Hi Doctor Maukah Kau Menjadi Pacarku
''Pasien seorang wanita berusia 30 tahun mengalami sindrom koroner akut ( SKA ), ( rekaman medis ) harus segera..?''
''Aaaaah mengapa pertanyaan ini susah sekali?''
''Apakah kau tidak belajar lagi Nana!''
Suara bariton mengejutkan seorang gadis yang sejak tadi sibuk mencari jawaban. Dari dua hari yang lalu ia sibuk menyiapkan kejutan ulang tahun untuk teman masa kecilnya dan sekalian ia ingin mengungkapkan perasaannya yang sudah ia pendam selama 7 tahun itu.
''Seperti ada suara?'' Nana mendengakkan kepalanya namun ia tidak melihat siapa-siapa.
''Sebelah sini!'' Ucap suara itu lagi sambil memutar kepala Nana ke arah samping.
''Aaaah!'' Nana terkejut saat dosennya sudah berkacah pinggang menatapnya. Jantungnya langsung berdetak tidak karuan karena ia memang tidak sempat belajar.
“Keluar!” Ucap dosen itu.
Nana pun menundukkan kepalanya dan berjalan keluar ruangan.
“Anak-anak kalian bukanlah anak kecil yang sedang belajar untuk ujian masuk kelas. Tapi untuk menentukan bagaimana nasib kalian di masa depan nanti. Jika kalian tidak belajar dan malah sibuk pacaran atau main-main, bagaimana bisa menjadi seorang dokter yang hebat!”
Ya seperti itulah kata-kata mutiara yang selalu Nana dengar setiap ada mahasiswa yang tidak belajar ataupun tidak mendengar saat sang dosen menjelaskan.
“Astaga! Aku lupa kalau aku ada janji makan siang dengan Natan,”
Nana pun segera bergegas pergi meninggalkan kampusnya untuk menemui Natan. Natan adalah teman dekat Nana. Mereka sudah berteman sejak masih kecil. Kemudian saat sekolah menengah ke atas, mereka bertemu dengan seorang teman lagi yang bernama Bintang. Dan akhirnya mereka bertiga pun menjadi sahabat karib.
Namun, Nana memiliki perasaan terhadap Natan. Hari ini rencananya Nana akan menyatakan cintanya yang sudah ia pendam selama 7 tahun lamanya itu. Nana meminta bantuan pada Bintang untuk mengajak Natan bertemu.
''Ah,'' cantik sekali diriku,''
Terlihat Nana sedang berputar-putar di depan cermin.
''Ya, kau memang terlihat cantik Na. Apakah kau berencana menyatakan cintamu hari ini?'' ucap Miya_ teman sekamar Nana di asrama.
''Ya, tapi rencananya nanti malam sih. Waktu Natan selesai meniup lilin, aku akan menyatakan cintaku,''
''Kalian berdua atau dengan siapa sahabatmu satunya itu?''
''Bintang, Miya. Kau selalu lupa nama-nama orang deh. Perasaan dulu aku sudah pernah mengajakmu makan bersamanya,''
''Iya...iya. Aku kan memang pelupa. Tapi Na, sahabat mu itu benar-benar tidak ada perasaan kan dengan Natan?''
''Sepertinya tidak. Memangnya kenapa?''
''Ya... Aku cuma takut saja kalau dia juga punya perasaan yang sama seperti perasaanmu dengan Natan. Apalagi kampus mereka berdua sama kan. Dan waktu yang mereka habiskan bersama lebih banyak daripada denganmu,''
''Ah itu tidak mungkin lah. Bintang tahu kok kalau aku suka dengan Natan sudah lama. Dan selama ini aku juga sering bercerita kepadanya ''
Meskipun ada perasaan ragu di hati Nana, namun ia memilih berpikir secara positif.
''Ya semoga saja apa yang kamu katakan itu benar. Semoga hanya rasa khawatirku saja,'' Miya tersenyum sambil menyematkan jepit rambut berbentuk bunga matahari di rambut Nana.
''Wow cantik sekali jepitnya Miya. Kapan kau membelinya?''
''Tentu saja cantik. Tapi itu kalau kamu yang pakai. Kalau aku yang pakai malah terlihat seperti anak kecil. Aku membelinya kemaren saat pulang kampung Na. Kebetulan di depan rumahku ada toko yang menjual pernak-pernik aksesoris,''
Nana masih belum puas di depan kaca. Hatinya masih ragu-ragu apakah ia bisa menyatakan cintanya nanti. Namun jika ia tidak mencoba, bagaimana akan tahu hasilnya.
''Baiklah, aku berangkat dulu ya Miya. Tunggu kabar baik dariku, Ok!''
''Ok, aku juga tidak sabar menunggu hasilnya bagaimana temanku ini akhirnya mempunyai pacar setelah jomblo dari orok hahahahaha.......''
''Kau jahat sekali,'' ucap Nana yang mendengar tawa Miya. Ia pun segera bergegas untuk menemui Natan dan Bintang.
''Pasti mereka sudah lama menungguku. Sial sekali aku hari ini, udah berdandan cantik malah jadi kotor gara-gara cipratan kobangan air,'' gerutu Nana.
Tadi karena ia terburu-buru, ia tidak melihat ada mobil yang melaju kencang. Alhasil bajunya kotor terkena cipratan kobangan air kotor.
Nana pun kembali berlari sekuat tenaga. Tiba-tiba di depannya ada seseorang yang entah sengaja atau tidak ada sebuah mobil yang mengarah ke arahnya. Tanpa pikir panjang, Nana pun segera menariknya hingga mereka berdua jatuh di pinggir jalan.
''Auh....''
Nana meringis kesakitan sebab telapak tangan dan lututnya berdarah.
''Apa kau baik-baik saja Nona?''
Seseorang yang ditolongnya mengulurkan tangannya untuk bermaksud membantu Nana.
''Hei Tuan! Tidakkah kau memperhatikan jalan? Ada seseorang yang akan menabrakmu. Mengapa kau tidak memperhatikan sekelilingmu?''
Nana tidak menggubris tangan seseorang itu. Bahkan ia berusaha berdiri sendiri tanpa menerima uluran tangan seseorang itu.
''Maafkan aku. Dan terimakasih karena sudah menyelamatkanku,'' ucap pria itu.
''Auh!''
Nana tidak dapat berdiri sempurna. Kakinya benar-benar terasa sakit. Sepertinya kakinya kesleo. Untung saja pria itu dengan cepat menangkap badannya saat tubuh Nana oleng dan hampir jatuh lagi.
''Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit,''
Pria itu dengan segera membopong Nana ke mobilnya. Nana berusaha memberontak. Sebab ia masih ada janji. Ia pikir Natan dan Bintang saat ini pasti sudah lama menunggunya.
''Aku tidak mau ke rumah sakit. Aku masih ada urusan.''
''Apa urusanmu itu lebih penting ketimbang tubuhmu yang terluka ini?''
Pria itu terus melajukan mobilnya dan tidak menghiraukan rengekan Nana.
''Apa kau pernah jatuh cinta?'' Ucap Nana tiba-tiba. Pria itu terdiam sejenak.
''Hari ini aku akan menyatakan cintaku kepada sahabat kecilku. Jika aku tidak datang menemuinya, aku tidak tahu kapan aku akan mendapatkan kesempatan lagi,''
Nana menundukan kepalanya menatap nanar kue yang ada di genggamannya. Mendengar ucapan Nana, pria itu kemudian menghentikan mobilnya.
''Kau akan pergi kemana? Aku akan mengantarkanmu,'' ucapnya.
Nana tersenyum mendengar pria itu mau mengantarnya. Ia pun kemudian menunjukan tempat janjian mereka. Tanpa memperdulikan luka yang terasa nyeri di telapak tangan dan lututnya, Nana berlari keluar dari mobil setelah ia sampai di tempat ia janjian dengan Natan dan Bintang.
''Hei tunggu dulu!'' Teriak pria itu. Namun karena Nana sudah berlari masuk ke dalam, suara pria itu pun tidak terdengar.
''Gadis itu sangat lucu. Meskipun ingin menyatakan cinta, tapi dia tidak perlu kan mengabaikan kesehatannya sendiri,'' pria itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah Nana.
Namun saat akan melajukan kembali mobilnya, pria itu tak sengaja melihat buku Nana yang tertinggal di mobilnya.
Karena penasaran ia pun membukanya dan membaca beberapa halamannya.
''Elina putri, nama panggilan Nana. Sungguh nama yang sangat imut.'' Pria itu tersenyum membaca halaman per halaman buku yang tidak sengaja Nana tinggalkan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Naini ⭕
Tidak ada jempol di NT 🤔🤔🤔
2023-02-01
1
KIA Qirana
Bagaimana Nana menjalani hari-hari nya, dengan penyakit aneh itu. Dan.... bagaimana kabar cinta nya Nana
2023-01-29
1
Nina ♋
Kasihan kamu, Nana. Gimana kedepannya nanti 😥😥
2023-01-23
1