Tiba saatnya aku pulang dari rumah sakit, oh sedih meninggalkan kekasihku Riandi.
Riandi : Abang janji dik akan datang kerumah adik, jangan sedih.
Aku : janji ya sayang, adik enggak mau nanti rindu terus. Aku sambil mencucur kan air mata saat berhadapan dengan Riandi.
Sepertinya aku sudah mulai buta, buta karena cintaku bersama Riandi si wajah pakistan.Aku takut dia selingkuh,aku takut dia melupakanku , meninggalkan aku, oh entah pikiran apa yang terus membuat otak ini jadi kotor saat berpisah dengan Riandi.Memang cinta tak sebahagia yang selalu kita rencanakan.
Ibu : cepat naik jangan lama,ayo nak Riandi.
Mama sudah naik kedalam mini bus menuju terminal.
Aku : iya lho mak bawel kali.
Aku segera pamit pada Riandi yang masih berdiri dihadapanku ditepi jalanan raya. Aku tak kuasa saat melepaskan genggaman jemari Riandi kekasihku,saat aku naik kedalam mini Bus tersebut,ingin menangis tapi tak bisa karena ada Mama dan sejumlah penumpang yang melihat aku naik kedalam mini Bus.
Riandi : Dek alamat kampung kamu di gunung
perkebunan itu .pondok nya abang tau, tunggu abang ya.
Riandi melambai dengan mata berkaca -kaca,Aku menganggukan kepala dan membalas lambaian tangan Riandi, kami seperti difilm film drama.
Ibu : Lama betul kalian, ngapai sih,perpisahan ya? . mama dengan nada curiga.
Aku : Mulai kan , sok tau mama ini lah,enggak lho,cuman ada yang mau di bilang saja tadi.
ibu : Hemmm serah kalian lah mama capek mau tidur sebentar , banguni kalau sudah sampai rumah kita.
Didalam Bus aku selalu menjadi wanita halu, membayangkan kejadian saat berdua dengan nya,ahk aku lupa karena cinta aku jadi gelap dan lupa semua pelajaran aku,oh ya Allah lupa daratan aku,apalagi tadi kami berpisah tidak sempat berciuman. Duh apes menurut fikiranku ini.
* Sore hari nya*
"Mak bangun sudah sampai" aku mengguncangkan bahu Mama.Panas yang menyengat,pohon karet yang berderet-deret, jalanan pasir yang menuju rumah aku,inilah kampung aku, dimana aku dilahirkan,kamipun turun dari mini Bus tersebut.
" Ehh sudah pulang anak kamu Ndi ?" ujar tetangga aku,uak nurmi yang melihat kami berjalan menuju kerumah.
" Sudah kak,sudah sehatan , cuma waktu istirahat saja dulu dirumah kak" jawab Mama dengan tersenyum kecil.
" Oh bagus lah,Sek yo aku tak mandi ndesek " ucap Uak nurmi lalu masuk kedalam rumah.
Uak nurmi tetangga kami adalah suku jawa, rata-rata dikampung sebagian suku jawa semua karyawan perkebunan ,Ada juga yang batak toba , ada juga yg batak simalungun,batak mandailing,pokoknya bermacam- macam campur sari di sini,mangkannya aku tidak pandai sekali bahasa batak cenderung kebahasa jawa karena dari kecil Uak-Uak disini bahasanya jawa terus.
*malam harinya*
" Yun cepat minum obat,sudah jam berapa ini" suruh mama dengan nada bentak dari arah dapur. " ia mak" jawabku.
Aku bergegas minum obat di meja depan ruang tamu kami,inilah rumahku .Rumah yang sederhana fasilitas dari kerjaan ayah yang berdindingkan papan, rumah sepetak , kamar hanya dua saja, ruang tamu dan dapur dengan kamar mandinya semua hanya satu. Tetapi kami bahagia dengan kehidupan ini.
Ayah : Eh anak gadis Ayah sudah pulang.
Aku : ia Yah udah lumayan lah ini.
Ayah : sana tidur udah jam berapa ini
Aku : masih jam sembilan yah,bawel kali lho.
Lalu aku pergi meninggalkan ayah yang lagi nonton televisi diruangan tamu.Tadi pulang tidak sempat tegur sapa karena aku langsung masuk kedalam kamar lalu tidur.
Ibu : Yun .....! Yunita,ini ada kawan kamu yang mau jenguk ini orang si Viva.
Teriak
ibu dari dapur memanggil aku yang masuk kedalam kamar.
Aku : sebentar mak , Yun di kamar.
Lalu aku berjalan kedapur melihat siapa aja yang datang ternyata Viva seorang. Viva adalah teman sekampung aku,rumahnya dibelakang rumah aku tetapi sekolah dasar kami dulu berbeda.Ayahnya seorang karyawan juga di kampung ini,keluarga mereka seorang seniman semua.Ayah Viva sering ikut Pestival dangdut di kota T mendapat juara satu menyanyi dangdut,tentu dong anaknya jadi ngikut.
"Eh Yun cemana sakit kau?,sudah sembuh?"
Vivi dengan nada penasaran,aku tidak menjawab pertanyaan dia dulu, aku persilahkan dia duduk diteras samping rumah aku.
"Alhamdullillah sudah sehat, tinggal menunggu pulih yang didalam perut kanan aku ini , eh kau datang sendirian Vi ?" tanyaku penasaran sambil duduk disebelah Viva.
" iya sendirian, eh abang Adi !! " jerit Viva memanggil Adi yang melintas dari hadapan mereka. Adi adalah sepupu Viva,rumah mereka juga bersebelahan.
"Apa sih Panggil-Panggil aku " dengan gaya lipat tangan Adi berjalan menghampiri kami.
"Ehhh di panggil jawab nya gitu " Viva manyun dan buang muka kesal.
"Eh ini Yun, Yunitakan? kok cantik jadi putih?,
dulu coba masih kecil rambut persis cowok,teman kamu semua cowok juga,tunjangin anak orang ahahah .enggak sangka besarnya cantik" Adi merasa terheran dan memandangi Yunita terus.
"Hemmm mulai menggombal kalau yang satu ini" jawabku dengan wajah memerah nan malu.
"Kenapa pulang dari psantren Yun?" Tanya Adi penasaran matanya juga tak lepas memandangi Yunita.
"Eh enggak tau nya abang aku baru sakit" jawabku lagi dan sedikit melontarkan senyuman buat Adi.
"Pantaslah aku tidak tau,cepat sembuh ya Yun Ehh Viva aku pulang duluan ya,entar Uak
kau marah obat nyamuk belom abang beli. ahaha, ayok Yun abang duluan ya" kata Adi sembari berjalan menuju warung sebelah rumah.
"Hhahaahah masa anak cowok disuruh beli obat nyamuk,anak mami " tukas Viva merasa geli.
"Haahaahaah maklum saja Vi, jangan gitu itukan sepupu kau" kataku merasa kalau Adi mendengar ucapan Viva, karena belum jauh dari tempat kami duduk.
*Esok harinya*
Aku janjian dengan Viva apalagi dirumah saat ini cuma aku saja,Mama mulai berjualan misop di dekat kantor kerjaan Ayah, sedangkan Ayah masih bekerja, Adik juga main-main dengan teman nya.
" Ayo kita duduk-duduk didepan rumah uak kamu Vi" kataku setelah ketemu Viva didepan rumah Viva.
"Malas kesitu Yun, Abang Adi sedikit usil sama aku" Jawab Viva dengan mekernyit dahi.
"Ayolah kita bentar saja, enggak usah duduk dirumahku bosan lho" Kataku lagi dengan nada memohon sama Viva.
Akhirnya Viva jadi mau dengan bujukan aku dan kami pergi kewarung Uak nya Viva, mama nya Adi karena Mama Adi buka warung kios kecil-kecilan. Adi itu cowok yang tingginya 160an lebih dikit,kalau dibilang pendek mungkinlah,hidung bangir,wajah orang jawa alami, karena mereka bersuku jawa sunda asli.Kalau dibilang Adi termaksud bisalah wajahnya manis sekali,kulit sihitam manis.
" woiiiiiiii jelek " Adi memegang bahu Viva, dan menarik telinga kanan Viva, bermaksud mengejutkan dia dari belakang.
"Kampret terkejut aku,mangkannya males aku kesini kayak gini lah Yun selalu di usilin" Jawab Viva kesal lalu duduk didepan Warung bersamaku.
"hahaha abang jangan usil terus sama viva kasihan dia" kataku Supaya Viva betah saat duduk santai diwarung ini.
"Pergi sana aku benci " viva manyun dan buang muka saat Adi cengengesan berdiri dihadapan kami berdua. Adi akhirnya pergi ke belakang rumah.
"Ehh Yun kau sudah punya pacar?,aku sudah punya nama nya Putra ahaahaha " kata Viva saat sudah tenang kalau Adi sudah pergi.
"Wah sejak kapan biduan kita ini punya pacar ahaha" Kataku sambil tertawa menutup mulut.
"Meledek aja kau ,eh aku udah jujur lho,sekarang kau yun kalau belom punya pacar aku jodohkan kau sama Adi yang super usil itu" Girang Viva sambil menatap aku tajam.
"Ahahah Enggak tau kau ya,cintaku dirumah sakit perkebunan" jawabku sambil meringis jadi keingat Riandi.
"Maksud nya Yun aku enggak ngerti?" Tanya Viva tidak paham kataku barusan. Lalu Aku menceritakan kisah Aku kepada Viva setelah itu dia baru mengerti.
"Eh kalian sudah tahap mana percintaannya?" Tanya Viva penasaran padaku.
"Pengen tau apa pengen tau saja, kami hanya sebatas sexwilda" kataku kepada Viva dan tersenyum manis.
"Wow... kita sama ya, aku juga kayak gitu" sambung Viva mungkin dia juga terbayang dengan kisahnya. Kami jadi tukaran pengalaman,karena dari dulu Viva teman curahan hatiku sejak kecil juga.
"Boleh enggak aku numpang kamar mandi, kebelet nih" kataku serasa ingin buang air kecil.
"Lurus saja, belok dikit itu kamar mandi" jawab Viva.
" Temani dong Vi, aku takut" kataku sambil berdiri dari duduk.
" Ini masih sore enggak ada apapun, sana cepat pergi nanti kita ngobrol lagi, aku juga mau kerumah sebentar" kata Viva juga beranjak dari duduknya.
Aku berlari kecil meninggalkan Viva karena sudah sesak sekali,saat aku berlari aku melihat Mama Adi lagi melipat kain dibalkon teras belakang.
" Uak Jum, numpang ya" kataku sambil berlari kedalam kamar mandi. " Iya jangan lari-lari" sahut uak Jum.
Aku berlari lagi sampai tidak hiraukan omongan Mama Adi, sesampai dikamar mandi tiba-tiba.
"buuukkk .... "
Suara jatuh didalam kamar mandi,aku tidak tau kalau Adi didalam kamar mandi. Sewaktu Adi membuka pintu aku menabraknya, Lalu dengan cekatan lengan Adi memegang pinggangku dan menahan aku agar aku tidak jatuh ke lantai.aku juga melingkarkan kedua lenganku keleher Adi. seperti didalam Film telenovela.
Kami berhadapan sampai mata kami bertemu, sepuluh detik berlalu, aku melepaskan pelukan Adi, aku sebenarnya terkejut bercampur malu, jantung ini juga berdebar sangat kencang saat Adi menatap kedua bola mataku dari jarak dekat sekali, satu inci saja kami bisa berciuman.
"Maaf abang,aku enggak sengaja" kataku
sembari aku memungut gayung yang terjatuh karena adegan tadi.
"Enggak apa dik santai saja"
Adi tergesa-gesa keluar dari kamar mandi,mungkin Adi juga merasa malu.Sedangkan aku masih terpaku didalam kamar mandi diam membisu,aku merasa malu dengan kejadian tadi,semua terjadi begitu cepat kilat.
"seeer" hatiku,jantungku ini seperti memberi sinyal malu atau canggung kalau ingat kejadian bersama Adi tadi.
"eitsss" enggak boleh seketika aku tepis kejadian tadi dengan wajah Riandi,aku takut berpaling kecowok lain, aku jadi rindu kamu Riandi.
"Lama kali kau kekamar mandi gitu saja?" Viva bertanya setelah melihatku berjalan kewarung tempat kami duduk tadi.
"Banyak yang aku keluarkan" jawabku basa basi dan tak mau menceritakan kejadian tadi, cukup aku dan Adi bersama Tuhan yang tau.
"Ayo jalan-jalan kita mana tau ada cowok ganteng lewat Hahaha" Kata Viva sambil berdiri dari duduk.
"Aku enggak boleh capek betul ViVa,karena baru operasi,kamu pahamkan?" jawabku dengan menaikan alis.
"Huft,iya aku jadi lupa,bagai mana nanti malam kita kumpul di sebelah rumah kau saja Yun, dibawah pohon jambu main gitar sambil bernyanyi ria,aku sekalian menunggu Putra" Usul Viva dengan idenya.
"Nah kalau itu boleh lah, nanti malam kebetulan malam minggu" Sahut aku lagi dan tersenyum kecil. Kami sudah memutuskan rencana untuk nanti malam, setelah itu aku beranjak dari rumah Viva pamit pulang.
Sewaktu aku jalan pulang melewati rumah Adi,seketika aku melihat ada sesosok pria mengamati dari jauh dan tersenyum manis padaku.Tatapan mata Adi jadi berbeda dari sebelumnya.
Apa karena kejadian tadi dia mulai memikirkan aku?,ini enggak boleh terjadi Adi bisa salah paham padaku.
*Sehabis Maghrib*
Jam tujuh malam sehabis maghrib,aku pakai pakaian dan celana jeans aku rapi nan harum.tak lupa juga kuncir rambut kebelakang dengan rapi.
"Hemmm mau kemana ?,belum sembuh total mau ngelayap keluar,Yun kau anak pesantren masak enggak pernah pakek hijab nya?, kalau tau sepupu Mama di kota M cemana? , mama nanti yang malu " Kata Mama saat melihat aku memakai sendal didapur.
"Mama ini kepo betul lah,Yunita nanti dijemput Viva mau gitaran di rumah sebelah aja kok, kan itu di kota M sana,mana tau sepupu mama awak pakek hijab apa enggak disini !," Jawabku sambil berdiri didepan pintu dapur.
"Eh dikasih tau yang benar kok jawab saja mulut kau itu, nanti aku gibbal kau Yun kayak dulu,sudah lama kau enggak kena sapuku" kata Mama mulai emosi.
Aku keluar saja kesamping rumahku,berisik dengan celotehan mama males mendengarnya.
"Psst Yun !!!,sini ayo, kerumah sebelah eheheh" Viva tiba- tiba nongol didekat pohon besar yang terletak dibelakang rumah aku.
"Sebentar ya, lihat suasana dulu" Jawabku memeriksa Mama sudah keruang tamu apa belum.
"Aku kesebelah dulu ya mak, pulang jam sepuluh malam" kataku lagi karena melihat Mama masih didapur terpaksa meminta izin.
"Jangan lama-lama,jangan menggatal,jangan sama jantan kau, awas kalau aku dengar macam-macam " Jawab mama sambil dengan mata melotot.
Mama aku itu sebenarnya cerewet, tempramen orang nya, dulu sewaktu aku kecil dikit -dikit aku salah dicubit,atau dipukul pakai sapu lantai.Pernah juga badan aku biru-biru dipukul Mama, sehingga mama aku bertengkar sama Ayah karena Ayah membela aku. Apa lagi kalau aku melawan kata-kata Mama maka habislah aku.
-------------------
Kami berjalan kerumah sebelah,rumah abang Nata,Abang Nata lihai sekali bermain gitar kami senang berkumpul dengan abang Nata.
"Sudah sembuh yun?" Sapa abang Nata saat kami duduk dibawah pohon jambu bertiga.
"Sudah bang , eh kak Rana kemana bang kok enggak nampak di rumah?" Tanyaku penasaran.
"Ini malam minggu lho, iya pada kumpul sama temannya nonton keyboard sambil undangan temannya nikahan" Jawab bang Nata sembari memetik gitarnya.
"Ehh Oon nya kau Yun,ini kan malam minggu iya anak gadis pada kumpul,ada yg kencan ada yang nonton" Sambung Viva sambil tersenyum.
"Iya ya Oon, maklum sudah lama di psantren jadi enggak tau kondisi disini bagaimana heehhe,eh kau Vi enggak kencan sama pacar kau itu putra?" Tanyaku jadi teringat.
"Ini masih jam tujuh,biasanya dia datang jam delapan Yunita, maklum dia anak kampung sebelah" Jawab Viva.
" jadi nanti kau kencan aku cemana ?,obat nyamuk kau lah ya?, mentang- mentang aku jauhan sama Riandi huft " Sambungku dengan nada kesal.
"Selow kau aman itu, kita nonton keyboard saja,Putra biasanya datang bawa kawan,itu kan bisa jadi teman ngobrol kau nanti" sahut Viva.
"Jadi aku kalian kemanakan hah?,entar lagi aku tinggal kalian ya, aku mau tempat kakak kalian dulu Ok" Ucap Nata dengan cengengesan yang duduk disebelah Viva.
"Huhuhuhu mangkannya kami enggak mau obat nyamuk abang Nata" kata kami berdua dan kami sambil julurkan lidah kepada Nata.
"Kalian masih ABG pacar-pacaran nanti bunting baru tau ahahahaah" Ledek Nata sambil meletakan gitar diatas meja.
" hufftt" kami dua cengir cengir sama Nata,lalu kami menyuruh Nata memetik gitarnya, sambil melantunkan lagu malaysia dari group band Exist, dulu lagi tenar-tenarnya.
" Lama betul Putra ini datang, buat emosi saja" kata Vivi mulai jenuh menunggu.
"Masih jam delapan kurang sabar sedikit" jawabku sambil menepuk bahu Viva.
"Abang gerak dulu ya, kayaknya kakak kalian sudah minta dijemput " kata Nata, lalu setelah itu beranjak dari duduk.
"Sok tau abang dari mana pula pacar abang udah menunggu?" kataku sambil berdiri dari duduk.
"Biasanya jam segini sudah nunggu di depan rumahnya" Jawab Nata sembari merapikan topi yang iya kenakan.
"Ya sudah abang pergilah" kata Viva sambil berdiri juga.
" brum brum brum "
Suara kereta (motor) astrea prima menghampiri kami,jaman dulu tahun 1997 sudah keren banget itu kereta berjenis itu.
Putra :Sudah lama ayang nunggu?
Viva: ehhh lama kali yang udah karatan.
Putra :itu siapa yang?,kawan kamu?
Viva : ini yang aku ceritakan tempo hari, kawan aku yang sekolah di kota M sayang.
Aku berjabat tangan dengan Putra, kenalanlah istilahnya,ternyata Putra tidak bawa teman buat aku jadi enggak enakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Oppo A12
bingung bacanya
2020-12-18
0
Mery Taurisia
bahasa nya gak jelas thor
2020-02-14
0
Ai Galuh
anjir gw kga ngerti tuh bahasa
2020-01-26
1