Bab 5 ( Dosa Terindah )

Aisyah dan Raihan yang sudah resmi menikah menurut versi mereka, memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanannya.

"Kak, ini sepertinya bukan jalan ke rumah ya?" tanya Aisyah karena merasa heran.

"Memang bukan sayang, tapi ini menuju sebuah tempat yang tidak akan pernah kita lupakan," jawab Raihan.

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, Raihan menepikan motornya di sebuah tempat yang pemandangannya begitu indah.

"Kak, pemandangannya indah banget ya," ucap Aisyah dengan mata yang berbinar.

"Tapi lebih indah pemandangan yang saat ini berada di depan mata Kakak," ujar Raihan dengan memeluk tubuh Aisyah dari belakang, kemudian Raihan mengangkat dan memutar tubuh Aisyah, sehingga membuat Aisyah tertawa bahagia.

"Terimakasih banyak karena Kakak sudah mengajak Aisyah melihat Sunset di tempat yang indah ini," ucap Aisyah.

"Kakak akan melakukan apa pun yang kamu mau sayang, karena Kakak tau jika kamu ingin sekali pergi ke Pantai. Maaf ya Kakak baru mengabulkannya sekarang," ujar Raihan dengan memeluk erat tubuh Aisyah.

Mereka berdua mengabadikan momen indah itu dengan melakukan selfi.

Raihan kini mengambil sebuah kotak yang berisikan sepasang cincin emas putih, lalu memasukannya ke dalam jari manis Aisyah.

"Kak, kapan Kakak mempersiapkan semua ini?" tanya Aisyah.

"Sudah lama sayang sekarang masukin juga dong cincin nya ke jari manis Kakak," pinta Raihan.

Setelah mereka berdua saling memasangkan cincin ke dalam jari manis masing-masing, Raihan mengajak Aisyah ke sebuah penginapan yang berada tidak jauh dari tempat mereka saat ini.

"Selamat datang Pak Raihan dan Bu Aisyah, mari kami antar ke kamar Bapak dan Ibu," ujar salah satu Karyawan di penginapan tersebut, sehingga membuat Aisyah kembali bertanya-tanya.

"Kak, kenapa mereka sudah tau nama kita?" tanya Aisyah.

"Karena sebelumnya Kakak sudah boking penginapan ini buat honeymoon kita," bisik Raihan, sehingga membuat Aisyah merasa malu.

Aisyah semakin terkejut, karena kamar mereka sudah di hias seperti kamar pengantin.

"Kakak sudah persiapkan semua ini untuk kamu Aisyah, semoga kamu suka ya sayang," ujar Raihan dengan menggendong tubuh Aisyah menuju ranjang pengantin mereka yang sudah ditaburi oleh kelopak bunga mawar.

Aisyah merasakan kebahagiaan sekaligus ketakutan dalam hatinya, karena jika sampai mereka berdua melakukan hubungan Suami Istri berarti mereka berdua sudah melakukan dosa besar dengan berzi*na.

"Kamu kenapa sayang? apa kamu tidak suka dengan semua ini?" tanya Raihan, karena melihat Aisyah diam saja.

"Aku sangat menyukainya Kak, tapi aku masih ragu dengan status Pernikahan kita, apakah Pernikahan kita sah atau ti_," ucapan Aisyah terpotong, karena Raihan langsung membungkamnya dengan sebuah ciuman.

"Sudah sayang, kamu tidak usah mengatakan apa pun lagi tentang itu, jika memang kita telah melakukan dosa, maka itu akan menjadi dosa terindah, karena sekarang aku tidak akan melepaskan kamu lagi sayang, dan aku bakalan menjadikanmu milikku seutuhnya," ujar Raihan dengan kembali menyatukan bibirnya.

Raihan dan Aisyah yang terbawa suasana kini semakin memperdalam ciuman mereka, dan semakin lama ciuman itu semakin menuntun sehingga mereka melakukan penyatuan yang di dasari oleh rasa cinta pada keduanya, tapi semua itu merupakan sebuah hubungan terlarang karena Pernikahan mereka adalah Pernikahan sedarah.

"Terimakasih sayang, atas semuanya," ucap Raihan setelah mereka berdua menyelesaikan semuanya. Aisyah masih berada dalam dekapan Raihan dan mereka belum memakai sehelai benang pun.

Ampuni kami Ya Allah jika memang kami berdua telah melakukan dosa, batin Aisyah dengan menitikkan airmata. Kemudian mereka berdua tidur terlelap.

"Bapak kecewa sama kalian Aisyah, Raihan. Kalian itu adalah saudara kandung, kenapa kalian berdua menikah? apa kalian tidak kasihan terhadap Bapak karena harus menanggung dosa yang telah kalian perbuat?" ujar Pak Imron dalam mimpi Aisyah, sehingga dalam tidurnya Aisyah terus saja merasa gelisah.

"Maafin Aisyah Pak, maafin Aisyah, Aisyah sangat mencintai Kak Raihan," ujar Aisyah yang kini mengigau dengan menangis.

"Sayang, bangun Aisyah, kamu kenapa?" ujar Raihan dengan menggoyang-goyangkan tubuh Aisyah supaya Aisyah cepat terbangun dari mimpi buruknya.

Aisyah yang sudah terbangun, langsung saja memeluk tubuh Raihan dengan erat.

"Kak, Aisyah takut Kak," ucap Aisyah dengan menangis.

"Kamu takut apa sayang? kenapa tadi Aisyah sampai mengigau dengan menyebut Bapak terus?" tanya Raihan dengan memberikan segelas air kepada Aisyah.

"Minum dulu airnya sayang," lanjut Raihan karena melihat tubuh Aisyah gemetaran.

"Aisyah tadi mimpi buruk Kak, tadi Aisyah mimpi jika Bapak tidak merestui pernikahan kita, karena kita masih mempunyai hubungan darah," jelas Aisyah dengan menangis.

"Mimpi hanyalah bunga tidur sayang, mungkin tadi Aisyah lupa baca do'a dulu," ujar Raihan.

Maafin Kakak Aisyah karena Kakak belum bisa menceritakan semuanya tentang Kakak yang menemukan Akta kelahiran Kakak tadi pagi. Di sana tertulis jika nama kedua orangtua kita berbeda, dan semoga saja dugaan Kakak benar jika ternyata selama ini Kakak hanya Anak angkat, dan bukan Anak kandung Bapak dan Ibu, jadi pernikahan kita akan sah di mata hukum dan Agama, tapi Kakak harus membuktikan itu semua terlebih dahulu, batin Raihan.

"Sebaiknya sekarang kita tidur lagi sayang," ajak Raihan dengan kembali membawa Aisyah ke dalam pelukannya.

......................

Keesokan paginya, Raihan bangun dengan senyuman yang terus terukir di wajahnya, karena saat pertama kali Raihan membuka mata, ada sosok Aisyah yang pertama kali dia lihat.

"Kamu cantik sekali sayang, aku beruntung bisa memilikimu," ujar Raihan, kemudian mencuri ciuman pada saat Aisyah masih terlelap dalam tidurnya.

Pada saat Aisyah membuka matanya, Raihan langsung pura-pura tidur, dan saat ini Aisyah yang mencuri ciuman Raihan, karena Aisyah mengira jika Raihan masih tidur.

Raihan tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung memegangi kepala Aisyah sehingga Aisyah tidak bisa melepaskan ciumannya.

Setelah merasa pasokan udara mereka habis, Raihan akhirnya melepaskan Aisyah.

"Kakak tega banget sih bohongin Aisyah," ujar Aisyah dengan cemberut.

"Tadi siapa yang punya inisiatif duluan buat nyium Kakak?" tanya Raihan sehingga membuat Aisyah malu.

"Aisyah ke kamar mandi dulu ya," ujar Aisyah dengan mencoba menggerakkan tubuhnya yang terasa sakit.

Raihan yang melihat Aisyah kesakitan pun langsung saja membopong tubuh Aisyah dan membawanya ke dalam kamar mandi.

"Kakak keluar, Aisyah malu," ujar Aisyah yang kini menutup Dadanya ketika Raihan memasukan dia ke dalam bathtub.

"Kenapa pake ditutupi segala hemm?" goda Raihan.

"Aisyah malu Kak, ayo sana keluar dulu, Aisyah mau mandi."

"Kenapa harus malu? sekarang kita Suami Istri sayang, jadi tidak ada yang perlu kamu tutup-tutupi karena Kakak sudah melihat semuanya, bahkan merasakannya," ujar Raihan dengan tersenyum sehingga membuat wajah Aisyah menjadi merah karena menahan malu.

Raihan tidak menyia-nyiakan kesempatan, dan langsung saja masuk ke dalam bathub untuk berendam bersama Aisyah.

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

Aku tutup mata 🙈 masih di bawah umur 🤫🤭😁

2023-03-01

2

@Kristin

@Kristin

wao mereka mandi bersama kah Thor aku tutup mata aja😌

2023-02-08

1

Lee

Lee

Sepertinga Aisyah itu bkn adik kndung mas Raihan..haduh...inisial R mmg mresahkan..

2023-01-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Cinta Terlarang )
2 Bab 2 ( Raihan dan Aisyah yang malang )
3 Bab 3 ( Debaran aneh dalam dada )
4 Bab 4 ( Cinta tak pernah salah )
5 Bab 5 ( Dosa Terindah )
6 Bab 6 ( Dugaan Raihan )
7 Bab 7 ( Takdir yang kita pilih )
8 Bab 8 ( Aisyah Hamil )
9 Bab 9 ( Kecurigaan Erna )
10 Bab 10 ( Dihakimi Warga )
11 Bab 11 ( Desa Nelayan )
12 Bab 12 ( Membeli baju bekas )
13 Bab 13 ( Kedatangan Ratna Anjani )
14 Bab 14 ( Kerja serabutan )
15 Bab 15 ( Kekecewaan Bu Ima )
16 Episode 16 ( Malaikat tak bersayap )
17 Bab 17 ( Bidadari Surgaku )
18 Bab 18 ( Surga di telapak kaki Ibu)
19 Bab 19 ( Kepercayaan Aisyah )
20 Bab 20 ( Hari pertama Ratna kerja )
21 Bab 21 ( Jangan ada dusta di antara kita )
22 Bab 22 ( Cinta adalah sebuah pengorbanan )
23 Bab 23 ( Menjadi Nelayan )
24 Bab 24 ( Ada apa dengan Ratna? )
25 Bab 25 ( Menjadi korban pelecehan )
26 Bab 26 ( Mendapatkan Hidayah )
27 Bab 27 ( Perdebatan antara Arif dan Akbar )
28 Bab 28 ( Di mata Tuhan manusia sama )
29 Bab 29 ( Sosok Aisyah yang spesial )
30 Bab 30 ( Mengalami kontraksi )
31 Bab 31 ( Melahirkan dalam gerobak )
32 Bab 32 ( Sebuah Dugaan )
33 Bab 33 ( Nathan dan Nala )
34 Bab 34 ( Feeling seorang Ayah )
35 Bab 35 ( Pertemuan Raihan dan Papa Herdi )
36 Bab 36 ( Cerita masalalu )
37 Bab 37 ( Harta bukanlah tolak ukur sebuah kebahagiaan )
38 Bab 38 ( Akta Kelahiran )
39 Bab 39 ( Harta yang kita miliki tidak akan dibawa mati )
40 Bab 40 ( Hikmah dibalik musibah )
41 Bab 41 ( Suami idaman )
42 Bab 42 ( Dendam hanya akan membawa kita kepada kehancuran )
43 Bab 43 ( Dalang dibalik penculikan Raihan )
44 Bab 44 ( Kedatangan Nenek Rose )
45 Bab 45 ( Usul Perjodohan )
46 Bab 46 ( Perhiasan terindah )
47 Bab 47 ( Syukuran 40 hari Nathan dan Nala )
48 Bab 48 ( Memulai usaha baru )
49 Bab 49 ( Bencana Alam )
50 Bab 50 ( Hilang ingatan )
51 Bab 51 ( Evakuasi Raihan )
52 Bab 52 ( Terpisah oleh jarak dan waktu )
53 Bab 53 ( Saya bukan Pelakor )
54 Bab 54 ( Separuh jiwaku hilang )
55 Bab 55 ( Diperlakukan seperti Pembantu )
56 Bab 56 ( Tes DNA )
57 Bab 57 ( Menebus kesalahan )
58 Bab 58 ( Berada dalam dilema )
59 Bab 59 ( Aku bukan Boneka )
60 Bab 60( Keputusan Mama Neti )
61 Bab 61 ( Kekuatan cinta Aisyah dan Raihan )
62 Bab 62 ( Membuat kenangan baru )
63 Bab 63 ( Pertemuan Pak Burhan dengan Bu Ima )
64 Bab 64 ( Penolakan Ratna )
65 Bab 65 ( Mimpi yang aneh )
66 Bab 66 ( Lebih baik Jujur meski pun menyakitkan )
67 Bab 67 ( Ingatan yang kembali )
68 Bab 68 ( Kebenaran yang terungkap )
69 Bab 69 ( Kenapa Ibu meninggalkan kami? )
70 Bab 70 ( Pengakuan Pak Burhan )
71 Bab 71 ( Akhir hidup Bu Neti )
72 Bab 72 ( Semoga beristirahat dengan tenang )
73 Bab 73 ( Selamat jalan Ibu )
74 Bab 74 ( Merasa kehilangan )
75 Bab 75 ( Kembali ke Jakarta )
76 Bab 76 ( Ujian sebelum menikah )
77 Bab 77 ( Menemui Bu Ima dan Ratna )
78 Bab 78 ( Donor Darah )
79 Bab 79 ( Menyatukan Bu Ima dan Pak Burhan )
80 Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81 Bab 81 ( Membongkar sebuah kejahatan )
82 Bab 82 ( Tragedi pada Pernikahan Gisel dan Evan )
83 Bab 83 ( Hamil )
84 Bab 84 ( Semoga selalu bahagia )
85 Bab 85 ( Promosi Novel : Di Ujung Penantianku )
86 Bab 86 ( Promosi Novel : CAKA )
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 ( Cinta Terlarang )
2
Bab 2 ( Raihan dan Aisyah yang malang )
3
Bab 3 ( Debaran aneh dalam dada )
4
Bab 4 ( Cinta tak pernah salah )
5
Bab 5 ( Dosa Terindah )
6
Bab 6 ( Dugaan Raihan )
7
Bab 7 ( Takdir yang kita pilih )
8
Bab 8 ( Aisyah Hamil )
9
Bab 9 ( Kecurigaan Erna )
10
Bab 10 ( Dihakimi Warga )
11
Bab 11 ( Desa Nelayan )
12
Bab 12 ( Membeli baju bekas )
13
Bab 13 ( Kedatangan Ratna Anjani )
14
Bab 14 ( Kerja serabutan )
15
Bab 15 ( Kekecewaan Bu Ima )
16
Episode 16 ( Malaikat tak bersayap )
17
Bab 17 ( Bidadari Surgaku )
18
Bab 18 ( Surga di telapak kaki Ibu)
19
Bab 19 ( Kepercayaan Aisyah )
20
Bab 20 ( Hari pertama Ratna kerja )
21
Bab 21 ( Jangan ada dusta di antara kita )
22
Bab 22 ( Cinta adalah sebuah pengorbanan )
23
Bab 23 ( Menjadi Nelayan )
24
Bab 24 ( Ada apa dengan Ratna? )
25
Bab 25 ( Menjadi korban pelecehan )
26
Bab 26 ( Mendapatkan Hidayah )
27
Bab 27 ( Perdebatan antara Arif dan Akbar )
28
Bab 28 ( Di mata Tuhan manusia sama )
29
Bab 29 ( Sosok Aisyah yang spesial )
30
Bab 30 ( Mengalami kontraksi )
31
Bab 31 ( Melahirkan dalam gerobak )
32
Bab 32 ( Sebuah Dugaan )
33
Bab 33 ( Nathan dan Nala )
34
Bab 34 ( Feeling seorang Ayah )
35
Bab 35 ( Pertemuan Raihan dan Papa Herdi )
36
Bab 36 ( Cerita masalalu )
37
Bab 37 ( Harta bukanlah tolak ukur sebuah kebahagiaan )
38
Bab 38 ( Akta Kelahiran )
39
Bab 39 ( Harta yang kita miliki tidak akan dibawa mati )
40
Bab 40 ( Hikmah dibalik musibah )
41
Bab 41 ( Suami idaman )
42
Bab 42 ( Dendam hanya akan membawa kita kepada kehancuran )
43
Bab 43 ( Dalang dibalik penculikan Raihan )
44
Bab 44 ( Kedatangan Nenek Rose )
45
Bab 45 ( Usul Perjodohan )
46
Bab 46 ( Perhiasan terindah )
47
Bab 47 ( Syukuran 40 hari Nathan dan Nala )
48
Bab 48 ( Memulai usaha baru )
49
Bab 49 ( Bencana Alam )
50
Bab 50 ( Hilang ingatan )
51
Bab 51 ( Evakuasi Raihan )
52
Bab 52 ( Terpisah oleh jarak dan waktu )
53
Bab 53 ( Saya bukan Pelakor )
54
Bab 54 ( Separuh jiwaku hilang )
55
Bab 55 ( Diperlakukan seperti Pembantu )
56
Bab 56 ( Tes DNA )
57
Bab 57 ( Menebus kesalahan )
58
Bab 58 ( Berada dalam dilema )
59
Bab 59 ( Aku bukan Boneka )
60
Bab 60( Keputusan Mama Neti )
61
Bab 61 ( Kekuatan cinta Aisyah dan Raihan )
62
Bab 62 ( Membuat kenangan baru )
63
Bab 63 ( Pertemuan Pak Burhan dengan Bu Ima )
64
Bab 64 ( Penolakan Ratna )
65
Bab 65 ( Mimpi yang aneh )
66
Bab 66 ( Lebih baik Jujur meski pun menyakitkan )
67
Bab 67 ( Ingatan yang kembali )
68
Bab 68 ( Kebenaran yang terungkap )
69
Bab 69 ( Kenapa Ibu meninggalkan kami? )
70
Bab 70 ( Pengakuan Pak Burhan )
71
Bab 71 ( Akhir hidup Bu Neti )
72
Bab 72 ( Semoga beristirahat dengan tenang )
73
Bab 73 ( Selamat jalan Ibu )
74
Bab 74 ( Merasa kehilangan )
75
Bab 75 ( Kembali ke Jakarta )
76
Bab 76 ( Ujian sebelum menikah )
77
Bab 77 ( Menemui Bu Ima dan Ratna )
78
Bab 78 ( Donor Darah )
79
Bab 79 ( Menyatukan Bu Ima dan Pak Burhan )
80
Bab 80 ( Hari pertama bekerja )
81
Bab 81 ( Membongkar sebuah kejahatan )
82
Bab 82 ( Tragedi pada Pernikahan Gisel dan Evan )
83
Bab 83 ( Hamil )
84
Bab 84 ( Semoga selalu bahagia )
85
Bab 85 ( Promosi Novel : Di Ujung Penantianku )
86
Bab 86 ( Promosi Novel : CAKA )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!