°°°~Happy Reading~°°°
"Apin Apin... Apin antellin Mollin main ke taman bellmain yuk... ."
Terdengar lengkingan dari si kecil Maurin yang baru saja keluar dari kediamannya. Terlihat gadis kecil itu sudah siap dengan penampilannya yang terlihat rapih dengan dress selutut nya.
Tak ada sahutan. Bocah laki-laki itu masih saja sibuk mengembara dalam lamunannya yang tak berkesudahan. Membuat gadis kecil itu pun geram.
"Apin ihhh..." Tangan mungilnya gatal untuk tidak menggoyang-goyangkan bahu kecil Mallfin.
"Apa sih Maurin!!!" Geram Mallfin setengah terkejut.
"Dalli tadi Mollin ajak bicalla Apin tapi Apin na diam-diam mululu, Mollin jadi sheball." Sungut Maurin berapi-api.
"Iya. Ada apa?" Jawab Mallfin pada akhirnya. Ia tak ingin saudara kembarnya itu sampai terisak hingga akhirnya kembali merepotkan sang mommy yang tengah sibuk mengurusi cucian.
"Mommy sulluh Apin antel Mollin ke taman belmain, Mollin mau main ayun-ayun shana."
"Main di rumah saja." Tolak Mallfin enggan.
"Endak mahu, Mollin boshan main di lumah, Apin duga endak mahu main shama Mollin. Mollin shepian. Ini kan halli libull, pashti banak teman-teman shana..." Sahut Maurin dengan wajah memelasnya.
"Bentar, Mallfin ijin dulu sama mommy..." Timpal Mallfin pada akhirnya, membuat gadis kecil itu sontak memekik girang.
"Yeay... Asik asik asik... Tellimakasih Apin danteng, hihihi... ."
*****
"Wow... Lame sheukalli ya Apin..." Pekik si kecil Maurin sesampainya di taman bermain dekat rumahnya. Bola matanya berbinar menatap kagum pada sekumpulan anak-anak yang tengah sibuk memainkan permainannya.
"Apin Apin... Mollin mau main ayun-ayun itu." Tunjuk Maurin pada sepasang ayunan yang kini telah di tempati anak-anak lain.
"Yang lain saja, itu ada orangnya."
"Tapi Mollin mau main ayun-ayun, Apin..." rengeknya. Tangannya kini bergelayut manja di lengan tangan Mallfin, merajuk sesuka hatinya hingga membuat bocah laki-laki itu dibuat jengah sendiri.
"Main jungkat-jungkit aja, nanti kalau mereka sudah pergi, baru gantian kamu." Sahut Mallfin memberi solusi.
Namun bukan Maurin namanya kalau langsung patuh begitu saja. Terbukti kini gadis kecil itu terlihat memberengut enggan.
"Kalau ngga mau ya sudah, kita pulang saja." Putus Mallfin. Memaksa gadis itu untuk patuh saja atau harus pulang dengan tangan hampa.
"Iya iya... tapi Apin hallus ikut main dungkit-dungkit na... Kalau Mollin main shendilli, nanti dungkit-dungkit na kan endak bisha belgelak... ."
Mallfin dengan terpaksa akhirnya menuruti keinginan sang kembaran. Bocah laki-laki itu hanya bisa duduk dengan jengah di tengah tawa riang sang kembaran yang memekakkan telinga.
Benar-benar berisik menurutnya.
Di tengah permainan yang mengasikkan itu, tiba-tiba segerombolan anak laki-laki kini datang menghampiri sepasang kembaran itu. Satu diantara kelimanya bernama Rio. Usianya tak jauh berbeda dengan si kembar. Hanya berbeda beberapa bulan.
"Hei... Itu tempat kami. Minggir kalian!!!" Serobot bocah laki-laki berbadan gemuk yang tak lain adalah Rio. Rio adalah anak pak lurah di daerah itu. Maka tak mengherankan jika anak-anak disana akan takut padanya. Pada kekuasaan ayahnya.
"Endak mahu. Mollin kan shini dulluan, jadi Lio hallus antlii dullu," sungut Maurin tak terima. Gadis kecil itu tak mudah di tindas.
"Kamu sudah dibilangin ngga nurut. Rasain ini." Dengan amarah yang membuncah, bocah laki-laki itupun bergerak mendorong tubuh mungil Maurin dengan kerasnya, membuat gadis kecil itu sontak saja terjatuh dari tempat duduknya.
Brakkk... .
"Hwaa... Apin..."
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Ada yang mau tolongin Maurin ngga nih
Kasihan anak gemoyi nya😭
Happy reading
Saranghaja💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
C2nunik987
aduhhh kasian Molin cadel kesayangan onty jatuh ia nak ....😭😭😭😍🙏
2024-12-25
0
Edah J
Masih sedih dengan keadaan si twins duhh😢
2024-12-31
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒘𝒂𝒉" 𝒄𝒂𝒓𝒊 𝒈𝒂𝒓𝒂" 𝒔𝒊 𝑹𝒊𝒐
2024-09-11
0