Bab 2

Bab 2

Margot Evans bertemu dengan Aaron Lee yang saat itu berusia lima tahun.

Dia melihat Aaron Lee yang tengah bergandengan tangan dengan Lee Ryder saat pesta tahun baru yang diadakan di rumah besar.

"Selamat malam tuan Lee Ryder ! Silahkan masuk ! Ayah anda sudah menunggu di dalam rumah", sapa pak Ha-Joon ramah.

"Selamat malam, pak Ha-Joon !", sahut Lee Ryder.

Margot Evans memandangi mereka dari kejauhan dekat meja yang diatasnya penuh gelas-gelas minuman.

"Dia datang rupanya...", gumam Margot Evans.

Margot Evans meminum gelas di tangannya sambil memperhatikan Lee Ryder dan anak laki-lakinya.

Lee Ryder membawa Aaron Lee ke rumah besarnya dari rumah mereka yang lainnya.

Disitulah awal pertemuan Margot Evans dengan anak laki-laki kecil Lee Ryder.

"Dia datang hanya dengan putranya !? Biasanya dia membawa sedikitnya dua wanita di acara-acara yang dihadirinya", gumam Margot Evans.

Sebelumnya Margot Evans tidak pernah melihat Aaron Lee karena mereka tinggal terpisah sejak Lee Ryder menikah.

Istri Lee Ryder tidak pernah membawa Aaron Lee ke rumah besar tempat Won Shik Lee tinggal.

Itu dikarenakan Won Shik Lee tidak pernah merestui hubungan cinta Lee Ryder dengan ibu kandung Aaron Lee sehingga hubungan antara Lee Ryder dengan ayahnya menjadi dingin.

Sejak ditinggal pergi oleh istrinya, Lee Ryder mulai sering terlihat berkunjung ke rumah besar Won Shik Lee.

Meskipun Lee Ryder tahu ayahnya tidak pernah menyukainya.

"Ayah... Selamat tahun baru, kami ucapkan...", sapa Lee Ryder.

Won Shik Lee membalikkan badannya menghadap Lee Ryder seraya menatapnya dingin.

"Hmmm... Selamat tahun baru...", sahut ayah.

Won Shik Lee melirik ke arah bocah kecil disebelah Lee Ryder.

"Bagaimana kabar kalian berdua ?", tanya ayah dengan sikap dinginnya.

"Baik, kabar kami baik-baik, ayah", sahut Lee Ryder.

"Nikmati acara tahun barunya. Dan Selamat tahun baru !", kata ayah.

Won Shik Lee berlalu pergi dari Lee Ryder tanpa menghiraukan kehadiran Aaron Lee, cucu laki-lakinya.

Lee Ryder hanya diam tetapi dia sadar jika ayahnya masih belum memaafkannya.

"Ayah...", panggil bocah kecil disamping Lee Ryder.

"Iya, ada apa Aaron Lee ?", tanya Lee Ryder.

"Apakah dia kakekku ?", tanya Aaron Lee.

"Iya, dia kakekmu...", sahut Lee Ryder.

"Tapi kenapa dia mengacuhkanku !? Dan tidak memanggilku cucunya !? Bahkan dia tidak menyapaku, ayah ?", kata bocah berusia lima tahun itu.

"Kakekmu kurang enak badan, mungkin itu yang membuatnya seperti itu", sahut Lee Ryder.

"Oh..., tapi aku ingin menyapanya...", ucap Aaron Lee.

"Bermainlah ! Tapi jangan jauh-jauh dari rumah besar, kamu mengerti, Aaron !", perintah Lee Ryder.

"Iya, ayah", sahut Aaron Lee.

"Jika kamu lapar, minta tolonglah kepada pak Ha-Joon yang tadi menyapa kita di pintu masuk, kamu paham", kata Lee Ryder.

"Baik, ayah", jawab bocah lima tahun itu.

Aaron Lee menganggukkan kepalanya seraya melepas tangannya dari genggaman ayahnya. Dan berjalan ke kursi sofa yang ada di pojok ruangan.

Bocah berusia lima tahun itu duduk lalu mengeluarkan perangkat tablet apple tipis dari dalam tasnya.

Dia mulai tampak tenggelam ketika mengotak-atik perangkat tablet apple tipisnya.

Margot Evans berjalan menghampiri bocah lima tahun itu kemudian duduk berjongkok di sebelah kursi sofa.

"Hai !", sapa Margot Evans.

"Hai...", sahut Aaron Lee.

Bocah lima tahun itu sangat sibuk di depan perangkat tabletnya.

"Siapa namamu ? Apa hubunganmu dengan Lee Ryder ?", tanya Margot Evans.

"Namaku Aaron Lee, dia ayah biologisku, sahut bocah kecil itu.

Margot Evans tertegun mendengar jawaban bocah lima tahun di kursi sofa itu.

"Bagaimana bisa bocah sekecil itu paham arti biologis ?"

Margot Evans bergumam dalam hatinya.

"Mmmm... Apa yang kamu kerjakan ?", tanya Margot Evans.

"Aku sedang membuat program untuk menciptakan sebuah robot", sahut bocah kecil itu.

"Uhuk ! Uhuk...", Margot Evans langsung terbatuk kaget.

"Kenapa dengan tenggorokanmu ? Mungkin kamu mengalami tersedak karena salah menelan", sahut Aaron Lee.

"Tidak..., aku kebanyakan minum", kata Margot Evans.

"Parah ! Kamu masih Sekolah Menengah Atas tapi kamu gemar sekali minum ! Apa kau tidak takut terkena gangguan hati dan limpa ?", sahut Aaron Lee.

Margot Evans acuh sambil mengunyah permen cokelat di tangannya.

"Siapa namamu ?", ganti Aaron Lee bertanya.

"Margot... Margot Evans...", sahut gadis berusia 17 tahun itu cuek.

"Oh, kamu rupanya... Kamu Margot Evans, ya ! Yang biasanya ayah bicarakan jika dia memarahiku", lanjut Aaron Lee.

"Memarahimu !? Kenapa !?", tanya Margot Evans.

"Setiap aku melakukan kesalahan, pasti ayah akan memarahiku dengan berkata seperti ini, "Aaron Lee ! Jangan nakal seperti Margot ! Patuhlah dan dengar kata-kata, ayah ! Dan jangan seperti Margot Evans !", jawab Aaron Lee.

Bocah lima tahun itu masih sibuk dengan perangkat tabletnya.

"Wow ! Ayahmu sangat hebat sekali !?", ucap Margot Evans. "Dia pikir aku anaknya hingga dia membandingkan aku dengan putranya !? Bagaimana dia berkata seperti itu ?", sambungnya.

Margot Evans memajukan bibirnya seraya melahap cokelat miliknya.

"Apa kamu marah ?", tanya Aaron Lee.

"Tidak..., aku tidak marah...", sahut Margot Evans.

"Tapi kamu mengeluh !? Apa kamu kesal pada ayahku ?", tanya Aaron Lee.

"Tidak ! Bagaimana mungkin aku kesal dengannya, dia kakakku meski kami tidak sedarah !? Aku tidak mungkin berani marah padanya...", sahut Margot Evans.

"Tapi dari nada suaramu sepertinya kalian tidak terlalu dekat. Apakah ayahku selalu mengganggumu ?", tanya Aaron Lee.

"Dia tidak pernah menggangguku bahkan dia tidak pernah bicara padaku dengan akrab", sahut Margot Evans.

"Ooh... Dia memang pria yang dingin dan kaku...", ucap Aaron Lee.

"Apa kau tidak lapar ? Ada banyak makanan lezat disini, apa kamu tidak ingin mencicipinya ?", kata Margot Evans.

"Sebentar setelah aku menyimpan programku, aku akan mencoba makanan di pesta ini", sahut bocah lima tahun itu.

"Hmmm..., baiklah... Aku akan menemanimu mencoba makanan-makanan di pesta ini", kata Margot Evans lalu duduk di bahu kursi sofa.

Margot Evans memperhatikan ke layar perangkat tablet milik Aaron Lee dengan terkejut kaget.

Dia tidak pernah membayangkan ada bocah berusia lima tahun mampu membuat program untuk piranti lunak seperti komputer.

Akhirnya keduanya bertambah akrab. Dan menghabiskan malam tahun baru dengan bersuka cita.

"Selamat tahun baru, Aaron...", ucap Margot Evans.

"Selamat tahuh baru, Margot !", sahut bocah kecil itu.

Keduanya duduk di kursi panjang yang ada di balkon rumah besar sambil memandang langit di malam hari.

"Sebentar lagi akan ada kembang api", kata Margot Evans.

"Tinggal satu detik lagi tepat pukul 12 malam", lanjut Aaron Lee.

"Dan tahun berganti dengan tahun baru...", kata Margot Evans.

Terdengar suara kembang api menyala di atas langit.

Memenuhi langit malam itu hingga membuat gelapnya malam menjadi terang benderang oleh kembang api.

Perayaan tahun baru di rumah besar terasa berbeda kini karena hadirnya Aaron Lee.

Acara tahun baru berlangsung meriah dan punuh gegap gempita.

Suasana di rumah besar penuh kebahagiaan serta bertambah menyenangkan untuk Margot Evans.

Ketika berita pengunduran diri pengasuh Aaron Lee yang pulang ke negaranya sejak itulah Margot Evans diberi tugas oleh Lee Ryder untuk menjadi pengasuh Aaron Lee.

"Pengasuh ?", tanya Margot Evans kesal.

"Iya, pengasuh untuk Aaron Lee", sahut Lee Ryder kala itu.

"Apa kau selalu menganggapku lebih pantas menjadi pengasuh ?", kata Margot Evans emosi.

"Tentu, kamu pantas menjadi ibu sambung buat Aaron Lee..., bukankah kamu memiliki waktu yang panjang dan luang karena itu aku menyuruhmu menjadi pengasuh Aaron Lee...", lanjut Lee Ryder.

"Kamu menyebalkan !", ucap Margot Evans.

"Aku akan membayarmu setengah milyar setiap bulannya", kata Lee Ryder santai.

"Fuih... !?", Margot Evans tertawa keras. "Kamu kira aku setuju ?", sahut Margot Evans.

Margot Evans lalu berdiri menghadap Lee Ryder sambil berkacak pinggang.

"Tidak akan ! Weeek !", lanjut Margot Evans seraya menjulurkan lidahnya kepada Lee Ryder.

"Dasar gadis manja !", ucap Lee Ryder kesal.

"Biar ! Lebih baik manja daripada kamu dingin dan menyebalkan !", ledek Margot Evans.

"Astaga...", sahut Lee Ryder.

Pria berambut perak itu mendongakkan kepalanya kesal.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!