Mikka yang sedari tadi hanya diam tanpa berbicara sepatah katapun kepada teman dekat nya Fany, tidak seperti biasanya gadis itu terlihat sangat cuek.
"Mikka kamu ada masalah?" tanya Fany mencoba memulai pembicaraan,
"Tidak..." sahut Mikka singkat
"Kamu tidak enak badan ya?" tanya Fany lagi membuat Mikka tidak fokus dengan isi pikirannya sendiri.
"Sudahlah Fany kau membuat aku tidak nyaman!" gerutu Mikka agak kasar membuat Fany sedikit terkejut
"Mikka??" lirih Fany yang berhati lembut tidak biasanya gadis itu membentak dirinya.
"Kamu marah?" tanya Fany lagi, membuat Mikka menghela nafas kasar.
"Tidak, aku hanya ingin sendiri dulu.." sahut Mikka datar lalu Fany perlahan menjauh dari gadis itu agar dia tidak terganggu lagi akan kehadiran Fany.
Fany berjalan sendiri ke kantin kampus, namum tanpa sengaja bertemu dengan wanita sombong di kampus mereka.
"Eitsss mau kemana kamu?" tanya wanita itu angkuh
"Huhhh, jangan ganggu aku!" sahut Fany ketus lalu melanjutkan langkah nya menuju kantin.
"Huhh gadis itu!!" gerutu wanita yang tadi menghalangi Fany
"Sudahlah Fara jangan biarkan dia mengganggu mood mu" ucap temannya yang wajahnya terlihat jutek.
"Ayo Cerry kita pergi!" ajak Faradilla Skichers yang telah mengganggu Fany tadi
Dua wanita itu adalah bintang model majalah kampus itulah kenapa mereka selalu bersikap sombong dan arogan, mereka memang satu kampus dengan Mikka hanya saja berbeda jurusan.
Jika Mikka mengambil jurusan IT maka kedua wanita itu tadi mengambil jurusan kecantikan atau make over.
Ditempat kerja Malisha Anderlson atau mamah nya Mikka yang sedang berdiskusi dengan beberapa orang tentang dunia fashion,
"Bagaimana menurut mu nyonya Malisha?" tanya seorang fatner kerja seraya menyodorkan selembar kertas berisi model yang akan mereka rilis bulan ini.
"Tema kita bulan ini adalah liburan, aku rasa style nya masih kurang. Kamu bisa tambahkan bagian bawah nya berupa rumpi dan sedikit kancing dibagian tengah agar terlihat lebih elegan.." terang Malisha kepada wanita itu yang tidak lain adalah Alea Skicher.
"Baik nyonya..." sahut Alea seorang janda beranak satu, tapi walaupun begitu dia masih terlihat awet muda tanpa kerutan diwajah.
Sambil berjalan Alea menuju meja tempat dia merancang fashion,
"Hahh wanita itu sok berkarisma, style ku selalu banyak kekuarangan di matanya!" gerutu Alea kesal namun tidak ia nampak kan di depan mata Malisha.
Tidak lama kemudian Malisha merancang sebuah gaun untuk putrinya,
"Hemm ku harap Mikka menyukai hadiah ulang tahun yang terlambat ku berikan kepadanya.." gumam Malisha dalam hati.
Lalu Malisha menyiapkan peralatan pembuat busana dan menyibukkan diri dengan imajinasi nya sendiri.
Beralih ke kampus Mikka, kini gadis muda itu berada didalam perpustakaan sambil mengotak atik komputer nya.
Mikka menjelajahi internet milik Alea Skicher dan salah satu akun yang menurut Alea penting langsung di retas oleh Mikka,
"Dikehidupan ku yang dulu, aku pernah melihat Alea menggunakan akun mendsos ini untuk menghubungi seseorang yang mungkin saja bersangkutan dengan kematian ibu ku nanti..." gumam Mikka dalam hati, tanpa sadar karna terlalu fokus ada seseorang yang menghampiri Mikka.
"Mikka?" panggil pria itu membuat Mikka terdiam seketika, sosok pria tinggi muncul tepat di hadapannnya dan memberikan senyuman khas yang dahulu selalu meluluhkan hati Mikka.
Tapi sekarang berbeda, Mikka merasa muak dengan senyuman pengkhianat karna orang itu adalah tunangannya Welson Humers.
"Sayang aku mencari kamu kemana-mana.." ucap Welson lembut sambil mengusap pelan kepala Mikka, tapi Mikka tidak mengubris ucapan Welson itu.
"Kamu kenapa??" tanya Welson dan pertanyaan itu selalu membuat Mikka ingin naik darah,
"Kamu kenapa?? Hahh pertanyaan bodoh itu selalu mereka ucapkan berulang kali membuat aku ingin menelan mereka hidup-hidup!" gerutu Mikka pelan
"Sayang?? Kamu kok gitu?" tanya Welson lagi karna merasa di cueki oleh Mikka
"Cukup! Tidak bisakah kalian memberikan aku waktu sendiri?! Kalian membuat aku sakit kepala jika terus dekat dengan ku!" ucap Mikka tegas karna kesal
"Mikka? Kamu kok ngomong gitu?" tanya Wilson tidak percaya
"Kalau kamu punya masalah, ayo cerita sama aku jangan marah-marah gitu..." ucap Wilson lagi
"Masalah aku itu ada pada mu! Ada pada kalian!" ketus Mikka sambil menutup kasar leptop nya dan membawa tas nya pergi dari perpustakaan itu.
Dengan sorot mata tajam Mikka menatap Welson penuh kebencian, membuat Welson terdiam kaku tidak dapat berbicara lagi karna tatapan Mikka yang begitu dingin.
Welson menatap kepergian Mikka tanpa mencegahnya karna takut jika gadis itu tiba-tiba mengamuk tidak jelas dan memperburuk masalah mereka.
Mikka mengepalkan tangannya dengan erat, menahan gejolak emosi dalam hati nya. Dia yang dulu dicampakan oleh Welson, dia yang di racuni dan dibuang ke perkampungan kumuh yang Mikka sendiri tidak tahu dimana tempat itu. Dia yang di khianati dan dikucilkan oleh semua orang, dan sekarang pembalasan akan dimulai.
Mikka mencari taxi dan pergi ke tempat dimana ibunya bekerja, karna Mikka akan melakukan penyelidikan ditempat itu terlebih dahulu.
Kurang lebih satu jam perjalanan, Mikka sampai disana. Mikka menatap tempat para desainer berkumpul dan langsung memasuki nya,
"Nona Mikka.." sapa satpam ramah dan hanya dibalas oleh Mikka dengan anggukan serta senyum tipis, satpam itu mengenal siapa Mikka jadi dia tidak mempertanyakan kehadiran gadis itu di tenpat kerja ibunya atau pemilik tempat itu sendiri.
Mikka memasuki ruangan itu perlahan, dia menatap setiap sudut yang memang tidak pernah berubah sebelum tempat itu di ambil alih oleh Alea.
"Jika benar Alea yang menjadi penyebab kematian mamah, maka aku harus mencari bukti untuk memenjarakan wanita jahat itu" pikir Mikka seraya terus menatap ruangan yang menjadi tempat kenangan Mikka bersama mamah,
"Hampir 7 tahun mamah mengelola tempat ini hingga berhasil dan sampai di titik puncak kesuksesan, tempat ini malah menjadi milik Alea. Huhh aku tidak akan pernah bisa memaafkan kekejaman wanita itu!" geram Mikka dalam hatinya
"Mikka?" tegur seseorang dari arah belakang Mikka, Mikka secara spontan menoleh dan melihat orang yang memanggilnya.
"Bibi Hanah?" ucap Mikka pelan
"Sayang, kamu kenapa melamun disini? Udah ketemu mamah belum?" tanya bibi Hanah ramah
"Belum bi.." sahut Mikka singkat
"Ayo kita bersama ke ruangan mamah" ajak bibi seraya menggandeng tangan Mikka.
Bibi Hanah adalah orang pertama yang membela Mikka mati-matian ketika ibunya meninggal dan tempat itu di ambil alih oleh Alea. Namun pembelaan Bibi Hanah harus terhenti di tengah jalan, ketika terjadi kasus penggelapan dana yang dikelola oleh Hanah waktu bekerja sama dengan klien sehingga Hanah ikut terseret padahal Hanah tidak benar-benar bersalah waktu itu dan itupun juga termasuk siasat Alea ingin menjatuhkan Hanah lalu pembelaannya terhadap Mikka tidak dapat berlaku lagi.
Mikka terus mengingat kejadian itu hingga emosi kembali menguasai hatinya, dendam itu benar-benar teramat dalam.
"Malisha lihat siapa ini!" teriak Hanah kepada ibunya Mikka, Ashana menoleh dan tepat di depan pintu ada dua orang yang tengah berdiri menatapnya.
"Mikka? Kamu kenapa kesini sayang?" tanya Mamah agak terkejut dengan kehadiran putrinya itu
"Mikka hanya ingin menjenguk mamah, apakah tidak boleh?" tanya Mikka datar membuat mamah agak kikuk
"Bu-bukan begitu sayang, mamah pikir kau akan langsung pulang kerumah" ucap Mamah seraya menggeser kotak kain kebawah meja agar tidak ketahuan Mikka, tapi tatapan Mikka lebih tajam dan dia langsung mengerti ada yang sedang disebunyikan oleh ibunya.
...Next......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Cellestria
Aku hadir ya thor~🤗
hadir balik juga di karya ku ya thor~🤭
Tetap semangat thor 🥰
2023-02-07
1
Sunmei
2like hadir kak
semangat
2023-01-26
0
arisawa miya
semangat thor!
2023-01-22
0