Perjaka ting ting

Julio mengangkat sebelah alisnya. Lalu beranjak menuju Maminya.

"Ada apa, Mi?" Tanya Julio seraya duduk di kursi samping maminya.

"Kamu itu, gimana sih! Bella itu di ajak ngobrol dong. 'Kan sebentar lagi kalian mau nikah." Ucap Lila.

"Buat apa? 'Kan cuma nikah doang!" Seru Julio, seperti pernikahan hanya sebuah permainan baginya yang tak begitu penting.

"Julio!!" Geram Lila.

"Haa! Iya, Mi." Ucap Julio lansung berlindung di belakang kursinya.

Bella menatap malas, pria yang berada di balik kursi itu.

"Apa dia yang akan melamarku?" Batin Bella.

"Ngapain kamu, di situ?" Tanya Lila. "Malu sama calon istri!" Seru Lila lagi.

Julio kembali duduk di sofa samping maminya. Dan Lila hanya menggelengkan kepalanya saat tak ada reaksi apapun antara keduanya.

Dia akan menjadi perjaka ting ting, jika tak segera di nikahkan! Seru Lila dalam hati.

"Bella, orang tua kamu di mana?" Tanya Lila lembut.

"Orang tua!" Bella berpikir apakah mereka serius dengan ucapan mereka. "Ada di rumah, Nyo... Emp.., Mami!" Seru Rania lagi.

"Iya! Rumah kamu di mana?" Tanya Lila lagi.

"Di, di, di... Jalan xxxx nomor, 9" jawab Bella ragu.

"Baiklah, Mami akan ke sana nanti sore. Beritahu orang tuamu, jika Mami ingin bertemu." Ucap Lila, dan beranjak akan pergi.

"Tapi..." Bella menjeda ucapannya, saat ini dia takut untuk bicara.

Dia hanya orang kecil di bandingkan orang-orang yang berada satu ruangan dengannya. Dia bagai hanya sebuah kutu yang terlihat di antara mereka.

Bella sungguh hilang kepercayaan dirinya saat ini. Dia tak tahu harus bicara apa, tak ada seseorang yang menjadi dukungan untuknya.

"Ada apa Bella?" Tanya Lila kembali memalingkan wajahnya pada Bella.

"Tidak ada Nyonya!" Ucap Bella yang melupakan panggilannya.

"Tidak apa! Nanti juga akan terbiasa!" Seru Lila dan segera berlalu dari tempatnya.

Julio pun beranjak dari kursi sofa berpindah ke kursi kerjanya. Bella melihat Julio, yang hanya diam beranjak dari kursi sofa menuju kursi kerjanya pun segera pamit untuk keluar.

"Saya pamit Keluar Tuan!" Ucap Bella dengan menundukan kepalanya.

"Hm," Jawab Julio tanpa menggerakan bibir dan melihat sebentar saja ke arah Bella.

Bella beranjak keluar dengan perasaan yang sangat kesal. Dia berpikir akan seperti apa nantinya jika mereka berdua benar-benar menikah. Akan seperti apa kehidupan rumah tangganya.

Aakh.., kenapa aku tidak menolaknya, tadi. Bodoh.., bodoh. Jerit hati Bella yang sedang berjalan menuju meja kerjanya sambil menepuk-nepuk dahinya kasar karena kesal.

Sedangkan yang berada di dalam ruangan CEO saat ini, sedang bersandar di kursinya sambil tersenyum smirik, entah apa yang dipikirkannya. Kemudian kembali sibuk dengan pekerjaannya seolah tak ada beban.

Di meja kerja, Bella tidak fokus akan pekerjaannya. Dia terus terpikirkan oleh perkataan Lila. Apa mereka akan benar-benar melamarnya, menjodohkannya dengan pria yang menurutnya tidak macho sama sekali. Dan juga pasti tidak perkasa.

Bella menggeleng-gelengkan kepalanya.

Apa sih! Umpat Bella pada pikirannya.

Dia pun melanjutkan pekerjaannya, mengalihkan pikiran. Mungkin saja Nyonya Lila hanya ngeprank dirinya. Kini Bella tak menepis pikiran tentang lamaran dan jodohan itu, dia tak memikirkannya lagi, menganggapnya angin lalu.

*

*

Sore hari jam pulang kantor, Bella telah bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya. Tiba-tiba Julio mendekatinya untuk mengajaknya pulang.

"Kamu mau pulang?" Tanya Julio santai.

"Iya!" Seru Bella.

"Ayo!" Julio berjalan meninggalkan Bella yang masih membereskan mejanya.

"Itu orang kenapa? Ngajak, trus pergi. Dasar gila!!" Umpat Bella saat Julio sudah nampak menjauh.

Bella segera beres-beres dan pergi dari sana. Di dalam lift, Bella berpikir apakah Julio benar-benar mengajaknya pulang atau hanya mengejeknya saja.

Ting

Pintu Lift terbuka dan Bella segera keluar dari perusahaan besar itu menuju halaman. Saat berjalan menuju luar untuk memanggil taksi, sebuah mobil mendekatinya.

Tit tit

Suara klakson mobil itu membuat Bella menyingkirkan tubuhnya ke tepi untuk memberi jalan.

Tit tit

"Apalagi sih! Kurang lebar jalannya." Kesal Bella dalam gumamannya.

Mobil itu berhenti tepat di samping Bella yang berjalan. Dan kaca jendela itu terbuka.

"Masuk!!" Pinta orang di dalamnya.

Bella menunduk melihat siapa yang berada dalam mobil itu, kemudian tersentak karena Julio berada dalam mobil yang sedari tadi mengusiknya.

"Tu-tuan. Ada apa ya?" Tanya Bella.

"Masuk! Kamu tidak tulikan!" Seru Julio dari dalam mobil.

"Tapi..." Tolak Bella, namun belum selesai Bella berkata sudah diselah lagi oleh bosnya itu.

"Ini perintah Mami! Cepat masuk." Ucap Julio.

Bella sangat kesal dengan pria itu. Julio tak mau mendengarkan hanya ingin didengarkan. Bella masuk ke dalam mobil dengan kesal hingga menutup pintu mobil itu dengan keras.

Braak

Julio tak mempedulikan yang di perbuat oleh Bella dan bagaimana raut wajahnya saat ini. Julio menjalankan mobilnya menuju ke rumah Bella, alamat yang seperti Bella katakan tadi.

Tak ada percakapan dalam mobil. Keduanya hanya diam bagai patung yang tak bisa bicara. Hingga setelah hampir sampai di alamat yang disebut Bella tadi siang, Julio pun membuka suara dan memecah keheningan diantara mereka.

"Sebelah mana, rumahmu?" Tanya Julio yang terus menyetir.

"Haa, kukira dia bisu!" Umpat Bella pelan.

"Bicara yang jelas. Jangan hanya berbisik." Ujar Julio.

"Belok kiri lagi, rumah sebelah kanan!" Jawab Bella seraya menujuk lorong yang berada di sebelahnya.

Julio menjalankan mobilnya sesuai arahan Bella tadi.

"Stop-stop!" Ucap Bella tepat di depan rumahnya.

"Di mana?" Tanya Julio yang seperti mencari sesuatu yang tak ada di sana.

"Itu!" Seru Bella turun dari mobil dan segera menuju pintu sebelah mobil untuk mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih, Tuan!!" Ucap Bella yang akan berlalu menuju ke rumah.

"Hei! Aku juga mau turun." Ucap Julio.

"Haa!!" Kejut Bella. "Untuk apa?" Tanya Bella penasaran.

"Mami ada di dalam. Aku juga akan masuk ke dalam!" Seru Julio.

"Apa...?" Bella membulatkan bibirnya dan menutup dengan kedua telapak tangannya.

Julio berjalan menuju rumah Bella, yang dia tahu maminya berada di dalam. meninggalkan Bella yang masih berdiri di samping mobil.

"Slamat siang..," sapa Julio.

Seseorang keluar dari dalam rumah, dan segera menjemput Julio.

"Owalah, ganteng banget anaknya." Ucap Seorang wanita paruh baya.

"Iya. Ini anak saya, Bu Marni." Jawab Lila yang menyusul keluar dari dalam rumah.

"Bella, ngapain kamu di situ." Panggil sang ibu pada anaknya.

Bella segera berjalan mendekati mereka yang tengah berkumpul di depan rumahnya.

"Ada apa ini, Bu?" Tanya Bella meyakinkan dengan apa yang di pikirkannya.

"Ini. Kamu kok, ngak ngasih tau ibu sama aba. Kalau ada yang mau ngelamar! Mana orangnya ganteng lagi." Ucap Marni dengan senyum cerianya.

Bella tak bisa berpikir lagi dan seketika...

Bruukk

.

.

.

.

Jangan ya semangatin author😊

Terpopuler

Comments

Unyil_unyu

Unyil_unyu

senyum Julio mengandung umpan, berasa ada udang di balik semvag...

2023-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!