SANG PENAKLUK

SANG PENAKLUK

Awal kisah.

" Lien " teriak sang bibik

" iya bibi , Lien ada di sini "

sang bibi pun mendekati sumber arah suara tersebut.

" kau ini jauh sekali mencari kayu bakarnya Lien "

" di sini banyak bibi " jawabannya sambil memotong kayu.

" segera pulang hari sudah gelap, pamanmu menunggu di rumah "

" iya bibi , sebentar lagi Lien pulang "

sang bibik hanya menggelengkan kepalanya saja.

Lien feng hidup bersama dengan paman dan bibinya dan kedua kakak sepupunya. kedua orang tuanya telah lama meninggal sejak usia Lien hua lima tahun.

paman dan bibinya sangat menyayangi Lien hua. mereka menyayangi seperti anak kandung mereka. dan para kakak keponakannya juga tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang kedua orang tuanya , sebab kedua orang tuanya selalu adil dalam hal apapun.

next.

Lien feng yang Melihat ke langit pun segera beberes karena langit benar-benar semakin gelap.

ia mengumpulkan hasil kayunya dan mengikatnya lalu membawanya pulang.

dalam perjalanan pulang menuju rumah, jalan itu penuh dengan bebatuan yang licin sehingga Lien feng pun dengan sangat berhati-hati saat melangkah dan menginjak bebatuan itu.

" adik Lien , kamu dari mana saja. kakak sudah pulang dari tadi kenapa baru baru pulang " ucap sang kakak sepupunya sambil membantu Lien feng menurunkan kayu bakar yang ia bawa.

" Lien tadi di hutan sana kak , banyak sekali kayu yang kering "

" jangan bilang kamu ke hutan beringkas itu "

" husttt diam kak, nanti paman dan bibi dengar bisa kena ceramah saya "

" lagian kamu ini sudah di peringatkan jangan kehutanan situ "

" ya kan di sana banyak kayu yang kering kak, lagian tidak ada apa-apa kok di sana "

" aishhhh kamu ini di bilangin susah amat " kesal sang kakak sepupunya itu.

Lien feng pun hanya tersenyum saja.

Sebelumnya.

Lien feng yang mendengar suara sang bibik memanggilnya , ia pun bergegas berlari menjauhi hutan beringkas menuju hutan perbatasan antara hutan beringkas dan hutan ambiri . di mana hutan itu konon katanya terdapat banyak iblis yang tinggal di sana, banyak pula orang-orang yang masuk ke dalam hutan tersebut tidak bisa kembali lagi. hutan beringkas di sebut juga hutan iblis

namun karena Lien feng tidak percaya dengan semua kabar desas-desus itu, ia menganggap semua itu lelucon belaka.

karena selama ini dia diam-diam masuk ke dalam hutan itu dan baik-baik .

next.

" ya sudah sana mandi , ini biar Kakak yang bereskan "

" baik kak "

Lien feng pun melangkah menuju ke dalam rumah untuk membersihkan diri.

saat ia melewati ruang tamu sang paman pun menegurnya " Lien , kamu tadi tidak masuk ke hutan itu kan ! "

" ehh tidak paman "

" kata bibirmu kamu berada di hutan perbatasan, paman takut kamu nekat masuk sana nak "

" paman tenang saja , Lien pasti mendengarkan apa yang paman dan bibi katakan "

sang paman pun mengangguk kepala dan berkata " ya sudah sana mandi lalu makan. semua orang sudah makan karwna terlalu lama menunggu kamu "

" iya paman "

Lien pun segera masuk ke kamar dan membersihkan diri.

setelah itu ia pun makan dengan lahap.

" pelan-pelan Lien , tidak ada yang merebut makananmu " seeu sang bibi ketika melihat Lien feng makan dengan begitu nafsu.

Lien feng pun hanya mengangguk kepala saja karena kini mulutnya sedang penuh makanan. dan tiba-tiba ia tersedak.

" uhukkk , uhukkk " sambil memegang dadanya.

" astaga anak nakal ini , sudah bibi katakan jangan terburu-buru " sambil menyodorkan air minum .

Lien feng pun segera mengambilnya dan meneguk Hinga tandas .

" uh.... "

" pelan-pelan ingat itu "

" iya iya bi "

Lien feng pun melanjutkan makanya dengan perlahan. setelah makan ia membereskan semua alat makannya. karena ia tidak mau menyusahkan sang bibi yang sudah mau merawat hingga ia besar, sebisa mungkin ia ingin berbakti kepada keluarga ini.

setelah semua beres ia pun keluar rumah.

didepan rumah itu ada sebuah pohon besar dan di bawahnya ada bangku yang sengaja mereka buat.

ia pun duduk di bawah pohon itu , dan sudah menjadi kebiasaan Lien feng .

sehingga mereka semua memberikan Lien feng.

" ibu, ayah... Lien disini bahagia. paman, bibi dan kakak pun menyayangi Lien. ibu dan ayah berbahagialah di sana " ucap Lien sambil mendongakkan kepalanya ke langit.

setiap malam ia selalu melakukan hal itu. berdoa agar sang ibu dan ayah bahagia di alam sana.

setiap malam tidak ada yang tahu jika Lien merasa sedih karena kesedihannya selalu ia tutupi.

" Lien sudah malam cepatlah tidur " teriak sang paman.

Lien feng pun mengangguk dan masuk ke dalam rumah.

setalah itu ia pun merebahkan tubuhnya.

dan tertidur lelap.

" tolong.... , tolong aku...... "

Lien feng pun kaget karena ia mendengar suara minta tolong sehingga ia membuka matanya.

" dimana ini " seru Lien feng kaget saat dirinya berada di tempat yang asing baginya.

" tolong ..... "

Lien feng pun mencoba memastikan apa pendengarannya salah atau memang ada yang meminta tolong.

" tolong saya.... saya mohon ..... "

Lien feng pun merasa yakin jika ada seseorang yang minta tolong itu pun berlari mencari sumber suara.

ia terus berlari hingga ia merasa tempat yang tidak asing baginya.

" bukanlah ini hutan beringkas " ucap Lien feng sambil mengamati sekitarnya.

" iya tidak salah lagi ini hutan beringkas "

" tolong ..... "

lagi-lagi suara minta tolong itu terdengar oleh telinganya.

Lien feng pun mencari sumber suara dengan hati-hati. ia terus melangkah dengan waspada.

" tolong saya .... saya mohon, siapapun itu saya mohon tolonglah saya "

Lien feng terus mengikuti arah sumber suara sehingga ia sampai di sebuah goa.

" goa... apakah di sini ada goa " batin lien Feng.

" nona apakah nona di dalam " teriak Lien feng

" iya tuan tolong saya "

Lien feng pun mencoba berjalan memasuki goa itu . namun sayang nya ia mendengar suara sang bibi dan paman di benaknya yang sedang memanggil-manggil dirinya.

" Lien , Lien bangun nak " ucap sang bibi.

Lien feng pun merasa bingung dengan situasi ini.

ia pun membatalkan niatnya untuk masuk ke dalam goa. dan ketika ia berada di depan goa seberkas cahaya bersinar sehingga Lien feng pun memejamkan matanya dan di saat ia merasa cahaya itu hilang . ia pun membuka mata dan ia pun kaget saat membuka matanya di sana sudah ada paman,bibi dan kedua kakak sepupunya.

" syukurlah kamu sudah sadar Lien " ucap sang bibik sambil memeluk Lien feng.

Lien feng pun yang bingung itu hanya diam.

dan salah satu kakak sepupunya memberikan air minum.

" ada apa ini bibi, kenapa kalian seperti ini " ucapnya setelah meminum air putih itu.

" kau ini membuat kami sangat khawatir Lien , kamu itu tadi kejang-kejang saat kakakmu ingin membangunkan " jelas sang bibi

Lien feng pun hanya menggaruk pelipisnya yang secara tiba-tiba menjadi gatal .

" kamu bermimpi apa nak " tanya sang paman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!