Chapter 16

Selesai kuliah Mikka pergi ke area boxing seperti biasa, di sana dia sedang berlatih tinju.

"Memukul samsak ini membuat ku kembali lega, aku merasa hidup untuk yang kesekian kali dan mati untuk yang beberapa kali...." gumam Mikka pelan, tanpa sadar gadis itu sudah melakukan berapa ratus pukulan tanpa jeda dan ini sudah hampir dua jam dia berada di area boxing.

"Hy??" sapa seseorang tapi Mikka tidak merespon orang yang menyapa nya itu.

"Bukankah kau gadis yang tidur di halte bus waktu itu?" ucap nya lagi membuat Mikka terdiam dan menatap orang itu.

Orang itu tersenyum seraya menyodorkan tangannya kepada Mikka,

"Perkenalkan aku Leo Amartha, ini sudah yang ketiga kalinya kita bertemu" ucap nya sambil tersenyum ramah membuat Mikka mengangkat sebelah alis nya karna merasa heran.

"Kenapa memang nya jika kita sudah tiga kali bertemu?" ingin sekali Mikka berkata begitu namun mulut nya malas untuk berbicara.

Mikka mengambil botol minum nya lalu meminum air mineral itu, kemudian melap seluruh keringat nya dengan handuk yang dia gantung di dinding.

Leo yang merasa gadis itu tidak mau bersalaman dengannya langsung menarik tangan nya sendiri, dan mencoba mencari topik lain agar bisa berbicara dengan gadis berwajah datar itu.

"Apa kau sering ke sini?" tanya Leo

"Wahh lihatlah otot mu itu, kau terlihat sangat seksi" ucap Leo tanpa sadar membuat Mikka menatap dingin pria itu

"E-ehh bukan maksud ku begitu..." sahut Leo kikuk karna mungkin saja Mikka berpikiran lain dengan ucapannya itu.

"Otak mesum..." gumam Mikka pelan lalu meninggalkan Leo sendiri dengan rasa bersalah.

"Ckkk!! Salah lagi salah lagi..." ucap Leo pelan saat Mikka sudah pergi dari tempat itu, tapi sikap konyol Leo itu malah di tertawakan oleh anak buah nya yang sedang terus memperhatikan gerakan Leo.

"Hahahahahahaha, bos ku tidak bisa menarik wanita..." ucap Anton seraya tertawa gelak, namun tawa nya berubah saat dumbbell sett 20 kg di tambah menjadi 40 kg oleh Leo.

"Aaa...aaaakhh" teriak Anton karna merasa kewalahan dan tidak mempu mengangkat dumbbell set 40 kg itu sehingga membuat Leo ikut tertawa gelak dengan tingkah random mereka berdua.

"Hahahahahaa tahu kan rasa sakit nya gimana?" balas Leo semakin tertawa terbahak-bahak.

Mikka yang ternyata diam-diam mengamati mereka hanya menggelengkan kepala lalu pergi dari tempat itu,

"Amartha?" Mikka membatin sambil mengingat apa yang pria tadi ucapkan

"Ahh apa itu penting?" gerutu Mikka lagi namun ada sedikit rasa penasaran dalam dirinya untuk menyelidiki siapa pria tersebut.

Mikka yang duduk sendiri di bus langsung membuka leptop nya dan mencoba mencari siapa pria yang bernama 'Leo Amartha'.

"Hahh ternyata dia CEO perusahaan induk, tidak di sangka orang konyol sepertinya mampu memimpin perusahaan sebesar itu" gumam Mikka lalu menelusuri sedikit tentang pria tersebut, entah kenapa Mikka sedikit merasa penasaran.

"Hmm banyak berita panas yang bergejolak di perusahaan mereka sekarang, aku pikir akan ada adegan perebutan kekuasaan nanti..." gumam Mikka yang cukup tertarik dengan kehidupan Leo Amartha.

Beberapa hari kemudian, kehidupan Mikka tenang-tenang saja tidak ada gangguan dari Fara dan Alea.

"Entah kenapa terasa membosankan jika hidup tidak ada tantangan..." gumam Mikka pelan sambil menatap buku yang dia baca.

"Untuk saat ini Alea sudah berhasil aku bereskan hanya saja...kenapa perasaan ku masih kosong?" tanya Mikka pada dirinya sendiri

"Jika di pikir-pikir lagi Alea lah yang berperan besar dalam menghancurkan hidup ku dan masalah dengan nya sudah aku atasi, hubungan ku dengan Welson pun sudah berakhir dan kematian mamah sudah bisa terelakkan..." ucap Mikka pelan dengan tatapan kosong dia hanya menatap buku tanpa membacanya.

Tiba-tiba seorang wanita berniat ingin mengagetkan dirinya,

"Ada apa??" tanya Mikka yang sudah langsung tahu

"E-ehh? Bagaimana kau tahu?" tanya Fany merasa heran

"Bau parfum mu..." sahut Mikka singkat

"Hmmmm" balas Fany sambil mencium bau parfum di baju nya lalu duduk di dekat Mikka.

"Mikka, aku merindukan kamu...." ucap Fany seperti anak kecil

"Terus?" tanya Mikka

"Mana Mikka yang dulu?? Yang polos dan lugu??" ucap Fany ketus dengan bibir di monyongkan, Mikka mengangkat sebelah alisnya.

"Mikka yang dulu sudah lama mati..." gumam Mikka dalam hati

"Apa penting nya itu?" tanya Mikka datar

"Penting! Sangat penting!! Aku memerlukan sahabat ku itu!!" sahut Fany tegas

"Sahabat?? Sejak kapan?" tanya Mikka, wajah Fany langsung berubah dengan ucapan Mikka tadi.

"Mikka...apa kau selama ini tidak menganggap ku sahabat?" tanya Fany datar

"Kemana kamu di saat aku merasakan pahit nya hidup?" ingin sekali lagi Mikka mengatakan itu tapi dia hanya menghela nafas berat saja

"Akhhhh!" ringis Mikka saat kepala terasa berat seperti ada hantaman kuat di otak nya

"Kenapa aku?" tanya Mikka pada dirinya sendiri

"M-mikka kamu kenapa?" tanya Fany panik sambil memegang tubuh Mikka yang tiba-tiba ambruk begitu saja.

"Tolong!!! Tolong teman ku pingsan!" teriak Fany histeris saat melihat wajah Mikka memucat.

Dengan cepat orang-orang yang ada di sana menolong Mikka yang terlihat tidak sadar kan diri.

Mikka dibawa ke ruang UKS dan ada salah satu perawat yang memeriksanya, selesai di periksa perawat itu langsung mendatangi Fany dan beberapa orang mahasiswa yang membawa nya ke UKS tadi.

"Apa yang terjadi?" tanya Fany

"Dia baik-baik saja, hanya kelelahan biasa biarkan dia beristirahat sebentar" sahut perawat yang merawat Mikka

"Baiklah terima kasih..." sahut Fany kemudian menghampiri Mikka yang sudah mulai siuman.

"Mikka?" ucap Fany terlihat panik, Mikka yang masih menatap Fany dengan tatapan datar seperti biasa membuat Fany sedikit merasa tidak nyaman.

"Tatapan mu itu seolah-olah aku adalah penyebab semua ini.." ucap Fany pelan tapi masih terdengar oleh Mikka

'Deggg'

Jantung Mikka terasa berdetak kencang karna ucapan Fany tadi,

"Apakah selama ini aku melampiaskan kemarahan ku kepadanya?" tanya Mikka pada diri sendiri saat pertama kali dia bangun sampai saat ini, Mikka terus saja menyalahkan atas keberadaan Fany dalam hidup nya.

Dahulu mereka memang teman baik, tapi entah kenapa rasanya tidak ada yang bisa diandal kan selain diri sendiri.

"Mikka?" ucap Fany lagi karna Mikka tiba-tiba diam dan terlihat sedih. Mikka menatap Fany lalu memeluk wanita itu,

"Maafkan aku..." ucap Mikka singkat

"E-ehh?? Kenapa kau minta maaf?" tanya Fany

"Beberapa minggu ini aku sangat kasar pada mu.." ucap Mikka membuat Fany terpaku menatap wanita yang dia anggap sahabat nya itu, Fany tersenyum seperti biasa.

"Kau boleh tidak mempercayai siapapun, tapi kau harus ingat jika kau lelah memendam semua perasaan mu. Kau bisa menceritakan nya kepada ku, walaupun aku tidak mengerti permasalahan mu tapi aku selalu siap mendengarkan mu.." ucap Fany membuat Mikka sedikit merasa tersentuh.

"Kau terlihat bijak jika serius" gurau Mikka untuk yang pertama kalinya dia bersikap lembut kepada Fany, Fany langsung tertawa pecah.

"Sesekali jadi bijak biar gak dibilang biang onar" sahut Fany membuat Mikka sedikit tersenyum.

"Mikka jadilah diri mu yang dulu, aku rindu...."

...Next......

Terpopuler

Comments

Vinoya Chan

Vinoya Chan

1 bunga untuk menambah semangat author 🌹💪😊

2023-02-01

2

azzalea

azzalea

harusnya Mikka juga curiga sama bapaknya

2023-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!