Antara Istri Dan Kekasih
Hai readers,
Ini adalah novel singkat dan pendek yang menceritakan kisah Hanung Saputra. Sudah berpacaran sepuluh tahun dengan seorang model cantik, namun kenyataan memaksanya untuk menikahi wanita yang baru saja di tinggal mati suaminya dan punya anak tiga. Semua itu dilakukan demi menyelamatkan perusahaan keluarga.
Selamat membaca, semoga kalian suka 😍
🍒🍒🍒
..."Tidak ada yang menyakiti mu, kau terluka oleh harapanmu sendiri," Hanung....
Hanung Saputra calon pewaris perusahaan vitamin mata terbesar di kota Zero.
Perusahaan milik sang nenek yang akan diwariskan padanya, karena ayahnya sudah meninggal, tapi ada syarat yang harus di penuhi.
Dia harus menikah dengan seorang wanita beranak tiga yang baru di tinggal mati suaminya.
Anak pertama berusia 8 tahun, yang kedua empat tahun dan yang ketiga lima bulan.
Sang ibunda menentang mati-matian dan tidak rela putra semata wayangnya harus menikah dengan janda beranak tiga.
Rosma sang ibu menolak dan tidak menerima perjodohan itu.
"Hanya ini syaratku. Jika kau menolaknya maka dia tidak bisa mewarisi hartaku,"
Sang ibu terbelalak.
"Syarat macam apa ini? Ini tidak masuk akal!"
"Pikirkan olehmu. Wanita itu adalah putri dari teman suamimu. Dan suaminya baru saja meninggal. Ayahnya juga meninggal bersama dalam sebuah kecelakaan. Aku mengasihi wanita itu. Dan aku menghargai persahabatan putraku," seru sang nenek dengan lantang. Dia adalah Presdir dan pembuat keputusan tertinggi.
"Kita bisa memberikan uang dan apapun yang dia inginkan. Tapi tidak dengan menukar kebahagiaan putraku, dan putraku juga akan bertunangan dengan kekasihnya. Dengan wanita pilihannya, kenapa ibu harus membuat perjodohan yang tidak masuk akal ini?"
"Aku menerimanya. Aku menerima perjodohan ini, demi persahabatan ayah dan juga Paman Samuel. Aku akan menikahi putrinya,"
Hanung tiba-tiba muncul dan langsung setuju dengan syarat yang di ajukan neneknya.
"Apa? Apakah kamu sudah tidak punya akal! Dia janda beranak tiga. Dan kamu masih lajang,"
Risma membelalakkan matanya, tak percaya pada apa yang baru saja dia dengar.
"Putramu sudah setuju. Dan kau jangan menghalangi keputusan kami,"
Neneknya lalu mendekati cucunya dan tersenyum bangga padanya.
"Kau memang mewarisi gen ayahmu," saat berkata demikian menantunya terlihat sangat kesal.
"Kenapa kamu tidak berada di mobil yang sama sekalian. Sehingga aku yang akan menggantikan posisimu," keluh menantunya yang tidak lain adalah ibunya Hanung mengutuk ibu mertuanya.
Rosma keluar dari rumah dengan tersungut. Dia lalu masuk kemobil dan bicara sendiri menumpahkan rasa kesal di hatinya pada ibu mertuanya.
Sejak aku masuk kerumah itu, kau selalu membuat keputusan untuk hidup ku dan suamiku. Sekarang kau juga membuat keputusan untuk hidup putraku.
.
.
Wilona, wanita berusia 32 tahun, janda beranak tiga saat ini sedang merapikan semua foto dirumahnya.
"Kenapa non, fotonya kok di simpan di gudang?" Tanya suster Narti yang sudah lama bekerja dengannya.
"Aku akan menikah mbok. Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa menolak lamaran keluarga Hanung Saputra,"
"Jadi Non Wilona akan menikah?"
"Iya mbok. Doakan ya mbok agar semua berjalan dengan lancar. Semua ini demi saham suami dan ayah mertua yang nantinya akan menjadi milik anak-anak. Untuk masa depan mereka nanti,"
"Semoga non Wilona bahagia selamanya,"
.
.
Hanung Saputra saat ini duduk di kantornya dan memikirkan keputusan yang sudah dia buat beberapa hari yang lalu.
Beberapa hari yang lalu, dia berjanji akan bertunangan dengan Clara. Dia adalah model yang saat ini sedang mengikuti kontes di Amerika.
Dan tiba-tiba tiga hari lagi, Hanung akan menikah dengan orang lain. Padahal dia dan Clara sudah pacaran selama sepuluh tahun.
Dan tahun ini adalah puncaknya. Mereka sudah mempersiapkan segalanya dan akan mengakhiri masa pacaran dan maju ke pelaminan.
"Hhhhh...."
"Akan aku jelaskan setelah dia pulang nanti. Aku tahu, dia akan kecewa. Tapi jika aku katakan sekarang, maka akan menggangu pikirannya,"
🥀🥀🥀
Disebuah hotel bintang lima, acara pesta pernikahan dilakukan dengan sangat meriah.
Dan ini adalah kedua kalinya Hanung melihat Wilona setelah melamarnya.
Wilona, meskipun sudah miliki anak tiga tapi badannya serasa sepuluh tahun lebih muda dari usianya.
Dia masih tetap langsing dan menjaga tubuh serta wajahnya. Bahkan jika dia sedang berjalan sendirian, orang akan mengira jika dia masih gadis.
Wilona berjalan menuju pelaminan dan dipertemukan dengan calon suaminya.
Wilona tertunduk dan dalam hati terus berdoa agar langkah yang dia ambil ini membuat ketiga anaknya bahagia.
Hanung berjalan satu langkah demi satu langkah dengan tenang. Dia menatap Wilona dalam jarak dekat dan semakin dekat.
Wanita yang baru dia temui sekali, hari ini akan menjadi istrinya lengkap dengan formasi tiga orang anak yang harus dia terima dengan lapang dada.
Hanung mengulurkan tanganya pada Wilona yang kini berdiri dihadapannya dan begitu cantik seakan dia baru pertama kali menggunakan riasan pengantin.
Hanung berusaha bersikap wajar kendati dalam hati ada seribu keraguan bergelanyut didalam dadanya.
Sang ibu, berdiri disamping putranya dan berbisik.
"Masih belum terlambat untuk mengubah keputusanmu!" Kata sang ibu berbisik pelan sebelum keduanya mengucapkan sumpah pernikahan.
Hanung menoleh pada ibunya dan tersenyum.
"Aku tetap akan menikahinya,"
"Bodoh! Sangat bodoh!"
Sang ibu berfikir jika putranya sudah tidak waras.
Sang nenek yang melihat jika menantunya sedang mempengaruhi cucunya, maka menginjak kaki menantu nya.
"Apa yang kau katakan barusan? Kau mencoba mempengaruhi putramu? Kau ingin mempermalukan keluargamu didepan para tamu undangan?" Sang nenek sangat geram melihat menantunya itu yang tidak mengerti dan memahami dirinya.
"Aduh....ssshhh" Rosma menahan sakit karena kakinya di injak oleh ibu mertuanya tiba-tiba berdiri disampingnya.
"Ibu disini?"
"Ya. aku disini! Apa! Kau ingin menggagalkan acara ini!"
"Tidak Bu. Aku hanya akan menyambut menantuku,"
"Ya, sebaiknya kau memang menyambutnya. Dia akan menjadi bagian dari keluarga kita,"
Dasar nenek tua ini. Banyak bicara dan banyak mengatur. Sudah tua tapi matanya sangat awas. Dia bahkan mendengar meskipun aku bicara sambil berbisik.
Rosma berjalan ke arah menantunya, Wilona dan dengan terpaksa menggandeng tangannya dan menyatukan ya dengan Hanung, putranya.
"Semoga kalian bahagia," kata Rosma dengan terpaksa.
"Semoga kalian bahagia," kata neneknya dan tersenyum pada kedua mempelai.
Acara pernikahan telah selesai dan mereka kembali ke rumah besar milik keluarga Saputra.
Jam 8 malam.
Aku tidak akan memegang dua bocah ini. Mereka bukan cucuku. Aku tidak sudi memegangnya. Merepotkan saja!
Rosma akan pergi kekamarnya. Tiba-tiba Ibu mertuanya memanggilnya.
"Rosma! Kau mau kemana!"
"Ibu. Aku sangat lelah. Aku akan istirahat ke kamar,"
"Sebaiknya Rian tidur di kamarmu, Rima dan Rita biar tidur bersamaku dan susternya,"
"Apa!?"
"Heh. Kenapa wajahmu cemberut begitu. Mereka itu sekarang adalah cucumu. Lalu apa salahnya jika mereka tidur bersamamu,"
"Tidak ibu. Aku tidak mau. Aku sangat lelah dan aku tidak bisa direpotkan seperti ini,"
"Rosma. Kamu sekarang sudah menjadi mertua sekaligus nenek. Kenapa kamu bersikap seperti ini."
"Karena dari awal aku tidak setuju Hanung menikah dengan janda itu. Dan karena ini ibu yang memutuskannya. Maka kalian saja yang mengurus ketiga anak itu,"
Rosma lalu pergi dan ibu mertuanya hanya bisa mengelus dada dengan sikap menantunya itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Abiyu
semoga menjadi ladang pahala buat mu
2023-01-27
0