Senyum Yang Dirindukan

Senyum Yang Dirindukan

Pernikahan

"Akhirnya... Setelah sekian lama.. Ada juga yang mau denganmu." Surya menggoda Ridwan saat Ridwan sudah mengenakan setelan jas dan bersiap melangsungkan akad nikah dengan Reisya.

"Jika aku mau, sudah dari dulu banyak wanita yang mengantri padaku. Mau di lihat dari manapun, aku tetap lebih tampan dari pada dirimu." Ridwan membalas godaan Surya dengan meninggikan dirinya sendiri.

"Ia.. Ia.. Terserah kamu.. Dari pada kamu membatalkan pernikahan, aku lagi nanti yang susah." Surya berbicara kepada Ridwan dengan gelak tawa.

****

Setelah semua siap, kini mereka melakukan perjalanan iring-iringan menuju kota Kediri untuk melangsungkan akad nikah. Kediri merupakan kota asal Reisya, sehingga mereka melangsungkan pernikahan di masjid yang tidak jauh dari rumah Reisya.Setelah beberapa jam perjalanan, mereka kini sudah memasuki kota Kediri.

"Apakah sudah benar keputusanku tentang pernikahan ini? Aku memang tertarik kepada Reisya, tapi apa aku benar-benar sudah siap..?" Ridwan membatin ketika sudah hampir sampai di rumah mempelai wanita.

Saat semua sudah turun dari mobil dengan membawa berbagai macam seserahan dan mas kawin. Ridwan masih berdiam di dalam mobil memantapkan hati dan menguatkan mental yang akan merubah kehidupannya. 

****

"Pengantin pria sudah datang.. Pengantin pria sudah datang." Saudara Reisya memberi kabar kepada keluarganya dan kepada Reisya yang sudah siap dan masih berada di dalam kamar.

Degh.. Jantung Reisya berdegup dengan kencang. Hal yang sangat wajar bagi seorang wanita yang akan melepas lajangnya dan menyerahkan hidupnya kepada seorang laki-laki yang bisa di katakan asing.

"Sudah waktunya ya.. Beberapa menit lagi, aku akan menjadi istri orang. Apakah aku bisa menjalaninya..? Semoga Allah memberikan kelancaran." Reisya membatin setelah mendapat kabar jika pengantin pria sudah datang.

****

Ridwan yang masih berdiam diri di dalam mobil, sampai harus di jemput oleh Surya dengan sedikit memaksa karena Ridwan tidak kunjung turun dari mobil. Setelah turun dari mobil, rombongan dari pengantin pria di sambut dengan hangat oleh keluarga pengantin wanita. Tetapi Ridwan tidak di izinkan masuk ke dalam rumah, dan langsung di minta ke masjid tempat berlangsungnya akad nikah yang hanya selisih 3 rumah dari rumah Reisya.

Setelah Ridwan sampai di dalam masjid dan duduk di tempat yang sudah di sediakan, barulah Reisya di antar menuju masjid oleh kedua orang tuanya. Reisya di tempatkan di tempat terpisah dan berjarak sekitar 7 meter dari Ridwan duduk. Penghulu sudah memberikan tanda kepada ayah Reisya yang akan menikahkan anaknya tanpa wali nikah.

Tangan ayah Reisya berada di atas meja, bersiap untuk melakukan ijab kabul. Ridwanpun meraih tangan ayah Reisya. Tangan Ridwan di genggam dengan erat oleh ayah Reisya.

"Mas Ridwan, siap mendengarkan permintaan saya sebelum ijab kabul?" Ayah Reisya bertanya kepada Ridwan dengan tetap menjabat tangan Ridwan.

"Siap ayah.." Dengan singkat Ridwan menjawab.

"Setelah akad nikah, silahkan bawa anak saya. Kamu sudah menikahi anak saya silahkan bawa. Kamu mau kasih makan 3 kali sehari, silahkan. Kamu mau kasih makan 1 kali sehari, silahkan. Kamu mau bawa dia ke gunung, silahkan. Kamu mau bawa dia ke pinggir pesisir, silahkan. Kamu mau ajak dia tinggal di rumah mewah, silahkan. Kamu mau ajak dia di rumah beralaskan tanah dan bergenting jerami, silahkan."

"Saya tidak mempermasalahkan itu semua. Tetapi ingat satu hal."

"Saya lahirkan anak perempuan saya ini, sampai usia 21 tahun. Saya didik, saya jaga makanannya, saya jaga sholatnya, tingkah lakunya, sampai hari ini saya akan serahkan kepadamu. Demi Allah... Bawa anak saya selamat sampai di hadapan Allah. Jika kamu tidak membawa anak saya selamat di hadapan Allah. Saya yang akan menuntut kamu nanti di yaumul kiamah. Apa kamu sanggup?" Ayah Reisya berbicara dengan segala keinginan dan harapannya sebelum benar-benar menikahkan putri kesayangannya.

Orang-orang yang datang menyaksikan prosesi akad nikah secara langsung dan mendengarkannya lewat pengeras suara masjid, sampai merinding mendengar permintaan ayah Reisya. Permintaan yang terdengar sederhana dan ringan, tetapi sangat berat. Bahkan beberapa sampai meneteskan air matanya. Begitu juga dengan Reisya yang meneteskan air matanya karena mendengar ucapan dari sang ayah yang sangat dia cintai dan hormati.

"InsyaAllah saya sanggup ayah." Dengan mantab Ridwan menjawab pertanyaan dari ayah Reisya.

Setelah Ridwan menjawab, prosesi akad nikah di lanjutkan dengan ijab kabul. Tanpa ada kesalahan atau mengulang dari Ridwan.

Setelah ijab kabul selesai, barulah duduk Reisya di pindah di sebelah Ridwan untuk menanda tangani surat nikah yang tercatat di KUA.

Setelah surat-surat dan berkas-berkas KUA di tanda tangani, barulah Ridwan di persilahkan untuk mendoakan istrinya untuk pertama kali. Reisya mencium tangan Ridwan dan Ridwan mencium kening Reisya dan mendoakan Reisya setelahnya.

Setelah Ridwan mendoakan Reisya, mereka berdua mulai bersalaman kepada kedua orang tua Reisya. Di saat itulah, tangisan kebahagiaan pecah di antara kedua keluarga dan kedua mempelai. Prosesi pernikahan telah usai, kini pengantin di antar ke kediaman Reisya. Di rumah Reisya telah berkumpul para undangan yang merupakan keluarga dan para tetangga sekitar rumah Reisya untuk memberikan doa dan juga sekedar memberi tahu jika kini Reisya memiliki suami.

Semua acara berlangsung dengan lancar hingga malam, keluarga Ridwan sudah kembali pulang ke Surabaya dan ke Blitar. Sedangkan Ridwan masih tinggal di rumah Reisya sebelum membawa Reisya ke rumah yang sudah di siapkan Ridwan di Bekasi.

Setelah semua keluarga pulang, kini Ridwan tinggal di rumah Reisya untuk sementara. Ridwan dan Reisya melewati acara demi acara sampai sore hari. 

Ketika sudah malam, untuk pertama kalinya kamar Reisya akan di tiduri oleh laki-laki selain saudara dan ayahnya. Untuk pertama kalinya juga, Ridwan akan tidur di kamar seorang wanita. 

Meski sudah sah menjadi suami-istri dari pagi, kecanggungan tetap terjadi di antara mereka berdua. Tetapi, kecanggungan itu tidak menghalangi mereka berdua untuk melangsungkan ritual malam pertama. 

****

Kring... Kring... Kring... Handphone Ridwan berbunyi beberapa kali, hingga akhirnya Ridwan menuju kamarnya dan mengangkat telpon. Tertera dalam nama layar telpon, Home. Sempat berfikir sejenak sebelum telpon di angkat oleh Ridwan, sebab hampir tidak pernah telpon rumah Ridwan menelpon ke Handphone Ridwan.

"Hallo Assalamu'alaikum...?" Ridwan mengangkat telpon.

"Hallo tuan, ini saya bibi." Bibi Ina, pembantu di rumah Ridwan.

"Iya bi, ada apa subuh gini telpon...?"

"Tuan ada tamu, katanya dari LIPI... Dia memaksa masuk setelah memberi saya surat. Saya tidak tau isi suratnya, cuma mereka bilang ini surat tugas pengambilan asset." Bi Ina yang tidak bisa baca tulis, tidak mengerti dengan isi suratnya.

"Mereka!! Ada berapa orang bi." Ridwan kembali bertanya, kini dengan nada keras karena terkejut atas tindakan tersebut.

🙏🙏 mohon dukungannya ya, dengan cara LIKE, COMMENT, BERI HADIAH dan VOTE jangan lupa jadikan Favorit😍💕 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Deniayu ajah⚞⚟🧕🤑💦

Deniayu ajah⚞⚟🧕🤑💦

ya Allah bener bener merinding permintaan ayah,ridwan jangan kamu sia siakan istri mu,wah ada pa itu Ridwan

2023-03-02

0

Embun

Embun

hahaha narsis itu perlu kadang

2023-03-02

1

⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα

⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα

pengambilan aset? apa Ridwan terlibat suatu skandal apa gimana?

2023-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!