Pengantin Rubah

Pengantin Rubah

Episode 1 - Prolog

"Aku tidak akan membiarkan mereka hidup!"

Karena rasa kecewanya terhadap ibu yang menelantarkannya karena cibiran warga desa.  Akhirnya, Rang membabat habis seluruh warga desa yang dulu pernah menghinanya.

Dia dikucilkan karena dianggap malapetaka di desanya, karena sang ibu telah menjalin cinta dengan seekor rubah ekor sembilan.

Jalinan cinta antara manusia dan rubah yang melahirkan Rang.

Rang kecil hidup dalam kesengsaraan, dia bahkan bertekad untuk membunuh ayahnya sendiri karena telah mengabaikannya hanya karena dia terlahir dari seorang manusia.

Padahal Rang, sejatinya terlahir sebagai rubah ekor sembilan yang kehidupannya berhenti di usia 30 tahun. Dalam arti lain, Rang tidak akan menua sampai ribuan tahun kedepan.

Pria itu kini menjelma sebagai pria dewasa yang dingin, kejam dan tidak tahu ampun. Dia melakukan sesuatu sesuai kehendak dirinya sendiri dengan kekuatan rubah ekor sembilan yang dia miliki.

Dan di masa modern, kini Rang berstatus sebagai orang kaya dingin yang memimpin perusahaan besar.

Namun, Rang mendapatkan itu semua dengan cara licik dan jahat. Dia menghipnotis semua orang sehingga tidak ada yang tahu, bahwa pemimpin mereka bukanlah manusia sungguhan.

Bahkan, perusahaan itu sejatinya bukanlah milik Rang.

Saat Rang kecil, dia memiliki seorang teman perempuan yang sangat dia cintai. Namun penyakit ganas merenggut nyawa gadis itu.

Kehidupan Rang kembali menjadi suram, tepat sebelum kematian gadis itu terjadi Rang memberinya sebuah permata rubah dengan harapan, gadis itu bereinkarnasi dan bisa menemuinya suatu hari nanti.

600 tahun berlalu...

"Hey Tuan! Berhenti!" Seru seorang gadis.

Dengan tas selempang di tubuhnya dia menahan tangan seorang pria yang berdiri di pinggiran sungai.

"Sesulit apapun hidupmu, jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya!" lanjut gadis itu.

Pria yang berdiri tadi, kini menatap gadis itu dengan kebingungan, dia mengangkat sudut alisnya.

"Siapa yang kau maksud?"

"Ya, Anda! Siapa lagi?" Gadis tadi masih dengan percaya diri mengira pria tadi akan bunuh diri .

Pria itupun tertawa kecil, "lepaskan, anak kecil!" serunya.

"Anak kecil? Kau tidak lihat bahwa tubuhku hampir setinggi dirimu? Aku berusia 24 tahun! Cih, aku hanya berusaha menolongmu!"

Pria itu menarik lengan gadis tadi agar mendekat kepadanya.

"Kau masih anak-anak bagiku!"

"Ah terserah kau saja, lepaskan! Aku bisa telat jika harus berurusan denganmu! Lompat saja jika kau mau!" Dengan geram gadis itu pergi meninggalkannya.

Pria tadi tertawa namun kemudian mendelik tajam ke arah gadis yang kini berlalu menjauh darinya, "anak zaman sekarang!" gumamnya.

Dia masuk ke dalam mobil untuk kembali ke perusahaan. Mengemudi dengan kecepatan normal.

Sesampainya disana, dia melihat semua orang menyapanya.

"Selamat pagi Pak Rang," kata salah seorang perempuan usia 50 tahunan.

"Pagi," jawabnya singkat.

"Ada jadwal menemui para kandidat sekretaris baru pagi ini."

"Kenapa kau pensiun secepat itu," Rang mendengus pelan.

"Saya sudah 30 tahun bekerja disini, bukan saya yang terlalu cepat tapi, Anda yang tidak menua sama sekali." wanita itu tersenyum tipis.

Mereka berdua memasuki lift.

Ini sudah kali ke-20 Rang ditinggalkan oleh orang yang dia percayai. Sebagian dari mereka meninggal lebih dulu dan sebagian lagi memutuskan untuk pensiun.

Tapi, Rang... Tidak menua sama sekali.

"Anda tunggu saja di ruangan, saya akan memanggilkan beberapa kandidat."

Rang mengangguk, dia masuk ke ruangan lalu duduk sembari menghela napas panjang.

Keabadian membuatnya mengalami banyak hal, rasa sakit akan masalalu nya pun masih membekas sampai sekarang.

"Permisi, Pak Rang ini kandidat pertama."

Rang membiarkan wanita itu duduk, semua latar belakangnya cukup bagus. Hanya aja, Rang melihat aura yang tidak menyenangkan pada wanita itu jadi kemungkinan besar dia akan menolaknya.

"Kandidat kedua," sekretarisnya membawa kandidat kedua untuk masuk.

Rang mulai bosan dengan proses tanya jawab yang kini sedang dia lakukan. Hingga pada saat ke dua urutan terakhir.

"Pak Rang, untuk mempersingkat saya mempersilahkan kedua kandidat terakhir untuk masuk."

Rang lagi-lagi hanya mengangguk.

Seorang gadis yang tadi pagi Rang temui pun berdiri disana.

"Kau!" kata gadis itu dengan membelalak.

Rang dengan seringaian khasnya menatap gadis itu. Dia merasa senang karena kali ini dia akan membalas perbuatannya dengan cara menolak lamaran kerja gadis tadi.

Namun, pandangan Rang teralih ke satu kandidat terakhir.

Jantungnya, seakan berhenti.

Dia... Aura ku?

Rang membatin, dia melihat seorang gadis yang rupanya persis dengan teman kecilnya yang sudah lama meninggal.

"Pak! Apa kau jadi melakukan tes tanya-jawabnya?" kata gadis yang Rang temui tadi pagi.

"Namaku Yuri," lanjutnya.

"Diam! Kau boleh keluar dari ruanganku. Aku sudah menemukan calon sekretarisku." Rang masih terfokus pada gadis di samping Yuri.

Yuri mendengus pelan, "apa maksudmu pak? Kau bahkan belum memberiku pertanyaan?"

"Ini perusahaanku, aku bisa melakukan apapun!"

Yuri mendengus pelan, dia keluar dari ruangan itu dengan wajah yang masam.

"Dia bertingkah seenak jidatnya saja!" geram Yuri sambil berjalan keluar.

Di dalam ruangan, Rang langsung mempersilahkan wanita itu duduk dan menanyakan beberapa hal.

"Siapa namamu?" katanya tak berkedip.

"Namaku Nara," jawab wanita itu tersenyum.

"Nara, kau ku terima menjadi sekretarisku." Rang tersenyum dengan lebar memperlihatkan giginya yang rapih.

"Anda serius? Terimakasih pak!" jawab Nara.

"Apa kau pernah mengalami deja vu? Seperti diperlihatkan kehidupan lampaumu?" pertanyaan Rang membuat Nara mengerutkan dahinya.

Wanita itupun menggeleng.

"Mungkin belum, baiklah selamat bekerja." Rang meminta sekretarisnya untuk mengajarkan Nara setiap pekerjaan yang harus dia lakukan.

Wanita itupun keluar dari ruangan Rang.

"Selama ini, aku sudah menemui empat orang yang berwajah sama dengan Aura. Tapi, tidak ada satupun dari mereka yang memiliki permata rubah."

"Akankah Nara memilikinya?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Aku harus memastikan gadis itu memiliki permata rubah atau tidak." kata Rang sembari berpikir keras.

Disisi lain, Yuri masih bergerutu karena sikap dan tindakan Rang yang dia anggap tidak adil.

"Apa karena aku biasa saja? Tapi, kenapa sikapnya seperti itu? Cih! Ku doakan perusahaanmu bangkrut ! Dasar pemimpin tidak punya hati! Aku bersyukur tidak bekerja ditempat ini! Namamu bahkan terdengar seperti serangga Rang!"

Yuri berteriak di depan gedung perusahaan Rang. Dia yakin tidak ada yang bisa mendengar ucapannya karena bisingnya suara mobil yang menyamarkan.

Namun, dugaannya salah. Rang yang bukan manusia biasa tentunya dengan mudah mendengar setiap perkataan yang menyebutkan namanya. Kini dia sedang berdiri dan memerhatikan gadis itu lewat dinding kaca ruangannya.

"Dia mulai berani bersumpah serapah padaku?" Rang mengerutkan dahinya merasa kesal.

Dia menjetikan jarinya ke arah sebuah sampah kaleng minuman didekat gadis itu.

"Aw! Hey dari mana kaleng itu terlempar." Yuri menoleh ke kanan kiri mencari orang yang sudah melemparinya kaleng bekas minuman.

"Apa itu hantu?" Dia mengerutkan dahi, seketika bulu kuduknya merinding karena dia tidak melihat orang yang berlalu lalang melewatinya.

Rang yang sedang memerhatikan Yuri dari ruangannya pun hanya bisa tertawa puas karena sudah berhasil menjahilinya.

Terpopuler

Comments

Kucing Ireng

Kucing Ireng

ceritanya mirip Drakor gu famili book,karena itu Drakor kesukaan,jadi yg mirip mirip aku suka ,semoga endingnya sesuai harapan.

2023-10-22

0

semangat nih bunga lg

2023-03-20

0

Dewi

Dewi

Bagi Rang tidak dapat bersatu dengan orang yang dicintainya bukanlah akhir, karena dirinya dapat bersatu dengannya di kehidupan selanjutnya. Meskipun lama dalam penantian

2023-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!