Bab 2

..."Cinta akan terasa menyakitkan dikala cerita belum usai, namun harus menutup buku", Hanung....

Di kediaman Presdir. Rumah mewah dengan halaman parkir yang sangat luas, lengkap dengan taman dan kolam renang yang indah. Serta beberapa penjaga yang nampak mondar-mandir di halaman rumah besar itu.

Presdir Vero akhirnya memutuskan tidur dengan Rian, anak dari Wilona yang pertama berusia delapan tahun karena Rosma tidak mau kerepotan dengan anak bawaan dari menantunya itu.

Di usianya yang sudah 75 tahun, Presdir Vero masih nampak sehat dan gagah. Dia di tinggal suaminya ketika berusia empat puluh tahun. Dia mengembangkan perusahaan itu dengan kemampuan nya sambil membesarkan dua putranya yang ketika itu masih berusia 10 tahun dan adiknya berusia 7 tahun seorang diri dan kini telah menjadi perusahaan yang sangat besar dengan anak cabang di mana-mana.

Rima berusia empat tahun dan Rita berusia lima bulan, masing-masing memiliki satu suster dan malam ini mereka tidur dengan susternya.

Wilona bukanlah gadis miskin ketika Hanung menikahinya. Dia juga putri seorang konglomerat yang kaya raya.

Namun dia menjadi yatim piatu sekarang. Dan karena sibuk menjaga anak-anak nya dan menjadi ibu rumah tangga, membuatnya kebingungan ketika ayahnya dan suaminya meninggal secara mendadak.

Tak ingin sahamnya menguap begitu saja, dia lalu bersedia menikah dengan Hanung, atas permintaan dari Presdir Vero.

Malam ini adalah malam pengantin untuk Wilona dan Hanung.

Hiasan bunga melati menutupi seluruh lantai dan ada bunga mawar di atasnya dengan bentuk hati.

Mereka semua tidur dilantai tiga rumah itu.

Lantai pertama untuk kantor Presdir, karena sudah tua, maka dia memantau semua bisnisnya dari rumah.

Lantai dua merupakan ruang tamu dan juga ruang makan serta dapur.

Lantai tiga untuk mereka semua tidur. Ada lift didalam rumah Presdir untuk memudahkan pergi dari satu lantai ke lantai yang lainnya.

Biasanya, Presdir akan naik turun dengan lift karena kadang jika sakitnya kambuh, dia akan duduk di kursi roda sepanjang hari.

Sedangkan yang lainnya lebih suka menggunakan tangga karena demi kesehatan dan sekalian berolahraga.

Saat ini, diatas ranjang pengantin, Wilona duduk dengan hati berdebar kencang.

Dalam balutan gaun nuansa putih dengan renda yang indah, dia nampak seperti gadis yang baru saja menikah.

Lima bulan yang lalu dia baru saja melahirkan. Haruskah dia hamil lagi dan memberikan keturunan untuk Hanung? batin Wilona karena malam ini adalah malam penyerahan diri seutuhnya.

Hanung tersenyum dan duduk disamping wanita asing yang dia nikahi. Matanya berhenti dan takjub dengan kecantikan Wilona dalam gaun yang indah itu.

"Kenapa wajahmu sangat cemas begitu?" Hanung belum akan menyentuhnya karena diapun melakukan pernikahan ini dengan terpaksa. Demi menyelamatkan perusahaan dua sahabat yang sudah seperti kakak beradik. Yaitu ayahnya dan ayah Wilona.

Namun bukan berarti dia akan mengabaikannya, meskipun pernikahan ini terjadi tanpa direncanakan sebelumnya.

Pipi Wilona memerah malu dan merasa rendah diri. Bagaimana tidak? Pria yang dia nikahi ini masih lajang dan perjaka ting ting.

Sedangkan dia sudah melahirkan tiga orang anak dan semua lahir dengan normal.

Terbayang betapa insecure nya dirinya ketika nanti suaminya akan membuka baju dan melihat beberapa bagian sensitif miliknya.

Bahkan kedua dadanya masih mengeluarkan susu untuk bayinya yang berusia lima bulan.

Bulan madu seperti apa yang terhampar di matanya kini? Dan bagaimana reaksi Hanung saat ini, semua itu membuat dadanya terus berdetak kencang.

"Aku tahu kau dan aku punya banyak perbedaan. Namun kita punya satu kesamaan dan satu tujuan. Kita ingin menyelamatkan perusahaan keluarga. Benar?"

"Ehm, iya,"

"Aku tahu, kau juga merasa ini aneh dan janggal. Tapi aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak-anak mu,"

Deg.

Hati Wilina membasah dan terasa sejuk ketika mendengar apa yang dikatakan Hanung padanya.

"Kau tahu aku bukan gadis lagi. Aku datang padamu dengan tiga anak. Dan mereka masih kecil-kecil. Mungkin aku tidak akan bisa menjadi istri yang cukup baik dan pantas untukmu,"

"Aku mengerti dan paham apa yang ingin kau katakan. Sebenarnya ada yang ingin aku katakan juga padamu tentang diriku. Aku tidak ingin membuka lembaran baru dengan begitu banyak rahasia antara kita,"

"Maksudmu?"

"Aku punya kekasih sebelum menikah denganmu. Dan aku berjanji akan menikahinya. Tapi tragedi menyedihkan itu terjadi dan aku akhirnya menikah denganmu,"

Hanung ingin terbuka di awal hubungan yang baru ini. Agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari.

Mata Wilona terbelalak terkejut. Namun dia tidak heran jika Hanung sudah punya seorang kekasih. Dan pasti dia adalah wanita yang sangat cantik.

Hanung pria mapan dan tampan. Dia juga putra seorang konglomerat. Tidak akan ada gadis yang menolak untuk menjadi kekasihnya, pikir Wilona dalam lamunannya.

Lalu apa yang akan dia katakan pada kekasihnya itu? Batin Wilona karena tiba-tiba pertanyaan itu terlintas begitu saja.

"Kok malah melamun?" Hanung membuyarkan lamunan istrinya itu.

"Kau tidak bereaksi, tapi kau malah melamun seperti ini,"

Dan disaat bersamaan telepon Hanung berdering.

Wilona melihat inisial my love di layar itu.

"Angkat saja, aku tak apa,"

Sambil berkata demikian Wilona mengusap airmatanya. Dalam hati rasa sakit itu pasti ada, tapi dia tidak ingin memperlihatkan nya. Dia berusaha memahami suaminya juga semua masa lalunya.

"Em..."

Terdengar, nada suara Hanung yang menjadi lain.

Wilona hanya melihatnya dari atas ranjang dimana dia duduk saat ini.

Hanung datang kembali setelah menutup teleponnya.

Wilona tersenyum meskipun hatinya berdebar-debar.

"Dia...dia sekarang ada dibandara. Dan dia...dia ingin aku menjemputnya," kata Hanung bicara terbata.

Matanya mengerjap menatap reaksi istrinya itu yang ternyata di luar dugaan.

"Kau boleh pergi untuk menjemputnya, bukankah kau bilang dia tidak tahu jika kau menikah hari ini?"

Ini malam pengantin. Pengantin harusnya tetap berada didalam kamarnya.

Tapi kekasihnya yang tidak tahu jika dia sudah menikah ingin agar dia menjemputnya sekarang di bandara.

Ternyata dia memenangkan piala emas sebagai model terbaik. Sepuluh tahun dia berjuang demi piala itu dan selalu menunda ketika Hanung akan melamarnya.

Wilona diam sesaat. Hatinya menolak untuk memahami semua yang terjadi saat ini.

"Kau pergilah. Kau bisa menemuinya. Aku akan membawa Rita tidur bersamaku disini,"

"Tapi...." Hanung kaget dengan perkataan Istrinya yang menyuruhnya pergi dimalam pengantin.

"Sudah aku bilang. Kau boleh pergi," kata Wilona setelah mengatahui jika Hanung sebenarnya punya kekasih dan bahkan sudah berjanji untuk menikahinya.

Tapi sekarang dia harus menikahi gadis asing seperti dirinya yang bahkan sudah janda dengan tiga orang anak.

Aku tidak mau menjadi egois karena dia bahkan sudah membuat saham untuk anak-anak ku nanti dalam keadaan aman.

Jika memang, dia ditakdirkan untuk bersamaku. Maka aku akan menerimanya. Dan jika dia harus bersama gadis yang dia cintai aku juga akan menerimanya.

Ini gila.

Memang gila.

Tapi, aku percaya pada dirinya. Entah kenapa aku percaya pada dirinya.

Hanung hanya melihat istrinya dengan berdiri seperti patung.

"Kau masih disini? Aku bilang, kau boleh pergi menemuinya, jika ada yang bertanya, maka aku akan menjawab kau ada urusan mendesak," kata Wilona tersenyum dan bangun dari ranjang.

"Em...baiklah...." Hanung lalu meninggalkan kamar pengantin yang sudah di hias dengan sangat indah dan penuh taburan bunga.

Wilona juga keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar Rian dengan mengendap-endap.

Namun saat dia akan melewati kamar lainnya, dia hampir saja terlihat oleh Rosma, mertuanya.

Wilona terpaksa kembali ke kamarnya dan tidak jadi pergi melihat ketiga anaknya yang tidur terpisah darinya.

Wilona berdiri dijendela kamarnya dan menatap jauh ke langit.

Menghitung bintang-bintang yang bersinar terang malam ini. Dan merasa kesepian karena tidak ada siapapun dikamar yang luas itu selain dirinya sendiri.

Tiba-tiba, pintunya diketuk dan terdengar suara ibu mertuanya memanggilnya dari luar.

"Hanung...."

Deg. Wilona kaget. Karena saat ini Hanung sedang menjemput kekasihnya di bandara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!