Setelah kami masuk ke dalam rumah, akupun bergegas untuk segera mandi. Setelah itu, aku kemudian segera ikut makan bersama bapak dan juga Yuni. Selesai makan, bergegas aku segera masuk ke dalam kamar, kemudian segera kukuncikan pintu daei dalam, agar nanti bapak ataupun Yuni, tidak akan mengetahui tentang rencanaku tadi.
"Nu, kamu gak sholat dulu,? tanyak bapak yang saat itu melihatku langsung masuk kedalam kamar.
"Ia pak sebentar lagi, rasanya badanku ini ngilu-ngilu pak," jawabku dari dalam kamar."
" Sholat itu jangan di tunda-tunda loh, gak baik itu," ujar bapak seraya kembali mengingatkanku untuk segera melaksanakan sholat, namun aku yang seolah tidak terlalu memperdulikan ucapan bapak, dengan segera kurebahkan tubuh ku ini keatas tempat tidurku.
Tak berselang lama, tiba-tiba saja aku merasakan kantuk yang begitu berat, sehingga aku pun langsung tertidur dengan lelapnya. Namun yang anehnya, pada saat itu aku merasa seperti bukan orang yang sedang tertidur, karena beberapa dari inderaku masih bisa menangkap sesuatu, seperti suara obrolan antara bapak dan juga Yuni walaupun itu hanya terdengar samar-samar di telingaku.
kemudian, disaat aku yang masih dalam keadaan antara sadar atau tidak sadar , tiba-tiba saja aku dibuat seketika sangat terkejut , disaat aku mulai membukakan kedua mataku, ternyata aku kini sudah berada di sebuah tempat , dan tempat tersebut terlihat seperti sebuah istana yang sangat megah. Dengan tiang dan juga gapura yang terlihat berlapiskan emas 24 karat. Kemudian, hal yang lebih membuat aneh ialah , ketika ku arahkan pandangan mataku ke sekeliling tempat tersebut , di sana tidak melihat satupun adanya sebuah aktifitas. Bahkan bisa dibilang seperti tidak ada kehidupan sama sekali.
Ku alihkan kembali pandanganku ke sekeliling tempat asing ini. Sedikit demi sedikit, kuberanikan diri untuk melangkahkan kakiku berjalan menyusuri setiap sudut dimana kini aku sedang berada. Kemudian, di saat aku sudah berada tepat di depan sebuah pintu gerbang yang cukup tinggi dan besar, tiba-tiba saja dengan pintu itu seketika terbuka lebar. Seolah ada seseorang dari dalam yang membukakan pintu tersebut untukku. Dan kalau boleh dibilang, lebih tepatnya itu adalah sebuah istana kerajaan, yang aku sendiri masih merasa bingung dengan keberadaanku yang tiba-tiba saja sudah berada di tempat ini. Padahal seingatku, aku tadi masih tertidur diatas tempat tidurku di dalam kamar.
Belum hilang rasa bingung dari fikiranku , kini mataku di buat seketika terbelalak, dengan mataku yang kini melihat sebuah pemandangan yang sungguh luar biasa indahnya di dalam sebuah ruangan yang super megah dan super mewah tersebut. Dengan banyak terdapat ornamen dan juga ukiran indah dari seekor ular naga yang berlapiskan emas tersebut. Terlihat juga pernak pernik hiasan yang juga berlapiskan emas 24 karat beserta sebuah singgasana ratu yang bertahtakan emas dan juga mutiara. Sedangakan di tengahnya terkihat sebuah mahkota bertabur berlian yang sangat besar dan mengkilat, sehingga tak bosan-bosannya mata ini dibuat kagum atas kemegahan ustana tersebut.
Kuperhatikan dengan seksama setiap sudut dari ruangan istana tersebut, dan sejauh mata memandang, yang terlihat hanyalah kilauan emas dan juga berlian yang membuat kedua mataku silau dibuatnya. Sehingga aku yang melihat pemandangan yang berada di hadapanku ini pun tak henti-hentinya ngagumi seisi ruangan tersebut. Padahal aku masih saja merasa heran, kenapa bisa aku kini berada di tempat yang tidak pernah aku sangka-sangka ini.
" Hmmmmmm,, aku harus segera mencari tau, siapa yang telah membawaku kemari," gumamku dalam hati.
"Wussssshhhhh...!!!
Terasa sebuah hempasan angin yang berhembus ke arahku, seolah ada seseorang yang sengaja menghembuskannya dari arah belakangku, yang seketika membuat bulu kudukku meremang.
Dengan perasaan was-was, ku beranikan diri untuk segera menoleh ke arah belakang, kemudian aku di kejutkan kembali dengan kemunculan dari sosok seorang perempuan cantik, dengan memakai kain berwarna biru langit, dan bermahkotakan emas di atas kepalanya, dengan menyunggingkan senyuman manis dari bibirnya yang terlihat ranum. Ditambah, sebuah tatapan sayu dari kedua matanya yang begitu indah, sehingga yang tadinya aku merasakan cemas sekaligus takut, kini yang ada hanyalah sebuah perasaan kagum dan juga takjub, melihat sesosok perempuan cantik jelita yang kini tengah berdiri seraya memandang dengan sorot matanya yang teduh itu kearahku.
" Sungguh, memang seperti seorang putri dari khayangan," gumamku dalam hati.
Aku hanya bisa terdiam seraya mematung, dengan kedua bole mataku yang masih tertuju kepadanya.
"Mas Wisnu, selamat datang di istanaku," ucap perempuan tersebut, dengan suaranya yang terdengar sangat lembut itu.
Aku yang mendengar itupun seketika dibuat terkejut dan sekaligus tersadar. Kemudian dengan mulutku yang terasa kelu, kuberanikan untuk bertanya kepadanya.
"Maksud kamu apa,?
" Istana apa,?
"lalu siapakah kamu,?
Sahutku dengan suara yang terbata-bata, seraya bertanya balik kepadanya. Bukannya langsung menjawab pertanyaanku tadi, dia malah tersenyum kearahku, dan setelah itu, barulah dia menjawab semua pertanyaan yang aku tanyakan kepadanya tadi.
"Aku adalah Ratu Anjani, pemilik dari istana kerjaan ini, dan akulah yang telah membawamu kemari," ucapnya kepadaku seraya menjawab semua pertanyaanku tadi.
"Pantas saja istananya sebesar dan semegah ini, wong pemiliknya saja cantiknya luar biasa gak ketulungan," gumamku dalam hati, padahal Ratu Anjani sebenarnya bisa mengetahui apa yang barusan saja aku katakan.
"Terus kenapa kamu membawa aku kemari,?
"lantas, darimana kamu mengetahui namaku,?
Kulontarkan kembali beberapa pertanyaan kepada Ratu Anjani.
Seperti bias, Ratu Anjani terlihat kembali tersenyum manis ke padaku, sehingga membuat aku kini semakin salah tingkah.
"Tidak ada yang tidak aku ketahui tentangmu mas Wisnu , begitu juga dengan penyebab kematian ibumu mas," ucap Ratu Anjani.
Dengan sorot mata yang terus memandang tajam ke arahku, membuat jantungku seketika terasa mau meledak, ketika mendengar ucapan darinya mengenai kematian dari ibuku.
"Maksud kamu apa,?
Memangnya ada apa dengan kematian ibuku,?
Akupun kembali bertanya balik kepada Ratu Anjani,"
"Ya, aku memang mengetahui penyebab ibumu bisa meninggal dunia dengan secara tidak wajar itu," ujar Ratu Anjani dengan nada dari suaranya yang kini terdengar seketika agak meninggi. Namun, tetap saja tidak mengurangi sedikitpun kecantikan yang terpancar dari wajahnya yang putih dan mulus itu.
Sehingga setelah aku mendengar jawaban darinya, aku pun segera memberanikan diri untuk kembali bertanya kepadanya.
"Lantas, apakah kamu tau siapa yang telah membuat ibuku meninggal,? namun, belum sempat aku menerima jawaban darinya, tiba-tiba saja dia berkata,
" Sekarang mas pulang dulu, besok malam sebelum jam 12 malam, mas harus sudah berada di air terjun yang berada di bawah kaki bukit mayangan. Dan perlu mas ingat, jangan tau siapapun termasuk bapak dan juga adikmu Yuni," ucapnya kepadaku yang menyuruh aku untuk pulang.
Dan ketika aku terbangun, kemudian ku alihkan pandanganku ke sekeliling, ternyata kini aku sudah kembali berada ditempat tidurku, dengan peluh dan keringat yang kini sudah terasa membasahi seluruh tubuhku.
Belum sempat aku mengambil nafas, tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari luar.
"Tok..tok.tok,"
"Nu..Wisnu" terdengar suara bapak memangilku dari luar, seraya aku bergegas bangkit dari tempat tidurku, kemudian segera kubukakan pintu untuk bapak.
"Oh bapak, ada apa pak,? bapak kok memanggil Wisnu,? Memang ada apa pak,? tanyaku kepada bapak merasa keheranan.
"Kamu tadi ngapain Nu,? kenapa kamu belum shalat,?
terus tadi bapak dengar kamu bicara sama orang didalam, memangnya sama siapa kamu bicara tadi,? kini bapak yang melontarkan beberapa pertanyaan kepadaku yang masih dalam keadaan yang setengah sadar, sehingga aku hampir saja keceplosan, untungnya aku masih bisa sedikit mengontrol mulut dan bibirku ini.
"Anu pak, tadi Wisnu ketiduran, eh rupanya tadi Wisnu mimpi buruk pak, hehehehe," jawabku kepada bapak kemudian langsung berpura-pura tertawa.
"Itulah makanya, kalau waktunya sholat itu ya segerakan, jangan malah tidur, jadinya setanlah yang masuk ke dalam mimpimu itu Nu," ujar bapak dengan tegas.
"Ia pak, maafin Wisnu ya pak," sahutku kepada bapak, seraya segera kulangkahkan kaki menuju ke kamar mandi untuk bergegas mengambil air wudhu. Setelah itu, aku segera melaksanakan sholat, sedangkan Yuni sudah berada di dalam kamarnya tersebut.
"Hmmm, namanya juga anak gadis, apalagi kalau bukan mainin ponselnya," gumamku dalam hati seraya aku segera masuk kembali ke dalam kamar. kembali kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur, seraya kembali ku ingat-ingat akan kejadian yang tadi terjadi kepadaku itu. Dan di saat itu pula aku baru teringat, kalau suara nya Ratu Anjani sama percis dengan suara yang pernah aku dengar sewaktu akan pergi ke rumah pak lurah. Namun untuk kali ini, mataku seakan enggan sekali tertutup, yang tak lain itu karena selalu terbayang oleh sosok seorang wanita cantik yang telah membuat hatiku kini berdebar tak karuan.
"Oh Ratu Anjani, sungguh beruntung sekali orang yang bisa memilikimu, andai akulah yang menjadi sang pemilik hatimu" ucapku dalam hati, namun tanpa ku sadari, ternyata dari jauh, Ratu Anjani telah mendengar semua ucapanku barusan, meskipun aku mengucapkannya hanya dalam hati.
Ratu Anjani pun tersenyum penuh kebahagiaan, mendengar apa yang telah aku ucapkan barusan.
Bersambung>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments