patung Pancoran

" Morning " Sapa Gani yang baru ikut bergabung di meja makan .

" Pagi kakak " Jawab Salwa tersenyum lembut .

Gani langsung menarik kursi nya duduk di samping Salwa namun ada yang membuatnya bingung ,lalu dia menatap ke arah samping di mana Imelda berdiri di belakang nya dengan menunduk .

" Bibi .....Bibi " Teriak Gani membuat peserta yang di meja makan itu menatap ke arahnya dengan wajah terkejut begitu juga dengan Imelda .

" Iya Den " Jawab Bibi yang baru saja menghampiri Gani .

" Apa bibi tidak mengajarkan nya ,lalu untuk apa dia berdiri di belakang ku ?? Mau jadi patung Pancoran " Bibi menatap Imelda yang juga menatapnya .

" Maaf Den, ini kesalahan Bibi " Ujarnya menunduk kepalanya sedikit " Lihat Ibu " Pintah nya pada Imelda yang langsung di anggukan kepala nya .

" Kamu bisa meminta nya dengan baik Son " Ujar Alister memberikan nasehat .

" Dia sudah di ajari kenapa Gani harus meminta nya juga dia harus tahu tugasnya " Jawab Gani

" Sudah² tidak baik berdebat di depan makanan " Ujar Nabilla lembut .

" Imelda baru Nak, jadi wajar jika dia bingung apa lagi bibi tidak ada di samping nya " Lanjutnya lagi .

" Dianya saja yang bodoh " Jawab Gani ketus .

" Maafkan anak Bibi Den " Ujar Bibi tidak enak hati .

' Kenapa Bibi yang meminta maaf ,dia saja yang tidak tahu apa pekerjaan nya " balas Gani .

" Bibi bawa Imelda ke dapur saja ,Kalian pasti belum sarapan kan ?? " Tanya Ela " Sarapan dulu baru lanjut kan pekerjaan nya, maafkan anak Aunty ya Imelda " Lanjutnya lagi .

" Ini memang kesalahan Imel,nyonya Ela " Jawab Imelda pelan .

" Apa pun itu Aunty minta maaf , sarapan dulu ya " Ela menatap Bibi " Pelan² saja nanti juga imelda terbiasa " Lanjutnya lagi .

" Iya Nyonya Ela " Jawab Bibi lalu membawa Imelda ke belakang .

" Kamu baik² saja Nak " Tanya Bibi menatap Imelda .

" Hebm ,ibu tidak usah khawatir " Jawab Imel tersenyum .

" Kenapa Bu " Tanya sang suami .

" Tidak ayah ,mungkin Imelda belum terbiasa saja ' Jawab Bibi.

" Mbok ini anaknya " Bibi mengaguk tersenyum .

" Cantik sekali Mbok ,hai kenalkan aku Nadia " Ujarnya mengukur kan tangganya .

" Saya Imelda kak " Jawab Imelda pelan .

" Nama yang cantik, kita bisa berteman jadi jangan takut jika nanti mbok pulang ke kampung " Imelda mengaguk tersenyum .

" Sudah sarapan ' Tanya Bibi menatap Nadia .

" Sudah Mbok baru saja selesai " Jawab Nadia .

" Tunggu sebentar ya ,Imelda belum sarapan " Ujar Bibi .

" Tenang saja Bi " Jawab Nadia .

" Nadia bertugas mencuci dan menggosok pakaian Den Gani jadi setelah kamu sarapan dan memastikan kamar Den Gani kosong kamu masuk kedalam mengambil pakaian kotor dan mengganti sprei tempat tidur Den Gani, karena dia memakai sprei dan selimut nya sekali saja " Ujar Bibi lembut sambil mengajari Imelda yang kini duduk sambil mengisi piring nya .

" Ya Bu " Jawab Imelda ,ayah terus mengusap pundak Imelda dengan lembut .

" Setelah mengantar pakaian Kotornya ke belakang ,kamu ambil pakaian Den Gani yang ada di ruangan khusus menggosok bawa ke kamar Den Gani nanti ibu ajarin lagi cara menyusun nya " Ujar Bibi lembut .

" Makan saja Nak " Lanjutnya saat melihat Imelda hanya diam tanpa menyentuh makanan nya membuat bibi tersenyum begitu juga ayah dan Nadia .

" Iya Bu " Jawab Imelda tersenyum lalu menyantap sarapan paginya .

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Selamat pagi dokter Gani " Sapa seorang dokter wanita dengan lembut .

" Pagi ' Jawab Gani datar dan terus melanjutkan langkahnya .

" Pagi dok " Sapa para perawat yang berpapasan dengan nya .

" Hebm "

sepanjang koridor rumah sakit Gani hanya menjawab seadanya sapaan dari para perawat da dokter hingga dia berada dalam ruangan nya .

Tok ...tok

" Masuk "

Ceklek

" semuanya sudah siap Dok " Gani mengaguk lalu membuka jasnya dan menggantikan dengan jas dokter.

" Ayo " Ujar Gani ke luar dari ruangan nya di ikuti seorang perawat laki² yang merupakan asistennya .

" Bacakan " Titah Gani di sela langkahnya .

" Iya dok " Jawab nya lalu mulai membacakan satu persatu laporan dari pasiennya .Hingga keduanya sudah berada di ruangan perawatan

" Selamat pagi " Sapa Gani lembut menatap para pasien yang sebagian masih melakukan sarapan dan juga hanya berbaring di temani oleh keluarga nya .

Tidak berselang lama dua orang perawat mendekat ke arah mereka sambil mendorong troli .

" Gimana perasaan nya Bu " Tanya Gani lembut sambil tersenyum tipis.

" Alhamdulillah sudah baikkan dok " Gani mengaguk sebagai jawabannya " Saya periksa dulu ya " Ujar Gani .

"iya Dok " Jawab pasien, asisten Gani langsung menutup tirai sekalipun tidak ada tindakan apapun tapi itu sudah aturan yang Gani terapka karena bagaimana pun orang memiliki privasi.

" Keadaannya bapak jauh lebih baik dari kemarin,jika bapak terus mendengarkan ucapan saya ,ini pertemuan kita terakhir sebelum nantinya bapak saya izinkan kembali tapi jika bapak memang menyukai rumah sakit dengan senang hati saya akan terus membela tubuh bapak " Ujar Gani sambil memberikan stetoskop pada perawat untuk di bersihkan karena setiap memeriksa satu pasien Gani akan melakukan itu .

Alasannya cukup menarik karena dia tidak ingin virus atau kuman yang ada di pasien satunya berpindah ke pasien yang lainnya apa lagi pasiennya tidak hanya satu .

" Saya janji dok ,saya akan mendengar ucapan anda dan saya tidak kembali lagi ke sini " Jawab sang pasien.

" Ya semoga saja ,karena saya sudah muak melihat bapak " Bukannya marah pasien malah tersenyum begitu juga sang anak yang ada di samping nya .

" Terima kasih dokter " Ujar sang anak.

" Jangan lupa minum obatnya dengan teratur biar bapak cepat sembuh dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga " Ujar Gani serius .

" Iya Dok , terimakasih banyak " Jawabnya lagi .

" Itu sudah tugasku " Jawab Gani ,lalu berpamitan untuk memeriksa pasien yang lainnya lagi .

Hampir satu jam mereka berada di ruangan perawatan memeriksa pasien akhirnya Gani bisa kembali ke ruangan nya tapi saat akan masuk seorang dokter wanita menghampiri nya .

"Dokter Gani " Gani langsung menatap ke sumber suara .

" Apa dokter sibuk " Tanya dengan dengan manja ,Gani menatap asisten nya menggeleng membuat dokter itu tersenyum bahagia .

" Saya ingin mengajak dokter untuk makan siang nantinya ,apa...."

" Maaf saya harus ke perusahaan " Potong Gani cepat lalu masuk dalam ruangannya di ikuti asistennya, membuat wanita itu terdiam di tempatnya menatap pintu ruangan Gani yang sudah tertutup rapat .

" Kenapa selalu gagal mendekati ,tenang masih banyak hari dan cara untuk mendekati nya bukan " Ujarnya sambil tersenyum .

" Dokter Lisna " panggil seorang perawat membuat wanita itu membalikkan badannya .

" Kenapa " Jawabnya ketus .

" Di minta ke ruangan direktur " Wajah Lisna langsung berbinar mendengar ucapan sang perawat .

" Untuk " Perawat menggeleng kan kepala nya " Saya tidak tahu Dok, Tapi anda di minta segera kesana " Jawab nya lagi .

" terimakasih " Jawab nya lalu meninggalkan perawat begitu saja .

" Aku berharap semoga Dokter Alister memecatmu dan membuang mu ke tempat lain " Ujar perawat dengan kesal .

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lanjut !!

Senin ...senin...Senin ...Vote, hadiah , ranting nya

Dukung terus Gani dan Imelda menjadi novel favorit kalian 🥰🥰🥰🥰

Like

koment

vote

Jangan lupa hadiah bunganya dan bintang 5 😘😘😘😘😘

Episodes
1 Awal
2 Ke Kota
3 Sampai di kota
4 Stupid
5 patung Pancoran
6 taman
7 Bentakan
8 Perpisahan
9 Bayaran setimpal
10 Hari pertama
11 Tua sebelum waktunya
12 pijitan
13 Mengantar berkas
14 Ketagihan
15 Kejadian Tidak dinginkan
16 Memikirkan
17 penelpon misterius
18 kenyataan pahit
19 Salah bertanya
20 Segera menyusul
21 memilih bekerja
22 Teman mu bukan teman ku
23 Sayangi Aku 2
24 Kedatangan nya
25 berani menjawab
26 perlahan
27 ajakan mendadak
28 Harus belajar
29 masion utama
30 Masion Utama
31 Latihan
32 Ikut ke rumah sakit
33 Keperusahan
34 Hukuman
35 penunggu ruangan
36 Hampir jantungan
37 manipulasi usia
38 Ponsel baru
39 persoalan panggilan
40 Orang baik dan tegas
41 Acara Randy Diandra
42 jawaban yang meyakinkan
43 masih muda
44 Ke masion utama
45 perubahan sikap
46 Minta maaf
47 liburan di kampung Imelda
48 pakaian ibu
49 memalukan
50 memalukan
51 Ke kampung
52 Cinta yang besar
53 Penasaran
54 Satu darah
55 Mengobati
56 Bernegosiasi
57 ketiduran
58 Tidak ingin sama
59 Kangen
60 Sedikit sibuk
61 SAH
62 hal mistis
63 Tinggal di apartemen
64 Miris sekali
65 pengantin baru
66 Apa kamu sudah mengenaliku ?
67 apa yang kamu pikirkan ?
68 Bersikap profesional
69 Meminta pendapat
70 Mengantar makan siang
71 Tentang Salwa dan Ibrahim
72 Pindah apartemen
73 Tinggal di apartemen
74 kebanggan sementara
75 berteman
76 Bau sekali
77 Pergi
78 Selalu mendadak
79 memang nya kamu siapa ?
80 Karma
81 Resiko
82 Tetap diam
83 Jangan di sentuh
84 Kena guna-guna
85 Hari pertama kuliah
86 Kira puasa ?
87 muda sama yang muda
88 Orang bodoh
89 Terlihat aneh dan banyak diam
90 Cara menghilangkan stress
91 Tidak perlu takut
92 Sedikit membaik
93 Ke apartemen Imelda
94 Sering lapar
95 Seperti mu ?
96 Pertemuan di restoran
97 Menjalin hubungan setelah berpisah
98 Permainan Ela
99 Permohonan Imelda
100 Bukan anak kecil
101 Kembali ke masion
102 Keceriaan Imelda
103 Obat untuk menyembuhkan nya
104 Sedikit berisi
105 penjelasan Khalisa
106 Luapan emosi Imelda
107 mulai posesif
108 Pemeriksaan
109 Hadiah
110 Kehebohan keluarga Khalisa
111 -
112 Milik orang
113 Obat Gani
114 Terus mengganggu hidup mu
115 Ke khawatiran Gani
116 -
117 Terimakasih untuk yang dulu
118 payah merayu
119 Pernikahan Salwa
120 Ngidam Imelda
121 Kepala yang bermasalah
122 Kebingungan Khalisa
123 Sial atau beruntung
124 Meminta bantuan
125 Liciknya Khalisa
126 Pria purba
127 Ciuman pertama
128 Permintaan naik motor
129 Lebih dari ciuman
130 menunggu kelahiran
131 Lahiran
132 Gani versi perempuan
133 -
134 Hadiah dari Khalisa
135 Natasya Bagaskara Mateo
136 Khalisa merajuk
137 137
138 Tidak kuat melihat dengan wanita lain
139 Kedatangan Khalisa dan Nadia
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Awal
2
Ke Kota
3
Sampai di kota
4
Stupid
5
patung Pancoran
6
taman
7
Bentakan
8
Perpisahan
9
Bayaran setimpal
10
Hari pertama
11
Tua sebelum waktunya
12
pijitan
13
Mengantar berkas
14
Ketagihan
15
Kejadian Tidak dinginkan
16
Memikirkan
17
penelpon misterius
18
kenyataan pahit
19
Salah bertanya
20
Segera menyusul
21
memilih bekerja
22
Teman mu bukan teman ku
23
Sayangi Aku 2
24
Kedatangan nya
25
berani menjawab
26
perlahan
27
ajakan mendadak
28
Harus belajar
29
masion utama
30
Masion Utama
31
Latihan
32
Ikut ke rumah sakit
33
Keperusahan
34
Hukuman
35
penunggu ruangan
36
Hampir jantungan
37
manipulasi usia
38
Ponsel baru
39
persoalan panggilan
40
Orang baik dan tegas
41
Acara Randy Diandra
42
jawaban yang meyakinkan
43
masih muda
44
Ke masion utama
45
perubahan sikap
46
Minta maaf
47
liburan di kampung Imelda
48
pakaian ibu
49
memalukan
50
memalukan
51
Ke kampung
52
Cinta yang besar
53
Penasaran
54
Satu darah
55
Mengobati
56
Bernegosiasi
57
ketiduran
58
Tidak ingin sama
59
Kangen
60
Sedikit sibuk
61
SAH
62
hal mistis
63
Tinggal di apartemen
64
Miris sekali
65
pengantin baru
66
Apa kamu sudah mengenaliku ?
67
apa yang kamu pikirkan ?
68
Bersikap profesional
69
Meminta pendapat
70
Mengantar makan siang
71
Tentang Salwa dan Ibrahim
72
Pindah apartemen
73
Tinggal di apartemen
74
kebanggan sementara
75
berteman
76
Bau sekali
77
Pergi
78
Selalu mendadak
79
memang nya kamu siapa ?
80
Karma
81
Resiko
82
Tetap diam
83
Jangan di sentuh
84
Kena guna-guna
85
Hari pertama kuliah
86
Kira puasa ?
87
muda sama yang muda
88
Orang bodoh
89
Terlihat aneh dan banyak diam
90
Cara menghilangkan stress
91
Tidak perlu takut
92
Sedikit membaik
93
Ke apartemen Imelda
94
Sering lapar
95
Seperti mu ?
96
Pertemuan di restoran
97
Menjalin hubungan setelah berpisah
98
Permainan Ela
99
Permohonan Imelda
100
Bukan anak kecil
101
Kembali ke masion
102
Keceriaan Imelda
103
Obat untuk menyembuhkan nya
104
Sedikit berisi
105
penjelasan Khalisa
106
Luapan emosi Imelda
107
mulai posesif
108
Pemeriksaan
109
Hadiah
110
Kehebohan keluarga Khalisa
111
-
112
Milik orang
113
Obat Gani
114
Terus mengganggu hidup mu
115
Ke khawatiran Gani
116
-
117
Terimakasih untuk yang dulu
118
payah merayu
119
Pernikahan Salwa
120
Ngidam Imelda
121
Kepala yang bermasalah
122
Kebingungan Khalisa
123
Sial atau beruntung
124
Meminta bantuan
125
Liciknya Khalisa
126
Pria purba
127
Ciuman pertama
128
Permintaan naik motor
129
Lebih dari ciuman
130
menunggu kelahiran
131
Lahiran
132
Gani versi perempuan
133
-
134
Hadiah dari Khalisa
135
Natasya Bagaskara Mateo
136
Khalisa merajuk
137
137
138
Tidak kuat melihat dengan wanita lain
139
Kedatangan Khalisa dan Nadia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!