***
"Ke rumah Tante Dinar jam berapa Bu?" tanya Naya sambil menengok ke dalam kamar orang tuanya.
"Siangan deh Nay, tunggu Mika pulang sekolah baru kita kesana" jawab Nirmala.
Naya mengangguk sekali, lalu kembali memasuki kamarnya. Ia mengatur pakaian yang akan ia gunakan, serta hadiah yang ingin ia berikan kepada Mikaila.
Beberapa buku mewarnai bertema princess beserta alat pewarnanya.
Setelah itu, Naya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Melihat satu persatu story di media sosial temannya dan mendapati akun sahabatnya yang mengirimkan foto sang anak.
"Anak Ghea udah besar aja! Padahal baru brojol bulan lalu" Naya pun segera membalas story tersebut, dan tak menunggu lama sang sahabat membalasnya.
"Sarjana ngapain aja di rumah?" balas wanita bernama Ghea itu.
Naya mengetik dengan cepat. "Nganggur! Lo kapan balik kuliahnya? Udah satu semester lo cuti"
"Kayaknya gue mau ambil cuti lagi deh Nay. Gue masih belum mau ninggalin anak gue. Setahun lagi kayaknya gak apa-apa yah?" tanya Ghea.
"Entahlah, gue gak tau soal cuti-cutian" jawab Naya.
"Tentu saja, lulusan terbaik mana kepikiran mau cuti"
Ghea adalah sahabat Naya sejak masa SMA. Ia memutuskan untuk cuti kuliah karena ingin melahirkan dan merawat anak baru lahirnya. Wanita itu menikah dengan pemain sepak bola nasional indonesia yang juga merupakan teman mereka ketika SMA dulu.
Ghea dan Ryan berpacaran sejak masa sekolah, dan memutuskan menikah setelah hubungan mereka memasuki tahun ke enam. Baru sebulan mereka menikah, Ghea akhirnya hamil dan melahirkan anak pertama mereka bulan lalu.
Salah satu alasan kenapa Naya sering ditanyakan "Kapan nikah" karena sang sahabat sudah memiliki anak!
Karena malas membalas pesan Ghea, Naya pun menyimpan ponselnya ke dalam tas dan memutuskan untuk mandi. Naya memiliki kebiasaan mandi dalam waktu lama.
Paling cepat rekor mandinya adalah tiga puluh menit, dan paling lama? Empat jam di dalam kamar mandi. Tak ada yang tau ia ngapain di dalam sana. Bahkan temannya pernah menebak-nebak kalau Naya bersemedi di dalam kamar mandi.
Naya menyelesaikan mandinya tepat selama satu jam. wanita itu keluar dari kamar mandi dan menggunakan pakaian yang telah ia siapkan. Setelah itu ia pun bersiap-siap, dan keluar dari kamar setelah melaksanakan sholat dzuhur.
Ketika Naya keluar kamar, ia melihat Ibunya sedang menyiapkan kue buatannya semalam. Wanita paruh baya itu berniat memberikan kue coklat andalannya kepada Mikaila. Ia sangat antuasias untuk membuat Mikaila mencicipi kue buatannya itu.
"Ayo Nay, Mika sudah mencarimu" kata Nirmala sambil menyodorkan bungkusan kue itu. Menyuruh Naya untuk menentengnya.
Mereka pun lalu memasuki mobil dan Naya menjalankan mobil tersebut menuju rumah Dinar. Mereka tak pernah ke rumah itu sebelumnya, sehingga mereka mengandalkan google maps untuk mencapai rumah tersebut.
Butuh waktu lebih lama hingga mereka menemukan rumah besar tersebut. Naya dan Nirmala sangat payah dalam melihat peta. Biasanya sang ayah lah yang memimpin pencarian alamat, baru kali ini mereka hanya melakukannya berdua.
Dinar menyambut mereka di depan pintu, bersama Mikaila yang tersenyum lebar. Naya menurunkan kaca mobilnya dan seketika gadis kecil itu meneriaki namanya.
"KAK NAYA!"
Naya tersenyum senang mendengar suara Mikaila. Ia lalu memarkirkan mobilnya pada parkiran yang berada di rumah besar itu. Dan melangkah keluar dari mobil.
Ketika Naya telah memasuki rumah Dinar, Mikaila segera menariknya menuju kamarnya. Ia mengambil boneka sleeping beautynya dan menunjukkannya kepada Naya.
"Wah cantik banget!" ujar Naya. Ia pun berjalan menuju lemari boneka Mikaila dan memperhatikan koleksi boneka princess gadis kecil itu.
"Mika punya semua princessnya?" tanya Naya penasaran.
"Apa ini sudah ada semua?" kata Mikaila kembali bertanya.
Naya pun memperhatikan satu persatu boneka yang ada disana, dan mendapati beberapa princess yang tidak ada.
"Belum semuanya sayang. Belum ada Miranda dan Pocahontas" jawab Naya.
"Miranda? Pocahontas?" ujar Mikaila bingung.
Naya mengangguk. "Mika tidak tau princess itu?"
Mikaila mengangguk pelan. "Sini Kak Naya kasih tau" Naya pun membawa Mikaila keatas pangkuannya dan memperlihatkan princess yang ia sebutkan tadi. Dan seperti diharapkan, Mikaila sangat antusias membicarakan tentang princess-princess tersebut.
Tak lama Dinar pun memasuki kamar Mikaila sambil membawa makanan ringan untuk mereka. Ia memberikannya kepada Naya dan wanita itu segera mengambilnya.
"Dimakan yah Nay" ujar Dinar.
"Iya Tan" ia kembali duduk di tempatnya semula dan memperhatikan Mikaila yang menyusun semua boneka miliknya di atas karpet yang membuat lantai kamar itu dipenuhi oleh boneka.
Naya memakan cheesecake yang dibawa oleh Dinar tadi sambil memperhatikan Mikaila yang menjelaskan mengenai boneka-bonekanya itu.
"Mika mau cheesecake?" tawar Naya, dan dibalas gelengan oleh Mikaila.
"Buah mau?" tawar Naya lagi.
Mikaila terdiam selama beberapa detik, lalu ia pun mengangguk. "Mau anggur" ujarnya.
Naya pun mengambil sebuah anggur hijau, dan memberikannya kepada Mikaila. Gadis kecil itu membuka mulutnya, meminta untuk disuapi oleh Naya.
Setelah menghabiskan cemilan mereka. Mikaila melanjutkan ceritanya mengenai sekolah gadis kecil itu. Ia sudah bersekolah selama sebulan tetapi Mikaila belum memiliki teman satu pun. Walau banyak yang mendekatinya tetapi Mikaila malu untuk bermain dengan teman sekelasnya.
Tak lama pintu kamar Mikaila terbuka lagi, dan Dinar menghampirinya dengan pakaian berbeda. Wanita paruh baya itu terlihat lebih rapi dari sebelumnya.
"Nay Tante mau minta tolong, boleh?" kata Dinar yang kini memasuki kamar Mikaila.
"Kenapa Tante?" tanya Naya.
"Tante sama Ibumu mau pergi ketemuan dengan teman sekolah kami. Tante bisa titip Mika sama kamu gak? Sebentar doang kok, sebelum magrib kami sudah pulang" pinta Dinar dengan penuh harap.
Naya akhirnya tau kenapa sang ibu ingin ikut bersamanya dan mengizinkannya begitu saja. Ternyata ini niat kedua wanita itu.
Naya pun mengangguk. "Iya Tan, biar aku yang menemani Mika disini" ucapnya.
Dinar tersenyum lega. "Terima kasih yah Naya! Mau dibeliin sesuatu gak pulang nanti?" tawar Dinar, hitung-hitung bayaran menjaga cucunya.
"Gak usah Tante" tolak Naya.
Dinar sekali lagi tersenyum dengan lebar. Kali ini ia beralih menatap sang cucu yang degan serius menggambar di buku sketchnya.
"Mika, Nenek mau pergi dulu yah sama Nenek Nirmala. Kamu disini aja sama Kak Naya, gak apa-apakan?" tanya Dinar.
Mikaila hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat kearah Dinar.
"Mau dibeliin sesuatu kalau Nenek pulang nanti?" tanya nya lagi.
Kali ini Mikaila menoleh kearahnya dan gadis kecil itu pun menggeleng. "Aku mau main aja sama Kak Naya" ujarnya dan langsung diberi usapan lembut di puncuk kepala gadis kecil itu oleh Dinar.
"Kalau begitu, Nenek pergi dulu yah. Kamu jangan merepotkan Kak Naya, oke?"
"Iya Nenek. Bye bye!"
Dinar pun mengangguk pelan. Ia berpamitan lagi kepada Naya dan ia pun keluar dari kamar Mikaila.
Naya merasa tidak khawatir ditinggal oleh Dinar, sebab di rumah ini ada dua orang pembantu dan seorang satpam di depan sana. Jika Mikaila membutuhkan sesuatu, ia hanya akan mengatakan kepada asisten rumah tangga mereka dan mereka akan melaksanakannya.
Naya pun menemani Mikaila menggambar. Ia memperhatikan gambaran wanita itu yang tak ia tau rupanya apa. Kucing kah atau kelinci? Naya tidak tau.
"Mika suka gambar?" tanya Naya. Ia tengkurap disamping Mikaila.
Mikaila mengangguk. "Tapi Mika gak tau menggambar. Nenek dan Papa juga gak bisa gambar, jadi Mika hanya tau gambar ini" katanya sambil menunjuk hewan berkumis yang ia gambar itu.
"Kak Naya bisa gambar?"
"Mm bisa sedikit" jawab Naya.
Mikaila pun mendorong buku sketchnya ke hadapan Naya beserta pensilnya itu. "Mau digambarin apa?" tanya Naya.
"Mm apa aja" jawabnya.
Naya pun merasa bingung. Ia tidak memiliki ide mau menggambar apa. Tiba-tiba matanya menangkap boneka beruang yang berada tak jauh dari mereka. Ia pun mulai membuat garis garis kecil diatas kertas putih hingga membentuk gambaran sebuah boneka beruang.
"Wah bagus! Lagi-lagi Kak Naya!" ujar Mikaila sambil membalikkan kertas tersebut.
Dan selama Dinar maupun Nirmala pergi, Naya terus meladeni keinginan Mikaila yang menyuruhnya untuk menggambar bebagai objek.
Huahhhhhhh.
Pemandangan Mikaila yang menguap lebar, menarik perhatikan Naya dari buku sketch tersebut.
"Mika ngantuk?" tanya Naya. Gadis kecil itu mengangguk pelan sambil mengucek matanya.
"Ayo Kakak temani tidur" tawar Naya dan segera Mikaila meraih tangan Naya dan mereka pun menaiki tempat tidur Mikaila.
Naya ikut berbaring di samping Mikaila. Ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi dongeng pengantar tidur.
"Mika mau Kakak bacain dongeng gak?"
Mikaila menganggukkan kepalanya. "Mau Kak Naya"
Naya pun membuka salah satu judul dongeng dan mulai membacakannya. Tiba-tiba sebuah tangan Mikaila berada di atas perutnya. Ia menunduk dan mendapati wajah Mikaila yang terlihat memohon.
"Mika bisa peluk Kak Naya?" tanya gadis kecil itu pelan.
Naya mengangguk. "Boleh" ucapnya.
Mikaila tersenyum senang. Ia pun memeluk pinggang Naya dengan erat sambil menunggu dongeng yang akan Naya bacakan.
Baru saja Naya membaca selama lima menit, Naya mendapati Mikaila yang sudah tertidur pulas. Naya terkekeh pelan. Gadis kecil itu terlihat lebih menggemaskan ketika tidur.
Perlahan-lahan Naya menyimpan ponselnya di atas nakas. Lalu mengusap lembut rambut Mikaila, membuat tidur gadis kecil itu semakin nyenyak.
Tak lama kemudian, pintu kamar Mikaila terbuka dan muncul lah Nirmala yang hendak memanggil namanya. Tetapi Naya memberi kode untuk tidak ribut, sambil menunjuk kearah Mikaila.
"Kita pulang sekarang Nay, sudah malam Papa sudah nyariin" kata sang Ibu berbisik.
Naya mengangguk sekali dan ia pun perlahan-lahan menjauhkan tangan Mikaila yang memeluknya dan beralih memeluk guling. Untung saja gadis kecil itu tidak terbangun, dan memeluk gulingnya dengan erat.
Naya mengusap pipi tembem Mikaila sebelum benar-benar meninggalkan gadis kecil itu. Ia pun menutup pintu dengan pelan lalu berjalan menghampiri Ibunya yang sudah menunggu di depan pintu.
"Mika sudah tidur yah Nay?" tanya Dinar sesaat Naya berada di dekat mereka.
"Iya Tante" jawabnya.
"Terima kasih yah sudah menemani Mika seharian ini," Dinar menyentuh sebelah tangan Naya dan menepuk punggung tangannya pelan.
Naya tersenyum tulus. "Iya Tan, aku juga senang bermain dengan Mika"
"Yasudah kalau gitu kita pamit yah Din," kata Nirmala lalu mereka pun bercipika-cipiki. Kemudian Naya menyalimi tangan Dinar lalu memasuki mobilnya.
Ia lebih dulu masuk ke mobil. Menyalakan mesin, dan memanaskannya. Sedangkan sang ibu masih bercerita dengan Dinar. Entah apa yang mereka ceritakan hingga mereka tertawa bersama.
Naya pun membunyikan klakson mobilnya, mengingatkan sang ibu untuk pulang. Akhirnya kedua teman itu berpamitan dan ibu Naya pun memasuki mobil mereka.
"Pulang dulu Tante" pamit Naya.
"Iya hati-hati yah kalian!" Dinar melambaikan tangan dan Naya pun mengemudikan mobil keluar dari pekarangan rumah Dinar.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
LISA
Mikaila udh dkt nih sm Naya..
2023-01-30
0