Bab 4 ( Cinta tak pernah salah )

Aisyah kini membuka bungkusan kantong kresek yang ia temukan di atas lemari, dan Aisyah begitu terkejut pada saat membuka box yang berisikan kue ulang tahun.

"Jadi semalam Kakak membelikan kue ulang tahun ini untuk Aisyah? kenapa Kakak tidak langsung memberikannya?" tanya Aisyah dengan mata berkaca-kaca.

"Semalam kan ada kue yang bagus dan besar pemberian dari Reno, jadi Kak Raihan takut Aisyah menolaknya."

"Kak, sebagus apa pun kue dan kado pemberian dari oranglain, tidak akan sebanding dengan pemberian Kak Raihan, karena Kak Raihan selalu melakukan semuanya untuk Aisyah dengan penuh perasaan cinta, lagian Aisyah tadi sudah ngasih kue pemberian lelaki bajingan itu kepada tetangga, dan Aisyah juga sudah membakar hadiahnya."

"Maafin Kakak ya sayang, Kak Raihan akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk Aisyah. Ya sudah kalau begitu Aisyah sekarang tiup lilinnya, tapi sebelum melakukan semua itu, Aisyah harus baca do'a dulu."

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Aisyah dan Raihan selalu merayakan ulang tahun hanya berdua saja.

Setelah selesai sarapan, Raihan dan Aisyah kini berangkat ke tempat kerja bersama-sama, dan semua orang selalu menatap sinis terhadap dua Kakak beradik yang selalu menempel itu. Apalagi Erna, salah satu perempuan yang sangat tergila-gila terhadap Raihan.

Pada saat Raihan memarkirkan sepeda motornya di depan bengkel, Erna sudah berada di sana untuk menunggu Raihan.

"Aa Raihan hari ini ganteng banget sih, Erna jadi klepek-klepek sama Aa," ujar Erna dengan menggandeng tangan Raihan.

"Maaf Erna, tapi aku tidak klepek-klepek sama kamu," ujar Raihan dengan sinis, karena Raihan adalah sosok lelaki yang sangat dingin dan juga jarang berbicara. Akan tetapi, perlakukan itu dikecualikan untuk Aisyah, Adik sekaligus pujaan hatinya, karena jika sudah berada di dekat Aisyah, Raihan akan menjadi sangat bawel melebihi Ibu-ibu komplek.

Aisyah yang mendengar ucapan Raihan menjadi tertawa.

"Kenapa kamu ketawa? kamu seneng kan kalau Aa Raihan terus-terusan menolak cintaku," ujar Erna dengan sinis.

"Jaga ucapan kamu Erna, karena aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Aisyah, dan aku hanya akan menikah dengan perempuan yang Aisyah pilih untukku," ujar Raihan, sehingga membuat Erna diam tak berkutik.

"Kak, Aisyah kerja dulu ya," ujar Aisyah dengan mencium punggung tangan Raihan, tapi Aisyah terpeleset karena menginjak sisa oli, sehingga Raihan bergegas menangkap tubuh Aisyah supaya tidak terjatuh.

Aisyah dan Raihan saat ini saling memandang, jantung mereka berdua berdetak dengan kencang, dan baru kali ini Aisyah merasakan debaran aneh dalam dadanya ketika dia menatap wajah Raihan.

"Ekhem, belum puas ya tatap-tatapannya? sekalian saja nari di bawah hujan sambil kejar-kejaran kayak film india," sindir Erna, sehingga membuat Raihan dan Aisyah menjadi salah tingkah.

Kenapa jantungku berdetak lebih kencang ketika melihat wajah Kak Raihan? perasaan apa ini Ya Allah? jangan sampai aku mencintai Kakak kandungku sendiri, batin Aisyah.

"Aku tidak yakin jika kalian berdua adalah Kakak beradik, tatapan kalian seperti dua orang manusia yang sedang dimabuk cinta, sehingga merasa dunia hanya milik berdua dan melupakan keberadaan oranglain di sekitar kalian," sindir Erna.

"Jaga ucapan kamu Erna, apa kamu mau aku tutup mulut kamu pake laban?" tanya Raihan yang mulai geram dengan tingkah Erna yang selalu menyebalkan di matanya.

"Sudah Kak, yang sabar, istighfar kalau menghadapi orang seperti Erna," ujar Aisyah dengan mengelus lembut punggung Raihan.

"Astagfirullah, terimakasih ya sayang, Aisyah memang selalu bisa menenangkan hati Kakak," ujar Raihan dengan memeluk tubuh Aisyah.

"Aku ke sini buat nganterin sarapan buat kamu Raihan, bukan untuk melihat kalian berdua bermesraan," ujar Erna dengan menghentak-hentakan kakinya.

"Aku sudah sarapan sama Aisyah, jadi kamu makan saja sendiri," jawab Raihan dengan entengnya.

"Kamu kenapa sih selau dingin sama aku, aku bela-belain belajar masak hanya buat kamu," ujar Erna dengan menampilkan wajah memelas supaya Raihan merasa Iba.

"Aku gak bakalan mempan melihat wajah memelas kamu," ucap Raihan dengan sinis.

Aisyah yang melihat perjuangan Erna pun merasa iba, karena sudah berkali-kali Raihan menolaknya, tapi Erna masih tetap berjuang untuk mendapatkan hati Raihan.

"Kak, kasihan Teh Erna, sebaiknya Kakak ambil saja makanannya," ujar Aisyah sehingga Raihan terpaksa mengambil makanan dari tangan Erna.

Reza teman Raihan yang baru saja datang, langsung menyambar makanan yang berada di tangan Raihan.

"Makanan buat gue kan Bro? makasih ya, kamu memang pengertian sekali calon Kakak ipar," ucap Reza yang memang sudah menyukai Aisyah sejak lama, tapi Raihan selalu melarang Aisyah untuk dekat dengan lelaki mana pun termasuk Reza.

Reza yang memang sudah lapar langsung saja membuka makanan pemberian dari Erna.

Pada saat Erna mau protes, Reza keburu memuntahkan makanan yang baru satu suap dia makan.

"Itu makanan buat Aa Raihan, kenapa sih kamu main comot aja? pake dimuntahin segala lagi, aku cape tau masaknya," cerocos Erna.

"Pantesan aja rasanya gak enak, ternyata masakan kamu toh, aku kira tadi masakannya Neng Aisyah. Coba rasain masakan kamu Asin banget Erna, kayaknya kamu udah ngebet kawin ya," ujar Reza dengan terus meminum air dari botol yang dia bawa.

Aisyah dan Raihan hanya tertawa melihat Reza dan Erna yang terus saja ribut.

"Kak, sebaiknya kita tinggalkan saja mereka berdua, kuping Aisyah sakit nih dengernya," ujar Aisyah dengan cekikikan.

Raihan terus saja memandangi wajah Aisyah pada saat Aisyah menarik lembut tangannya untuk ikut mengantarkan Aisyah ke dapur Restoran tempat kerjanya.

"Kakak kenapa bengong terus?" tanya Aisyah.

"Kamu cantik Aisyah," ucap Raihan dengan tersenyum, sehingga membuat Aisyah jadi salah tingkah.

Raihan yang menyadari perkataannya, langsung saja pamit kepada Aisyah.

"Maaf ya Aisyah, Kakak harus kerja dulu," ujar Raihan dengan bergegas menuju bengkel.

Aisyah yang merasakan sesuatu yang salah dalam hatinya, akhirnya memutuskan untuk menjaga jarak dengan Raihan, karena saat berada di dekat Raihan, jantung Aisyah akan berdetak lebih kencang, dan perubahan sikap Aisyah membuat Raihan menjadi bertanya-tanya.

Raihan yang melihat perubahan pada sikap Aisyah, mencoba untuk bertanya, tapi Aisyah selalu menghindarinya, bahkan berangkat dan pulang kerja pun Aisyah selalu pergi terlebih dahulu.

Saat ini Aisyah tidak bisa menghindari pertanyaan Raihan lagi, karena Raihan menyudutkan Aisyah sehingga tubuhnya kini menempel di tembok rumah mereka.

Jantung Aisyah dan Raihan sama-sama berdetak kencang pada saat wajah mereka berdua berdekatan.

"Aisyah, tolong jawab pertanyaan Kakak, kenapa Aisyah menghindari Kakak terus? apa sebenarnya salah Kakak sama Aisyah?" tanya Raihan dengan nafas yang memburu, dan dia menahan mati-matian supaya bisa menetralkan debaran dadanya.

Aisyah yang mendapatkan pertanyaan dari Raihan, langsung saja menangis sehingga membuat Raihan menjadi bingung.

"Kenapa kamu menangis sayang? apa ada yang sakit? atau ada seseorang yang menyakiti Aisyah?" tanya Raihan karena merasa cemas terhadap Aisyah.

"Sebenarnya hati Aisyah yang sakit Kak, karena setiap Aisyah dekat dengan Kakak, jantung Aisyah akan berdetak kencang dan dada Aisyah berdebar-debar. Aisyah baru kali ini merasakan hal seperti itu terhadap seorang lelaki, dan setelah Aisyah cari tau, itu adalah perasaan cinta," jawab Aisyah sehingga membuat Raihan merasa terkejut.

"Sebenarnya Kakak juga merasakan hal yang sama Aisyah, Kakak sudah jatuh cinta sama kamu," ujar Raihan dengan mengusap lembut rambut Aisyah.

"Tapi perasaan ini salah Kak, kita berdua tidak mungkin bisa bersatu, karena kita adalah Adik Kakak," ujar Aisyah dengan menangis.

Raihan langsung membawa Aisyah ke dalam pelukannya.

"Cinta tak pernah salah Aisyah, cinta itu adalah anugrah," ujar Raihan.

"Tapi cinta yang kita rasakan adalah salah, karena di kehidupan ini kita terlahir sebagai saudara kandung Kak, cinta kita terlarang."

"Apa pun yang terjadi, Kakak akan Menikahimu Aisyah," ujar Raihan dengan mencium bibir Aisyah, dan itu adalah ciuman pertama mereka berdua.

Flash back off.

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

ciusan, Reihan dan Aisyah bakalan nikah ??? 😱😱💐

2023-03-01

1

🤗🤗

🤗🤗

hmmmmm.

2023-02-14

1

🤗🤗

🤗🤗

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Cinta Terlarang )
2 Bab 2 ( Raihan dan Aisyah yang malang )
3 Bab 3 ( Debaran aneh dalam dada )
4 Bab 4 ( Cinta tak pernah salah )
5 Bab 5 ( Dosa Terindah )
6 Bab 6 ( Dugaan Raihan )
7 Bab 7 ( Takdir yang kita pilih )
8 Bab 8 ( Aisyah Hamil )
9 Bab 9 ( Kecurigaan Erna )
10 Bab 10 ( Dihakimi Warga )
11 Bab 11 ( Desa Nelayan )
12 Bab 12 ( Membeli baju bekas )
13 Bab 13 ( Kedatangan Ratna Anjani )
14 Bab 14 ( Kerja serabutan )
15 Bab 15 ( Kekecewaan Bu Ima )
16 Episode 16 ( Malaikat tak bersayap )
17 Bab 17 ( Bidadari Surgaku )
18 Bab 18 ( Surga di telapak kaki Ibu)
19 Bab 19 ( Kepercayaan Aisyah )
20 Bab 20 ( Hari pertama Ratna kerja )
21 Bab 21 ( Jangan ada dusta di antara kita )
22 Bab 22 ( Cinta adalah sebuah pengorbanan )
23 Bab 23 ( Menjadi Nelayan )
24 Bab 24 ( Ada apa dengan Ratna? )
25 Bab 25 ( Menjadi korban pelecehan )
26 Bab 26 ( Mendapatkan Hidayah )
27 Bab 27 ( Perdebatan antara Arif dan Akbar )
28 Bab 28 ( Di mata Tuhan manusia sama )
29 Bab 29 ( Sosok Aisyah yang spesial )
30 Bab 30 ( Mengalami kontraksi )
31 Bab 31 ( Melahirkan dalam gerobak )
32 Bab 32 ( Sebuah Dugaan )
33 Bab 33 ( Nathan dan Nala )
34 Bab 34 ( Feeling seorang Ayah )
35 Bab 35 ( Pertemuan Raihan dan Papa Herdi )
36 Bab 36 ( Cerita masalalu )
37 Bab 37 ( Harta bukanlah tolak ukur sebuah kebahagiaan )
38 Bab 38 ( Akta Kelahiran )
39 Bab 39 ( Harta yang kita miliki tidak akan dibawa mati )
40 Bab 40 ( Hikmah dibalik musibah )
41 Bab 41 ( Suami idaman )
42 Bab 42 ( Dendam hanya akan membawa kita kepada kehancuran )
43 Bab 43 ( Dalang dibalik penculikan Raihan )
44 Bab 44 ( Kedatangan Nenek Rose )
45 Bab 45 ( Usul Perjodohan )
46 Bab 46 ( Perhiasan terindah )
47 Bab 47 ( Syukuran 40 hari Nathan dan Nala )
48 Bab 48 ( Memulai usaha baru )
49 Bab 49 ( Bencana Alam )
50 Bab 50 ( Hilang ingatan )
51 Bab 51 ( Evakuasi Raihan )
52 Bab 52 ( Terpisah oleh jarak dan waktu )
53 Bab 53 ( Saya bukan Pelakor )
54 Bab 54 ( Separuh jiwaku hilang )
55 Bab 55 ( Diperlakukan seperti Pembantu )
56 Bab 56 ( Tes DNA )
57 Bab 57 ( Menebus kesalahan )
58 Bab 58 ( Berada dalam dilema )
59 Bab 59 ( Aku bukan Boneka )
60 Bab 60( Keputusan Mama Neti )
61 Bab 61 ( Kekuatan cinta Aisyah dan Raihan )
62 Bab 62 ( Membuat kenangan baru )
63 Bab 63 ( Pertemuan Pak Burhan dengan Bu Ima )
64 Bab 64 ( Penolakan Ratna )
65 Bab 65 ( Mimpi yang aneh )
66 Bab 66 ( Lebih baik Jujur meski pun menyakitkan )
67 Bab 67 ( Ingatan yang kembali )
68 Bab 68 ( Kebenaran yang terungkap )
69 Bab 69 ( Kenapa Ibu meninggalkan kami? )
70 Bab 70 ( Pengakuan Pak Burhan )
71 Bab 71 ( Akhir hidup Bu Neti )
72 Bab 72 ( Semoga beristirahat dengan tenang )
73 Bab 73 ( Selamat jalan Ibu )
74 Bab 74 ( Merasa kehilangan )
75 Bab 75 ( Kembali ke Jakarta )
76 Bab 76 ( Ujian sebelum menikah )
77 Bab 77 ( Menemui Bu Ima dan Ratna )
78 Bab 78 ( Donor Darah )
79 Bab 79 ( Menyatukan Bu Ima dan Pak Burhan )
80 Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81 Bab 81 ( Membongkar sebuah kejahatan )
82 Bab 82 ( Tragedi pada Pernikahan Gisel dan Evan )
83 Bab 83 ( Hamil )
84 Bab 84 ( Semoga selalu bahagia )
85 Bab 85 ( Promosi Novel : Di Ujung Penantianku )
86 Bab 86 ( Promosi Novel : CAKA )
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 ( Cinta Terlarang )
2
Bab 2 ( Raihan dan Aisyah yang malang )
3
Bab 3 ( Debaran aneh dalam dada )
4
Bab 4 ( Cinta tak pernah salah )
5
Bab 5 ( Dosa Terindah )
6
Bab 6 ( Dugaan Raihan )
7
Bab 7 ( Takdir yang kita pilih )
8
Bab 8 ( Aisyah Hamil )
9
Bab 9 ( Kecurigaan Erna )
10
Bab 10 ( Dihakimi Warga )
11
Bab 11 ( Desa Nelayan )
12
Bab 12 ( Membeli baju bekas )
13
Bab 13 ( Kedatangan Ratna Anjani )
14
Bab 14 ( Kerja serabutan )
15
Bab 15 ( Kekecewaan Bu Ima )
16
Episode 16 ( Malaikat tak bersayap )
17
Bab 17 ( Bidadari Surgaku )
18
Bab 18 ( Surga di telapak kaki Ibu)
19
Bab 19 ( Kepercayaan Aisyah )
20
Bab 20 ( Hari pertama Ratna kerja )
21
Bab 21 ( Jangan ada dusta di antara kita )
22
Bab 22 ( Cinta adalah sebuah pengorbanan )
23
Bab 23 ( Menjadi Nelayan )
24
Bab 24 ( Ada apa dengan Ratna? )
25
Bab 25 ( Menjadi korban pelecehan )
26
Bab 26 ( Mendapatkan Hidayah )
27
Bab 27 ( Perdebatan antara Arif dan Akbar )
28
Bab 28 ( Di mata Tuhan manusia sama )
29
Bab 29 ( Sosok Aisyah yang spesial )
30
Bab 30 ( Mengalami kontraksi )
31
Bab 31 ( Melahirkan dalam gerobak )
32
Bab 32 ( Sebuah Dugaan )
33
Bab 33 ( Nathan dan Nala )
34
Bab 34 ( Feeling seorang Ayah )
35
Bab 35 ( Pertemuan Raihan dan Papa Herdi )
36
Bab 36 ( Cerita masalalu )
37
Bab 37 ( Harta bukanlah tolak ukur sebuah kebahagiaan )
38
Bab 38 ( Akta Kelahiran )
39
Bab 39 ( Harta yang kita miliki tidak akan dibawa mati )
40
Bab 40 ( Hikmah dibalik musibah )
41
Bab 41 ( Suami idaman )
42
Bab 42 ( Dendam hanya akan membawa kita kepada kehancuran )
43
Bab 43 ( Dalang dibalik penculikan Raihan )
44
Bab 44 ( Kedatangan Nenek Rose )
45
Bab 45 ( Usul Perjodohan )
46
Bab 46 ( Perhiasan terindah )
47
Bab 47 ( Syukuran 40 hari Nathan dan Nala )
48
Bab 48 ( Memulai usaha baru )
49
Bab 49 ( Bencana Alam )
50
Bab 50 ( Hilang ingatan )
51
Bab 51 ( Evakuasi Raihan )
52
Bab 52 ( Terpisah oleh jarak dan waktu )
53
Bab 53 ( Saya bukan Pelakor )
54
Bab 54 ( Separuh jiwaku hilang )
55
Bab 55 ( Diperlakukan seperti Pembantu )
56
Bab 56 ( Tes DNA )
57
Bab 57 ( Menebus kesalahan )
58
Bab 58 ( Berada dalam dilema )
59
Bab 59 ( Aku bukan Boneka )
60
Bab 60( Keputusan Mama Neti )
61
Bab 61 ( Kekuatan cinta Aisyah dan Raihan )
62
Bab 62 ( Membuat kenangan baru )
63
Bab 63 ( Pertemuan Pak Burhan dengan Bu Ima )
64
Bab 64 ( Penolakan Ratna )
65
Bab 65 ( Mimpi yang aneh )
66
Bab 66 ( Lebih baik Jujur meski pun menyakitkan )
67
Bab 67 ( Ingatan yang kembali )
68
Bab 68 ( Kebenaran yang terungkap )
69
Bab 69 ( Kenapa Ibu meninggalkan kami? )
70
Bab 70 ( Pengakuan Pak Burhan )
71
Bab 71 ( Akhir hidup Bu Neti )
72
Bab 72 ( Semoga beristirahat dengan tenang )
73
Bab 73 ( Selamat jalan Ibu )
74
Bab 74 ( Merasa kehilangan )
75
Bab 75 ( Kembali ke Jakarta )
76
Bab 76 ( Ujian sebelum menikah )
77
Bab 77 ( Menemui Bu Ima dan Ratna )
78
Bab 78 ( Donor Darah )
79
Bab 79 ( Menyatukan Bu Ima dan Pak Burhan )
80
Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81
Bab 81 ( Membongkar sebuah kejahatan )
82
Bab 82 ( Tragedi pada Pernikahan Gisel dan Evan )
83
Bab 83 ( Hamil )
84
Bab 84 ( Semoga selalu bahagia )
85
Bab 85 ( Promosi Novel : Di Ujung Penantianku )
86
Bab 86 ( Promosi Novel : CAKA )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!