"suster tolong siapkan ruangannya" kata Dokter yang memeriksa aku pagi hari ini.
"Baik dok " Jawab suster pada saat merapikan alat medis.
Aku akhirnya diantar keruangan operasi,tim dokter membiusku,Mama,Ayah dan Adek termaksud kekasihkku Riandi juga datang menyemangati aku untuk menjalani operasi ini. Mereka menunggu didepan ruangan operasi, aku tidak ingat lagi apa yg terjadi,yang aku inget suster menaruh oksigen kehidung aku setelah menyuntikan obat bius kepadaku.
* Beberapa jam kemudian *
Operasiku berjalan dengan sukses, Dokter bedah keluar dari ruangan operasi. Keluarga termaksud Mama berjumpa dengan dokter tersebut.
"Bagai mana dok anak saya enggak apa kan?" Tanya Mama sangat khawatir dan cemas dengan keadaan Yunita.
"Selamat bu operasi berjalan lancar, anak ibu sukses di operasi tapi belum sadar kami akan menaruh anak ibu dua hari diruangan ICU" Jawab dokter lalu pamit pergi dari hadapan Mama dan keluargaku.
"Alhamdulilah ya Allah" Ucap mama Syukur dan bahagia.
Suster mendorong brangkar pasien yang ada aku diatas, mengantar keruangan ICU, aku belum sadar juga pada saat diruangan ICU.
Setelah aku tersadar, yang au lihat hanya Riandi menatap aku dengan khawatir dan cemas.
"mana mama aku bang?! " Tanyaku dengan parau dengan setengah kesadaran. karena obat bius masih ada ditubuhku.
"Oh lagi siapin berkas dik kekantor,itu ada Ayah dan adik cowok kamu nunggu di luar ruangan ini sayang" kata Riandi sambil membuka horden kaca memperlihatkan adik dan Ayahku.
" kok di luar bang nunggui aku ?" jawabku sewaktu menoleh kearah kiri cendela dimana aku lihat Ayah dan Adikku duduk dibangku luar ruangan.
" Iya karena ruang ICU enggak boleh banyak- banyak yang menunggu cukup seorang, abang keluar ya kabari kluarga adek,karena adik udah siuman" Kata Riandi sambil tersenyum dan berjalan kearah pintu ruangan tersebut.
"iya " jawabku lirih karena masih lemas dan tak mampu berkata banyak.
" Pak,Yunita sudah sadar tuh" ucap Riandi dengan nada gembira sewaktu menemui ayah Yunita.
"Oh iya Alhamdulilah,Yunita sudah sadar coba lihat sana" nada ayah berbicara sambil menyuruh mama yang sudah datang.Lalu mama masuk kedalam ruangan untuk menemuiku.
" mak Yun mau pipis ! " ujarku pada saat aku melihat mama sudah berdiri dari hadapanku.
" oh tunggu sebentar mama ambilkan pispot" jawab mama sambil berlari kekamar mandi. Setelah itu tidak berapa lama Mama datang dengan membawa pispot.
" Lho kok basah,ngompol ini anak lah, masa anak gadis kayak gini ?" ujar mama saat memeriksa bokongku.
"Waktu mama kekamar mandi keluar sendiri air nya tanpa Yun sengaja mak... ngalir sendiri, ini bukan ngompol tau" Kataku sambil menyela karena takut didengar orang aku ngompol.
"Aahaahaha haahahah wajar di operasi ya gitu,ih anak gadis tukang ngompol " ejek Riandi yang tanpa sadar sudah ada didepan pintu ruangan.
" Ih suruh keluar itu mak ganggu saja,Yun kan jadi malu,malah ngejek lagi" kataku kesal bercampur malu.
"Ahaahahahahaha mangkanya jangan sok gadis masih ngompol saja pun" . Sambung mama lagi buat aku tambah malu dan kesal.
"Sama saja kalian dua,sebel". kataku sambil buang muka karena malu bercampur semuanya.
*Setelah dua hari*
Setelah itu Dua hari diICU aku akhirnya dipindahkan keruangan delapan yaitu ruangan bernama tusam,konon katanya itu ruangan terseram di rumah sakit ini, apalagi ruang nomor sepuluh sudah ditutup bersebalahan dengan ruangan delapan, ihhh seram.
Kata pasien sebelah tadi malam seperti ada orang mandi padahal dilihat tidak ada yang mandi,pada jam satu malam seperti ada pasien baru masuk karena riuh suara gemuruh brangkar pasien terdengar jelas melintas, tetapi pada saat dilihat ternyata nihil.Membuat aku mendengar cerita itu jadi bergidik ngeri.
---------
* Beberapa hari kemudian *
Luka operasi ini sudah mau lepas jahitan, ususku yang dipotong ternyata ditaruh alkohol di botol kecil,agar awet bukti bahwa usus buntu aku sudah dioperasi.Tak terasa juga kalau dikira-kira aku hampir sebulan dirumah sakit ini,tetapi tidak apa karena berkat ini aku mengenal dia.
"Dek sudah makan siang sayang?, abang bawakan nih makanan lain,apa enggak bosen makanan rumah sakit" Kata Riandi yang siang ini jenguk aku lagi.
"Iya abang suapin adek bang,oh iya Ayah aku sama adik udah pulang karena ayah enggak bisa cuti kerja,adik juga sekolah, terus dari bangun tidur Mama aku mana ya, enggak kelihatan dari tadi?". Kata Yunita sambil baringan dibrankarnya.
"Oh ia lupa abang,pesan mama tadi jam sepuluh saat Yun tidur,mama pulang,besok baru jagain kami disini sayang, soal kasihan orang Ayah disana enggak ada yang masakin,cuma sehari sayang, gitu kata mama kamu" Kata Riandi sambil duduk dekat brankat kepunyaan Yunita.
"Lho jadi Yun nanti malam tidur sendiri di sini?, ahk enggak mau banyak hantu disini hikss" Kataku sambil bergidik ngeri melihat sekeliling ruangan ini.
"Kan ada abang sayang,abang temani adik disini sampai besok mama kamu datang" Kata Riandi sambil mengacak rambutku.
"Ah... horeee,abang yang jagain eheheh" Sepontan aku jadi girang karena kekasihku yang jagain aku sampai hari esok.Ups aku jadi mesum,nanti malam mau ngapain ya eheheeheh,itu yang ada didalam fikiran aku saat ini.
"Dasar anak gadis nakal ahahah..." Kata riandi sambil terbahak-bahak, setelah itu dia mwnyulangi aku makan,menjagaku dan bercerita tentang hubungan kami yang masih seumur jagung ini.
*sore hari pun tiba*
"Sayang mandilah bau tau biar abang siapkan baju kamu, kan Yun enggak bisa masih diinfus,abang dengar kata suster tadi pagi besok buka infus kamu sayang". Kata Riandi nyinyir sambil membuka lemari pakaian.
"Ih takut nanti abang lihat tubuh Yun kan malu,,enggak ahk Yun seka-seka badan saja pakai kain basah,abang yang sekai gimana?" Jawab Yunita sebenar nya dia takut kekamar mandi karena gosip hantu tersebut.
"Eeehh dasar mesum saja dipikiran kamu,biar adek tau abang masih hargai adek dan gak mau menodai hubungan kita, abang masih bisa kontrol sayang nafsu abang ini " Jawab Riandi sambil mengambil kan baju ganti dan menaruh nya diatas berankar.
" Hemmmmm serah abang deh"Jawabku selain malu dilihat Riandi, sebenarnya aku takut masuk kedalam kamar mandi itu, karena biasanya Mama temani mandi.Dengan terpaksa aku mau mandi walau pintu tidak dikunci, cepat-cepat aku guyur badan ini lalu pakai handuk dan keluar dari kamar mandi.
"Udah selesai sayang?, cepat sekali, pelan-pelan jalannya nanti infus kamu jatuh kayak mana" Kata Riandi sambil membantu Yunita berjalan kearah berankar.
"Takut bang karena sendirian didalam kamar mandi" Jawabku sambil duduk dibrankar.
Setelah itu tidak berapa lama Riandi membalikan badan pada saat aku mengganti pakaian.
*Malam harinya .*
Oh iya ruangan aku ber isi dua brankar pasien, ketepatan pasien tidak ada cuman aku di kamar ini. Jadi orang yang menjaga aku bisa tidur dibrankar satu nya lagi, tidak perlu tidur dilantai.
"Abang lagi apa sudah ngantok?". tanyaku melihat Riandi berbaring sambil memandangi Buku TTS alias teka teki silang.
" Ahk enggak sayang,lagi isi TTS ini" Jawab Riandi sambil menyudahi aksinya.
" Oh gitu" Kataku singkat.
Waktu akhirnya pukul sebelas malam,pasien sudah pada tidur semua,suster juga sudah masuk keruangan khusus suster di tengah ruangan delapan ini. Lalu jam dua belas malam aku terbangun,aku pandang pacarku yang tidur dikasur sebelah dengan berjarak sedikit saja dari kasurku.
" Abang minta tolong yun " Kataku sambil Memanggil Riandi yang terlelap, entah sejak kapan kami bisa tertidur.
" Apa sayang abang terkejut, adek kok bangun?" Tanya Riandi langsung berdiri dan berjalan mendekati aku yang terduduk diatas kasur brankar.
"Yun haus bang,maaf bang banguni abang " jawabku yang ternyata memang dahaga.
"Enggak apa sayang, kan udah tanggung jawab abang ini malam jagai kamu disini" Riandi sembari menuang air putih kedalam gelas.
Aku mengambil air dari tangan Riandi lalu minum dengan cepat, Riandi memandangi aku dengan lekat buat aku tersipu.
"Abang serius amat lihatnya ,jadi malu Yun" Aku sambil memberi gelas kosong kepada Riandi.
"Kok bisa lah abang cinta kali sama adik" Riandi sambil menaruh gelas dimeja pasien.
"Gombal terus "Jawabku sambil memonyongkan bibir.
" Abang cium adek boleh " ucap Riandi yang sudah duduk didepan aku.
" hemm mulai mesum" Jawabku buang muka pada Riandi, walau melirik sekali-kali kearah Riandi yang tersenyum manis.
" Sejak adik operasi abang enggak pernah cium adek lagi,enggak pernah kita bercumbu lagi " tutur Riandi dengan merengek dan menyandarkan kepalanya kebahu aku.
Akhirnya kami duduk berdua di tempat tidurku, tiang infus disingkirkan Riandi agak dijauhin hihihihi takut ke senggol dan terjatuh. Kami bercumbu panas sekali, Riandi membuatku terpekik menahan gairah gejolak asmara panas didalam tubuh.
"Abang tidak akan menodai adik sampai kearea yang lain. karena tidak boleh kita belum menikah" kata Riandi sembari menutup pakaianku dan merapikan rambutku yang acak-acakan karena baru saja terjadi adegan panas tadi.
"Iya makasih ya abang,Yun beruntung kenal abang,baik,perhatian,lembut,penyayang lagi,semua- semua deh" Kataku dengan girang dan menyentuh sedikit kumis tipis kepunyaan Riandi.
"Sekarang tidurlah sayang, udah malam kali ayo" Rian menutup bajuku dan meraih selimut tipis, menaruh diatas tubuhku. Setelah itu kami melanjutkan tidur.
Jam empat subuh aku terbangun lagi,
terbangun karena sepertinya ada yang mandi didalam kamar mandi ruangan kami,oh ya Allah aku jadi tak bisa tidur,ternyata omongan pasien sebelah benar,mau banguni pacar aku dari tidur nya tapi aku kasihan karena dia mungkin lelah.Cepatlah pagi aku jadi merinding seram. Tahan-tahan Yunita kau harus tidur lagi, gumam dalam hati.
*Esok pagi nya*
" Bangun sayang sudah pagi " tutur Rian yang sudah berdiri dari aku yang masih tertidur pulas.
" Ehh abang banguni Yun dengan cium-cium melulu " aku tersipu malu pada saat Riandi mencium kening dan pipiku dengan mesra.
" Nanti siang mama sudah datang abang enggak bisa cium kamu lagi,sekarang puas- puasin cium kekasih aku ini,gadis nakalku ini" Jawab Riandi sembari mencet hidung kecilku.
"Hemmmm Yun semakin sayang sama abang " kataku sembari menatap indah bola mata Riandi yang sedari tadi menatap aku juga.
" Gih sana sikat gigi udah bau jigong ahahaah" ujar Riandi sambil tertawa riuh buat aku malu dan memerah pipi ini.
"Kan menggoda ...!! mengejek !!! " ketus aku jadi merasa sebal. Setelah itu akhirnya aku mandi pagi, sedangkan Riandi membuat teh manis dimeja pasien. Setelah aku siap mandi dan berganti pakaian suster datang dengan gunting dan alat- alat untuk membuka jahitan bekas operasiku ini.
"Enggak sakitkan kakak ?" Tanyaku panik saat berbaring dibrankar pasien.
"Sedikit nya,kayak di gigit semut"Jawab suster sudah menyiapkan gunting dan perban baru.
"Terusnya bilang di gigit semut,disuntik pun gitu,ahk pandai kalilah kakak suster ini ngomong". Kataku sambil nyinyir tertawa kecil, sementara Riandi melirik saja dan tersenyum.
"Heehehehe sabar ya dik ini pelan pelan kok" Kata suster sambil membuka perban yang ada diperut sebelah kanan aku.
Suster mencabuti benang operasi aku,tidak sakit sih memang seperti yang dibilang suster ini, karena luka aku sudah kering dan bagus,setelah itu suster juga mencabut infus yang ada dipergelangan tangan aku. Tangan aku pegal saat suster mencabut infus aku, tapi aku sedikit bergerak bebas dan lega.
"Itu abangnya apa pacar hayo ??" tanya suster meledek dan melirik kearah Riandi.
"Abang kakak, kakak ini mau tau aja hihihi" Jawabku sambil tersenyum menutup mulut .
Mau tau saja suster ini. hus ... hus.. sana jangan lirik pacarku terus. kata batinku sendiri sedikit kesal.
" Hem anak remaja belum boleh yah pacaran ehehe"kata Suster sambil keluar dari ruangan tersebut.
"Hemm... ya kakak" Kataku sambil melirik suster pergi dari ruangan pasien.
" kepo kalilah suster ini,begitu kalau mulut emak-emak pasti ingin tau yang aneh-aneh " gumam aku sambil merapikan selimut.
" Jangan diambil hati sayang, fikirkan saja sekarang kamu sudah terbebas dari infus sayang" Kata Riandi sambil tersenyum manis.
"Ah iya aku senang akhirnya sembuh abang, tapi aku jadi sedih nanti kita enggak jumpa lagi,kalau sudah begini pasti lusa entah besok aku sudah boleh pulang kerumah". Jawab aku sambil berkaca- kaca takut berpisah dengan Riandi.
"Ehh abang ada ide nanti pas orang adek pulang, abang ikuti dari belakang biar tau rumah adek yang mana ahahaah" kata Riandi supaya aku bisa tertawa mungkin.
"Iih abang licik" Kataku sambil memukul dada bidang Riandi yang lebar.
*Sore hari*
"Eehh anak gadis sudah buka infus, entar lagi pulang kayak nya ini" Mama yang sudah sampai diruangan pasien.
"Kan belum sembuh total istirahat di rumah kita dulu mak, belum ada suruh pulang sama dokter" Aku yang lagi duduk santai.
"Eh kan mama cuma bilang lho, setelah sembuh total baru kekota M lagi lanjut sekolah Yun" Mama lalu duduk dibangku dekat brankar pasien.
"Iya iya " aku sambil mengingat kota M dimana aku bersekolah.
"Mana Riandi?".Mama melihat isi ruangan tidak menemukan Riandi.
"Katanya beli makanan sama jajan mak" Karena Riandi tadi pamit sebentar.
"Oh ia nya ,ya sudah mama kedepan dulu ya,mau tanya suster kapan bisa pulang nya kita"
lalu Mama pergi meninggalkan ruangan pasien.
"ok mak"
Riandi datang dan membawa sejumlah makanan kesukaan aku,aku boleh makan roti belum bisa makan sembarangan, setelah itu kami mengobrol sesekali dia mencium pipi dan kening aku, walau curi- curi kami takut juga ketahuan mama saat datang keruangan ini.
" Ehhh mama datang bang psstt " bisikku setelah melihat mama berjalan menuju ruangan karena terlihat dari cendela bayangannya. Cepat cepat Riandi menyulangiku makan roti dan berdiri.
"Ahk kalian kok kayak terkejut ? hayo ngapain kalian ?" Mama sudah masuk kedalam ruangan.
"Jujur bu,Rian habis nyulangin Yunita" Jawab Riandi tidak mau berbohong aneh-aneh seperti hari-hari sebelumnya.
" Oh gitu , kan enggak apa sulangi adik nya,oh iya Yun kata suster besok konsultasi dokter terakhir katanya kita beberapa hari lagi bisa pulang"
" Hore akhir nya aku bisa pulang"
Aku senang sekali tapi sewaktu aku lihat wajah kekasihku,aku jadi sedih,apakah waktu aku sama Riandi bisa seperti kemarin -kemarin?
"lho kok manyun ?" Riandi memperhatikan aku.
"Aku sedih enggak bisa setiap hari jumpa abang lagi". Suaraku samar takut terdengar mama yang sudah masuk kedalam kamar mandi.
"Itu sudah abang bilang tadi adik tenang saja, abang pasti kekampung adik untuk kita kencan,jangan sedih sayang" Jawab Riandi sembari megang jemari kananku.
" janji ya sayang"
Kataku menjadi semangat.
"Janji sayang"
Jawab Riandi sambil kecup keningku. ups.. syukur Mama belum nongol dari kamar mandi saat Riandi mencium kening aku.
*Malam hari nya*
Aku dan Riandi duduk berdua didalam ruanganku, kami bercerita kami semakin akrab, rasa canggung yang aku alami dulu kian hilang, sewaktu kami ngobrol dengan lepas mama datang membuat kemesraan kami hilang.Riandi melepas genggaman jemarinya kepadaku yang sedari tadi kami berpegangan tangan.
" Teringat nya Rian dari semalam kan kamu belum pulang?, apa enggak di marahin ayah atau mama Rian?" ucap mama.
Mama sudah duduk disamping Riandi,sedangkan aku sudah berbaring.
"Enggak bu, Rian anak paling besar, dari tiga bersaudara, maklum ibu anak lajang mama paling tanya kenapa tidak pulang,tapi kalau sendok nya hilang baru di cari mama". jawab Rian cengengesan.
Kami jadi tertawa semua dengan jawaban Riandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Andi Eza Fajar
si riand egk sabaran.....
2020-03-10
0
Mery Taurisia
lucu si rian
2020-02-14
0
Nida Fitri
baca kata2 c Rian yg terakhir itu jd ngakak awak 😄😄😄
2019-12-13
5