Keesokan hari aku menjauh dari Riandi karena menurut aku dia sudah mengambil ciuman pertamaku tanpa meminta izin dariku,tetapi aku sedih kenapa aku spontan menamparnya malam itu, aku takut dia marah karena habis aku tampar lalu menjahui dirinya.
--------
hari demi hari telah berlalu Tibalah hari senin jadwal operasiku, lalu suster datang kedalam ruanganku.
Suster: Di cukur ya dek,smuanya.
Mengantarkan sebuah pisau silet kepadaku.
Aku: Apanya kak di cukur?. jawabku sambil malu dan penasaran.
Aku heran suster menyuruh aku untuk mencukur bagian yang berbulu,karena operasi harus bersih smuanya termasuk bulu bulu itu,buat aku jadi malu.
Setelah suster pergi keruangannya,aku berjalan masuk kekamar mandi dan mencukur seperti kata suster tersebut.
Ehhhh kok hangat-hangat seperti ada yang keluar "seerr-seeerr", eh aku mens ,ya ampun gimana nih?,lalu aku keluar dari kamar mandi dan mendatangi suster tadi.
"kakak saya haid " ujarku saat menghentikan aksi cukur mencukur sembari berdiri dihadapan suster tersebut.
" Waduh gimana ini enggak bisa lah di operasi sekarang " cepat- cepat suster melangkah keruangan dokter yang menangani aku.
Aku sebel jadwal operasi aku akhirnya ditunda karena mens.Ini jadi lama deh aku pulang dari rumah sakit. "hufftt ."
Malam harinya aku mendengar suara seorang pria memanggil dirku dari balik pintu ruangan tempatku dirawat.
" sayang, hallo dik jangan marah pliese abang respeck dik karena senang jadian sama adik,maaf abang lain kali minta izin dulu sama adik,padahal kangen, kenapa menjauhi abang dek " ujar riandi yang berdiri didepan pintu ruangan pasien.
Aku : maaf abang bukan maksud Yun untuk menampar abang semalam,Yuni juga terkejut abang mendadak cium Yuni,Yun enggak pernah bang digituin, jadi langsung saja menampar.
Jawabku yang berdiri dihadapan Riandi ditengah pintu ruangan itu.
Aku tatap matanya dengan berkaca -kaca walau sebenarnya aku tak berani, Riandi langsung memeluk aku setelah mendengar dan menerima permintaan maafnya.
Jantung aku mau copot seperti ada yang mengalir disanubari aku,karena baru kali ini juga aku dipeluk sesosok pria dewasa. tubuh Riandi juga harum membuat aku kelepek-klepek.
Apa ini cinta?, apa ini nama nya pacaran?, tidak aku tau dan yang penting sekarang aku sudah memaafkan Riandi.
Riandi : ayo jalan-jalan dik,seperti kemarin dikoridor rumah sakit ini,abang janji kali ini izin kalau meminta sesuatu sama adik.
Ucap Riandi dengan nada memohon supaya aku mau diajak jalan dengannya.
"boleh bang " jawabku singkat dan tertunduk malu, padahal hati ini sangat senang.
"Ibu saya bawa Yunita duduk di gang depan ya Ibu boleh kah??" ujar Riandi dengan nada memohon kepada mamaku yang lagi duduk diteras ruangan pada saat kami berjalan kedepan.
Ibu : Eh mau ngapain pasien di bawa nanti marah suster , tapi boleh lah kalau hanya sebentar saja, ibu titip aQua di kantin depan ya.
Jawab mama yang lagi duduk sendirian.
Riandi : ahk siap buk .
Riandi senang serasa mendapat lampu hijau.
Lalu Mama memberi uang tapi Riandi menolak karena menawar kan pakai uang Riandi saja. Setelah itu kami berjalan dan mendapati tempat untuk ngobrol.
Kami duduk disamping kantin rumah sakit, disana kalau sudah jam delapan malam orang -orang pada sibuk lalu lalang berjalan.Termaksud penjenguk yang ada di rumah sakit.
Kesempatan Riandi meminta izin dengan aku untuk memegang jemariku,aku hanya menajawab mau dengan cara anggukan kepala dan tersipu malu.
Pelan- pelan dia menggenggam jemari kananku, jantung oh ya Allah mau copot,air mana air seperti panas sekali rasanya jemari ini disentuh cowok tampan.
Riandi : Dik ayo kita jalan lagi kesitu,setelah itu beli aQua pesanan mama kamu.
kata Riandi sambil bangkit dari duduknya, sembari jemarinya masih saja menempel dijemariku.
Aku ikut saja seakan-akan kerbau yang dicucuk hidungnya, karena jujur aku sangat-sangat malu sekali. Setelah kami membeli aQua terlebih dahulu, kami berjalan lagi kearah ruangan kamar pasien tempat aku di rawat.
Tapi Riandi memberhentikan langkah dan menggandeng tangan aku dan membawaku kesamping tembok ruangan rumah sakit tersebut.
Ah.. untuk apa dia membawa aku kesini malah remang-remang lagi ditempat ini, suasananya juga sepi. Ucap dihatiku.
" Adek kok deg-deg kan?" ucap riandi pada saat berdiri berhadapan denganku dekat.
" Takut bang Yun enggak pernah kayak gini, lagian untuk apa abang bawa adek ketempat remang-remang ini ?" jawabku sambil menundukan wajah tidak berani menatap bola mata yang besar nan indah itu.
Riandi : Abang cuma ingin lihat adik lama sebelum masuk kamar, kalau di koridor banyak orang. Sembari menyelipkan rambut ketelingaku, yang sejak tadi terurai menutupi pipi kiriku.
Aku : hemmmm, anu ....
gumamku tak jelas karena sangat malu bercampur bahagia.
Riandi : Abang boleh minta izin sayang?.
sambil membelai rambut aku dengan lembut,menyibak kan rambut aku kebahu.
lembut sekali semtuhannya,membuat jantung aku mmemompa lebih cepat, aku beranikan diri menatap wajahnya karena suasana agak remang- remang.Tuhan wajahnya seperti bule pakistan,mata besar nya,bibirnya sensual banget merah buat kau terbang melayang.
Riandi : Adik belum jawab lho abang minta izin. Tukas Riandi karena sudah tidak sabar dengan kecanggungan aku.
Aku : Apa sih abang mau apa? . Jawabku sambil memalingkan wajah kearah kiri dan tersenyum kecil.
Riandi : Boleh sayang, abang cium lagi,sekali saja.
Dengan kernyit dahi dan megang dagu aku, memutar wajah aku kearah wajahnya, sementara jarak kami dekat sekali masih berdiri berhadapan.
Aku mengangguk saja karena malu,Riandi mengangkat dagu aku yang tertunduk malu.dan dengan lembut bibir sensual hinggap dibagian bawah hidungku.Riandi mengajari aku cara seperti ini, sampai aku sudah mabuk didalam bibir nya yang lembut nan sensual.untuk kedua kalinya aku rasakan ini walau canggung aku menikmatinya.
Riandi melepaskan ciuman mesra itu setelah nafasku menderu tidak karuan,sepertinya dia tau aku menikmati itu,membuat aku sedikit berjalan mundur selangkah karena malu.
Riandi : kenapa sayang?, oh iya adek janji ya jangan tinggali abang. Riandi sambil meraih kedua jemariku dan menatap aku untuk kesekian kalinya.
Aku : Yun janji abang.
jawabku dengan senyum kecil nan malu.
" gadis ini sangat lugu ciuman saja tidak tau pasti masih perawan,abang janji dik akan jaga kesucian kamu,diantara hubungan kita ini tidak ada nafsu dan budak sex " ucap Riandi dalam hati dengan janjinya.
Waktu berlalu dengan sangat cepat ,kami akhirnya menyudahi percumbuan kami dan bergegas keruangan pasien,karena takut juga Mama akan marah bila kelamaan pulang.
Ibu : Eh lama kali kalian !! yang ngapai nya?. Mama melihat kami yang sudah sampai keruangan pasien.
Riandi :Maaf bu saya tadi ajak Yun jalan-jalan sebentar katanya bosen di sini ibu .
Jawab Riandi dengan tenang dan damai.
Ibuu : Mana aQua ibu pesan tadi? .
Mama saat melihat Riandi tidak memegang Aqua sebotol pun.
Astaga ...... ketinggalan di samping ruangan tempat kami bercumbu tadi.Ucap aku dalam hati.
" Taruh dimana tadi aQua pesanan mama dik" bisik riandi kekuping aku.
" Aih bang sepertinya ketinggalan di samping" Balasku dengan nada berbisik juga kepada Riandi.
Riandi : sebentar ya ibu, Rian ambilkan dulu, sepertinya ketinggalan.
Sambil berlari Riandi menuju tempat tadi, sementara aku menghembus nafas lega dan duduk dibrankarku,Mama hanya diam saja dan bingung yang lagi duduk dilantai.
IBu : hemmm dasar anak muda.
Hanya kata itu yang dilontarkan Mama .
Setelah Riandi kasih pesanan aQua itu, Mama langsung suruh aku cepat tidur, padahal aku masih ingin melihat kekasih aku ini. Karena malam mulai larut Riandi pamit pulang denganku dan Mama.
Tidak apalah dia cepat pulang, yang penting kejadian tadi sangat indah, walau ini masih jam sembilan lewat.
Aku tertawa sendiri membayangkan ciuman pertama aku, aku sudah tidak jijik lagi.Sampai celana dalam aku basah di buat cumbuan mesra Riandi tadi.
Esok harinya Riandi datang lagi dan mengajak aku ke tempat semalam, kami mengulanginya lagi bercumbu dan bercumbu kali ini lebih dahsyat.Aku tak mampu berkata kata saat riandi mulai mencumbui aku dengan hangat dan mesra.
" wah adek basah Ahahaahahahah" ledek Riandi saat melepaskan cumbuan dahsyat nya itu.
Aku : Enggak ya mana?,abang porno saja, nakal kali ih.... jawab aku dengan nada malu dan mencibir.
" gadis ini sangat menarik ahk aku semakin penasaran" Gumam Riandi dalam hati.
Aku : ayok abang kita jalan jalan ,bibir adek udah jontor nih abang ciumin terus. Ajak Aku karena malas diledeki Riandi terus menerus.
" Tapi adek puaskan ?" jawab Riandi sambil membelai rambut aku dengan lembut.
Aku : ih abang jangan menggoda aku terus, malu ih. Jawab aku jadi kesal pada Riandi.
Setelah itu kami berjalan-jalan lagi menuju koridor ruangan rumah sakit ini .Tertawa bercerita dan sambil bergandengan tangan,Indah sekali yang kurasakan ini seperti di surga,jangan pisahkan kami,biarkan kami seperti ini,aku cinta kamu Riandi lubis.
"Abang pulang ya dik,adik cepat tidur,mimpi indah Ok sayang". Ucap Riandi dengan membelai rambut aku pada saat dia mengantarkan aku keruangan pasien.
"Cepatlah hari esok biar abang cepat kemari" Sambung aku dengan nada merengek seakan tidak ingin berpisah darinya pada saat ini.
"iya sayang, abang pasti janji akan datang besok" Jawab Riandi dengan membelai mesra rambut aku.
"baiklah abang" Jawabku dengan nada pelan seakan tidak rela kalau Riandi pulang.
Riandi akhirnya pulang juga,aku kembali ke kamar aku guna istirahat,menyambut hari esok, apalagi mens aku sudah mulai berhenti otomatis dokter akan menjadwalkan operasi usus buntu aku.
*Keesokan hari nya*
"Gimana dik sudah habis enggak haid nya?" Suster menghampiri diruangan pasien pagi ini.
"kemungkinan besok udah habis kakak". Jawab aku setelah duduk dari pembaringan.
"Oh iya sudah biar saya konsultasi dengan dokter, agar di jadwal kan operasi Yunita ya" Suster sambil merapikan alat medis nya setelah menyuntikan obat buatku lagi.
"Ok kakak, tapi udah enggak sakit lagi sejak di suntik tiap malam,apa mesti dioperas?" Aku jadi merasa ngeri operasi jadi berbicara seperti itu.
"Ehhh itu hanya obat pereda sakit,kalau tidak di operasi bisa gawat, emang Yun mau ketergantungan obat suntik terus?,nanti pantat nya busuk lho di suntik terus" Jawab suster dengan senyum.
"Bohong inilah emang aku anak kecil ditipu-tipu mana ada pantat bisa busuk" Tukasku seakan tidak percaya dengan ucapan Suster.
" Hahaahahah tau saja Yunita ini,iya sudah istirahatlah dik besok dokter akan berikan jadwal operasi kamu, Ok". Kata suster sembari berjalan meninggalkan ruangan pasien.
"ok kakak" jawabku sambil menghembus nafas panjang.
Tiba malam hari aku menunggu kedatangan sang kekasih sambil berdiri didepan ruangan pasien,sepertinya malam ini Riandi telat datang menjenguk aku.
"kenapa mulut kau itu dari tadi manyun
diem saja?,menunggu siapa?, dari tadi dipintu, awas kalau tau mama kalian berpacaran,nanti mama usir jantan itu ya" Tegas Mama seakan tau apa yang aku tunggu.
" Ih Mama ini kepo kali mana ada Yun nunggui jantan,sebel lihat mama" Jawabku sambil kesal dan menghentakan kaki didepan pintu.
" Ahk sudah lah Yun duduk depan dulu ma, jangan kepo mama ya" Kataku karena terlanjur sebal dengan ucapan Mama.
" Jangan lama- lama ini rumah sakit Yun " Jawab Mama berteriak sedikit seakan-akan ini dirumah, padahal ini rumah sakit.
----------
Sewaktu aku melamun duduk didepan ruangan ini,Riandi datang dengan jam karetnya.
" Hallo sayangku,kok manyun pacarnya baru datang di sambut dengan ini?" kata Riandi saat sudah tiba didepan ruangan pasien.
" sebel lihat dia,lama sekali datangnya sudah tau waktu kita sebentar" Aku merepet sambil lipat tangan saat berdiri dihadapan Riandi.
"Maaf sayang,abang ada perlu sedikit sama kawan,jangan marah ya, ayo kita jalan-jalan supaya kamu jangan merajuk lagi" kata Riandi sembari menarik jemariku untuk berjalan dikoridor rumah sakit ini.Aku diam saja rasa kesal ini jadi hilang saat melihat raut wajahnya.
Kami memilih tempat biasa pada saat kami bercumbu, kami mengulangi lagi percumbuan mesra dan hangat,aku mulai pintar membalas cumbuan setiap cumbuan Riandi.
"Enak ya dik ?, kalau kita menikah abang akan buat yang lebih enak dari ini". Kata Riandi sembari menutup dan mengkancing pakaian yang aku kenakan.
" astagfirullah...." aku Tersadar dan langsung istighfar.
"kenapa dek ?" Riandi kelabakan saat aku mendorong tubuhnya dan menjaga jarak, padahal tadi aku sangat menikmati apa yang iya lakukan padaku.
"Abang kenapa kita seperti ini,aku takut hamil abang " ucap aku dengan nada takut dan cepat-cepat merapikan bajuku.
" haahaahahahaah, lugunya adik ini, sexwilda enggak akan bisa buat kamu hamil sayang" Riandi terkekeh dan menatap aku dengan puas.
" Jangan ketawa,Yun kan enggak tau kalau ternyata enggak bikin hamil, abang buat sebel,maklum saja kenapa, adik baru perdana,baru abang pacarku " .Ujarku dengan nada sebal dan buang muka karena kesal.
"heehe....nanti bo'ong ?" kata Riandi mulai meledek aku lagi dan berdiri dihadapan aku.
" Sumpah bang Yun enggak bohong, abang cinta pertama Yun " ucapku dengan nada tegas dan berani menatap wajah yang selama ini aku kagumi.
" Abang percaya sayang,abang sudah menduga adik baru ini punya pacar,soal pertama kali abang cium aja dia kaget,lalu tampar abang lagi,ciuman juga monoton,badannya di tegangkan,Jantung kamu berdebar kencang haahaha " jawab Riandi meledek dan menggoda aku lagi, buat aku tambah kesal.
"Jahat " jawabku sambil memukul dada Riandi dan lipat tangan setelah itu.
"Sudah malam sayang nanti mama curiga pulang ayo" Riandi merangkul bahuku dan mengajak aku berjalan pulang keruangan tempat aku dirawat.
"Hem...." Aku masih kesal, padanya tapi karena aku cinta jadi rasa kesal dan marah ini hilang secara perlahan.
Sambil berjalan kami meninggalkan tempat biasa itu tempat dimana kami selalu bercumbu mesra dan panas.Mungkin tempat itu tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup yaitu tembok ruangan pasien disamping.
"Dari mana kalian ?,Riandi jangan bawa anak ibu jauh- jauh jalan,nanti tau suster ibu yang kena marah lho". :Kata Mama setelah melihat kami berdua sudah didepan ruangan kamar pasien.
"Abang Riandi traktir makan bakso mak" Jawab Yunita berbohong kecil, karena takut kalau Mama murka.
"Aahk enggak ajak-ajak kalian ya" Mama sepertinya tertarik dengan ucapanku.
"Oh ibu mau ?, besok Rian bawakan untuk ibu ya,aman itu Bu" Kata Riandi seakan nyambung dengan kebohongan yang aku buat.
"Boleh-boleh juga, besok ya bawakan Rian" Jawab Mama dengan senang dan girang.
Mama bergegas kekamar mandi karena sudah kebelet buang air, lalu Riandi juga akhirnya permisi pulang dan berbisik padaku.
" Adek jangan suka bohong apalagi sama orang tua,makan bakso dari hongkong,abang yang makan bakso berbungkus kain tadi ahaahahaha,adek enggak makan bakso " bisik Riandi ketelinga aku.
"Ehhhh abang jangan menggoda ya,biar mama tenang lho kalau Yun bilang begitu, huss... abang ini bakso bungkus kain apaan aku malu bang jangan bilang gitu" jawabku sambil buang muka dengan wajah yang memerah.
" Eeehheheh iya dek,abang minta maaf abang pulang ya sayang" Kata Riandi sambil cengengesan.
" Ok abang,hati-hati sayang mimpi indah " jawabku sambil melambai saat Riandi didepan pintu ruangan.
"dadaaa, dekku sayang, kirim salam sama mama ya" jawab Riandi karena Mama tidak keluar juga dari kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Andi Eza Fajar
jd inget masa2 dulu😊😊😊😊
2020-03-10
0
Mery Taurisia
ke enakan si h
2020-02-14
0
Ayu siregar
colek colek dikit itu say ahah
2019-10-25
2