Hari ini hari kedua aku opname dirumah sakit
suntuk ,bosen aku hadapi,tidak ada kawan disini,malah aku sendiri pasien disini yang lainnya dikamar sebelah,itu juga anak-anak umur tiga tahun.
Sakit perut aku sudah mendingan setelah suster menyuntikan aku obat, saat ini bertepatan malam minggu,aku bosan diam diri didalam ruangan ini terus,aku ingin sekali berjalan menuju keluar mencari udara segar.
Ibu : Mau kemana ?,apa enggak sakit lagi perutnya?,kok kau keluar - keluar nanti kumat baru tau rasa.
ujar ibuku dengan nada tegas.
Aku : Ahk bosan mak ,Aku bentar saja duduk diluar ini cari udara segar.
ibu : Ya sudahlah tapi jangan lama ya nanti suster marah sama Mama , pasien kok jalan- jalan.
Aku keluar dari ruangan menuju depan teras ruangan tersebut.Pada saat aku bosen duduk dan ingin balik keruangan kamar pasien,aku melihat seorang pria dewasa menatapku, dengan tatapan seperti ingin mengajak aku duduk dengannya dikoridor ruangan kamar pasien ini.
Aku buang muka dan mengujar dalam hati."isshhh,siapa itu?,seperti makan orang tengok -tengok (melihat ) aku"
Sambil berjalan menuju kamar aku,hati ini tidak tenang, aku justru penasaran dengan pria itu ,aku coba intip sekali lagi dari pintu kamar ruangan pasien yang aku tempati ini,
Pada saat aku mengintip laki- laki itu , jantung aku berdegup kencang sekali,entah hawa apa yang merasuki aku sehingga nekat ingin melihat dia sekali lagi.
"deg ... deg ...deg " semoga - semoga jangan ada yang tau aku ngintip cowok yang manis itu .Hidung bangir,kumis tipis,alis tebal.Seperti perawakan pakistan,rambut juga belah tengah kalau jaman dulu tahun 1998 itu rambut RBT alias rambut belah tengah,sudah ganteng sekali abang itu dilihat, kulitnya juga kuning langsat.
Pada saat aku mengintip sekali lgi.
"Hayoo.....!!!!!" lho kok enggak ada lagi abang itu?, yang ada cuma ibu sama suaminya yang menjaga pasien seorang anak kecil.mereka lagi ngobrol - ngobrol dikoridor ruangan.
" tok.... tok ....tok "
deg deg deg deg,jantung memacu dengan cepat siapa yang mengetuk pintu ruangan ini padahal aku masih dibalik pintu ruanganku.
"Hayoooo ketahuan,intip siapa iya dek?. ngapain disitu?" Ucap pria ganteng tersebut dari balik pintu luar, membuatku tercengang habis.
Ya Allah aku enggak tau ternyata cowok itu sudah dibalik pintu ,mengawasi aku yang sedang curi-curi pandang sedari tadi.
Aku : Eehhh anu bang hemmm,itu tadi mau panggil mama aku sebetulnya,tapi aku lihat kok enggak ada.
Jawab aku dengan nada lirih dan bingung.
"Resek cowok ini baru dipandang saja udah sok Ok,terus kegeeran lagi".Gumamku dihati.
" Ahk nanti ngintip abang ,eheheheeh kenalkan nama abang Riandi !! " sambil menjulurkan tangan padaku.
" Saya Yunita bang eheheheh " balasku sambil berbinar-binar karena senang.
Tapi aku tidak membalas jabat tangannya karena aku masih takut dengan pria ini.Tapi aku penasaran sama dia juga.
Aku :maaf ya bang Riandy bukan Yunita sombong enggak salam abang tapi dipsantren enggak boleh katanya.
Kata Mama jangan dekat laki-laki dewasa jabatan tangan saja nanti bisa hamil. Ujarku dalam hati.
Riandi : Oh ....!! anak psantren toh ?, umur berapa dek kalau boleh tau?, udah punya pacar apa belum?.
" ih kok tanya -tanya pacar bang,umur Yuni enam belas tahun bang ehehehe....". uppsss..aku berbohong padahal umur lima belas tahun.
"hihihi enggak apalah yang penting bisa kenalan dengan cowok tampan ini " ucap dalam hatiku.
Riandi : ehhhh ..... abang tanya sudah punya pacar belum?.
Riandi sembari duduk dibrankar pasien yang kosong.
Jantung deg -degan menjawabnya karena aku malu,maklum aku mungkin puber pertama ini. " belum bang" jawab aku malu-malu tertunduk.
Setelah kami capek ngobrol ,Riandi tersenyum kecil sambil menyuruhku tidur karena dia tau aku pasien disini dan Riandi berjanji besok datang lagi.
Aku kesem -sem sambil rebahan di kasur pasien ini,setelah Riandi pergi dari ruangan dan pamit pulang,setelah itu aku mengkhayal wajah Riandi, dosa ya Allah ampunilah aku yang naksir Riandi, tapi syukur saja Mama tidak melihat kami berdua tadi.
---------------
Hari senin telah tiba dimana dokter spesialis memeriksa aku dan perutku.
Dokternya harum sekali,masih muda, ganteng lagi.
Dokter spesialis: Tampaknya harus dioperasi ya ibu anaknya, takut nanti usus buntunya pecah bisa beresiko tinggi.
Ibu : ho iya dok, tapi anak saya bisa sembuh kan?
dokter :bisa bu...,dan tidak akan kumat-kumat lagi setelah dioperasi.
ibu : Trima kasih dok.
Ibu menjawab dengan senyum puas melihat keadaanku,karena sudah mendapat titik terang soal penyakitku.
Malam harinya aku menunggu kedatangan Riandi,aku sudah tau buat apa juga dia kemarin kesini ternyata menjenguk tetangganya sendri ,anak tetangga itu sakit mencret,kasihan sekali badannya panas padahal masih umur tiga tahun lho.
Riandi : Heiiii sayang,sudah lama adek nunggu abang?
Aku : sayang-sayang baru jumpa dua hari kitanya, uda bilang-bilang sayang abang, gombal ya.
Jawabku dengan nada malu padahal senang sekali dihati ini dia bilang sayang.
-------------
Setelah itu waktu cepat berlalu tidak terasa aku sudah seminggu kenal Riandi,kami bercerita dengan tidak canggung lagi, tertawa duduk sampai Mama sedikit curiga ada apa dengan kami?,tetapi mungkin Mama berfikir positif dengan pertemanan kami karena Mama percaya Riandi sudah matang dan dewasa,berbeda umur dariku saja sepuluh tahun. mungkin Mama anggap kami abang beradik saja.
-------------
Malam itu aku ingat malam minggu,aku menunggu Riandi dengan janjinya ingin mengajak aku jalan-jalan dikoridor rumah sakit,tetapi Riandi janjinya karet.
Riandi : sudah lama dek menunggu abang?, maaf ya lama kali kawan abang jemput, maklumlah malam minggu pada kencan semua sama pasangan masing-masing.
Aku : Ihh enggak apa kali bang,santai aja, oh iya abang enggak sama cewek abang kencan juga?
Riandi : inikan sudah jalan sama cewek abang.
"deg" serasa hatiku bergetar siapa yang dimaksud abang Riandi?,pandai ngegombal cowok ini. Gumam dihatiku.
Aku : ahk siapa bang?, disinikan cuma ada kita berdua.
Riandi : ihhh adek nih gak peka apa.
Padahal aku tau maksud dia,tapi aku pura-pura enggak tau karena hanya ingin menggodanya saja. trik cewek yang aku buat.
Riandi mengajak aku jalan-jalan keliling rumah sakit ini , kami bercerita,pendekatan satu sama lain , dia sangat dewasa aku juga selalu paham apa maunya.
Riandi : adik udahan yuk malam ini, nanti dimarah suster lho, adik pasien disini , senin katanya mau di operasi,nanti Mama curiga lho heeheeheh, bawa anak gadis orang lama-lama diluar.
Aku : ya sudah abang, ayo antar adek keruangan pasien.
"ok " jawab Riandi.
Pada saat Riandi mengantarku sampai pintu kamar dia melihat kanan dan kiri seperti melihat sepi atau ada orang apa tidak yang melihat kami berdua, aku jadi bingung Riandi mau inginkan apa dariku.
" kenapa bang kok clingak clinguk dari tadi ?, padahal depan pintu,lagian enggak ada orang kok,Mama didepan ngobrol sama suster" tanyaku penasaran sekali.
Riandi : Dek abang mau bilang sesuatu,tapi adek jawab jujur ya,kalau mau nolak yang enggak apa dek,abang sadar kok bujang tua haahaahah.
Riandi sambil menatap aku didepan pintu ruangan pasien.
Aku : Bilang sajalah intinya bang,Yuni enggak ngerti maksud abang.
Aku menjawab sambil membuang muka dan menjauh dari tatapan Riandi,karena aku malu sekali.
Riandi : Dik abang suka sama adik,sewaktu adik berjalan dikoridor abang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama,maukah adik Yunita jadi pacar abang?,abang janji dik jagain adik selamanya.
Riandi menunggu jawaban dariku yang masih berdiri didepan pintu ruangan pasien, masih juga berhadapan denganku.
Deg-deg jantung aku "Hah" jantung bergetar dengan kencang apa aku ditembak?,
cowok ganteng ini blak-blakan sekali ucapannya aku jadi malu.Batinku meronta-ronta girang.
Hati aku melayang seakan ditaman penuh bunga- bunga,aku tidak bisa menjawabnya langsung,tetapi aku menjawab dengan menganggukkan kepala dan tidak berani menatap wajah Riandi,karena aku malu ini untuk pertama kalinya buatku,apalagi melirik bibir sensual merah kepunyaan Riandi ow..sungguh aku tak kuasa.
Riandi : Jadi abang diterima dik?.
Riandi meyakinkan jawaban aku walau hanya anggukan kepala saja.Lalu aku anggukan kepala untuk kedua kalinya.
" Yesss " Ujar Riandi dengan nada kegirangan. Lalu menyerobot bibir mungil aku yang merekah ini.
" PPPLLLAAAAKKKKK"
tamparan dipipi riandi mendarat saat dia menyentuh bibirku.
Riandi : Aduh kenapa sayang kok di tampar abang?.
Riandi sembari pegang pipi kanannya yang serasa panas.
Aku : abang jahat baru jadian main nyosor saja,aku kira mau cium kening enggak taunya bibir aku yang disosor,sudah gitu basah bibir aku disedot itu apa namanya?,aku enggak tau,aku belum pernah abang.
Tukasku terkejut serasa didalam mimpi saja.
Dengan banting pintu kamar aku menutup pintu dan mengunci pintu ruangan kamar pasien,lalu bergegas ambil air di teko kumur-kumur dan mencuci mulut aku,jijik aku rasa ciuman apa itu aku tidak tau,aku tidak pernah dicium seorang pria,inikah arti ciuman itu?.
Aku biarkan suara Riandi memanggil aku dari balik pintu dengan meminta maaf.
Riandi : Abang minta maaf dik, buka pintunya dik.
Riandi masih saja mengetuk pintu tersebut dari luar ruangan,walau pelan sih, mungkin takut kedengaran sama yang lain.
"Sudahlah abang pulang saja jangan ganggu Yun dulu !.
Ujarku dari dalam ruangan yang sudah berbaring dibrankar pasien.
Biar dia tau rasa seenaknya pakai cium-cium aku dibibir,kirain ciuman bibir ditempel saja. ternyata kayak nyedot pipet dalam gelas, aku tidak tau,betapa malunya bila jumpa Riandi besok-besok .
Tetapi kasihan juga Riandi sudah aku terima cintanya,baru jadian sudah kena tampar.Memang tangan ini refleks saja maklum aku sangat terkejut kejadian ini tiba-tiba saja,bila aku ingat tadi rasanya seperti ada yang mengalir didalam darah hawa panas saat bibirku ini disentuhnya.Ah sudahlah mending tidur saja.
Disaat aku mau tidur suster datang bawa jarum suntik setelah aku bukakan pintu ruangan,suster menyuntikan obat membuatku kesal dihati.
"datang pula sikawan ini" gumamku sambil membalikan badan.
"Baring dik , buka celananya" ucap suster yang sudah siap dengan injeksi tersebut.
"Sus lihat Mama aku ?" tanyaku setelah disuntik suster yang berprawakan manis nan lembut itu.
"Didepan dik mama kamu, gimana masih ada rasa sakitnya ?" ujar suster itu yang masih berdiri didepanku merapikan peralatan medisnya.
" masih Sus tapi udah mending enggak seperti waktu pertama aku datang kesini" balasku sambil mengambil selimut pasien.
" How bagus lah " jawab suster manis tersebut.
Suster pergi dari ruangan kamar aku ,setelah itu aku hendak memanggil Mama dengan suara pelan takut kalau didengar Riandi,siapa tau dia masih ada didalam ruangan pasien ini.
"Lho kok belum tidur ?, besok Ayah mau datang tapi gak bisa cuti kerjaannya" ucap mama yang sudah datang keruanganku.
" baru disuntik lho mak ,yaudah enggak apa mak,kalau ayah belum bisa jenguk Yun di sini" balasku dengan berbaring lagi dibrankar pasien.
" Cepat tidur,pasien kok lama- lama tidurnya, oh iya mama baru ingat besok sepertinya teman Mama mau datang jenguk yun disini" ucap mama sambil berbaring juga dilantai bawah ruangan.
"Bawel mama huh , siapa yang mau datang mak?" balasku penasaran.
" Tetangga- tetangga kita , tadi siang mama jumpa sama tetangga kita , Mamanya abang Nata".Balas mama sembari menguapkan mulut bertanda kalau iya juga sudah mengantuk.
Abang Nata tetangga sebelah rumahku , dia teman main gitar sama saat aku di kampung dulu.
Sekarang Aku masih memikirkan nasib Riandi apa dia pulang ? apakah dia marah , kasihan juga Riandi.
-------
* sementara di tempat andre *
Andre : dari mana bang bro , ciee yang baru kencan.
Andre melihat Riandi baru datang kerumah Andre.
riandi : sial betul, aku tadi kena tampar cewek.
Jawab Riandi sembari duduk disofa rumah Andre.
Andre :ahk siapa yang berani nampar abangku yang super ganteng ini?.
Andre penasaran lalu duduk disofa disebelah Riandi.
Riandi : Gini nih kemarin aku jenguk anaknya Bang Ridho, siBowo sakit mencret, eeh sewaktu aku ngobrol sama Bang Ridho,lewat cewek cantik intip-intip aku ,buat aku penasaran.
Andre: Gila kau bang masa naksir pasien ahaha, aku jadi penasaran sama cewek itu , jadi kenapa abang bisa di tamparnya ?.
Riandi :ahk,aku terkejut saat dia nampar aku karena aku cium dibibir ,sial aku.
Andre: Berapa umur cewek itu bang ?.
Riandi:Enam belas tahun masih jalan remaja sih , sepertinya dia baru kali ini pacaran , lugu amat semakin menarik aku untuk kencan dengannya.
Andre : Wow masih mentah bang,gila kau ya bang jauh sekali umurnya sama kau , kalau pacaran sama umur segitu harus sabar abang soal anaknya masih labil.
Riandi : betul juga katamu ndre.
Andre: Tantangan itu bang ,sepertinya peranmu di situ jadi abangnya sekaligus jadi pacarnya haahaha .... aku ingin lihat orang nya seperti apa.
Riandi : Ahk nanti kau naksir , gak usahlah kau kenal dia itu punyaku tau.
Riandi ngobrol sampe larut malam dengan Andre.
Riandi : kau enggak kencan ndre?, kok aku lihat kau sendiri juga.
Tiba-tiba Riandi ingat pacar Andre.
Andre: ahk enggak main ceweknya bang , masa ajak jalan mesti punya kereta (motor), matre malas aku bang, syukur masih pendekatan.
Riandi : Apes kita dua haahaahah , ayok main catur saja kita.
Riandi dengan Andre pun main catur sampai larut malam.
* Dirumah sakit *
" plok plok " suara tangan aku memukul nyamuk-nyamuk yang mendenging ditelingaku.
" Mak banyak nyamuk lho, Yun di gigit nyamuk" ucapku sambil tidak tenang untuk tertidur.
Ibu : Enggak boleh pasang obat nyamuk, lupa Mama tadi beli autan.
Balas mama dia juga terganggu dengan nyamuk nakal yang sedang kehausan.
" Enggak bisa tidur jadinya,hidupkan saja lampu nya mak " jawabku karena kalau terang benderang nyamuk terkadang tidak mau berkumpul.
" Tinggal tidur saja susah, oaleh mamanya juga diatur-atur" tukas mama sambil menggerutu kesal. Mama sambil berjalan kearah saklar lampu kamar pasien.
" Dah cepat tidur biar besok di periksa dokter lagi " suruh mama setelah menghidupkan lampu ruangan.
" iya lho mama bawel " jawabku sambil meraih selimut lagi dan melanjut kan tidur aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ririn
baru kali ini baca novel, dialek sumatera nya kental...
beda dari yg lain, menarik...
2020-06-04
1
Tanpa Nama
aku rada ga paham sama bahasanya 😌
2020-04-19
1
Andi Eza Fajar
untuk kesekian kali aku baca dan aku berkomentar.
2020-03-20
2