" Lien " teriak sang bibik
" iya bibi , Lien ada di sini "
sang bibi pun mendekati sumber arah suara tersebut.
" kau ini jauh sekali mencari kayu bakarnya Lien "
" di sini banyak bibi " jawabannya sambil memotong kayu.
" segera pulang hari sudah gelap, pamanmu menunggu di rumah "
" iya bibi , sebentar lagi Lien pulang "
sang bibik hanya menggelengkan kepalanya saja.
Lien feng hidup bersama dengan paman dan bibinya dan kedua kakak sepupunya. kedua orang tuanya telah lama meninggal sejak usia Lien hua lima tahun.
paman dan bibinya sangat menyayangi Lien hua. mereka menyayangi seperti anak kandung mereka. dan para kakak keponakannya juga tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang kedua orang tuanya , sebab kedua orang tuanya selalu adil dalam hal apapun.
next.
Lien feng yang Melihat ke langit pun segera beberes karena langit benar-benar semakin gelap.
ia mengumpulkan hasil kayunya dan mengikatnya lalu membawanya pulang.
dalam perjalanan pulang menuju rumah, jalan itu penuh dengan bebatuan yang licin sehingga Lien feng pun dengan sangat berhati-hati saat melangkah dan menginjak bebatuan itu.
" adik Lien , kamu dari mana saja. kakak sudah pulang dari tadi kenapa baru baru pulang " ucap sang kakak sepupunya sambil membantu Lien feng menurunkan kayu bakar yang ia bawa.
" Lien tadi di hutan sana kak , banyak sekali kayu yang kering "
" jangan bilang kamu ke hutan beringkas itu "
" husttt diam kak, nanti paman dan bibi dengar bisa kena ceramah saya "
" lagian kamu ini sudah di peringatkan jangan kehutanan situ "
" ya kan di sana banyak kayu yang kering kak, lagian tidak ada apa-apa kok di sana "
" aishhhh kamu ini di bilangin susah amat " kesal sang kakak sepupunya itu.
Lien feng pun hanya tersenyum saja.
Sebelumnya.
Lien feng yang mendengar suara sang bibik memanggilnya , ia pun bergegas berlari menjauhi hutan beringkas menuju hutan perbatasan antara hutan beringkas dan hutan ambiri . di mana hutan itu konon katanya terdapat banyak iblis yang tinggal di sana, banyak pula orang-orang yang masuk ke dalam hutan tersebut tidak bisa kembali lagi. hutan beringkas di sebut juga hutan iblis
namun karena Lien feng tidak percaya dengan semua kabar desas-desus itu, ia menganggap semua itu lelucon belaka.
karena selama ini dia diam-diam masuk ke dalam hutan itu dan baik-baik .
next.
" ya sudah sana mandi , ini biar Kakak yang bereskan "
" baik kak "
Lien feng pun melangkah menuju ke dalam rumah untuk membersihkan diri.
saat ia melewati ruang tamu sang paman pun menegurnya " Lien , kamu tadi tidak masuk ke hutan itu kan ! "
" ehh tidak paman "
" kata bibirmu kamu berada di hutan perbatasan, paman takut kamu nekat masuk sana nak "
" paman tenang saja , Lien pasti mendengarkan apa yang paman dan bibi katakan "
sang paman pun mengangguk kepala dan berkata " ya sudah sana mandi lalu makan. semua orang sudah makan karwna terlalu lama menunggu kamu "
" iya paman "
Lien pun segera masuk ke kamar dan membersihkan diri.
setelah itu ia pun makan dengan lahap.
" pelan-pelan Lien , tidak ada yang merebut makananmu " seeu sang bibi ketika melihat Lien feng makan dengan begitu nafsu.
Lien feng pun hanya mengangguk kepala saja karena kini mulutnya sedang penuh makanan. dan tiba-tiba ia tersedak.
" uhukkk , uhukkk " sambil memegang dadanya.
" astaga anak nakal ini , sudah bibi katakan jangan terburu-buru " sambil menyodorkan air minum .
Lien feng pun segera mengambilnya dan meneguk Hinga tandas .
" uh.... "
" pelan-pelan ingat itu "
" iya iya bi "
Lien feng pun melanjutkan makanya dengan perlahan. setelah makan ia membereskan semua alat makannya. karena ia tidak mau menyusahkan sang bibi yang sudah mau merawat hingga ia besar, sebisa mungkin ia ingin berbakti kepada keluarga ini.
setelah semua beres ia pun keluar rumah.
didepan rumah itu ada sebuah pohon besar dan di bawahnya ada bangku yang sengaja mereka buat.
ia pun duduk di bawah pohon itu , dan sudah menjadi kebiasaan Lien feng .
sehingga mereka semua memberikan Lien feng.
" ibu, ayah... Lien disini bahagia. paman, bibi dan kakak pun menyayangi Lien. ibu dan ayah berbahagialah di sana " ucap Lien sambil mendongakkan kepalanya ke langit.
setiap malam ia selalu melakukan hal itu. berdoa agar sang ibu dan ayah bahagia di alam sana.
setiap malam tidak ada yang tahu jika Lien merasa sedih karena kesedihannya selalu ia tutupi.
" Lien sudah malam cepatlah tidur " teriak sang paman.
Lien feng pun mengangguk dan masuk ke dalam rumah.
setalah itu ia pun merebahkan tubuhnya.
dan tertidur lelap.
" tolong.... , tolong aku...... "
Lien feng pun kaget karena ia mendengar suara minta tolong sehingga ia membuka matanya.
" dimana ini " seru Lien feng kaget saat dirinya berada di tempat yang asing baginya.
" tolong ..... "
Lien feng pun mencoba memastikan apa pendengarannya salah atau memang ada yang meminta tolong.
" tolong saya.... saya mohon ..... "
Lien feng pun merasa yakin jika ada seseorang yang minta tolong itu pun berlari mencari sumber suara.
ia terus berlari hingga ia merasa tempat yang tidak asing baginya.
" bukanlah ini hutan beringkas " ucap Lien feng sambil mengamati sekitarnya.
" iya tidak salah lagi ini hutan beringkas "
" tolong ..... "
lagi-lagi suara minta tolong itu terdengar oleh telinganya.
Lien feng pun mencari sumber suara dengan hati-hati. ia terus melangkah dengan waspada.
" tolong saya .... saya mohon, siapapun itu saya mohon tolonglah saya "
Lien feng terus mengikuti arah sumber suara sehingga ia sampai di sebuah goa.
" goa... apakah di sini ada goa " batin lien Feng.
" nona apakah nona di dalam " teriak Lien feng
" iya tuan tolong saya "
Lien feng pun mencoba berjalan memasuki goa itu . namun sayang nya ia mendengar suara sang bibi dan paman di benaknya yang sedang memanggil-manggil dirinya.
" Lien , Lien bangun nak " ucap sang bibi.
Lien feng pun merasa bingung dengan situasi ini.
ia pun membatalkan niatnya untuk masuk ke dalam goa. dan ketika ia berada di depan goa seberkas cahaya bersinar sehingga Lien feng pun memejamkan matanya dan di saat ia merasa cahaya itu hilang . ia pun membuka mata dan ia pun kaget saat membuka matanya di sana sudah ada paman,bibi dan kedua kakak sepupunya.
" syukurlah kamu sudah sadar Lien " ucap sang bibik sambil memeluk Lien feng.
Lien feng pun yang bingung itu hanya diam.
dan salah satu kakak sepupunya memberikan air minum.
" ada apa ini bibi, kenapa kalian seperti ini " ucapnya setelah meminum air putih itu.
" kau ini membuat kami sangat khawatir Lien , kamu itu tadi kejang-kejang saat kakakmu ingin membangunkan " jelas sang bibi
Lien feng pun hanya menggaruk pelipisnya yang secara tiba-tiba menjadi gatal .
" kamu bermimpi apa nak " tanya sang paman.
" ada apa ini bibi, kenapa kalian seperti ini " ucapnya setelah meminum air putih itu.
" kau ini membuat kami sangat khawatir Lien , kamu itu tadi kejang-kejang saat kakakmu ingin membangunkan " jelas sang bibi
Lien feng pun hanya menggaruk pelipisnya yang secara tiba-tiba menjadi gatal .
" kamu bermimpi apa nak " tanya sang paman.
" eh anu paman , saya bermimpi ada seseorang yang meminta tolong "
" apakah suara itu berasal dari hutan itu "
Lien feng pun mengangguk kepala.
sang paman dan bibinya pun mengehela napas panjang .
" memangnya kenapa paman, bibi ?
" tidak apa-apa, dan ingat jangan pernah masuk ke hutan itu lagi. ingat pesan paman "
Lien feng pun mengangguk kepala saja.
" dan kalian jaga adik kalian jangan sampai dia pergi ke hutan sendirian " ucap sang ayah pada kedua anaknya.
mereka pun mengangguk kepala.
paman dan bibinya meninggalkan kamar Lien feng.
" kak sebenarnya ada apa , kenapa paman dan bibi seperti ketakutan begitu! "
" sebaiknya kamu menuruti ayah dan ibu, dan jangan menayangkan hal ini lagi. dan jangan sampai kamu menceritakan tentang mimpi kamu ke orang-orang "
Lien feng pun makin merasa aneh sehingga ia bergumam dalam hati " memangnya kenapa dengan mimpi itu , tapi kenapa mimpi itu seperti nyata "
" Lien " ucap sang kakak sepupunya sambil menggoyangkan tubuh Lien feng. karena Lien yang feng ajak bicara hanya diam dan melamun.
" apa sih kak "
" kau ini dengar tidak apa yang kakak katakan "
" memangnya Kakak mengatakan apa "
" astaga anak ini , udahlah Mulai besok jangan kehutan untuk mencari kayu. kamu diam saja di rumah "
" tapi kak "
" tidak ada tapi-tapian "
Lien feng pun hanya diam saja.
kedua kakak sepupunya itu pun pergi meninggalkan Lien feng.
" aneh sepertinya ada yang mereka sembunyikan dariku "
Lien feng pun melamun memikirkan kejadian mimpi itu.
Di sisi lain.
" ayah sebenarnya ada apa, kenapa ayah dan ibu ketakutan jika adik Lien bermimpi seperti itu " tanya salah anak mereka, saat melihat sang ayah dan ibu duduk di meja makan dan mereka diam satu sama lain. sehingga mereka berdua pun duduk di sisi yang ayah dan ibu.
sang ayah hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan sang anak.
" ibu " sambil menoleh ke arah sang ibu.
" sudahlah yang penting kalian jaga Lien feng, jangan sampai dia ke hutan itu atau pergi kehutan mencari kayu bakar lagi "
" tapi Bu , jika kami tidak tahu alasan ayah dan ibu bagaimana kami akan melarang adik Lien "
sang ibu pun menoleh ke arah sang ayah . meminta bantuan untuk pembicaraan ini.
sang ayah pun menghela nafasnya dan berkata " sebenarnya ini kejadian di masa lalu ketika paman kalian masih hidup dan kalian masih kecil , kejadian mimpi Lien feng sama persis dengan kejadian ayahnya ketika masih muda "
mereka berdua pun mendengar cerita sang ayah dengan seksama.
" lalu "
" paman kalian sama seperti Lien feng yang tidak percaya akan hal apapun mengenai hutan itu sehingga ia terus kesana. lalu pamamu bermimpi hal yang sama dengan adikmu Lien feng "
" lalu apa hubungannya dengan mimpi paman dan adik Lien "
" mimpi itu adalah sebuah panggilan ke dunia lain "
" jadi paman pernah ke dunia lain "
sang ayah pun mengangguk kepala dan berkata dengan pelan " dan sebenarnya paman dan bibi kalian masih hidup "
" apa " seru mereka berdua .
sang ibu langsung membekap mulut mereka karena terlalu kuat berteriak.
" kecilkan suara kalian " seru sang ibu , lalu dia melihat Lien feng takut dia mendengar percakapan mereka. namun sang bibik bersukur karena Lien masih berada di atas kasur dan duduk terdiam. kemudian ia pun kembali lagi dan duduk.
" ayah serius "
sang ayah pun mengangguk kepala.
" dan bibi kalian sebenarnya ayah tidak tahu apakah dia manusia atau bukan , karena paman kalian membawa bibi kalian dari dunia lain "
" maksudnya ayah bagaimana sih kami tidak mengerti "
" begini lebih jelasnya, ketika pamanmu pergi menghampiri suara yang meminta tolong. paman mu kesana dan hilang Tampa kabar , namun saat kelahiran kalian tiba-tiba apakan kalian datang dengan membawa bibi kalian, paman mu menceritakan sedikit pengalamannya saat masih di sana, yang di mana paman kalian menjadi kesatria yang tangguh dan hebat bahkan sampai menjadi kaisar. namun karena ia sudah menikah dan bibi kalian mengandung Lien maka paman dan bibi kalian melarikan diri ke dunia ini demi menyelamatkan Lien feng " jawab sang ibu.
mereka berdua pun menganggukkan kepalanya paham maksud cerita sang ayah dan ibu mereka.
" jadi ayah mohon demi Lien kalian harus menjaga dia, ini juga pesan dari pamanmu. jika Lien sampai ke dunia itu maka para musuh paman kalian di sana akan mengincar Lien feng. dan ayah mohon untuk jaga rahasia ini dari siapapun "
" baik ayah "
" Bu sebaiknya ambilkan makanan Lien feng, dia pasti masih memikirkan mimpinya itu , sekalian hibur dia agar tidak memikirkan lebih dalam "
sang istri pun mengangguk kepala dan melakukan apa yang di perintahkan oleh sang suaminya.
" kalian mencari kayu bergantian saja agar bisa menjaga Lien feng, ayah pergi dulu " ucap sang ayah sambil bangkit dari tempat duduknya.
mereka berdua pun mengangguk kepala dan membagi tugas.
Di sisi lain.
" Lien , kenapa sayang .. kok kamu bengong gitu " ucap sang bibi sambil membawa makanan untuk Lien feng.
Lien feng pun menoleh lalu bangkit dan menerima makanan itu dan berkata " kenapa bibi repot-repot membawa Lien makan, kan Lien bisa ambil sendiri "
" ya lagian kamu tidak keluar dari kamar makanya bibi ambilkan Agar kamu makan di sini "
" terimakasih bi "
" sama-sama sayang , oh ya kenapa Lien tidak menjawab pertanyaan bibi " sambil duduk di sisi tempat tidur.
" pertanyaan yang mana bi "
sang bibi pun tersenyum dan berkata " kenapa kamu bengong begitu dan tidak keluar dari kamar "
" oh itu , Lien masih memikirkan mimpi itu bi . kenapa ya mimpi itu seperti nyata. dan anehnya saya tidak melihat siapa yang meminta tolong itu "
" Lien feng , jangan di pikirkan lagi ya. itu hanya mimpi, dulu kakakmu sampai terjatuh dari tempat tidur karena dia bermimpi di kejar harimau "
" iya tah , kenapa Lien tidak tahu "
" iya waktu itu Lien masih kecil jadi belum tahu "
" oh begitu ya bi "
" Sekarang makanlah dan jangan berfikir soal mimpi itu "
" baik bi "
Lien feng pun mulai memakan makanan yang telah di siapkan oleh sang bibi.
sang bibi pun masih menemani Lien feng makan.
" kau ini , kenapa sih setiap makan selalu terburu-buru hemm " ucap sang bibi sambil mengambilkan air minum karena Lien feng hampir tersedak lagi.
" habisnya makanan bibi enak sekali "
" ah kau ini , kalau enakkan bisa nambah lagi. dan bibi tidak pernah melihat kamu menambah makanan lagi setelah menghabiskan satu piring. "
" ya kan perut saya kecil bi , kalau besar nanti seperti " ucapan nya terhenti kala ia melihat sang kakak sepupunya masuk.
" seperti apa hemm " ucap sang kakak sambil menjewer telinga Lien feng.
" ampun kak, Lien kan tidak menyebutkan nama kakak " sambil mencoba melepaskan tangan sang kakak dari telinganya.
" ya jika kakak tidak masuk pasti kamu sebut "
mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak.
" Feng Hua, seilien , anakmu di sini sangat bahagia , jadi kalian jangan khawatir masalah Lien feng " ucap sang bibi dalam hati. melihat Lien feng tertawa lepas itu.
" ampun kak, Lien kan tidak menyebutkan nama kakak " sambil mencoba melepaskan tangan sang kakak dari telinganya.
" ya jika kakak tidak masuk pasti kamu sebut "
mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak.
" Feng Hua, seilien , anakmu di sini sangat bahagia , jadi kalian jangan khawatir masalah Lien feng " ucap sang bibi dalam hati. melihat Lien feng tertawa lepas itu.
" baiklah bibi keluar dulu "
mereka pun berhenti tertawa dan mengangguk kepala.
" lanjut makanmu " ucap sang kakak.
" Kakak sudah makan "
" sudah "
Lien feng pun mengangguk kepala dan melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
" dimana kak qie " ucap Lien hua dengan mulut penuh dengan makanan itu.
" Lien.... " teriak sang bibik yang tahu Lien feng sedang makan sambil berbicara.
Lien feng pun langsung diam dan memakan makanannya.
setelah makan, ia pun bergegas membereskannya.
" Lien pergi mancing yuk, kayaknya enak deh mancing di sungai di ujung sana "
" apa di bolehkan sama bibi kak "
" nanti kakak yang bicara dengan ibu "
" baiklah , Lien akan menyiapkan bahannya "
mereka berdua pun pergi masing-masing.
" Bu "
" ada apa hemmm "
" sepertinya adik bosan di rumah , boleh tidak saya ajak pergi mancing di sungai ujung sana "
" iya juga sih anak itu selalu tidak betah berdiam diri , ya sudah tapi ingat kaga dia jangan sampai dia sendirian dan kamu lengah "
" iya iya Bu saya paham "
" bagiamana Kakak " ucap Lien yang melihat sang kakak menghampirinya ,dan ia sambil mencari cacing sebagai umpan ikan itu.
" beres "
Lien feng pun makin semangat mencari cacing sebagai umpan itu kala mendapatkan izin jika ingin pergi memancing.
selama ini dia memang patuh terhadap bibi tali berbeda dengan ia pergi kehutan itu. entah kenapa dirinya selalu kesana .
setelah mendapat cacing yang lumayan banyak Lien feng pun menghentikannya .
" kak ayo "
mereka berdua pun pergi ke arah sungai dengan hati riang.
" dimana anak-anak Bu " ucap sang suami. saat ia melihat sang istri tengah sibuk di dapur.
" Lien dan yanbie pergi memancing di sungai ujung sana , kan ayah tahu sendiri Lien feng orang nya tidak pernah bisa diam . yanbie sengaja mengajaknya pergi memancing agar Lien feng tidak memikirkan soal mimpinya itu "
" ah mimpi itu pasti membuat dia bingung "
" yah apakah kita tidak menjelaskan ini semua pada Lien feng, dia kan sudah besar " ucap sang istri yang mendekati sang suami.
" jangan ngaco kamu , kalau Lien sampai tahu dan nekat pergi ke dunia sana bagaimana"
" tapi yah , apakah ayah tidak kasian jika Lien begitu . dia pasti selalu sedih dan berdoa karena yang ia tahu kedua orang tuanya telah tiada "
" iya ayah tahu , tapi tanggung jawab kita pada Feng hua dan seilien bagaimana , jika mereka datang dan menanyakan keberadaan Lien feng yang sudah pergi ke dunia sana "
" iya sih yah , namun lambat laun pasti Lien feng tahu yang sesungguhnya dan dia pasti sangat marah jika kita menyembunyikan hal ini "
" untuk saat ini biarkan dulu Bu, dan kita lihat nantinya "
sebenarnya sang paman sudah memikirkan hal ini , karena lambat laun pasti Lien feng tahu yang sesungguhnya.
entah itu tahu sendiri atau tahu dengan cara lain.
lanjut di sisi Lien feng.
" di sebelah sana sepertinya banyak ikannya Lien " tunjuk sang kakak.
" kita berpisah saja kak "
" eh tidak-tidak , jangan berpisah "
" lah kenapa kak "
sang kakak pun bingung harua menjawab pertanyaan dari Lien feng.
" oh ya kan kamu tahu kakakmu ini tidak pandai memancing , jika kakak tiba-tiba mendapatkan ikan bagiamana coba . jika kamu dekatkan kamu bisa membantu kakak "
ide itu pun muncul seketika.
" benar juga ya , ya sudah ayo kita kesana "
akhirnya mereka pun langsung pergi ke arah yang di tunjuk yanbie.
setelah sampai mereka pun mulai memancing.
" adik " seru sang kakak yang tiba-tiba umpannya di makan ikan.
Lien feng pun langsung bergegas membantu sang kakak.
" benarkan disini banyak ikannya "
Lien feng pun mengangguk kepala saat ikan itu berhasil di tarik ke atas.
mereka pun melanjutkan memancingnya.
" wah... saya dapat kak, ini lebih besar dari ikan kakak " seru Lien feng senang .
sang kakak pun tidak mau kalah , ia terus menatap Pancingnya dan memfokuskan perhatian.
pancingnya pun bergerak tanda ikan pun memakan umpannya. dengan segera yanbie menarik Pancingnya.
" wah kakak juga dapat ikan besar "
Lien feng pun semakin semangat memancingnya.
hingga tidak terasa hari mulai Sore.
" adik Lien , ikannya sudah banyak ayo pulang "
" tapi kak ini masih seru "
" besok kita pergi lagi memancing "
Lien feng pun terpaksa mengangguk kepala.
dan mereka pun membereskan alat pancing mereka . setelah itu mereka pulang sambil membawa ikan hasil pancingannya.
" tolong "
Lien feng diam sejenak dan bergumam dalam hati " suara itu lagi "
ia pun menoleh ke kanan dan kiri. hal itu pun di lihat yanbie.
" ada apa adik Lien "
" eh tidak ada apa-apa kak " ucap Lien hua berbohong.
mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah.
sepanjang perjalanan Lien feng terus memikirkan soal suara itu.
" Bu , ibu .... " teriak yanbie.
" kau ini kenapa teriak-teriak begitu ha "
yanbie pun mengedipkan matanya dan melirik ke arah Lien feng yang sedang diam saja. sehingga sang ibu mengangguk kepala dan ia pun memegang tangan Lien feng lalu berkata " apakah banyak ikan nya Lien "
" eh ya bi, kami mendapatkan ikan yang besar-besar iya kan kak "
" iya bu , nih lihat " sambil menyodorkan tempat penyimpanan ikan yang terbuat dari bambu.
" wah lumayan ini, ya sudah Lien kamu mandi dahulu biar kakakmu yang membantu bibi "
Lien feng pun mengangguk kepala dan masuk ke kamar untuk mengambil perlengkapan mandi.
" ada apa lagi " ucap sang ibu pelan.
" yanbie tidak tahu bu, tadi adik Lien sempat berhenti dan bengong lagi saat kami ingin pergi dari sungai itu . sepertinya adik Lien mendengar suara itu lagi bu, namun saat yanbie tanya dia tidak menjawab apa yang terjadi "
" aduh... kenapa jadi begini sih "
" Bu , apakah paman dan bibi pernah berkata sesuatu sebelum paman dan bibi pergi "
sang ibu pun mencoba mengingat-ingat.
" ah ya , pamanmu bilang saat Lien feng berusia Delapan belas tahun maka kekuatan yang ada di dalam dirinya akan muncul, jadi jangan aneh jika dalam usia itu Lien feng seperti orang aneh "
" nah kan , adik Lien feng bukannya sudah delapan belas tahun bulan lalu. apakah kekuatan yang di maksud paman ini "
" bener juga , tapi kekuatan apa sih ibu gak tahu. apa dia bisa mendengar suara hantu " ucap sang ibu bergidik ngeri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!