Sekitar 1 bulan lebih, hubungan Radika dan Ayesha semakin dekat saja. Ditambah sekarang Ayesha sudah mulai masuk kuliah, ia berangkat menaiki sepeda motor matic dan hingga akhirnya Radika menyuruh Ayesha untuk tidak lagi naik motor dan seterusnya akan dijemput oleh orang suruhan dari Radika. Awalnya Ayesha langsung menolak, dia bukan putri kerajaan, dia tidak mau menjadi sorotan mahasiswa lainnya. Tentu saja, Radika tidak akan menerima penolakan itu dengan cepat masih harus melalui cekcok terlebih dahulu dan sudah ditebak siapa yang jadi pemenangnya.
Seperti sekarang ini, pagi-pagi tadi mobil Radika sudah berada di depan rumahnya. Laki itu sudah berdiri gagah dan keren disamping mobil yang biasa ia gunakan keluar bersama dengan Ayesha, masih ingat Mercedez benz.
"Sudah siap?" tanya Radika
Ayesha masih diam ditempatnya belum bergerak sama sekali. Dengan wajah masamnya dan juga tangan yang bersedakap. Kesal dengan laki-laki didepannya ini, kenapa sulit sekali dibilangin gitu!
"Kenapa cemberut gitu sih? Mau aku peluk nih biar gak kesel ?!" lihatlah, dia malah semakin menggoda dan menggombali dirinya. Itu membuatnya gugup dan salah tingkah.
"Kamu semakin menjengkelkan, tahu tidak?!" ujar Ayesha lalu berjalan mendahului Radika yang tersenyum gemas.
"Hei, sudahlah tidak perlu kesal gitu, nanti -"
" iya tahu jadi keriput kan mukaku, basi ah ancamannya gitu melulu!" Radika tertawa melihat logat Ayesha yang mengikuti cara bicaranya.
"Pagi begini itu harusnya senyum, semangat dan ceria. Lah, ini kok persis kayka ikan aja mulutnya." Sementara laki itu semakin menjadi mengejeknya.
" Ra...Di....Ka...!!!" Ayesha memberi tekanan disetiap suku katanya.
"Oke ayo kita berangkat sebelum kamu telat masuk kelasnya." Radika tiba-tiba mendekatkan diri pada Ayesha dan wanita itu sontak memundurkan wajahnya yang hanya 1 jengkal dari wajah Radika atau kedua bibir itu akan menempel. Bahkan telinganya memerah dan selalu bikin spot jantung.
"Dipasang nih sabuk pengamannya biar gak oleng kamu, hahaha"
"Ini nih pasti sengaja mau bikin aku sakit jantung kan? Toh, bisa dibilangin gak usah kayak barusan!" gerutu Ayesha dalam hati.
Beberapa menit kemudian, mobil Radika sampai di kampus Ayesha, wanita itu melepas sabuknya dan ketika akan membuka pintu mobil Radika mencegahnya.
"Apa?" tanya Ayesha
Radika menarik tangan Ayesha sampai membuat tubuhnya bertabrakkan dengan dada bidang Radika, lalu laki itu memeluknya begitu saja sambil mengucapkan," Hati-hati, semangat belajarnya Yesha," duh lagi-lagi dibuat jantungan dirinya.
"i..iya, kamu kerja yang bener ya," Ayesha membalas dan langsung cabut karena pipinya sudah semerah tomat.
Setelah keluar dari mobil, Ayesha menepuk kedua pipinya agar kembali fokus. "Kenapa sih sama itu anak? Tiba-tiba perilakunya bikin aku baper begini!" gumamnya sambil berjalan kearah lobby gedung jurusannya.
Bug
"Aduh!!!! Apa lagi sih sekarang, ya ampun! "
Tidak sengaja ketika mau masuk berbelok, Ayesha terjatuh duduk, sedangkan yang ditabrak hanya menatap datar kearahnya tanpa berniat memberikan bantuan mengulurkan tangannya.
"Pakek mata kalo jalan," Laki itu pergi begitu saja tanpa meminta maaf pada Ayesha. Ayesha sendiri mengeraskan rahang menahan sumpah serapah yang ingin keluar dari mulutnya.
"Aku doakan tuh orang kesandung, aamiin!"
Kedebug
"Boss!! Anda tidak apa-apa?!" Zaid membantu bosnya berdiri namun ditepis kasar oleh Laki itu. Banyak mahasiswa yang lewat hanya memberikan tatapan aneh dan ada pula yang menahan tawanya agar tidak keluar.
Tidak baik bukan tertawa diatas penderitaan orang lain!
"Sialan, pasti ada yang mendoakan diriku!" ucap Vandi sambil membenarkan letak jas nya
"Bos, Apa perlu ke rumah sakit sekarang?! " Zaid merasa khawatir, bosnya tidak berbicara sama sekali. Takutnya, ada yang bermasalah dengan pan*tat si bosnya.
"Kamu Mau kukirim ke Akhirat sekarang , Hah!!" sentak Vandi dengan wajah garang
"Tidak bos!" jawab Zaid cepat, mana berani ke akhirat sekarang, dosa saja masih menggunung, bukannya masuk surga malah masuk neraka duluan jadinya.
"Cepat siap kan mobil,"
"Baik bos, sebentar," Zaid berlari cepat tak mau membuat bos Vandi menunggu lama.
......................
Radika baru tiba dikantornya, Satpam menundukkan kepalanya untuk menghormati atasannya. Sekretarisnya sudah datang sedari tadi
"Selamat pagi Pak, " sapa satpam itu
"Pagi juga pak, semoga lancar kerjanya, saya masuk dulu!" Jawab Radika tegas dan berwibawa. Karyawan yang berada tak jauh dari situ, ikut meleleh rasanya meskipun ucapan selamat itu bukan untuk mereka.
"Siap pak," Satpam itu tersenyum semangat
Radika mengangguk dan pergi. Di lobby tidak luput juga semua karyawan ada yang mengucapkan selamat pagi atau hanya sekedar membungkukkan badannya saja, tentu saja Radika meresponnya hingga ia masuk ke dalam lift.
Setiba di ruangannya yang berada di lantai 15, Matanya melihat Farel yang sibuk membaca dokumen, menulis sesuatu, dan mengangkat telepon.
"Seperti biasa, dia bekerja sangat keras," Radika puas dengan kinerja sekretarisnya, bwlum sekalipun ia dikecewakan atau sekedar menemukan hasil kerja yang tidak benar, laki itu berkepribadian perfeksionis sama seperti dirinya.
Farel melihat kehadiran bos nya pun menyapanya," Pagi Pak, "
"Pagi Rel, ada rapat hari ini?!"
"Ada pak, nanti jam 9 pagi dengan pak Ferry laku siang jam 2 dengan Pak Arman."
"Kamu siapkan apa yang diperlukan, "
"Baik pak,"
Radika pun masuk ke dalam. Ia melepaskan jasnya dan menggantungnya, memingkis lengan bajunya dan lanjut bekerja. tumpukan map, kertas yang dapat menghasilkan triliun bahkan biliun uang. Perfect sudah.
Tangannya menari-nari diatas kertas mengoreskan tinta pekat dari bulpoin mahal seharga jutaan. Tiba-tiba fokusnya terpecah sebab memikirkan sosok Ayesha. Ya, siapa lagi yang membuat Radika nyaman kalo bukan Sosok Ayesha seorang.
"Lagi apa ya dia sekarang? " tangannya kini bergerak.
"Aku telpon aja kali ya? Tapi nanti kalo sudah masuk kelas gimana dong!?"
"Hmmm, kangen!"
sadarkah Radika, dia mengucapkan tanpa sadar, sepertinya dia sedang jatuh cinta.
Tok...tok..tok..
"Permisi pak, meeting jam 9 sepertinya oleh pak Ferry ingin dimajukan jam 8 pak, bagaimana pak?" Tanya Farel
"Baiklah, kau atur sebagaimana mestinya, " Farel mengangguk dan keluarg dari ruangan.
......................
Ayesha baru saja menyelesaikan jam pertamanya, karena masih maba maka perkuliahan hanya sebentar saja. Karena jeda waktu satu setengah jam sebelum jam berikutnya Ayesha bingung harus kemana. Sekitar.gedung tidak ada kantin dan letak kantin utama lumayan jauh bila jalan kaki.
"Enaknya kemana ya?" kepalanya menengok kanan dan kiri. Teman saja tidak punya, sekarang Ayesha merasa sangat bosan.
"Masa ke kantin sih, jaub banget ," dia tidak berhenti menggerutu. Tapi mendengar bunyi perutnya, Ayesha pun mengalah dengan rasa magernya, lebih baik ia mengisi perutnya.
Berjalan di pinggir trotoar, peluh keringat membasahi kening putihnya. Beberapa menit kemudian, Kantin utama yang terlihat ramai, mahasiswa yang bergerombol ingin memesan makanan, Meja dan kursi yang terisi penuh, membuat Ayesha semakin lelah dibuatnya.
"Ini kantin apa Pasar Senin sih! Rame banget loh!" gumamnya
Jujur saja, Ayesha malas berdesak-desakan. Ingin menunggu, tapi takut waktunya tidak sempat. "Kamu gak mau pesan sesuatu?" Seseorang bertanya kepada Ayesha. Ayesha menoleh dan terkejut.
"Jedar!! Kamu jedar ya?!"
Sementara perempuan itu, masih bingung kenapa perempuan didepannya bisa tahu namanya.
"Kamu gak ingat sama aku?! Ih parah banget!" Ayesha berengut kesal,"Ini aku Ayesha temen SMP kamu pas kelas 9 itu loh,"
Jedar melotot tak percaya, "Ayesha kamu? Serius ini kamu?!" akhirnya kedua sejoli itu bertemu.
"Aaa.. Gak percaya aku bisa ketemuan sama kamu disini, kamu maba juga disini?" tanya Ayesha sangat senang sekali.
"Iya lah, aku maba juga disini, kamu jurusan apa?" Jedar menarik Ayesha mencari tempat duduk yang kosong.
"Aku Jurusan culinary disini Je, kamu sendiri jurusan apa?!"
"Aku Manajemen bisnis lah," Ayesha mengangguk, dia tersenyum dulu mereka meskipun baru menjadi sahabat saat kelas 9 SMP tapi begitu dekat layaknya sudah berteman dari kecil. Jedar anak yang bijaksana, Ayesha selalu menceritakan kegundahannya oada Jedae dan sahabatnya itu menjadi pemdengar dan penasihat yang baik baginya. Ayesha menyukai Jedar yang sefrekuensi dengannya. Perempuan itu tidak seperti temannya yang lain. Seperti hal nya, suka bergeng, suka membicarakan urusan orang lain, dan suka jalan-jalan hingga larut malam. Berbeda dengan Jedar.
"Nanti sepulang kuliah, Atau kapan kita jalan bareng ya Sha,"
"Boleh banget, kamu ganti nomer?!" tanya Ayesha
"Iya, kartu ku yang lama hilang, gak tahu kemana!"
"tukar nomer sama aku, kangen banget aku sama kamu. Kita nanti cerita banyak ya, aku bentar lagi ada kuliah Sha "
"Ya sudahlah kalo gitu."
Kedua bertukar nomer HP, Ayesha bahagia sekali akhirnya dia bertemu temannya. Ayesha memutuskan hanya membeli jus buah untuk mengisi perutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments