Terjebak Wajah Tampan Billioner

Terjebak Wajah Tampan Billioner

Bab 1

Hai kenalin aku Ayesha Putri Ferdinant anak kedua dari pasangan Rania dan Jordi. Kakakku bernama Anesha dan kita tidaklah kembar oke, hanya selisih 2 tahun saja. Dan kini aku baru saja menjadi mahasiswa disalah satu Univ A di kota Jakarta. Sementara Anesha, bekerja sebagai dosen di kampus swasta.

semua kisah hidupku berawal dari SMP, masa pra-remaja dimana kita sudah bisa merasakan suka dan kagum dengan lawan jenis. Sejak aku masuk kelas 9A, disitulah awal mula aku bertemu dengan lelaki yang kesan pertama terlihat pendiam, cuek, jutek dan irit bicara. Entah kenapa, tidak selaras dengan wajah kalemnya itu?

Pertama aku terlihat tidak peduli dan hanya sekedar ingin tahu saja. Tapi semakin berakhirnya Semester genap, aku melihat banyak hal tentang dirinya dan bagaimana dirinya saat disekolah. Pernah suatu hari, Laki itu pernah ditunjuk seorang guru agama untuk membacakan sebuah ayat al-quran di buku paket. Aku terpesona, mendengar lantunan suara yang merdu dari sekian banyaknya pelantun bacaan Al-quran. Dia mungkin salah satunya.

Awal hanya sebatas kagum, makin lama makin berkembang perasaan ini. Dulu, aku belum menyadarinya tapi seiring waktu aku ingin mengenal dekat meskipun hanya berbicara saja. Namun, singkat cerita begitu pada saat lulusan SMP, dia yang kutahu tidak suka berselfie atau foto hanya untuk postingan Status WA dan IG. Tapi kali ini, aku terheran bahkan merasa iri hati, mengapa dia berfoto dengan teman wanita sekelasnya dan aku tahu siapa dia. Pada akhirnya, aku tidak bisa berbuat apa-apa hanya sekedar melihatnya saja dan kemudian aku dan laki-laki yang kukagumi bernama Radika Ramadhani Firdaus putus kontak hingga Menjelang lulusan SMK.

Dan kini, tak terasa sudah 4,5 tahun semenjak aku tidak melihatnya lagi ataupun sekedar bertemu. Bahkan, sampai aku lulus SMK pun kita tidak bertemu. Namun, ada saja kesempatan bagi aku untuk mendapatkan kabar Radika melalui perantara sahabatku dan akun IG nya hingga mendapatkan nomor WA-nya.

Disitu aku yang pertama kali menyapa untuk menanyakan kabar Radikanya dan baru aku tahu dari sahabatku rupanya ketika SMK dia bersekolah lintas kota yang merupakan titah dari mamanya. Sedikit deg-degan tapi tetap aku lakukan. Dan saat itulah, kami berkontakan sampai sekarang lalu seiring waktu kenyamanan diantara aku dan dia mulai ada.

Hari ini hari minggu, aku dan keluarga sarapan pagi di meja makan. Bapakku yang menderita stroke keduanya selama 5 tahun lamanya jadi ibu akan menyuapi Bapak dikasurnya terkadang aku membantu ibu untuk itu. Bapak dalam kondisi hanya bisa berbicara itupun tidak jelas, bagian tubuh sebelah kiri sudah mati dan organ gerak mengalami disfungsi.

Ibuku yang memasak sarapan dan aku membantunya dengan membersihkan rumah dan kakakku tentu dia wanita yang sibuk dengan pekerjaan dosennya. Aku tidak pernah mengeluh diluar meskipun terkadang aku menginginkannya. Namun, apalah daya jika hidupku begini jadi tetap slay aku jalani, kan?

Aku memakan sarapanku dengan sibuk membalas chat dari Radika

"Lagi apa kamu ,Dik?"

"Ini aku lagi di lapangan basket deket rumah sama temenku"

"Oh olahraga nih ceritanya?"

"Iyalah, Sha. Cowok itu harus banyak gerak dan gak kayak kamu yang sukanya olahraga mulut aja."

Melihat jawaban dari Radika Ayesha terkikik membenarkan pernyataan itu.

"Emang bener sih, tapi kalo gak makan juga gak bakal sehat, anjir!"

"Iya dah serah kamu, btw lagi apa?"

"Lagi makan ini,"

"Habis ini aku mampir kerumahmu bareng temen,"

Ayesha terkejut "APA!!" sontak ia berdiri dari kursinya

"Heh, serius kamu? Biasanya juga gak mau kalo tak ajak mampir."

"Kali ini serius, kamu mau apa? Aku beliin deh!"

"Wah boleh dik, aku mau minuman boba."

"okedah nanti aku anter ke rumahmu."

"oke hati-hatinya!"

Rasanya bercampur aduk sedangkan aku belum mandi dan takutnya nanti laki itu akan mencium bau kecut dari tubuhkan ini. Merasa harus segera membersihkan diri, aku merapikan meja makan dan pergi mengambil handuk berlari menuju kamar mandi.

byar byur

Suara guyuran air terdengar dari luar kamar mandi, " gini amat aku, biasanya juga mandi pas sore lah ini, mandi pagi dibelain ketemu Radika,"

"harus wangi sama seger ini,"

......................

Usai mandi, Ayesha dengan tampilan mengenakan kaos dan celana dibawah lutut dengan rambut digerai tanpa polesan apapun diwajah. Terlihat segar memang tapi, bukannya tadi hati Ayesha mengatakan harus tampil cantik?

mendadak Ayesha tidak ingin tampil terlalu megah. " pengen tampil apa adanya tapi kok malu ya aku?" momen seperti ini Ayesha merasa bukan hanya dia saja yang merasa tidak percaya diri untuk menjadi pribadinya sendiri.

Semisal, ketika kita makan bersama lelaki yang kita sukai ataupun tidak pastinya kita sebagai wanita merasakan harus anggun dan tidak bikin malu. Dalam hati, ingin menambah porsi cemilan saking gengsinya kita hanya diam saja meskipun masih lapar.

Suara motor berhenti di garasi rumah, dada Ayesha berdegup kencang, padahal dia bisa bersikap biasa saja tapi ini Ayesha merasa alay dengan dirinya sendiri.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam masuk dik, duduk aja dulu ya,"

Wajah Ayesha terasa kikuk, matanya masih tidak berani menatap secara langsung kearah Radika. Radika sendiri hanya tersenyum, Ayesha jadi salah tingkah dibuatnya.

"Kamu kenapa Sha?!"

"A..aku gak papa Dik, btw kapan kamu datang ke Jakarta?"

"Sebenarnya udah lama aku disini, apalagi aku sekarang bantu keluarga ngurus perusahaan"

"Serius, lah terus kamu gak kuliah nih?"

"Aku sudah lulus S1 tahun ini lah Sha, " mendengar itu Ayesha melotot tak percaya,dia saja baru oh maaf maksudnya akan masuk kuliah lah Radika malahan sudah selesai.

"Gila,"

"oh Sha kenalin ini temen sekaligus sahabat pas disekolah sama kuliahku namanya Demian,"

Demian menjulurkan tangannya kearah Ayesha sambil tersenyum tipis.

"Salam kenal, Demian."

"Salam kenal juga, Ayesha panggil Yesha aja ya."

Ayesha berhenti melihat tangannya yang masih berada digenggaman teman dari Radika itu.

"Uy dilepas itu tangannya, Dasar curut !"

Demian memutar bola matanya kesal, " ganggu aja lu bisanya."

Radika tahu alibi sahabatnya itu yang suka sekali caper ke semua cewek yang baru dikenalnya, sok akrab dan perhatian. Radika ingin heran tapi memang begitu kepribadian anaknya yang humble.

"Halah banyak gaya lu, "

Tiba-tiba Rania menyapa kedua teman anaknya yang terlihat tampan sekali.

"Loh Ayesha kenapa gak panggil ibu kalo ada temen kamu kesini sih!?"

"Lah orang ibu masih suapin Bapak kok, ya dilanjut dulu lah,"

"Kamu juga, ibu cuma masak sedikit, ga bilang juga kalo temen kamu mau datang ke rumah."

Ayesha menghela nafas, Ibu nya terlalu heboh.

"Gak papa tante, kita juga dadakan bilangnya ke Yesha pas mau kesini,"

"Aduh maaf ya, tante gak siapin apa-apa"

"Tante gak papa, santai aja," celetuk Demian

Rania mengangguk dan menyuruh kedua laki itu untuk bersantai ria. Ayesha kini bingung mau membicarakan apa, juga dia tidak pintar basa basi.

"Sha kamu kuliah dimana sekarang?"

"Itu di Univ A, tapi belum tahu kapan PKKBM nya"

"Hebat kamu bisa masuk situ,"

" Biasa aja kali Dik, aku masuk lewat jalur rapot, kamu tahu lah aku gak seberapa pintar" Ayesha menggaruk dahinya, merasa sedikit malu mengakui hal itu.

"Kamu pinter, tapi kurang belajar aja, tingkatin dong semangat belajarnya"

"Hah...banyak magernya aku Dik, yang biasa-biasa aja lah jangan terlalu pinter gak baik tahu!" canda Ayesha

"mana ada orang pinter jadi gak baik, aneh!"

"Demian sendiri sekarang kerja atau lanjut kuliah?"

"Aku ya sama kayak Dika sih, lanjutin usaha keluarga, lagi sibuk banget soalnya."

"Yakin lu sibuk banget?!" Radika dengan wajah mengejeknya ingin sekali menjahili Demian.

"Lu minta gue hajar ya Dik, tiap hari bawannya pingin esmosi nih gue, kalo deket sama lu itu!"

Demian geram menjadi sasaran kejahilan Radika, tapi dia masih sayang nyawa untuk tidak gelud dengan laki itu.

Asyik berbincang sampai tak terasa waktu mulai siang dan terik panas matahari menyengat sekali. Radika dan Demian pamit ingin pulang.

"Sha kita pulang dulu ya, kapan-kapan kita ngobrol lagi, salam juga sama ibu kamu"

"Iya aku makasih juga Dik Demian, sudah mampir ke rumahku."

"Santai aja Sha, Diminum itu bobanya jangan dianggurin, oke!"

"Iya iya dah sana pulang,"

"ngusir nih cerita kamu, Sha?!"

Ayesha gelagapan, " E eh ya gak gitu maksud aku, " dua laki itu tertawa melihat tingkah lucu Ayesha. Akhirnya, setelah mereka pulang Ayesha tersenyum merasa senang hari ini hari yang sangat menyenangkan untuknya.

Terpopuler

Comments

Xiin Chan

Xiin Chan

mampir

2023-04-04

0

👥re

👥re

semangat thor....

2023-04-04

0

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

mampir lagi kak nanti dibaca ya

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!