~Air Terjun Keramat ~ Part 2

Pagi pun menjelang, sinar mentari pagi yang hangat menerpa tubuhku melalui celah jendela di kamarku. Udara pagi yang sejuk dan juga segar menambah ke kagumanku pada suasana alam di kampungku tercinta ini, sambil sesekali masih menguap, terdengar pintu kamarku tiba-tiba ada yang mengetuk.

"Tok..tok.tok..!!

"Mas Wisnu, apa mas sudah bangun,? terdengar suara Yuni memanggilku dari balik pintu.

"Ia yun mas sudah bangun, sebentar ya," sahutku seraya bergegas bangkit dari ranjang, kemudian segera membukakan pintu untuk Yuni.

" Ada apa Yun memanggil mas? tanyaku kepada Yuni.

"Oh tadi kata bapak, hari ini jadi gak pak lurah itu datang untuk melihat tanah yang mau kita jual itu mas,? sahut Yuni menjelaskan.

"Hmmm, mas kira entah ada apa,"

"Kemarin kata pak lurah, mas akan di hubungi nya, lagian kan ini masih pagi, siapa tau orang yang mau di bawak pak lurah juga belum datang" ucapku pada Yuni seraya aku pun kembali menguap di hadapan Yuni.

"Is, jorok kali lah mas Wisnu ini, bau tau, udah cepat sana mandi dulu biar wangi, Yuni mau jumpai bapak dulu di depan, sekalian Yuni mau ke warung buk Siti,"

"Oh ia, mas mau nitip apa,? biar sekalian Yuni beli" ucap Yuni menawarkan.

"Mas nitip rokok saja Yun, kebetulan rokok mas sudah habis" ucapku seraya merogoh kantong celanaku, kemudian segera memberikan satu lembar uang kertas lima puluh ribuan kepada Yuni.

"Ini uang nya Yun, baliknya buat kamu saja ya, siapa tau mau beli sesuatu nanti" ucapku kembali kepada Yuni.

"Terimakasih abang kyiuuu yang paling bau, hehehehe," celoteh Yuni sambil tertawa, kemudian dia segera berlari ke depan untuk menjumpai bapak.

"Hmmmmm dasar si Yuni, ada saja tingkahnya itu," gumamku dalam hati seraya berjalan menuju kearah kamar mandi.

"Pak, kata mas Wisnu, nanti kalau pak lurah sudah berangkat ke kebun, pak lurah bakal hubungi mas Wisnu dulu katanya pak," ucap Yuni menyampaikan omongan Wisnu tadi pada bapak.

"Oh ya sudah kalau gitu nduk, tapi ngomong-ngomong, kamu kok kelihatannya lagi seneng banget, emangnya ada apa nduk,? tanya bapak pada Yuni keheranan.

"Hehehehhe, tadi kan Yuni bilang sama mas Wisnu mau ke warung buk Siti, terus Yuni tawarin sama mas Wisnu mau nitip apa enggak, rupanya mas Wisnu nitip rokok sama Yuni kemudian langsung ngasih uang 50 ribu. Kata mas Wisnu, kembaliannya nanti untuk Yuni pak, jadinya kan Yuni seneng dapat kembalian 27 ribu" hehehhehe" sahut Yuni memberi tahu bapaknya itu.

"Pantes to nduk, owalah bapak kira kenapa," bapak pun akhirnya ikut tertawa di buat oleh Yuni.

" Yowes, ini bapak tambahi lagi biar banyak uangmu nduk," ucap bapak sembari memberikan uang pecahan 10 ribuan sebanyak 3 lembar kepada Yuni.

"Asik jadi bertambah lagi deh uang Yuni, makasih ya pak, Yuni ke warung buk Siti dulu," sahut Yuni sembari segera berjalan menuju ke warung buk Siti.

Di tempat lain, orang yang kata pak lurah mau lihat tanah kami ternyata sudah datang ketempat pak lurah, mereka pun kemudian segera berangkat menuju ke kebun yang mau dijual bapak. Aku yang baru saja selesai mandi, tiba-tiba saja di kagetkan dengan suara dering ponsel miliku, kemudian segera ku raih ponselku yang tadi ku letak diatas meja dekat lemari Tv. Rupanya telpon tersebut dari pak lurah. Segera saja aku angkat telpon tersebut.

"Halo nak Wisnu, Ini bapak lagi di jalan menuju ke kebun, kira-kira bisa tidak nak Wisnu sama bapak untuk datang sekarang juga ke kebun,? ucap pak lurah memberi tahu tentang kedatangan mereka ke kebun.

"Oh ia pak lurah, tadinya bapak juga mau langsung ke kebun, namun saya bilang sama bapak, kalo jadi, nanti Wisnu akan dihubungi terlebih dahulu, makanya bapak tidak jadi ke kebun, bahkan sedari tadi pagi oun bapak sudah duduk di depan" sahutku kepada pak lurah.

"Ok kalo begitu, tolong sampaikan pada bapak, kalau saya sudah di jalan menuju kebun ya nak Wisnu," ucap pak lurah kepadaku.

"Siap pak" sahutku pada pak lurah seraya segera mengakhiri panggilan telpon tersebut.

"Pak, tadi pak lurah telepon wisnu, kata pak lurah, dia lagi di jalan menuju ke kebun pak," segera kuberi tahu bapak tentang panggilan telpon dari pak lurah tersebut.

"Oh ya sudah kalau begitu, bapak pergi sendiri saja dulu ya Nu, soalnya adikmu Yuni belum pulang dari warung, kalau nanti kamu mau menyusul bapak, sekalian bawakan juga bekal untuk bapak ya," sahut bapak kemudian segera mengambil sepeda motor tua miliknya dan langsung berangkat menuju ke kebun.

Sekitar hampir satu jam, akhirnya Yuni pun pulang, dia nampak terkejut, sebab ia tak lagi melihat keberadaan bapak nya itu di depan.

"Mas, bapak kok gak ada di depan,?

"didalam juga tidak ada,?

" memangnya pergi kemana bapak mas,? tanya Yuni kebingungan mencari keberadaan bapak.

"Ohhh, tadi bapak buru-buru ke kebun untuk menjumpai pak lurah sama temanya pak lurah yang mau melihat tanah kita itu Yun" ucapku menjelaskan kepada Yuni.

"Hmmmm,, ya sudah mas, kalo begitu Yuni ke dapur dulu ya, Yuni mau masak, sekalian siapin bekal untuk bapak nanti,"

"Oh ia,ini rokok pesanan mas tadi, hampir saja lupa" ucap Yuni seraya ia segera memberikan sebungkus rokok yang aku pesan tadi, kemudian langsung berjalan menuju ke arah dapur.

Ku hidupkan sebatang rokok, kemudian aku segera duduk di teras depan rumahku. Kupandangi keadaan di sekitarku yang nampak masih sangat asri. Sejauh mata memandang, hanya ada perbukitan dan juga perkebunan milik warga yang bisa aku lihat dengan jelas dari teras depan rumahku ini, karena kebetulan, posisi rumahku ini berada di atas kampung, sehingga pemandangan dari sini cukup sangat memanjakan mata.

Namun, ketika aku sedsng menatap ke arahbsebuah bukit, tiba-tiba saja aku teringat akan ucapan Ratu Anjani. Yang kala itu menyuruhku untuk mendatangi air terjun yang berada di bawah kaki bukit mayangan. Dan menurut orang- orang, bahwa Air terjun tersebut sangat di keramatkan dan juga angker, sehingga penduduk desa maupun warga sekitar tidak ada yang berani untuk mendekati air terjun keramat tersebut, namun seolah ada sebuah tarikan yang sangat kuat, sehinga bsysngsn Ratu Anjani pun kini muncul dalam ingatanku.

Segera ku hisap rokok ku yang sudah hampir habis, sembari masih ada sedikit keragusn di hati untuk mengikuti ucapan Ratu anjani tersebut. Akan tetapi, apabila mengingat ucapan Ratu Anjani kepadaku bahwa ia akan memberi tahukan tentang penyebab kematian ibuku, seakan terus memacu ku untuk tetap melaksanakan apa yang sudah di perintahkan oleh Ratu Anjani tersebut kepadaku. Kemudian, setelah aku berfikir cukup panjang, akhirnya aku pun memutuskan untuk tetap pergi ketempat yang Ratu Anjani katakan. Dan rencananya, nanti malam selepas isya aku akan pergi secara diam-diam, agar tidak di ketahui oleh bapak dan juga adikku.

"Ya, nanti malam aku akan berpura-pura untuk cepat tidur, setelah itu aku akan keluar melalui jendela kamar yang kebetulan langsung mengarah ke jalan, supaya nanti bapak dan juga Yuni, tidak akan menaruh curiga kepadaku," gumamku dalam hati seraya mempersiapkan rencana keberangkatanku nanti malam.

Akupun segera ke belakang untuk mengambil air minum dan juga bekal yang akan aku bawakan untuk bapak ke kebun seraya menanyakan kepada Yuni mengenai bekal untuk bapak.

"Yun bekal sama minum untuk bapak sudah siap apa belum Yun,? tanyaku pada Yuni yang masih terlihat sibuk mengolah sayuran dan juga bumbu masakan seraya Yuni oun segera menoleh kearahku.

"Oh ia mas, kalau untuk bapak sudah Yuni persiapkan mas, emangnya mas Wisnu gak makan dulu,? tanya Yuni menawarkanku untuk makan.

"Enggak Yun, mas belum laper, nanti kalau misalkan laper, mas kan bisa minta sedikit dari bekal bapak Yun" timpalku kepada Yuni.

"Ya sudah mana bekal sama minum bapak, biar mas antar sekarang ke kebun, kasian bapak nanti kalau mau minum, apalagi ini sudah siang hari" ucapku kembali kepada Yuni, seraya menyuruh Yuni untuk segera mengambilkan bekal.

Setelah semuanya siap, aku pun bergegas pergi menuju ke kebun untuk menyusul bapak.

"Mas pergi dulu ya" ucapku kepada Yuni.

"Eh, Ia mas, hati-hati di jalan ya mas Wisnu" sahut Yuni seraya mencium tanganku kemudian aku segera melangkahkan kaki untuk segera pergi.

Bersambung>>>>>

Episodes
1 Bab 1 Bisikan Ghaib
2 Bisikan Ghaib part 2
3 Bab 2 ~Air Terjun Keramat~
4 ~Air Terjun Keramat ~ Part 2
5 Bab 3 ~Bukit Mayangan~
6 ~Bukit Mayangan~ part 2
7 BAB 4 ~Bertemu Sang Penguasa Air Terjun Bidadari~
8 Bab 5 ~Nyai Ratu Sekar Arum~
9 Asal mula Kekayaan Juragan Susilo
10 Perjanjian Gaib Dengan Ratu Siluman Ular Part 1
11 Perjanjian Gaib Dengan Ratu Siluman Ular Part 2
12 Perjanjian Gaib Dengan Ratu Siluman Ular Part 3
13 ~Bab 6 Pencarian Wisnu
14 Pencarian Wisnu Part 2
15 Pencarian Wisnu Part 3
16 Bab 7 ~Puncak Amarah~
17 Tumbal Pertama Juragan Susilo
18 Salah Sasaran
19 Amplop Kematian
20 Malam Penjemputan
21 Malam Penjemputan part 2
22 Kedatangan Mbah Darmo
23 Kedatangan Mbah Darmo Part 2
24 Pembongkaran Kuburan Marni
25 Gedebong Pisang
26 Pencarian Jasad Marni
27 Rogo Sukmo
28 Memasuki Kerjaan Ghaib Nyai Ratu Sekar Arum
29 ~Ujian Berat~
30 Mendekati Pertarungan Hebat
31 Kehebatan Ajian Rajah Kala Cakra
32 Benih Asmara
33 Malam Kebahagiaan
34 Menjemput Jasad Marni
35 Halangan Dan Rintangan
36 Sebuah Perjuangan Bagian 1
37 Gairah Nyai Ratu Sekar Arum
38 Selamatnya Mbah Darmo
39 Menuju pernikahan Wisnu dan Ratu Anjani bagian 1
40 Menuju Pernikahan Wisnu dan Ratu Anjani bagian 2 ( Siluman Ular Putih )
41 Awal Pertentangan
42 Keadaan Semakin Memanas
43 Pertarungan Ilmu Hitam vs Ilmu Putih
44 Bertemunya Ahli Ilmu Hitam dan Ilmu Putih.
45 Tumbang nya Mbah Jambrong dan Kemarahan Nyai Ratu Sekar Arum bag 1
46 Tumbang nya Mbah Jambrong dan Kemarahan Nyai Ratu Sekar Arum bag 2
47 Kematian Mbah Jambrong
48 Kehadiran Ratu Anjani
49 Terbukanya Jalan Untuk Wisnu dan Ratu Anjani
50 Murkanya Sang Ratu Siluman
51 Yuni Akan Dijadikan Target
52 Teror Kepada Yuni
53 Teror Untuk Yuni Masih Berlanjut
54 Rencana jahat Nyai Ratu Sekar Arum
55 Peringatan Dari Ratu Anjani
56 Di Puncak Kerinduan
57 Perangkap Juragan Susilo bagian 1
58 Antara Teman, Uang, dan Penghianatan
59 Apakah Siasat Susilo Akan Berhasil,? Dan Yuni Akan Menjadi Tumbal Berikutnya,?
60 Mulai Masuk Perangkap
61 Prasangka
62 Kesedihan Kembali Hadir
63 Masuk Perangkap (bagian I)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 Bisikan Ghaib
2
Bisikan Ghaib part 2
3
Bab 2 ~Air Terjun Keramat~
4
~Air Terjun Keramat ~ Part 2
5
Bab 3 ~Bukit Mayangan~
6
~Bukit Mayangan~ part 2
7
BAB 4 ~Bertemu Sang Penguasa Air Terjun Bidadari~
8
Bab 5 ~Nyai Ratu Sekar Arum~
9
Asal mula Kekayaan Juragan Susilo
10
Perjanjian Gaib Dengan Ratu Siluman Ular Part 1
11
Perjanjian Gaib Dengan Ratu Siluman Ular Part 2
12
Perjanjian Gaib Dengan Ratu Siluman Ular Part 3
13
~Bab 6 Pencarian Wisnu
14
Pencarian Wisnu Part 2
15
Pencarian Wisnu Part 3
16
Bab 7 ~Puncak Amarah~
17
Tumbal Pertama Juragan Susilo
18
Salah Sasaran
19
Amplop Kematian
20
Malam Penjemputan
21
Malam Penjemputan part 2
22
Kedatangan Mbah Darmo
23
Kedatangan Mbah Darmo Part 2
24
Pembongkaran Kuburan Marni
25
Gedebong Pisang
26
Pencarian Jasad Marni
27
Rogo Sukmo
28
Memasuki Kerjaan Ghaib Nyai Ratu Sekar Arum
29
~Ujian Berat~
30
Mendekati Pertarungan Hebat
31
Kehebatan Ajian Rajah Kala Cakra
32
Benih Asmara
33
Malam Kebahagiaan
34
Menjemput Jasad Marni
35
Halangan Dan Rintangan
36
Sebuah Perjuangan Bagian 1
37
Gairah Nyai Ratu Sekar Arum
38
Selamatnya Mbah Darmo
39
Menuju pernikahan Wisnu dan Ratu Anjani bagian 1
40
Menuju Pernikahan Wisnu dan Ratu Anjani bagian 2 ( Siluman Ular Putih )
41
Awal Pertentangan
42
Keadaan Semakin Memanas
43
Pertarungan Ilmu Hitam vs Ilmu Putih
44
Bertemunya Ahli Ilmu Hitam dan Ilmu Putih.
45
Tumbang nya Mbah Jambrong dan Kemarahan Nyai Ratu Sekar Arum bag 1
46
Tumbang nya Mbah Jambrong dan Kemarahan Nyai Ratu Sekar Arum bag 2
47
Kematian Mbah Jambrong
48
Kehadiran Ratu Anjani
49
Terbukanya Jalan Untuk Wisnu dan Ratu Anjani
50
Murkanya Sang Ratu Siluman
51
Yuni Akan Dijadikan Target
52
Teror Kepada Yuni
53
Teror Untuk Yuni Masih Berlanjut
54
Rencana jahat Nyai Ratu Sekar Arum
55
Peringatan Dari Ratu Anjani
56
Di Puncak Kerinduan
57
Perangkap Juragan Susilo bagian 1
58
Antara Teman, Uang, dan Penghianatan
59
Apakah Siasat Susilo Akan Berhasil,? Dan Yuni Akan Menjadi Tumbal Berikutnya,?
60
Mulai Masuk Perangkap
61
Prasangka
62
Kesedihan Kembali Hadir
63
Masuk Perangkap (bagian I)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!