Mencintai Mas Duda (Naya & Raditya)

Mencintai Mas Duda (Naya & Raditya)

MMD 1

"Bagaimana Nay, udah ada panggilan interview?" tanya sang Ibu yang berdiri di depan pintu kamar wanita bernama Naya tersebut.

Wanita berambut panjang itu menggeleng lesu. "Belum Bu. Masih tidak ada kabar" jawabnya kecewa.

Nirmala--Ibu Naya, menghembuskan napas pelan. Ia berjalan menghampiri sang putri dan menepuk puncak kepalanya lembut.

"Tidak apa-apa, coba lagi di tempat lain. Rezeki kan gak ada yang tau Nay" ujar Nirmala lembut selayaknya sang Ibu kepada anak perempuan satu-satunya.

Naya mengangguk pelan. Ia menutup laptopnya dan membaringkan tubuhnya ke atas kasur.

"Ikut Ibu aja yuk ketemu teman Ibu. Daripada kamu gak ada kerjaan di rumah" ajak Nirmala. Naya menatapnya lama kemudian wanita itu pun mengangguk. "Bersiap-siap lah! Ibu tunggu di depan yah"

Sesaat setelah sang Ibu keluar dari kamarnya, Naya pun beranjak menuju kamar mandi dan melakukan mandi pagi, atau mungkin mandi siang. Sebab hari telah menunjukkan pukul dua belas siang.

Sudah menjadi kebiasaan Naya sejak lima bulan yang lalu. Ketika ia officially menjadi pengangguran setelah lulus dari universitas. wanita itu tetap bangun pagi tetapi mandinya ketika hari menjelang siang ataupun sore. Jika ditanya jawabannya tetap sama.

"Ngapain mandi cepat kalau gak mau kemana-mana" ujar Naya di hadapan cermin.

Setelah mandi selama setengah jam, Naya pun memakai pakaian yang nyaman. Kaos, jeans, dan flat shoes. Tipikal style seorang Naya Kamila.

Rambut yang dibiarkan tergerai, dengan menambahkan bando berwarna krem ia pun siap untuk menemani sang Ibu.

"Parfum! Siapa tau ketemu jodoh disana" ujarnya sambil kembali memasuki kamarnya. Ia menyemprotkan banyak parfum ke tubuhnya. Setelah itu ia pun keluar dari kamarnya dan menghampiri sang Ibu.

"Mau ketemuan dimana Bu?" tanya Naya dengan mengambil kunci mobil dari tangan sang Ibu.

"Restoran Galaksi. Kita makan siang di luar hari ini" jawab Nirmala.

Naya tersenyum senang, "Asik!"

Mereka pun keluar dari rumah. Naya memasuki mobil lebih dulu, memanaskan mesin mobil selagi sang Ibu mengunci pintu rumah mereka. Dan setelah sang Ibu memasuki mobil, mereka pun pergi menuju restoran tersebut.

Ajakan makan siang di luar hanyalah alasan halus dari sang Ibu. Kata jahatnya sih Naya di suruh jadi supir. Mengantar Ibunya kemana-mana dan setia memasang telinga untuk mendengar ocehan sang Ibu.

Untung saja jalanan menuju restoran tersebut tidak macet sehingga mereka bisa sampai lebih cepat. Naya memarkirkan mobil cukup jauh dari pintu masuk restoran yang membuat sang ibu lagi-lagi mengomel.

Naya hanya diam, tidak ingin membalasnya sebab ia takut berdosa. wanita itu membuka pintu untuk sang ibu dan mengikutinya mencari tempat duduk yang strategis.

Selagi menunggu teman sang Ibu, Naya hanya memainkan ponselnya. Melihat akun-akun sosial media para teman-temannya yang telah bahagia dengan kehidupan masing-masing.

Bekerja, menikah, ataupun melanjutkan pendidikan. Dan ia? Menganggur. Membuka sosial media membuatnya merasa tertekan saja.

Naya pun mengeluarkan sosial medianya dan lebih memilih untuk memperhatikan seisi restoran. Tak satupun orang yang ia kenal. Naya pun mengaduk-ngaduk jus alpokatnya dengan malas, hingga pekikan sang ibu membuatnya terlonjak kaget.

"DINAR!" sang ibu melompat dari tempat duduknya dan menghampiri wanita paruh baya yang berjalan kearah mereka.

Seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat anggun. Tersenyum dengan berkelas tetapi sama-sama hebohnya seperti sang Ibu.

Di samping wanita itu terdapat seorang gadis kecil yang bersembunyi di belakangnya. Mengintip malu-malu kearah mereka dan tak ingin melepaskan genggamannya dari gaun wanita paruh baya itu.

"Wah ini cucu kamu Din? Cantik banget!" ujar Nirmala antusias. "Halo cantik, nama kamu siapa?" ia menunduk mensejajarkan tinggi mereka.

"Mikaila" tutur gadis kecil itu dengan suara yang sangat pelan. Hingga terdengar hanya seperti gumaman.

Naya hendak tertawa melihat ekspresi sang Ibu yang bengong. Ia yakin Ibunya tidak mendengar suara anak itu.

"Namanya Mikaila Nir" kata Dinar.

Nirmala mengangguk-anggukkan kepalanya. "Namanya cantik seperti orangnya" ujarnya lagi sambil tersenyum ramah.

Kedua orang itu pun duduk bersama mereka. Naya duduk berhadapan dengan gadis kecil itu yang sedang mencuri-curi pandang kearahnya.

"Naya sudah besar aja! Tambah cantik yah" puji Dinar yang sejak tadi memperhatikan Naya.

Naya tertawa kecil. "Terima kasih Tan. Tante lebih cantik loh dari aku" balasnya tak mau kalah. Dinar sukses dibuat tertawa mendengar ucapan wanita itu.

"Sudah masuk kuliah Nay? Semester awal yah?" tanya Dinar. Naya tersanjung sendiri, bukan hanya Dinar yang menganggapnya masih mahasiswa baru. Bahkan juniornya pun mengira ia masih MABA. Wajah babyface Naya membuat ia selalu merasa muda.

"Sudah lulus dia Din" celutuk sang ibu.

Mata Dinar membuka tak percaya. "Ohyah? Aku kira masih mahasiswa baru loh!"

"Tante bisa aja, aku sudah mau dua dua Tan" Naya tersenyum malu, tetapi merasa senang. Sedangkan sang Ibu mendengus kesal melihat wajah kepedean Naya.

"Sudah bisa menikah tuh kalau gitu" sambung Dinar yang seketika membuat Naya merasa canggung. Ia terdiam tak tau harus menjawab apa.

"Jangankan menikah, cari kerja aja dia tidak bisa" kata Nirmala begitu saja.

Naya sekali lagi terdiam. Ia membuang pandangan kearah lain. Tak ingin ikut dalam pembicaraan kedua ibu ibu tersebut.

Mata Naya tak sengaja melirik kearah Mikaila. Ia tengah memandangi meja mereka dengan diam tetapi terlihat jika gadis kecil itu sedang menyimak pembicaraan mereka.

Mata mereka bertemu, dan Naya pun tersenyum kepada gadis kecil itu. Mikaila tidak membalasnya, tatapannya beralih keatas kepala Naya dan ia pun tersadar jika bando yang ia gunakan sama persis dengan milik Mikaila.

"Eh bando kita samaan yah!" ucap Naya antusias.

Mikaila mengangguk pelan. "Mika belinya dimana?" tanya Naya mencoba berbicara dengan gadis pendiam itu.

"Papa yang belikan" jawabnya pelan yang untung saja didengar oleh Naya.

"Ohyah? Kalau kakak belinya di disney land" ujar Naya, walau tidak ada yang menanyainya.

Naya melihat kening Mikaila bergerak. Gadis kecil itu terlihat tertarik dengan perkataan Naya. "Mika pernah ke disney land?" tanya Naya lagi.

Gadis kecil itu menggeleng. "Disana ada princess?" tanya Mikaila pelan.

Naya dengan cepat mengangguk. "Ada. Kakak ketemu dengan Cinderella, Snow white, Belle, Aurora"

"Siapa lagi?" tanya Mikaila antusias.

"Ariel, Elsa, Anna, dan banyak lagi" jawab Naya. "Mika suka dengan princess?" Naya sekali lagi memancing suara anak tersebut.

Mikaila mengangguk cepat. "Mika paling suka dengan Belle"

"Kenapa begitu?"

"Karena rambutnya Belle bagus. Dan juga Belle sama kayak Mika..." Naya menatap Mikaila serius. "Cuman punya Papa"

Perkataan Mikaila ternyata di dengar oleh kedua wanita paruh baya itu. Baik Dinar maupun Nirmala menatap iba dan sedih kepada gadis kecil itu.

"Radit masih sendiri Din?" tanya Nirmala penasaran.

Dinar mengangguk lesu. "Dia belum mau menikah lagi. Padahal mantan istrinya sudah menikah dua kali" jawab Dinar.

Naya diam-diam mendengarkan pembicaraan sang Ibu. Rasa kepo dari wanita itu seketika muncul ke permukaan. Hingga suara anak kecil membuatnya tersadar akan pembicaraannya tadi.

"Kakak suka princess apa?" tanya Mikaila yang kali ini sudah berani menatapnya. Bahkan matanya sangat berbinar membicarakan tentang princess-princess disney itu.

"Kakak sukanya sama Aurora" jawab Naya.

"Kenapa?"

"Karena Kak Naya suka tidur. Makanya mau jadi kayak Aurora" cetus sang Ibu. Naya meringis pelan mendengar cibiran wanita paruh baya itu.

"Jadi Kak Naya bangun kalau di cium pangeran?" tanya Mikaila polos.

"Kak Naya gak punya pangeran" Nirmala lagi-lagi menjawab perkataan Mikaila.

"Papa aja yang jadi pangeran Kak Naya. Seperti Mika, Papa pangeran Mika" ucap Mikaila dengan lugunya. Naya seketika terbelalak, begitupun dengan kedua wanita yang bersamanya. Kehabisan kata-kata. Dan tak seorang pun membalas perkataan anak itu.

Lama mereka terdiam. Naya pun tak tahan dengan situasi canggung tersebut. Ia lalu mengganti topik lain untuk terus berbicara dengan Mikaila. Sebelum gadis kecil itu kembali menjadi pendiam.

Naya dan Mikaila menjadi akrab dalam waktu singkat. Naya sangat tau bagaimana cara untuk dekat dengan anak-anak. Dan pembawaannya yang ceria serta perhatian membuat anak-anak merasa nyaman di dekatnya.

Setelah makanan utama mereka habis, Naya meminta untuk dibelikan makanan penutup. Dinar pun menyuruh Naya untuk memesan makanan penutup walau sang ibu memberikan tatapan menusuk, wanita itu tetap memesannya.

Tak lama crofflenya pun datang dan ia sangat antusias untuk memakannya. Selagi sang ibu bergosip, ia dengan perlahan menikmati croffle dan ice cream tersebut.

Naya mendapati Mikaila yang terus memperhatikannya. Ia pun tersenyum gemas melihat ekspresi ngiler Mikaila. wanita itupun menyimpan garpunya lalu menatap Mikaila.

"Mika mau?"

Gadis kecil itu tak langsung menjawab. Ia melirik kearah neneknya, meminta persetujuan.

"Mika gak boleh makan es dulu kan tenggorokannya masih sakit" ucap Dinar. Gadis kecil itu mendesah kecewa. Ia mengangguk tetapi matanya terus melihat kearah makanan penutup Naya.

"Kalau dikit aja bisa gak Tante?" tanya Naya. Ia tak tega melihat wajah penasaran Mikaila.

Dinar terdiam terlebih dahulu, kemudian ia pun mengangguk. "Baiklah, tapi dikit aja yah?" Mikaila mengangguk cepat. Dan ia pun menghampiri ku sambil membuka mulutnya.

"Dia sangat menggemaskan!" batin Naya.

Wanita itu mengangkat Mikaila untuk duduk di pangkuannya lalu menyuapinya sepotong kecil croffle beserta ice cream ke mulut gadis kecil itu.

Mikaila menutup matanya merasakan sensasi dingin. Dan tak lama kemudian ia tersenyum senang. "Enak!" ucapnya antusias. "Mau lagi" pintanya.

Naya menyuapinya lagi, dengan potongan-potongan kecil hingga croffle tersebut habis. Tentu saja diselingi dengan Naya yang juga memakan makanan manis itu. Dan Naya lah yang memakan sebagian besar dari porsi tersebut.

Setelah memakan makanan manis, Naya menyuruh Mikaila untuk meminum air putih. Membilas mulut serta tenggorokannya agar tidak membuat tenggorokannya bertambah sakit. Tanpa protes Mikaila menuruti perkataan Naya, dan terus berada di pangkuan wanita itu. Tak ingin berpindah kembali ke tempat duduknya.

"Mika pindah duduknya sayang, kasihan Kak Naya berat mangku kamu" kata Dinar.

Mikaila menggeleng cepat. "Tidak apa-apa Tante, biar aku memangku Mika" ucap Naya sambil melingkarkan tangannya di pinggang Mikaila.

Dinar sedikit terkejut melihat tingkah Mikaila. Sangat tak biasa gadis kecil itu ingin berdekatan dengan orang lain. Selain dirinya dan ayahnya, Mikaila tak pernah membiarkan orang lain menyentuhnya. Bahkan kepada Ibu kandungnya sendiri pun ia tidak sebegitu dekat.

Tanpa sadar Dinar tersenyum. Apalagi ketika melihat Mikaila yang sangat antusias berbicara dengan Naya. Membicarakan princess kesukaannya, dan wanita muda itu meresponnya dengan begitu hangat. Membuat sang cucu terus ingin bersamanya.

Ketika hari semakin sore, mereka pun memutuskan untuk pulang. Mereka berjalan bersama menuju depan restoran dan berpisah di parkiran. Dengan drama singkat dimana Mikaila tak ingin melepaskan Naya. Sehingga wanita itu pun berjanji untuk bertemu dengannya lagi nanti, barulah Mikaila melepaskan genggaman tangannya.

"Sampai jumpa lagi Mika!" ujar Naya sambil melambaikan tangannya.

"Bye Kak Nay!" balas Mikaila sebelum memasuki mobilnya. Bahkan disaat mobil itu telah bergerak, anak itu menurunkan kaca mobilnya untuk melambaikan tangan kepada Naya.

Naya membalasnya dengan bersemangat hingga mobil Dinar tak terlihat lagi. "Jadi? Sudah ingin punya anak?" bisik sang ibu tepat di telinganga.

Naya terlonjak kaget. "IBU!" pekik Naya kesal.

***

Terpopuler

Comments

Putri Auren

Putri Auren

halo author...
salam kenal 🙏🙏

2023-03-04

0

teudwrdh

teudwrdh

semangat kak kyknya ceritanya seru

2023-02-02

0

LISA

LISA

Aq mampir Kak 😊

2023-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!