Cinta Terlarang
"Saya terima Nikah dan Kawinnya Aisyah Bin Almarhum Bapak Imron dengan mas kawin seperangkat alat Shalat beserta emas seberat tiga puluh gram dibayar Tunai," ucap lantang seorang Pemuda yang bernama Raihan.
Hari ini Raihan dan Aisyah telah melakukan ijab kabul Pernikahan secara siri yang hanya disaksikan oleh tiga orang saja dan diselenggarakan di sebuah Mesjid yang berada di sebelah rumah seorang Ustadz yang menjadi Penghulu Pernikahan mereka.
Mereka berdua sengaja mencari tempat yang jauh dari daerah tempat tinggal mereka selama ini supaya tidak ada seorang pun yang mengenali mereka, hal ini dikarenakan semua orang di daerah tersebut tahu bahwa Raihan dan Aisyah adalah saudara kandung sehingga tentu akan menimbulkan larangan dan efek negatif pada mereka terkait pernikahan ini. Padahal kenyataannya, baik Raihan maupun Aisyah masih belum mengetahui kalau sebenarnya Raihan hanyalah anak angkat.
Aisyah sudah bersikeras menolak ajakan Raihan untuk menikah, tapi Raihan ngotot ingin tetap menikahinya dengan alasan jika Raihan tidak mau kehilangan Aisyah kalau sampai Aisyah dinikahi oleh lelaki lain.
Sebelum acara Pernikahan dilangsungkan, Aisyah dan Raihan sempat berdebat dengan pendapat mereka masing-masing.
"Kak, Sebaiknya pernikahannya kita batalkan saja ya, karena kita berdua adalah Kakak beradik, dan Pernikahan kita tidak akan syah secara hukum maupun Agama," ucap Aisyah dengan menangis.
"De, Kakak mohon sama Aisyah, Aisyah nurut saja sama Kakak, Kakak gak mau jika Aisyah sampai menikah dengan lelaki lain selain Kakak," ujar Raihan yang masih bersikeras dengan pendiriannya.
Bukannya Aisyah tidak mencintai Raihan, tapi Aisyah takut karena yang Aisyah tau kalau dia dan Raihan adalah saudara kandung.
"Bagaimana nanti kata orang apabila mengetahui jika kita berdua menikah, pasti kita akan menjadi bahan cemoohan semua orang, dan mungkin kita akan di usir dari kampung ini Kak."
"Kenapa kita harus peduli dengan perkataan oranglain? kita berdua juga tidak meminta makan kepada mereka. Selama tujuh belas tahun ini Kakak yang sudah berjuang menghidupi kamu Aisyah, jadi untuk apa kamu mendengarkan perkataan oranglain," ujar Raihan dengan memeluk tubuh Adik yang sangat dicintainya.
"Tapi semua ini salah Kak."
"Cinta tak pernah salah Aisyah, meskipun cinta terlarang sekali pun," ujar Raihan.
Raihan akhirnya memutuskan untuk menikahi Aisyah secepatnya, karena banyak lelaki yang datang untuk melamar Aisyah, sehingga Raihan merasa cemburu.
"Hari ini juga Kakak akan menikahi kamu Aisyah."
"Tapi Penghulu mana yang akan menikahkan kita Kak, semua orang di sini tau jika kita berdua adalah Saudara kandung."
"Kalau begitu kita akan mencari tempat yang jauh, supaya tidak ada yang mengenali kita berdua sebagai saudara."
Akhirnya Raihan dan Aisyah pergi ke tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka untuk melakukan ijab kabul Pernikahan meskipun hanya secara siri.
Mereka berdua terus bertanya kepada setiap orang yang dijumpainya saat di perjalanan, untuk menanyakan keberadaan Ustad yang bersedia menikahkan secara siri.
"Bu, maaf kalau di sini siapa ya Ustad yang bisa menjadi Penghulu?" tanya Raihan ketika mereka berdua istirahat di sebuah warung.
"Kalau di sini yang biasa menjadi Penghulu namanya Ustad Somad. rumahnya berada di sebelah Mesjid yang berada di ujung jalan sini. Memangnya kalian berdua mau menikah ya?"
"Iya Bu, kami mau menikah secara siri terlebih dahulu," jawab Raihan.
"Tapi kok wajah kalian mirip, saya tadi mengira jika kalian berdua adalah Adik Kakak," ujar Ibu pemilik warung.
Aisyah sudah terlihat ketakutan, sedangkan Raihan menjawabnya dengan santai.
"Mungkin karena kita berjodoh Bu, makanya kita berdua mirip. Bukannya kata orang kalau jodoh itu wajahnya banyak yang mirip ya," ujar Raihan.
"Iya bener Nak, Ibu juga sama Suami mirip banget lho, makanya kalau kita jalan berdua banyak yang mengira jika kita adalah saudara."
Aisyah yang mendengar ucapan Ibu pemilik warung tersebut akhirnya merasa lega, karena dia takut jika sampai ada yang mengetahui identitas mereka yang sebenarnya.
Setelah membayar makanannya, Raihan dan Aisyah melanjutkan kembali perjalanan mereka berdua menuju rumah Ustad Somad.
"Assalamu'alaikum," ucap Raihan dan Aisyah ketika sampai di depan rumah Ustad Somad.
"Wa'alaikumsalam," jawab seorang perempuan paruh baya dengan membuka pintu.
"Bu maaf, Apa benar ini rumah Ustadz Somad?" tanya Raihan.
"Iya benar, silahkan masuk, Bapak kebetulan baru pulang dari sawah," ujar Istri Ustadz Somad yang bernama Irma.
Bu Irma akhirnya memanggil Ustad Somad yang baru selesai mandi.
Setelah bertemu dengan Raihan dan Aisyah, Ustad Somad pun menanyakan maksud dari kedatangan mereka berdua.
"Maaf kenapa Ananda berdua mencari Bapak?"
"Perkenalkan Pak, nama saya Raihan dan ini calon Istri saya Aisyah. Begini Pak, maksud kedatangan kami kemari, kami ingin meminta tolong kepada Bapak semoga berkenan untuk menikahkan kami berdua," ujar Raihan.
"Apa Nak Aisyah masih mempunyai Ayah atau Wali yang nanti bisa menjadi Wali Nikahnya?" tanya Ustad Somad.
"Kami berdua hidup sebatang kara Pak, jadi kami memutuskan untuk menikah secara siri terlebih dahulu supaya tidak terjadi fitnah," tutur Raihan.
"Baiklah kalau seperti itu ceritanya, insyaallah Bapak bersedia menikahkan kalian berdua, kalau begitu sekarang kita ke Mesjid untuk melakukan acara ijab kabul setelah melakukan Shalat Dzuhur terlebih dahulu, nanti kita bisa meminta tolong kepada tetangga yang datang Shalat Dzuhur ke Mesjid untuk menjadi saksi Pernikahan kalian," ajak Ustad Somad.
Setelah melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah, akhirnya Raihan melakukan ijab kabul Pernikahan dengan Ustad Somad yang menjadi Penghulu dan dua orang tetangga Ustad Somad yang menjadi saksi Pernikahan mereka.
"Alhamdulillah, sekarang Nak Raihan dan Nak Aisyah sudah sah menjadi Suami-Istri secara Agama. Selamat ya, semoga Pernikahan kalian berdua langgeng," ucap Ustad Somad yang di Amini oleh semuanya.
"Terimakasih banyak ya Pak, ini saya ada sedikit rezeki, semoga saja Bapak sekalian berkenan menerimanya," ujar Raihan dengan memberikan amplop kepada Pak Somad dan kedua tetangganya.
Apa Pernikahan kami Sah secara Agama? sedangkan kami berdua masih satu darah? batin Aisyah kini bertanya-tanya.
"Pak, kalau begitu kami permisi dulu untuk melanjutkan perjalanan supaya tidak kemalaman. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada semuanya," ujar Raihan. Kemudian Raihan dan Aisyah pun berpamitan untuk pulang kembali ke rumah mereka.
Sepanjang perjalanan, Raihan terus tersenyum bahagia, lain hal nya dengan Aisyah yang masih merasakan bimbang dengan status Pernikahan mereka.
"Sayang, kenapa kamu diam saja?" tanya Raihan dengan melingkarkan tangan Aisyah ke pinggangnya, karena saat ini mereka berdua berada di atas motor dengan Raihan yang mengendarainya.
"Aisyah takut Kak, Apakah status Pernikahan Sedarah ini sah atau tidak," jawab Aisyah dengan menitikkan airmata, sehingga Raihan yang mendengar ucapan Aisyah pun langsung menghentikan motornya.
"Aisyah harus yakin kepada Kakak, kalau selamanya Kakak akan selalu mencintai Aisyah dan tidak akan pernah meninggalkan Aisyah, tidak seperti Ibu Kandung kita yang telah tega berselingkuh dan kabur dengan selingkuhannya sehingga membuat Ayah kita meninggal dunia dan membuat kita berdua hidup sebatang kara," ujar Raihan dengan memeluk erat tubuh Aisyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
aira aira
yey
2024-01-04
2
Didi Didi
vote sudah meluncur
2023-02-13
1
🤗🤗
vote mendarat
2023-02-06
1