Chapter 2

Keesokan paginya tidak seperti biasa Mikka yang selalu terlambat bangun dan selalu diomeli mamah setiap pagi, kini sudah lebih dulu bangun bahkan sebelum papah dan mamah nya bangun Mikka sudah selesai berolah raga dan kini dia memasak sendirian didapur.

Pukul 6 pagi, mamah yang terkejut ketika hidangan sudah tertata rapi di meja makan.

"Selamat pagi mahh" sapa Mikka seraya menuangkan air putih untuk mamah nya, membuat mamah terpaku menatap anak gadis nya yang langsung memberikan segelas air minum.

"Mikka kamu..." belum selesai mamah berbicara tiba-tiba papah keluar dari kamar

"Selamat pagi semua.." ucap papah sambil menguap namun seketika terdiam ketika melihat Mikka yang sedang memegang alat memasak.

"Mikka apa yang kamu lakukan dengan alat itu?" tanya papah kebingungan

"Memasak.." sahut Mikka singkat

"E-ehh" ucap papah pelan tidak menyangka jika anak gadis nya itu yang telah memasak semua hidangan dimeja makan.

"Ayo kita sarapan bersama..." ajak Mikka dengan ekspresi datar

"Apa kamu sedang tidak sehat?" tanya mamah saat melihat ekspresi wajah Mikka yang tidak seperti biasa.

'Gadis itu polos, lugu, manja dan bersikap kekanak-kanakan tidak seperti sekarang yang banyak diam dengan ekspresi datarnya.

"Tidak mah.." sahut Mikka singkat

"Kamu nanti kuliah nya diantar sama mamah atau papah?" tanya mamah lagi, Mikka terdiam dia baru ingat jika dirinya masih berstatus mahasiswa.

"Tanggal berapa ini mah?" tanya Mikka agak panik

"17 April sayang..." sahut papah sambil menyantap masakan yang Mikka buat

"Astaga aku hampir melupakan sesuatu" gumam Mikka dalam hati

"Mamah meninggal dibulan Juni, itu artinya dua bulan lagi..." Mikka kembali membatin dengan sedikit rasa cemas

"Sebelum itu terjadi aku harus menyelidiki kematian mamah..." pikir Mikka lagi

"Mikka.." tegur mamah yang terus menatap heran anak gadis nya itu, Mikka secara spontan menatap kedua orang tua nya yang terlihat terus memperhatikan dirinya.

"I-iya.." sahut Mikka agak gelagapan

"Kenapa melamun ayo makan lalu ke kampus.." tegur mamah dan Mikka hanya menganggukkan kepalanya saja.

Setelah mereka selesai sarapan, Mikka pergi kekampus diantar oleh mamah nya sendiri. Saat dijalan mamah terus merasa agak lain karna sikap Mikka yang menurutnya cukup berbeda,

"Kamu punya masalah?" tanya Mamah yang tidak tahan dengan sikap cuek anak nya itu

"Enggak mah.." sahut Mikka singkat

"Tidak seperti biasanya kamu banyak diam?" tanya mamah lagi lalu Mikka sedikit tersenyum tipis,

"Lalu mamah mau aku lompat-lompat dalam mobil? Atau menciumi mamah yang lagi nyetir?" tanya Mikka bergurau membuat mamah tertawa kecil dan sedikit salah tingkah.

"Bukan begitu maksud mamah.." belum selesai mamah berbicara Mikka langsung mencium mamah nya itu lalu memeluk nya dan bersandar dibahu sang ibu.

"Mikka masih gak percaya mah..." ucap Mikka pelan

"Mikka saat ini berumur 20 tahun..." ucapnya lagi membuat mamah tertawa kecil

"Mikka sudah makin dewasa" sahut mamah

"Iya..." ucap Mikka singkat

"Mikka belum bisa menerima kenyataan dengan masa depan yang Mikka hadapi.." sambung Mikka seraya mengingat lagi momen-momen menyakitkan hidupnya yang pernah terjadi ketika usia nya sudah 23 tahun.

"Sayang...biarkan masa depan datang sendiri, apapun yang akan terjadi nanti itu semua sudah takdir" sahut mamah mencoba memasuki apa isi pikiran putrinya yang tiba-tiba menjadi sedikit pendiam.

Mikka terdiam, masih dalam posisi menyenderkan kepala nya dibahu sang ibu dan itu membuat dirinya merasa sangat nyaman.

"Jadi kamu terus saja diam itu karna mikirin masa depan yahh?" tebak mamah membuat Mikka tersenyum kecil

"Hemmm" sahut Mikka pelan, tidak lama setelah itu mereka pun sampai di gerbang kampus tempat Mikka kuliah.

Mikka menatap tempat itu, sudah lama dia tidak berkunjung ke sana setelah wisuda. Terkadang ada sedikit rasa rindu yang menggelitik saat mengingat momen kuliah, tempat Mikka bertemu dengan teman lamanya dan saudara tiri dimasa depannya.

Mikka bersalaman dengan mamah nya dan memeluk tubuh itu yang terasa sangat hangat,

"Hati-hati yaa! Baik-baik belajar dan jangan terlalu berpacaran dengan Welson!" peringat mamah karna tahu hubungan Mikka dengan Welson yang sudah mulai serius.

Mikka hanya mengangguk kan kepalanya dan tersenyum serta melambai kan tangannya kepada sang ibu.

"Dahh mamah, hati-hati!" ucap Mikka, mobil putih itupun perlahan menjauh dari pandangan Mikka yang masih menatapnya hingga hilang dari pandangan.

Kemudian Mikka berjalan memasuki gerbang kampus, disana dia melihat bangunan yang masih belum di renovasi tepat seperti tiga tahun lalu. Tapi kini Mikka memang berada dikehidupan masa lalu nya yang tiga tahun lalu itu,

"Aku akan mengubah segalanya..." ucap Mikka pelan

"Dan pertama-tama, aku harus menyelidiki apa penyebab kematian mamah.." pikir Mikka sambil mencoba mengingat-ingat kejadian yang membuat ibunya kehilangan nyawa itu.

"Orang yang menjadi ibu tiri ku nanti adalah teman kerja mamah, itu artinya aku harus menyelidiki di tempat kerja mamah. Bagaimana hubungannya dengan Alea Skichers itu?? Apakah dia penyebab mamah kecelakaan atau memang murni kecelakaan tunggal semata..." pikir Mikka tiba-tiba seorang wanita membuat Mikka terkejut.

"Dorrr!" teriak wanita itu seraya memukul ringan pundak Mikka

'Sretttttt'

Tangan wanita itu langsung Mikka tangkap dan hampir saja tubuh wanita itu terpelenting oleh Mikka, jika Mikka tidak melihat siapa yang telah membuat nya terkejut.

"Akhhh sakit!! Sakittt!!" teriak wanita itu dan Mikka langsung melepaskan tangan nya dari wanita tersebut.

"Fany!" ucap Mikka tegas

"Aduhhhh sejak kapan kau menjadi sekuat ini?" tanya wanita itu yang ternyata temannya Mikka sendiri

"Lagian kenapa kamu membuat ku kaget.." ucap Mikka datar

"Heyy heyy heyy, sejak kapan sikap arogan ada didalam dirimu!" ucap Fany merasa heran dengan sikap Mikka yang berbeda

"Enggak kok.." sahut Mikka singkat

"Ckk! Huhh kamu ini!" ucap Fany lagi seraya ingin memukul pelan kepala Mikka seperti kebiasaannya, tapi Mikka dengan cepat kembali menangkis tangan Fany

"Jangan sentuh kepala ku!" ucap Mikka datar membuat Fany meneguk kasar salivanya

"Kenapa gadis ini? Apa dia dirasuki hantu? Tidak biasanya dia menjadi sangat dingin.." pikir Fany yang merasa sikap Mikka agak berbeda.

Mikka yang terlihat acuh tak acuh itu terus berjalan menuju ruangan belajar mereka,

"Miikka tunggu..." teriak Fany agak kesal lalu dia menyeimbangkan langkah Mikka yang baginya terlalu cepat berjalan.

"Mikka kamu kenapa?" pertanyaan itu menghampiri benak sang ibu yang merasa tidak seperti biasanya, Mikka terlihat jauh tidak selembut dahulu. Tatapannya yang dingin dan sikap cuek itu seperti bukan dirinya.....

...Next......

Terpopuler

Comments

Bur Kiyah

Bur Kiyah

lanjut lagi....

2023-10-28

2

Nika

Nika

tar lanjut lg... seru kak

2023-01-29

2

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Semangat

2023-01-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!