Dalam serangan berikutnya, Danu memilih menjaga jarak dan mengelak dari setiap serangan golok dan pukulan lawannya ketimbang menangkisnya. Dengan keahlian meringankan tubuhnya, pendekar madya ini setidaknya bisa bertahan lebih lama untuk mempertahankan nyawanya.
Sebuah serangan cepat yang mengarah ke leher Danu dari golok wanita tersebut berhasil ditepis dengan pedangnya, namun ternyata serangan tersebut segera disusul dengan tendangan lutut yang mengarah ke bagian perut. Danu dengan cepat melompat mundur untuk menghindari tendangan lutut tersebut, namun ternyata tangan kiri wanita tersebut telah berada di sisi kanan kepalanya. Sebuah pukulan kepalan tangan mendarat sempurna di pelipis kanan Danu, namun di saat bersamaan Danu juga berhasil menyarangkan tendangan kaki kiri ke dada lawannya. Tendangan itu tidak cukup keras karena berbarengan dengan tubuhnya menerima pukulan kepalan tangan.
Serangan keduanya berhenti beberapa detik. Danu menyeka darah yang mengalir dari pelipisnya yang robek. Sedangkan wanita tersebut tampak marah karena mendapat tendangan tipis. “Kurang Ajar! Matilah Kau..!”Wanita itu kembali berinisiatif mendahului menyerang dan tak memberikan kesempatan lawannya untuk sekedar bernafas. Ia ingin segera mengakhiri pertarungan. Goloknya kembali menebas ke area vital lawannya.
Danu menangkis dan menghindari setiap serangannya dengan segenap kemampuannya. Sesekali ia gantian menyerang.
Menyadari kemampuannya jelas di bawah wanita tersebut, Danu bertarung dengan konsentrasi tinggi. Hal itu menguntungkannya karena membuatnya selalu mewaspadai setiap perubahan gerakan lawan. Namun tentu saja, hal itu tidak banyak menolongnya dan menguras energinya lebih cepat karena terlalu tegang dalam bertarung.
Dalam serangan yang kesekian kali selama kurang dari sepuluh menit itu, wanita tersebut berhasil kembali mendaratkan pukulan tangan kiri dan beberapa kali tendangan ke tubuh danu. Namun demikian, pedang pendekar wanita itu belum berhasil menggores sedikitpun kulit pendekar muda tersebut.
“Hei Luhita! Mau sampai kapan kau main-main??”Pendekar pria rekan wanita yang dipanggil Luhita nampak tak sabar.
“Cepatlah bereskan dia! Ini sudah terlalu lama. Kita harus segera bergabung dengan yang lain!” serunya kembali.
Wanita bernama Luhita itu menoleh sebentar ke arah rekannya. Kemudian menyeringai kepada Danu.” Baiklah. Kita akhiri ini!”
Luhita mengangkat pedangnya seolah menunjuk langit. Sesaat kemudian, asap tipis berwarna putih kembali terlihat keluar dari pedangnya. Pedang tersebut seperti bergetar sesaat sebelum meluncur ke angkasa dengan kecepatan kilat dan segera menghilang dari pandangan.
Danu menjadi lebih waspada menyadari sesuatu akan segera terjadi.
Benar saja, Luhita kemudian melompat tinggi ke angkasa dengan kepalan tangan seperti meninju ke arah Danu dan......
‘WHUSSSSSSZZZZZZZ......!!!’
Sebuah kilatan berwarna hitam melesat dari kepalan tangan wanita tersebut saat ia berada di udara. Pukulan jarak jauh bertenaga besar tersebut melaju ke arah Danu berdiri dengan kecepatan mengerikan.
‘DHUUUARRRR...!!
Pukulan tersebut menghantam dan menghanguskan semak belukar tepat di bekas tempat Danu berdiri. Hanya sepersekian detik waktu bagi Danu untuk berguling-guling menghindarinya. Tampak ia kewalahan dengan serangan tersebut.
Belum sempat kembali berdiri, dari arah belakang terasa desiran angin kencang dan dingin mengarah ke tengkuknya. Sebuah mata pedang meluncur deras seperti dari ruang hampa.. Tak sempat baginya untuk menghindar.
‘Sepertinya, inilah akhir hidupku’ gumam pemuda tersebut putus asa.
‘WHUUUSSSSSSSZZZZ..... TRANK..!’
‘APA?????’ Pemuda itu melotot tak percaya ia selamat dari maut. Serangan pedang yang muncul tiba-tiba dari angkasa seperti hantu itu tak mengenainya. Justru terdengar suara benturan yang disusul tercium bau hangus seperti logam dipanaskan hasil dari benturan dua senjata. Pedang tersebut telah retak dan tergeletak di sisi kanan tubuhnya.
“Maafkan aku ikut campur urusan kalian orang-orang Segoro Geni!” ternyata sesosok pemuda telah muncul dan dalam posisi membelakangi Danu. Danu bisa melihat sepintas dari aura yang dipancarkan pemuda asing yang telah menyelamatkan nyawanya bahwa setidaknya pemuda itu memiliki kekuatan dua tingkat lebih tinggi dari dirinya. Dialah pemuda misterius yang sebelumnya ikut memberikan perlawanan dalam serangan di padepokan Matahari Emas dan berhasil meloloskan diri
“Tapi, aku memang sudah lama ingin berurusan dengan orang-orang sesat seperti kalian” pemuda itu melanjutkan kalimatnya.
Segoro Geni adalah kelompok aliran hitam yang berasal dari Pulau Padi Perak. Sepak terjang kelompok ini sejauh ini cukup meresahkan dan tidak sedikit menimbulkan korban baik korban warga biasa maupun kelompok kecil aliran putih. Tampaknya, pemuda penolong inipun salah satu yang memiliki masalah dengan kelompok ini.
Luhita yang masih terkejut karena jurus pamungkasnya ternyata gagal membunuh lawannya menjadi makin geram. Sementara teman lelakinya yang menonton pertarungan sejak tadi kini menjadi waspada.
“Luhita, Sebaiknya kau cepat bereskan saja lawanmu itu. Pemuda yang bosan hidup ini, biar aku yang mengurusnya! Aku sudah bosan terlalu lama di sini” Laki-laki yang disebut bagian dari orang-orang segoro geni itu mulai kehabisan kesabaran dan segera ingin ikut bertarung.
“Hei pendekar Durjana! Kalau sudah bosan terlalu lama di sini, kusarankan pergi saja ke Neraka!” Pemuda asing itu ternyata menyahuti ketidaksabaran pendekar berbaju merah dari segoro geni itu dan tiba-tiba menghilang dari pandangan mata.
Luhita dan rekannya yang sesaat kebingungan menjadi waspada. Namun kewaspadaan mereka menjadi sia-sia ketika tiba-tiba sebuah tebasan pedang mampir ke leher Luhita dan sukses meninggalkan luka gores cukup dalam. Pemuda itu ternyata telah muncul mendadak pada jarak kurang dari satu meter dari Luhita.
“AAAAAAKKHHHH.... Sialan Kau!!” Wanita itu mengumpat sambil memegangi lehernya yang mulai mengucurkan darah, mencoba menahan pendarahan.
Rekannya tentu saja tak tinggal diam dan segera melepaskan pukulan-pukulan beruntun berisi tenaga dalam cukup besar. Namun, pukulan-pukulan tersebut kalah cepat dibandngkan gerakan mengelak dari pemuda misterius. Titik-titik di tepi hutan yang terkena pukulan Pendekar dari segoro geni itu berubah menjadi hangus terbakar.
Pertarungan sengit segera terjadi antara Pemuda Misterius melawan pendekar dari segoro geni. Pertukaran jurus keduanya berlangsung sangat cepat. Sang Pemuda Misterius tampak mampu mendominasi lawannya tanpa kesulitan. Kurang dari lima menit kemudian...
‘WHIZZZZZSSSSSSSSSS..... TRANK!
' KRASAK.....!! BUGH! ‘
Pendekar berbaju merah telah terlempar sekitar lima meter dari arena pertarungan dan menghantam tebing tak jauh dari sana.
Tampak dia berusaha bangkit, namun usahanya terhenti saat pukulan jarak jauh lawannya mengantam tepat kepalanya dan mengakhiri petualangan pendekar aliran hitam itu selamanya. Pendekar itu mati dengan kepala yang hancur dan tanpa teriakan. Bau amis segera menyeruak.
“Tidaaaaaaaaak.....!” Luhinta, rekan wanitanya yang sedang terluka kena sabetan pedang di lehernya menjerit histeris mengetahui rekannya tewas mengenaskan dalam waktu secepat itu. Wanita itu bermaksud meninggalkan pertarungannya untuk menghampiri jasad rekannya, namun justru celah yang terbuka itu berujung dengan sebuah tendangan bertenaga dalam lumayan kuat menghantam punggungnya. Wanita itu ambruk ke tanah.
“Aaakh...!” teriakan wanita itu kembali terdengar kembali lebih pilu karena sebelum tubuhnya menyentuh tanah, sebuah pedang melesat menembus batok kepalanya. Diapun roboh dan tewas seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Ficksu mixue
MC nya yg mana
2024-02-03
0
Teuku Taufik
teknik silat indo .. suka cerita asli Nusantara..
2023-04-15
1
Budi Efendi
mantap
2022-11-21
0