Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

Bab 1 ( Cinta Terlarang )

"Saya terima Nikah dan Kawinnya Aisyah Bin Almarhum Bapak Imron dengan mas kawin seperangkat alat Shalat beserta emas seberat tiga puluh gram dibayar Tunai," ucap lantang seorang Pemuda yang bernama Raihan.

Hari ini Raihan dan Aisyah telah melakukan ijab kabul Pernikahan secara siri yang hanya disaksikan oleh tiga orang saja dan diselenggarakan di sebuah Mesjid yang berada di sebelah rumah seorang Ustadz yang menjadi Penghulu Pernikahan mereka.

Mereka berdua sengaja mencari tempat yang jauh dari daerah tempat tinggal mereka selama ini supaya tidak ada seorang pun yang mengenali mereka, hal ini dikarenakan semua orang di daerah tersebut tahu bahwa Raihan dan Aisyah adalah saudara kandung sehingga tentu akan menimbulkan larangan dan efek negatif pada mereka terkait pernikahan ini. Padahal kenyataannya, baik Raihan maupun Aisyah masih belum mengetahui kalau sebenarnya Raihan hanyalah anak angkat.

Aisyah sudah bersikeras menolak ajakan Raihan untuk menikah, tapi Raihan ngotot ingin tetap menikahinya dengan alasan jika Raihan tidak mau kehilangan Aisyah kalau sampai Aisyah dinikahi oleh lelaki lain.

Sebelum acara Pernikahan dilangsungkan, Aisyah dan Raihan sempat berdebat dengan pendapat mereka masing-masing.

"Kak, Sebaiknya pernikahannya kita batalkan saja ya, karena kita berdua adalah Kakak beradik, dan Pernikahan kita tidak akan syah secara hukum maupun Agama," ucap Aisyah dengan menangis.

"De, Kakak mohon sama Aisyah, Aisyah nurut saja sama Kakak, Kakak gak mau jika Aisyah sampai menikah dengan lelaki lain selain Kakak," ujar Raihan yang masih bersikeras dengan pendiriannya.

Bukannya Aisyah tidak mencintai Raihan, tapi Aisyah takut karena yang Aisyah tau kalau dia dan Raihan adalah saudara kandung.

"Bagaimana nanti kata orang apabila mengetahui jika kita berdua menikah, pasti kita akan menjadi bahan cemoohan semua orang, dan mungkin kita akan di usir dari kampung ini Kak."

"Kenapa kita harus peduli dengan perkataan oranglain? kita berdua juga tidak meminta makan kepada mereka. Selama tujuh belas tahun ini Kakak yang sudah berjuang menghidupi kamu Aisyah, jadi untuk apa kamu mendengarkan perkataan oranglain," ujar Raihan dengan memeluk tubuh Adik yang sangat dicintainya.

"Tapi semua ini salah Kak."

"Cinta tak pernah salah Aisyah, meskipun cinta terlarang sekali pun," ujar Raihan.

Raihan akhirnya memutuskan untuk menikahi Aisyah secepatnya, karena banyak lelaki yang datang untuk melamar Aisyah, sehingga Raihan merasa cemburu.

"Hari ini juga Kakak akan menikahi kamu Aisyah."

"Tapi Penghulu mana yang akan menikahkan kita Kak, semua orang di sini tau jika kita berdua adalah Saudara kandung."

"Kalau begitu kita akan mencari tempat yang jauh, supaya tidak ada yang mengenali kita berdua sebagai saudara."

Akhirnya Raihan dan Aisyah pergi ke tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka untuk melakukan ijab kabul Pernikahan meskipun hanya secara siri.

Mereka berdua terus bertanya kepada setiap orang yang dijumpainya saat di perjalanan, untuk menanyakan keberadaan Ustad yang bersedia menikahkan secara siri.

"Bu, maaf kalau di sini siapa ya Ustad yang bisa menjadi Penghulu?" tanya Raihan ketika mereka berdua istirahat di sebuah warung.

"Kalau di sini yang biasa menjadi Penghulu namanya Ustad Somad. rumahnya berada di sebelah Mesjid yang berada di ujung jalan sini. Memangnya kalian berdua mau menikah ya?"

"Iya Bu, kami mau menikah secara siri terlebih dahulu," jawab Raihan.

"Tapi kok wajah kalian mirip, saya tadi mengira jika kalian berdua adalah Adik Kakak," ujar Ibu pemilik warung.

Aisyah sudah terlihat ketakutan, sedangkan Raihan menjawabnya dengan santai.

"Mungkin karena kita berjodoh Bu, makanya kita berdua mirip. Bukannya kata orang kalau jodoh itu wajahnya banyak yang mirip ya," ujar Raihan.

"Iya bener Nak, Ibu juga sama Suami mirip banget lho, makanya kalau kita jalan berdua banyak yang mengira jika kita adalah saudara."

Aisyah yang mendengar ucapan Ibu pemilik warung tersebut akhirnya merasa lega, karena dia takut jika sampai ada yang mengetahui identitas mereka yang sebenarnya.

Setelah membayar makanannya, Raihan dan Aisyah melanjutkan kembali perjalanan mereka berdua menuju rumah Ustad Somad.

"Assalamu'alaikum," ucap Raihan dan Aisyah ketika sampai di depan rumah Ustad Somad.

"Wa'alaikumsalam," jawab seorang perempuan paruh baya dengan membuka pintu.

"Bu maaf, Apa benar ini rumah Ustadz Somad?" tanya Raihan.

"Iya benar, silahkan masuk, Bapak kebetulan baru pulang dari sawah," ujar Istri Ustadz Somad yang bernama Irma.

Bu Irma akhirnya memanggil Ustad Somad yang baru selesai mandi.

Setelah bertemu dengan Raihan dan Aisyah, Ustad Somad pun menanyakan maksud dari kedatangan mereka berdua.

"Maaf kenapa Ananda berdua mencari Bapak?"

"Perkenalkan Pak, nama saya Raihan dan ini calon Istri saya Aisyah. Begini Pak, maksud kedatangan kami kemari, kami ingin meminta tolong kepada Bapak semoga berkenan untuk menikahkan kami berdua," ujar Raihan.

"Apa Nak Aisyah masih mempunyai Ayah atau Wali yang nanti bisa menjadi Wali Nikahnya?" tanya Ustad Somad.

"Kami berdua hidup sebatang kara Pak, jadi kami memutuskan untuk menikah secara siri terlebih dahulu supaya tidak terjadi fitnah," tutur Raihan.

"Baiklah kalau seperti itu ceritanya, insyaallah Bapak bersedia menikahkan kalian berdua, kalau begitu sekarang kita ke Mesjid untuk melakukan acara ijab kabul setelah melakukan Shalat Dzuhur terlebih dahulu, nanti kita bisa meminta tolong kepada tetangga yang datang Shalat Dzuhur ke Mesjid untuk menjadi saksi Pernikahan kalian," ajak Ustad Somad.

Setelah melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah, akhirnya Raihan melakukan ijab kabul Pernikahan dengan Ustad Somad yang menjadi Penghulu dan dua orang tetangga Ustad Somad yang menjadi saksi Pernikahan mereka.

"Alhamdulillah, sekarang Nak Raihan dan Nak Aisyah sudah sah menjadi Suami-Istri secara Agama. Selamat ya, semoga Pernikahan kalian berdua langgeng," ucap Ustad Somad yang di Amini oleh semuanya.

"Terimakasih banyak ya Pak, ini saya ada sedikit rezeki, semoga saja Bapak sekalian berkenan menerimanya," ujar Raihan dengan memberikan amplop kepada Pak Somad dan kedua tetangganya.

Apa Pernikahan kami Sah secara Agama? sedangkan kami berdua masih satu darah? batin Aisyah kini bertanya-tanya.

"Pak, kalau begitu kami permisi dulu untuk melanjutkan perjalanan supaya tidak kemalaman. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada semuanya," ujar Raihan. Kemudian Raihan dan Aisyah pun berpamitan untuk pulang kembali ke rumah mereka.

Sepanjang perjalanan, Raihan terus tersenyum bahagia, lain hal nya dengan Aisyah yang masih merasakan bimbang dengan status Pernikahan mereka.

"Sayang, kenapa kamu diam saja?" tanya Raihan dengan melingkarkan tangan Aisyah ke pinggangnya, karena saat ini mereka berdua berada di atas motor dengan Raihan yang mengendarainya.

"Aisyah takut Kak, Apakah status Pernikahan Sedarah ini sah atau tidak," jawab Aisyah dengan menitikkan airmata, sehingga Raihan yang mendengar ucapan Aisyah pun langsung menghentikan motornya.

"Aisyah harus yakin kepada Kakak, kalau selamanya Kakak akan selalu mencintai Aisyah dan tidak akan pernah meninggalkan Aisyah, tidak seperti Ibu Kandung kita yang telah tega berselingkuh dan kabur dengan selingkuhannya sehingga membuat Ayah kita meninggal dunia dan membuat kita berdua hidup sebatang kara," ujar Raihan dengan memeluk erat tubuh Aisyah.

Terpopuler

Comments

aira aira

aira aira

yey

2024-01-04

1

Didi Didi

Didi Didi

vote sudah meluncur

2023-02-13

1

Swadeekhab

Swadeekhab

vote mendarat

2023-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Cinta Terlarang )
2 Bab 2 ( Raihan dan Aisyah yang malang )
3 Bab 3 ( Debaran aneh dalam dada )
4 Bab 4 ( Cinta tak pernah salah )
5 Bab 5 ( Dosa Terindah )
6 Bab 6 ( Dugaan Raihan )
7 Bab 7 ( Takdir yang kita pilih )
8 Bab 8 ( Aisyah Hamil )
9 Bab 9 ( Kecurigaan Erna )
10 Bab 10 ( Dihakimi Warga )
11 Bab 11 ( Desa Nelayan )
12 Bab 12 ( Membeli baju bekas )
13 Bab 13 ( Kedatangan Ratna Anjani )
14 Bab 14 ( Kerja serabutan )
15 Bab 15 ( Kekecewaan Bu Ima )
16 Episode 16 ( Malaikat tak bersayap )
17 Bab 17 ( Bidadari Surgaku )
18 Bab 18 ( Surga di telapak kaki Ibu)
19 Bab 19 ( Kepercayaan Aisyah )
20 Bab 20 ( Hari pertama Ratna kerja )
21 Bab 21 ( Jangan ada dusta di antara kita )
22 Bab 22 ( Cinta adalah sebuah pengorbanan )
23 Bab 23 ( Menjadi Nelayan )
24 Bab 24 ( Ada apa dengan Ratna? )
25 Bab 25 ( Menjadi korban pelecehan )
26 Bab 26 ( Mendapatkan Hidayah )
27 Bab 27 ( Perdebatan antara Arif dan Akbar )
28 Bab 28 ( Di mata Tuhan manusia sama )
29 Bab 29 ( Sosok Aisyah yang spesial )
30 Bab 30 ( Mengalami kontraksi )
31 Bab 31 ( Melahirkan dalam gerobak )
32 Bab 32 ( Sebuah Dugaan )
33 Bab 33 ( Nathan dan Nala )
34 Bab 34 ( Feeling seorang Ayah )
35 Bab 35 ( Pertemuan Raihan dan Papa Herdi )
36 Bab 36 ( Cerita masalalu )
37 Bab 37 ( Harta bukanlah tolak ukur sebuah kebahagiaan )
38 Bab 38 ( Akta Kelahiran )
39 Bab 39 ( Harta yang kita miliki tidak akan dibawa mati )
40 Bab 40 ( Hikmah dibalik musibah )
41 Bab 41 ( Suami idaman )
42 Bab 42 ( Dendam hanya akan membawa kita kepada kehancuran )
43 Bab 43 ( Dalang dibalik penculikan Raihan )
44 Bab 44 ( Kedatangan Nenek Rose )
45 Bab 45 ( Usul Perjodohan )
46 Bab 46 ( Perhiasan terindah )
47 Bab 47 ( Syukuran 40 hari Nathan dan Nala )
48 Bab 48 ( Memulai usaha baru )
49 Bab 49 ( Bencana Alam )
50 Bab 50 ( Hilang ingatan )
51 Bab 51 ( Evakuasi Raihan )
52 Bab 52 ( Terpisah oleh jarak dan waktu )
53 Bab 53 ( Saya bukan Pelakor )
54 Bab 54 ( Separuh jiwaku hilang )
55 Bab 55 ( Diperlakukan seperti Pembantu )
56 Bab 56 ( Tes DNA )
57 Bab 57 ( Menebus kesalahan )
58 Bab 58 ( Berada dalam dilema )
59 Bab 59 ( Aku bukan Boneka )
60 Bab 60( Keputusan Mama Neti )
61 Bab 61 ( Kekuatan cinta Aisyah dan Raihan )
62 Bab 62 ( Membuat kenangan baru )
63 Bab 63 ( Pertemuan Pak Burhan dengan Bu Ima )
64 Bab 64 ( Penolakan Ratna )
65 Bab 65 ( Mimpi yang aneh )
66 Bab 66 ( Lebih baik Jujur meski pun menyakitkan )
67 Bab 67 ( Ingatan yang kembali )
68 Bab 68 ( Kebenaran yang terungkap )
69 Bab 69 ( Kenapa Ibu meninggalkan kami? )
70 Bab 70 ( Pengakuan Pak Burhan )
71 Bab 71 ( Akhir hidup Bu Neti )
72 Bab 72 ( Semoga beristirahat dengan tenang )
73 Bab 73 ( Selamat jalan Ibu )
74 Bab 74 ( Merasa kehilangan )
75 Bab 75 ( Kembali ke Jakarta )
76 Bab 76 ( Ujian sebelum menikah )
77 Bab 77 ( Menemui Bu Ima dan Ratna )
78 Bab 78 ( Donor Darah )
79 Bab 79 ( Menyatukan Bu Ima dan Pak Burhan )
80 Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81 Bab 81 ( Membongkar sebuah kejahatan )
82 Bab 82 ( Tragedi pada Pernikahan Gisel dan Evan )
83 Bab 83 ( Hamil )
84 Bab 84 ( Semoga selalu bahagia )
85 Bab 85 ( Promosi Novel : Di Ujung Penantianku )
86 Bab 86 ( Promosi Novel : CAKA )
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 ( Cinta Terlarang )
2
Bab 2 ( Raihan dan Aisyah yang malang )
3
Bab 3 ( Debaran aneh dalam dada )
4
Bab 4 ( Cinta tak pernah salah )
5
Bab 5 ( Dosa Terindah )
6
Bab 6 ( Dugaan Raihan )
7
Bab 7 ( Takdir yang kita pilih )
8
Bab 8 ( Aisyah Hamil )
9
Bab 9 ( Kecurigaan Erna )
10
Bab 10 ( Dihakimi Warga )
11
Bab 11 ( Desa Nelayan )
12
Bab 12 ( Membeli baju bekas )
13
Bab 13 ( Kedatangan Ratna Anjani )
14
Bab 14 ( Kerja serabutan )
15
Bab 15 ( Kekecewaan Bu Ima )
16
Episode 16 ( Malaikat tak bersayap )
17
Bab 17 ( Bidadari Surgaku )
18
Bab 18 ( Surga di telapak kaki Ibu)
19
Bab 19 ( Kepercayaan Aisyah )
20
Bab 20 ( Hari pertama Ratna kerja )
21
Bab 21 ( Jangan ada dusta di antara kita )
22
Bab 22 ( Cinta adalah sebuah pengorbanan )
23
Bab 23 ( Menjadi Nelayan )
24
Bab 24 ( Ada apa dengan Ratna? )
25
Bab 25 ( Menjadi korban pelecehan )
26
Bab 26 ( Mendapatkan Hidayah )
27
Bab 27 ( Perdebatan antara Arif dan Akbar )
28
Bab 28 ( Di mata Tuhan manusia sama )
29
Bab 29 ( Sosok Aisyah yang spesial )
30
Bab 30 ( Mengalami kontraksi )
31
Bab 31 ( Melahirkan dalam gerobak )
32
Bab 32 ( Sebuah Dugaan )
33
Bab 33 ( Nathan dan Nala )
34
Bab 34 ( Feeling seorang Ayah )
35
Bab 35 ( Pertemuan Raihan dan Papa Herdi )
36
Bab 36 ( Cerita masalalu )
37
Bab 37 ( Harta bukanlah tolak ukur sebuah kebahagiaan )
38
Bab 38 ( Akta Kelahiran )
39
Bab 39 ( Harta yang kita miliki tidak akan dibawa mati )
40
Bab 40 ( Hikmah dibalik musibah )
41
Bab 41 ( Suami idaman )
42
Bab 42 ( Dendam hanya akan membawa kita kepada kehancuran )
43
Bab 43 ( Dalang dibalik penculikan Raihan )
44
Bab 44 ( Kedatangan Nenek Rose )
45
Bab 45 ( Usul Perjodohan )
46
Bab 46 ( Perhiasan terindah )
47
Bab 47 ( Syukuran 40 hari Nathan dan Nala )
48
Bab 48 ( Memulai usaha baru )
49
Bab 49 ( Bencana Alam )
50
Bab 50 ( Hilang ingatan )
51
Bab 51 ( Evakuasi Raihan )
52
Bab 52 ( Terpisah oleh jarak dan waktu )
53
Bab 53 ( Saya bukan Pelakor )
54
Bab 54 ( Separuh jiwaku hilang )
55
Bab 55 ( Diperlakukan seperti Pembantu )
56
Bab 56 ( Tes DNA )
57
Bab 57 ( Menebus kesalahan )
58
Bab 58 ( Berada dalam dilema )
59
Bab 59 ( Aku bukan Boneka )
60
Bab 60( Keputusan Mama Neti )
61
Bab 61 ( Kekuatan cinta Aisyah dan Raihan )
62
Bab 62 ( Membuat kenangan baru )
63
Bab 63 ( Pertemuan Pak Burhan dengan Bu Ima )
64
Bab 64 ( Penolakan Ratna )
65
Bab 65 ( Mimpi yang aneh )
66
Bab 66 ( Lebih baik Jujur meski pun menyakitkan )
67
Bab 67 ( Ingatan yang kembali )
68
Bab 68 ( Kebenaran yang terungkap )
69
Bab 69 ( Kenapa Ibu meninggalkan kami? )
70
Bab 70 ( Pengakuan Pak Burhan )
71
Bab 71 ( Akhir hidup Bu Neti )
72
Bab 72 ( Semoga beristirahat dengan tenang )
73
Bab 73 ( Selamat jalan Ibu )
74
Bab 74 ( Merasa kehilangan )
75
Bab 75 ( Kembali ke Jakarta )
76
Bab 76 ( Ujian sebelum menikah )
77
Bab 77 ( Menemui Bu Ima dan Ratna )
78
Bab 78 ( Donor Darah )
79
Bab 79 ( Menyatukan Bu Ima dan Pak Burhan )
80
Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81
Bab 81 ( Membongkar sebuah kejahatan )
82
Bab 82 ( Tragedi pada Pernikahan Gisel dan Evan )
83
Bab 83 ( Hamil )
84
Bab 84 ( Semoga selalu bahagia )
85
Bab 85 ( Promosi Novel : Di Ujung Penantianku )
86
Bab 86 ( Promosi Novel : CAKA )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!