Perasaan yang berubah

" Jika Uncle yang bertemu jodoh lebih dulu, gimana?" tanya Alicia penasaran.

Adam menghembuskan nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Alicia. Pertanyaan yang cukup sulit untuk ia jawab.

" Kenapa jadi bahas hal yang tidak penting begini, sih? Makan aja ini kuenya sebelum kita cari makan siang." ujar Adam.

" Uncle nggak mau jawab?"

" Cia... Jangan merusak suasana liburan kita."

Alicia sedikit kecewa dengan sikap Adam. Tujuan ia melanjutkan pendidikan di Indonesia adalah karena ingin terus dekat dengan pria itu walaupun ia sendiri tidak tahu perasaan seperti apa yang ia miliki sekarang untuk dokter tampan itu.

" Seandainya_..."

" Sudah, Cia... Uncle nggak mau bahas hal - hal yang tidak penting seperti ini. Paham?"

" Iya, Uncle. Cia minta maaf."

" Jadilah anak yang penurut dan jangan kecewakan Uncle, Cia..."

Alicia bersandar di bahu Adam dengan mata berkaca - kaca. Mengapa ia begitu takut jika suatu saat nanti Adam bersanding dengan wanita lain? Harusnya ia ikut bahagia jika sang paman segera mendapatkan jodoh diusianya yang cukup matang untuk berumah tangga.

" Masa depanmu masih panjang, fokuslah belajar untuk menggapai cita - citamu." lirih Adam.

" Iya, Uncle. Cia akan berusaha semampu Cia untuk tidak membuat orangtua Cia dan Uncle Adam kecewa."

" Gadis pintar."

" Uncle, boleh Cia bertanya sesuatu?"

" Boleh, selama Uncle mampu jawab pasti Uncle akan menjawabnya."

" Benarkah?"

Alicia menegakkan tubuhnya menghadap sang dokter tampan kesayangannya. Dia menghembuskan nafasnya panjang sebelum mengungkapkan pertanyaan yang telah lama mengganjal di dalam hatinya.

" Kesayangan Uncle ini mau minta apa? Kalau butuh apa - apa tidak perlu minta sama orangtuamu, Uncle akan memenuhi semua keinginanmu selama disini bersama Uncle."

" Mmm... Apakah Uncle Adam saat ini punya seseorang yang special dalam hidup Uncle?"

" Tentu saja. Pertama adalah ibu, kedua itu kamu." ungkap Adam dengan senyum lebar.

" Maksud Cia bukan begitu, Uncle."

" Jangan berpikir macam - macam, Cia. Dalam hati Uncle hanya ada Alicia dan ibu."

Adam berdiri menghadap lautan. Rasa yang aneh menghinggapi relung hati terdalam pria itu. Kenapa semakin lama perasaannya berubah pada Alicia.

" Maafin Cia, Uncle. Cia nggak bermaksud ragu dengan kasih sayang Uncle."

" Tidak apa - apa, sayangnya Uncle. Mau jalan - jalan sebentar sebelum makan siang?" Adam mengulurkan tangannya pada Alicia yang ikut berdiri di sampingnya.

" Baiklah, kita berkeliling di pantai sebentar." Alicia menyambut uluran tangan Adam.

Adam dan Alicia bergandengan tangan menyusuri pantai. Bagaikan sepasang kekasih , mereka terlihat begitu bahagia menikmati waktu berdua dengan tertawa dan bercanda.

Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya mereka rasakan saat ini. Sekuat apapun mereka menyangkal dalam hati, namun kedekatan mereka bukan lagi selayaknya paman dan keponakan.

# # #

" Uncle, Cia mau ikan bakarnya." rengek Alicia.

Mereka kini sedang berada di restoran dekat pantai. Alicia yang awalnya memesan lobster dan kepiting malah meminta ikan bakar milik Adam.

" Kenapa tadi nggak pesen ikan juga, Cia?" ujar Adam sambil tersenyum.

" Hehee... Tadi nggak kepikiran makan ikan, Uncle."

" Yaudah, kamu makan yang banyak biar sehat."

" Uncle makan punya Cia, ya?"

" Iya, biasanya juga begitu."

Suasana cukup hening saat mereka menikmati makanan masing - masing. Adam beberapa kali menyuapi Alicia seperti yang sering ia lakukan sewaktu gadis itu masih kecil.

" Uncle belum punya niatan untuk menikah, ya?" tanya Alicia di sela - sela makannya.

" Hmm... Belum ada gadis yang cocok sama Uncle." jawab Adam asal.

" Seperti apa kriteria calon istri yang Uncle inginkan?" cecar Alicia serius.

" Yang cantik dan manis seperti kamu." sahut Adam sambil tertawa.

" Uncle jangan bercanda," sungut Alicia.

" Hahahaa... Yaudah, habiskan makanannya terus kita cari tempat istirahat yang nyaman biar nanti sore bisa berkeliling di pantai lagi. Atau kamu mau main jetski?"

" Nggak, Uncle. Cia sebenarnya pengen ke Raja Ampat."

" Iya, nanti kalau Uncle tidak sibuk kita kesana."

' Entah mengapa perasaanku jadi berubah terhadapmu. Namun aku tidak yakin dengan rasa itu. Mungkin kebersamaan kita yang sudah sekian lama, membuatku nyaman saat bersamamu' batin Adam.

" Uncle, kenapa melamun? Apa permintaan Cia terlalu berlebihan?"

" Tidak, Cia. Uncle hanya sedikit lelah dan pengen rebahan."

" Yaudah, kita sewa kamar aja buat istirahat. Cuaca juga sedang panas, kita kembali nanti sore."

" Baiklah, pesan satu kamar saja. Kita juga cuma beberapa jam disana."

Usai menghabiskan makanannya, Adam dan Alicia pergi ke hotel yang tak jauh dari restoran. Mereka sudah memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan liburannya.

" Uncle_..."

" Diamlah sebentar, Uncle mau tidur dulu. Bangunkan saat waktu sholat ashar."

" Iya, tapi kalau Cia juga nggak ketiduran."

Alicia memang sudah berpindah keyakinan sejak kuliah di Indonesia. Sejak kecil hidup bersama Adam, Alicia memang sudah tertarik dengan keyakinannya namun masih ragu untuk mengikutinya.

Alicia rebahan di sofa sambil bermain game di ponselnya, sementara Adam sudah terlelap di kasur. Pria itu sepertinya memang benar - benar lelah.

# # #

Sementara di Jepang, Jonathan dan Ayumi sedang duduk di balkon kamarnya. Di tengah kesibukannya bekerja, Jonathan selalu menyempatkan waktu untuk bersama istrinya karena semenjak Alicia memilih untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.

" Sayang, apa yang kau pikirkan?" tanya Jonathan pada sang istri.

" Alicia sudah hampir satu tahun tidak pulang, apa dia baik - baik saja disana?" ungkap Ayumi.

" Mommy jangan khawatir, Alicia pasti baik - baik saja. Disana ada Adam yang akan menjaganya."

" Daddy percaya pada Adam?"

" Maksud Mommy, apa? Adam itu sudah lama bersama kita, apa yang kita ragukan darinya?"

" Putri kita sudah dewasa, Dad... Aku tahu sejak lama kalau Alicia itu sangat dekat dengan Adam, bagaimana kalau mereka saling suka sebagai pasangan?"

" Tidak mungkin, usia mereka terpaut jauh. Adam tidak akan menghianati kita."

Jonathan juga sebenarnya khawatir dengan hubungan Alicia dan Adam. Namun begitu, Jo tidak ingin mengungkapkannya di depan sang istri. Mungkin ia akan meminta Rifky atau Johan untuk memantau keadaan putrinya.

" Tapi... Sebenarnya Cia pernah bilang kalau dia menyukai Adam. Entah itu perasaan seperti apa, aku tidak mengerti." ungkap Ayumi.

" Ya sudah, kita bisa berkunjung ke Indonesia nanti." ujar Jonathan.

" Janji...? Aku sangat merindukan putriku. Arata juga jarang sekali di rumah, dia lebih suka tinggal di Apartemen."

" Anak kita tahu kalau orangtuanya ingin berduaan."

Jonathan mendekap erat tubuh sang istri. walaupun anak - anak mereka sudah besar, namun itu semua tak memudarkan kemesraan mereka. Justru pasangan suami istri itu terlihat semakin harmonis.

" Sayang, kita buat adik Arata, yuk? Biar rumah rame lagi." bujuk Jonathan.

" Jangan aneh - aneh! Umur kita sudah tua, sudah pantas punya cucu." sungut Ayumi.

" Tua dari mana? Usia kita baru 40'an, masih bisa punya anak tiga."

" Apa sih? Aku tidak mau punya anak lagi!"

Jonathan mendekap istrinya semakin erat lalu mengangkat tubuhnya untuk dibawa masuk ke dalam kamar. Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka.

.

.

TBC

.

.

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!