja kerjanya dan mendapat anggukan pula dari Lila.
Lila merasa, ada sesuatu dengan Bella. Dia seperti tidak bahagia, apa karna lamaran mendadak yang dia lakukan. Pikir Lila.
Lila harus bicara dengan Bella, dia akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Bella. Mungkin saja Bella, menyukai pria lain dan dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya pada Bella.
"Ju, Mami keluar dulu. Mami mau ngobrol dengan Bella." Ucap Lila.
"Iya, Mi. Cepat kembali ya." Ujar Julio.
"Kamu itu, kalau nempel terus sama mami kapan dapat jodohnya." Kesal Lila.
Lila berjalan menuju meja kerja Bella yang berada di luar ruangan Julio. Hari ini juga dia akan bicara dengan Bella, jika benar apa yang dia pikirkan maka dia harus membatalkan acara lamaran itu.
"Bella, apa kamu punya waktu? Pekerjaan kamu banyak hari ini?" Tanya Lila lembut.
"Tidak, Nyonya. Hanya beberapa, bisa saya selesaikan nanti! Apa ada yang bisa saya bantu." Tanya Bella balik.
"Ya! Saya ingin bicara berdua dengan kamu." Jawab Lila dan mendapat anggukan kepala dari Bella.
Mungkin ini saatnya berbicara dengan Nyonya Lila, dia bisa memberi tahu isi hatinya pada Lila tentang lamarannya.
Bella mengikuti langkah Lila dari belakang, menuju luar perusahaan hingga sampai di tempat parkir mobil Lila berada.
"Kita mau ke mana, Nyonya?" Tanya Bella, karena dia berpikir mereka hanya akan bicara di area kantor.
"Kita akan ke cafe dekat sini." Jawab Lila kemudian masuk ke tempat kemudi mobil itu. Disusul dengan Bella di sampingnya.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di sebuah cafe yang tidak terlalu ramai, agarbisa bicara dengan nyaman.
"Ayo. Kita bicara di dalam!" Seru Lila.
Sampai di tempat yang di pilih Lila, di sudut cafe yang agak berjauhan dengan pengunjung lainnya.
"Kamu mau pesan apa?" Tanya Lila.
"Lemon tea saja, Nyonya." Jawab Bella sopan.
"Baiklah, 2 lemon tea!" Seru Lila pada pelayan cafe di samping mereka.
"Bella, saya mau bicara serius dengan kamu. Saya minta kamu jawab yang jujur!" Pinta Lila.
"I-iya Nyonya." Jawab Bella dengan sedikit gugup.
"Tidak apa! Saya yidak akan memaksa!" Seru Lila lagi membuat hati Bella sedikit lega.
"Apa kamu benar, tidak punya kekasih?" Tanya Lila.
Bella menatap Lila dalam, apa dia harus bicara jujur pikir Bella.
"Sebenarnya, dulu saya punya kekasih. Tapi dia pergi merantau ke negara lain dan sudah hampir 2 tahun lamanya tidak ada kabar lagi. Setelah itu saya tidak pernah berhubungan dengan pria manapun!" Jawab Bella jujur.
"Lalu, apakah kamu masih menunggunya!" Tanya Lila lagi.
"Saya tidak tahu!" Jawab Bella sambil menggeleng dan menundukan kepalanya.
"Lalu apa kamu menerima lamaran saya?" Tanya Lila langsung saja.
"Haa! Maaf, Nyonya. Sebenarnya saya tidak ingin menikah." Jawab Bella.
"Tidak ingin. Maksud kamu? Kamu menolak lamaran saya!" Tanya Lila dengan memperjelas.
"Untuk saat ini, tidak." Ucap Bella.
"Apa maksudnya untuk saat ini?" Kamu ingin saya menunggu, sesuatu yang tidak pasti dari kamu!" Ucap Lila dan Bella hanya diam tidak menatap Lila yang di hadapannya.
"Kalau begitu. Kita batalkan saja lamaran itu." Ucap Lila lagi. Bella hanya menundukan kepalanya, enggan untuk menatap Lila.
"Dan sebaiknya, kamu mengundurkan diri dari pekerjaanmu. Saya tidak mau, anak saya menjadi tidak tenang saat melihat kamu masih di kantor. Kamu tau, Julio sangat tidak suka dengan penolakan. Maka sebaiknya kamu tidak berada di dekatnya! Saya akan memberitahukan dia saat surat pengunduran dirimu diterima." Lanjut Lila.
Lila beranjak dari duduknya dan mengajak Bella juga. Dia tidak mungkin meninggalkan wanita itu di sana sendirian.
"Ayo!" Seru Lila kemudian berjalan menuju luar cafe.
Benar kata aba! Ini salahku, yang tidak bicara sedari awal. Batin Bella.
Bella menyusul, setelah beberapa detik memikirkan keputusannya.
Lila mengajak Bella kembali ke kantor, agar Julio tak merasa curiga dengan mereka. Sampai di kantor Lila terus menuju ruangan Julio.
Setiap hari pekerjaannya hanya menemani putranya bekerja. Julio akan melupakan makanan jika tak ada Lila di sampingnya, karena dari itu Lila harus menemani Julio makan, sedari kecil hingga sekarang Lila tak pernah meninggalkan Julio di saat jam-jam makannya.
Sedikit kisah ayah Julio yang bernama Vibran Mykail. Vibran pergi meninggalkan Lila saat Julio masih berusia dua tahun dan hingga saat ini pun Lila tak lagi mengurus masalah pria. Karena satu-satunya yang dia perhatikan hanya Julio saja.
Di saat terpuruk Lila kalah Vibran memilih wanita lain di bandingkan Lila, hanya dengan menatap Julio, Lila dapat menguatkan dirinya dan memberi motifasi bahwa ada seorang pria kecil yang harus dia jaga dan hidupi saat itu.
Maka Lila membangkit kembali perusahaan ayahnya yang hampir bangkrut dan sampai sekarang telah di pimpin oleh putranya.
Julio tak membawah nama belakang Vibran, karena keputusan Lila sendiri. Lila memberi nama belakang ayahnya kepada Julio, yaitu Arjuna Lesmana. Sama sepertinya Delila Arjuna Lesmana maka dia memberi nama belakang juga untuk putranya dari Julio Mykail menjadi Julio Arjuna Lesmana.
Saat ini Bella tengah duduk di kursi belakang meja kerjanya. Bella berpikir saat di mana Lila berkata-kata padanya. Mungkin dia egois, tapi dia ingin mencari kebahagian untuk dirinya. dan itu tidak akan dia dapatkan bersama Julio, pikirnya.
Jam kerja pun kini berakhir, Bella bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya. Sedikit menunggu Lila dan Julio dari dalam ruangan, yang dia sendiri tidak tahu jika Lila dan Julio tengah keluar saat ada pertemuan di restoran tadi siang dan hingga kini tidak kembali.
Penasaran dengan tak ada seorang pun yang keluar dari ruangan itu. Bella memutuskan untuk mengecek.
Klek
"Kosong! Apa mereka sudah pulang?" Gumam Bella dan segera kembali ke tempatnya, mengambil tas dan melaju untuk pulang.
*
*
Bella tiba di rumahnya dan mendengar pembicaraan ibu dan abanya sebelum masuk.
"Bagaimana, Ba? Dari mana kita harus mendapatkan uang untuk membayar hutang pada pak Damo." Tanya Marni pada suaminya.
"Kita akan membicarakannya lagi pada pak Damo. Siapa tahu dia bisa memberi jangka waktu lagi, untuk kita." Jawab aba pelan.
"Randi berhenti sekolah saja, Ba!" Ucap Randi yang duduk bersama mereka.
Di luar ruangan itu, Bella hampir menitikan air matanya saat Randi keluar mendapatinya.
"Kakak!! Sudah pulang." Seru anak itu pada Bella.
.
.
.
.
Adakah Giftnya buat author?
Di tungguin ya!!😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments