Asmara Terlarang Dengan Jin Penunggu Air Terjun
" Diam kamu Karta, jangan membuat aku murka,"
bentak juragan Susilo kepada Karta, sehingga membuat Karta pun seketika ketakutan bukan main.
" Maaf juragan, saya hanya mengingatkan, bahwa keadaan
di kampung kita ini sudah mulai tidak aman lagi, semenjak Wisnu mulai mencurigai apa yang juragan lakukan terhadap ibu nya itu juragan, timpal Karta berusaha menjelaskan kepada juragan Susilo yang terkenal dengan kekayaaanya, namun dengan perangai yang sangat kejam, Dia juga tidak akan segan-segan untuk menghabisi siapapun yang berani menghalangi keinginan nya tersebut.
Ya, dialah juragan kaya raya di kampung tempat kami tinggal. Dia terkenal karena kekayaanya yang sungguh sangat banyak, yang berupa sawah, kebun, peternakan, dan juga beberapa kios yang berada di pasar. Namun siapa sangka, sebenarnya semua itu dia dapatkan dengan cara yang tidak benar, karena dia telah bersekutu dengan iblis.
Akan tetapi, satupun warga tidak ada yang mengetahui perbuatannya tersebut, sehingga warga tetap menghormati juragan Susilo. Bahkan bisa dibilang, warga sangat takut untuk berurusan dengan juragan Susilo.
Di sisi lain, Wisnu kini sedang di rundung pilu, setelah orang yang dia sayangi kini telah pergi meninggalkan dia untuk selama lamanya. Dia sangat kehilangan sekali sosok seorang ibu yang begitu sangat disayangi nya tersebut. Itu karena kepergiannya yang begitu sangat mendadak, bahkan, dia masih tidak percaya kalau ibunya itu bisa mati dengan sangat mengenaskan. Mengingat, ibu nya adalah sosok seorang perempuan yang di kenal sangat baik oleh keluarga, maupun oleh para warga kampunya itu. Ibunya juga tidak pernah meninggalkan kewajiban nya dalam beribadah . Sehingga Wisnu sangat yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan kematian ibunya tersebut.
" Hmmmmm, sepertinya ada yang tidak beres dengan kematian ibuku ini, bagaimana mungkin secara tiba tiba, ibuku yang sehat dan bugar, seketika bisa meninggal dengan tubuh penuh lebam, apalagi dengan darah keluar dari kepala, mulut dan juga hidung. Sementara dokter saja tidak menemukan penyakit apapun yang menyebabkan kematian ibuku itu" fikirnya dengan keras mencoba mengingat kembali kejadian yang telah menimpa ibunya.
" Aku harus segera mencari tau, ini tidak boleh di biarkan begitu saja," gumamnya dalam hati seraya pergi melangkah menemui bapak nya.
" Tok...tok...tok..!!
" Kreeekkkkk...!!
Aku mengetuk pintu kamar bapak, yang seketika itu, bapak langsung membukakan pintu tersebut.
" Ada apa Nu? tanya bapak kepadaku dengan penuh rasa penasaran.
" Anu pak, boleh Wisnu bicara sama bapak,? jawabku bertanya kembali pada bapak.
" Ya sudah, memangnya kamu mau bicara apa, kok tumben," tanya bapak yang merasa terheran heran, kerena selama ini kami memang jarang untuk saling berkomunikasi, dan bisa di bilang hanya pada momen momen tertentu saja kami bisa duduk bersama, itu juga ketika ibu masih ada.
" Begini pak, bapak apa gak merasa curiga dengan kematian ibu yang secara mendadak itu pak,? tanyaku pada bapak seraya kami duduk saling berhadapan di ruang tengah.
" Maksud kamu ada yang janggal dengan kematian ibumu,? sahut bapak dengan nada yang agak sedikit meninggi seolah terkejut dengan apa yang ku tanyakan barusan.
" Ia pak, karena aku sangat yakin, bahwa kematian ibu bukanlah kematian yang sewajarnya, apalagi mengingat kondisi ibu kala itu yang memang terlihat sehat dan bugar, namun kenapa tiba-tiba saja bisa mengeluarkan darah dari kepala, hidung dan juga mulutnya, bahkan seluruh tubuh ibu semuanya membiru pak" jawabku pada bapak yang masih terlihat heran denganku.
" Ahh, kamu ini, yang namanya kematian siapa yang tau Nu, itu semua sudah kehendak dari yang maha kuasa, jadi kita sebagai manusia, hanya tinggal mengikhlaskannnya saja Nu" ujar bapak yang seolah tak percaya dengan hal yang berbau ghaib tersebut. Karena memang bapak ini termasuk orang yang lebih realistis, namun bukan berarti dia tidak mempercayai adanya ghoib, dia tidak mau saja semua di kaitkan dengan hal yang berbau mistis.
" Iya pak memang benar apa yang bapak katakan, namun terus terang, aku merasakan suatu keganjilan dalam kematian ibu, dan bukan aku tak menerima kehendak Ilhahi, akan tetapi setiap aku mengingat akan kematian ibu yang menurutku tidak wajar, semakin aku yakin bahwa kematian ibu di sebabkan oleh orang yang berniat jahat pak," jawabku kembali mencoba meyakinkan bapak, namun tetap saja bapak tidak percaya dan tetap dengan pendiriannya tersebut.
" Sudah, sudah, gak usah di bahas lagi, lebih baik kamu pergi ke rumah pak lurah saja, tolong sampaikan padanya kalau tanah yang di kebun jadi bapak jual, dan hasil penjualannya nanti buat biaya adikmu kuliah, sekalian kamu cari adik mu yang sedari tadi pagi belum pulang.
Mendengar ucapan bapak kepadaku, aku pun hanya bisa diam dan mengangguk seraya pergi menuju rumah pak lurah dengan fikiran yang masih menerawang jauh, mencoba mencari jalan keluar dari apa yang sedang menjadi focus fikirannya tersebut.
" Ya sudah pak, aku pamit ke tempat lak lurah dulu, sekalian mencari Yuni di rumah temannya," ucapku seraya segera pergi meninggalkan bapak.
Ku susuri jalan setapak menuju kediaman pak lurah. Yang memang jaraknya cukup lumayan jauh dari rumahku. Aku pun harus melewati dulu beberapa kebun milik warga yang cukup luas itu, barulah bisa sampai ke kediaman pak lurah.
Masih dalam perjalanan ke kediaman pak lurah, tiba tiba bulu kuduk ku sedikit meremang, dengan hembusan angin yang seketika menerpa tubuhku. Hingga terdengar sebuah bisikan halus yang kini terdengar di telingaku.
" Pergilah kamu ke sebuah bukit di ujung desa, lalu turunlah kamu kedalam air terjun yang berada di sana nanti malam, ingat pergilah sebelum jam 12 malam, dan jangan ada seorangpun yang tau," ucap suara tanpa wujud yang tiba tiba saja menyuruhku untuk pergi ke sebuah air terjun.
" Serrrrrr,, !!!
jantungku kini berdegup sangat kencang, dengan mataku yang kini ku arahkan ke sekeliling, namun tetap saja tidak kukihat ada siapapun di sana.
" Siapa dia,? kenapa tiba tiba menyuruhku ke air terjun, dan apa tujuan dia,? gumamku bertanya tanya dalam hati dengan badanku yang agak sedikit gemetar akibat merasakan ketakutan.
"Plaaak,,!!!
Seketika aku terkejut mendapat tepukan di bahuku, dan ketika aku menoleh ke arah belakang, rupanya itu adalah pak lurah, dengan tatapan matanya yang keheranan, ketika melihatku yang diam terpaku seolah telah melihat hantu.
" Ehhh pak lurah rupanya, saya kira tadi siapa pak," ucapku dengan sedikit terbata namun tetap ku coba untuk sebisa mungkin bisa tetap tenang.
" Ngapain kamu di sini sendiri Nu, apalagi tadi pas bapak lihat kamu lagi terbengong seperti orang yang kebingungan, makanya bapak tepuk punggung kamu supaya kamu sadar," sahut pak lurah kembali menjelaskan.
" Ohhh enggak pak, tadi saya memang berniat ke tempat bapak, eh gak taunya jumpa bapak di sini hehehhe" jawabku yang langsung mengalihkan pembicaraan.
" Ohhh gitu,, emangnya ada apa kamu mencari saya Nu,? tanyak pak lurah.
Bersambung>>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Muhammad Andrea Fahrezy Saragih
mantap kak mau lagi dong kak cerita nya
2023-09-18
0
m akbar
gua suport lu thor
2023-03-05
0