MENGGAPAI CINTAMU

MENGGAPAI CINTAMU

Dokter tampan

Seorang pria tampan dengan jas putih kebanggaannya turun dari mobil sport warna hitam di halaman parkir khusus petinggi di sebuah rumah sakit swasta. Baru saja memasuki lobby, semua staff, perawat dan dokter menyapanya dengan ramah walaupun hanya mendapat balasan sebuah tatapan datar.

" Dokter Adam, selamat pagi." sapa seorang dokter wanita dengan senyum menggoda.

" Pagi, kenapa kau masih disini? Sudah waktunya pekerjaanmu dimulai." sahut Dokter Adam datar.

" Maaf, tadi terjebak macet dijalan." ucap wanita yang bernama Dena itu.

" Ini bukan yang pertama kali kau seperti ini, jangan sampai saya melemparmu ke jalanan!" tegas Adam.

Wanita bernama Dena itu terdiam tanpa berani menatap wajah Adam yang merupakan pimpinan tertinggi di rumah sakit itu. Walaupun terlihat sangat datar dan dingin, namun pesona dokter tampan itu mampu meruntuhkan hati semua kaum hawa.

Adam terus berjalan menuju lift khusus yang akan membawanya ke lantai paling atas gedung rumah sakit itu. Pria itu memang selalu acuh terhadap perempuan yang menaruh hati padanya.

Adam Hendrawan, seorang dokter tampan yang dipercaya oleh sahabatnya untuk menjalankan rumah sakit yang selama ini dipegang oleh Rifky Mahendra, suami Medina.

Pria berusia tiga puluh tahunan itu masih betah melajang hingga saat ini karena belum ada satupun wanita yang mampu mengetuk pintu hatinya. Entah gadis seperti apa yang Adam cari hingga membuatnya mampu bertahan dalam kesendirian.

" Uncle Adam...!" teriak seorang gadis dari balik pintu saat Adam membuka ruangannya.

" Alicia...? Bukankah kamu harus kuliah?" ujar Adam setengah kaget.

" Cia masuk agak siangan, Uncle. Bosan di Apartemen sendirian, Uncle selalu sibuk di rumah sakit." sungut Alicia.

Ya... Gadis cantik itu adalah Alicia Kim, putri dari Jonathan Kim yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Indonesia karena tak ingin jauh dari uncle kesayangannya yang sudah bersamanya sejak ia kecil.

" Kau tahu sendiri pekerjaan Uncle sangat banyak, Cia. Nanti akhir pekan kita liburan, Ok? Sekarang Uncle harus meeting, tidak bisa ditunda."

" Huh... Uncle pintar sekali mencari alasan!"

Adam merangkul bahu keponakannya itu dengan senyum yang mengembang sempurna. Entah mengapa ia bisa selembut itu berhadapan dengan gadis kecilnya itu, tetapi selalu menampakkan raut wajah datar kepada orang lain.

" Jangan marah, nanti kita ke pantai." bujuk Adam.

Alicia yang kini telah berusia 18 tahun itu memang tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dengan tinggi 170 cm, kulit putih dan body yang membuat siapapun takkan bisa menolak pesonanya.

" Janji...? Cia nggak mau Uncle bohong lagi seperti waktu itu."

" Iya, Uncle janji."

Alicia memeluk Adam dengan erat. Dia enggan untuk melepaskan pelukannya takut takkan bisa melakukannya lagi.

" Cia, Uncle harus pergi sekarang. Pulanglah, atau pergi dengan teman - temanmu."

" Teman siapa? Uncle saja tidak mengijinkan Cia berteman dengan laki - laki."

" Uncle melakukan itu hanya untuk melindungimu, Cia. Kamu masih bisa berteman dengan teman wanita."

" Uncle saja bebas pergi dengan perempuan lain, kenapa Cia nggak boleh!"

Alicia sangat kesal dengan sikap posesif Adam yang yang membatasi pergaulannya. Dirinya bukan anak kecil lagi yang masih harus dikekang.

" Uncle tidak pernah pergi dengan wanita manapun, Cia. Mungkin hanya teman sesama dokter saja."

" Udah, ah! Cia mau pergi saja. Uncle memang egois!" teriak Alicia.

" Cia...!"

Alicia pergi dari ruangan Adam dengan amarah. Entah mengapa ia merasa benci saat melihat Adam bersama wanita lain. Dari kecil memang Alicia tidak pernah suka jika ada perempuan yang mendekati Adam.

# # #

Usai meeting, Adam kembali ke ruangannya. Dia kepikiran dengan sikap Alicia yang akhir - akhir ini bersikap manja padanya dan mudah marah.

" Dokter Adam, sebentar lagi jam makan siang. Maukah Anda makan dengan saya?"

Dena dengan tidak tahu malunya menghampiri Adam di ruangannya. Sungguh cari mati gadis itu. Dia bahkan mengabaikan peringatan Adam tadi pagi.

" Kau hanya karyawan disini, jadi jaga sikapmu terhadap atasan!" tegur Adam dengan tatapan dinginnya.

" Tapi, saya hanya_..."

" Dengarkan saya! Sekali lagi kau menginjakkan kakimu di ruangan ini, maka tidak akan ada satu rumah sakitpun yang akan menerimamu jadi dokter!" ancam Adam.

Adam segera mengusir wanita itu dari ruangannya tak peduli dia harus bersikap kasar. Adam tidak menyukai wanita yang agresif. Menghadapi Alicia yang sering bersikap kekanakan saja ia sudah kuwalahan, apalagi harus menghadirkan wanita lain.

Adam merebahkan tubuhnya di kamar pribadinya. Sejenak ia ingin melupakan segala pikiran diotaknya. Mungkin refreshing bisa menjernihkan pikirannya karena biasanya ia akan bertarung dengan Medina jika sedang ada masalah. Namun semenjak Medina menetap di Bali, dirinya merasa kesepian.

" Kenapa hidupku seperti ini? Tidak ada satupun wanita yang terlihat menarik di dunia ini. Apa mungkin aku punya kelainan?" keluh Adam dalam hati.

Selain Alicia, Adam hanya dekat dengan Medina dan Ririn karena mereka sahabat dari kecil. Entah mengapa, Adam kini mulai tak nyaman jika Alicia memeluknya. Padahal dari kecil ia yang merawat Alicia bahkan ia sudah seperti seorang ayah bagi gadis itu.

Namun semakin Alicia tumbuh dewasa, Adam mulai menjaga jarak agar tidak terlalu dekat karena ia menyadari bahwa gadis itu tidak ada hubungan darah dengannya. Adam juga tidak mau tinggal satu atap dengan putri angkatnya itu karena tak ingin timbul fitnah nantinya.

Saat Adam sedang merenung, ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk. Dia segera meraih ponsel yang ia letakkan diatas nakas.

' Alicia '

( Uncle, jemput Cia. Hari ini cuma satu mata kuliah, Cia bosan sendirian.)

Adam menghela nafas pelan lalu membalas pesan keponakannya.

'Adam'

( Kamu dimana? Tunggu saja di tempat parkir, Uncle berangkat sekarang.)

'Alicia'

( Thank you, Uncle. I love you...)

# # #

Adam sudah berada di parkiran kampus tempat Alicia menimba ilmu. Namun disana tidak ada gadis yang dicarinya.

" Kemana lagi anak itu? Hhh... Katanya minta jemput malah ngilang." gerutu Adam.

Adam keluar dari mobilnya hendak mencari Alicia ke dalam namun gadis itu sudah terlebih dulu datang menghampirinya bersama seorang pria.

" Uncle_..."

" Cepat masuk ke mobil, Cia...!" seru Adam dengan tatapan datarnya.

" Tapi, Uncle_..."

" Masuk, Cia...!"

Alicia masuk ke dalam mobil setelah melambaikan tangan kepada temannya. Gadis itu tidak mengerti mengapa Adam tiba - tiba terlihat marah seperti itu. Alicia tidak merasa berbuat salah hari ini.

Adam masuk ke dalam mobil dan segera menjalankannya meninggalkan pelataran kampus. Di dalam mobil terlihat canggung karena tidak ada percakapan sama sekali. Alicia lebih memilih diam karena takut pamannya itu kembali marah.

" Apa kamu sudah tidak mau menuruti ucapan Uncle, Cia...?" ujar Adam lirih.

" Apa maksud, Uncle? Cia selalu menuruti semua yang Uncle katakan." ucap Alicia.

" Apa hubunganmu dengan pria tadi?"

" Dia hanya temanku, Uncle. Kami dari kelas yang sama, kebetulan dia juga akan pulang."

Adam menatap Alicia yang menundukkan wajahnya entah ia takut atau sedang memikirkan sesuatu.

" Apa kau tidak sadar kalau pria itu menyukaimu?"

.

.

TBC

.

.

Terpopuler

Comments

Mrs.Q

Mrs.Q

dih ada lagi uler2 berbisa ni

2023-03-25

1

Mrs.Q

Mrs.Q

perempuan mana Cia, Adam saja bahkan tidak dekat dengan wanita manapun :(

2023-03-25

1

Mrs.Q

Mrs.Q

Awas aja entar kesambet duluan baru tau!

2023-03-25

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!