Dapat bonus milyaran rupiah, Lutfhi dan Tini langsung membelanjakan uang bonus dari developer itu untuk bersenang-senang. Dari membeli tanah yang lebih luas lagi untuk rumah baru mereka. Peralatan elektronik keluaran terbaru. Hingga mobil mewah yang langsung terparkir di depan rumah mereka berdua.
Perubahan drastis dari keluarga Lutfhi dan Tini, menjadi perbincangan tetangganya. Mereka ada yang mulai iri dengan keberhasilan dari Lutfhi dan Tini, tapi ada juga yang mengaku bahagia dengan kejayaan yang mulai di dapat oleh Lutfhi sebagai seorang makelar tanah. Mereka berharap Lutfhi bisa menjadi seorang makelar tanah yang lebih sukses lagi.
Lutfhi dan Tini yang kini sudah mulai memiliki banyak uang. Mulai menunjukkan sikap sombong dari dalam diri masing-masing. Tini dan Lutfhi berjalan dengan kepala yang tegak. Ada sedikit rasa angkuh dengan uang yang mereka miliki saat ini.
Kedua anak Tini dan Lutfhi yang selama ini tidak memiliki mainan yang mahal. Mulai membeli beraneka ragam mainan yang cukup mahal. Hingga keduanya langsung memamerkan mainan keduanya pada teman-temannya.
Tini yang selama di kenal kerap menjadi bahan ledekan dari keluarga besar. Kini Tini mulai menunjukkan kekayaan yang di milikinya. Tini datang ke rumah ibunya dalam acara tahlilan dengan mobil mewahnya. Tak hanya itu, Tini yang datang tanpa Lutfhi membawa berbagai jenis makanan dan kue untuk di jadikan besek makanan.
Kekayaan yang Tini miliki saat ini, benar-benar membuat Tini tinggi hati. Dia sudah tidak menghormati lagi kakak-kakaknya. Dia selalu berbicara dengan nada tinggi. Hingga seluruh kakaknya mengingatkan Tini untuk lebih rendah hati lagi. Mengingat semua yang Tini miliki saat ini adalah titipan, kapan pun semua kekayaan Tini itu bisa hilang dengan sendirinya.
Tini yang merasa kini sudah berada di atas kakak-kakaknya. Tidak menerima nasehat yang diucapkan oleh kakaknya tersebut. Dia tetap memamerkan kekayaannya itu pada seluruh kakaknya. Tini pun mengatakan jika dirinya lebih baik daripada kakak-kakaknya saat ini.
Nasehat dari ibunya yang masih terbaring sakit di atas ranjang gubuknya. Juga tidak Tini terima dengan baik. Tini tetap menganggap dirinya adalah orang kaya yang tidak butuh nasehat dari siapapun. Tini sudah tidak membutuhkan kakaknya kembali. Tini dan Lutfhi yang kini sudah kaya raya, tidak harus lagi menjaga silaturahmi dengan kakaknya kembali. Sebab Tini dan Lutfhi sudah bisa memenuhi kebutuhan mereka, tanpa bantuan dari seluruh kakaknya.
Tini yang sudah cukup memamerkan kekayaan yang di miliki oleh dirinya. Memilih untuk pergi dari rumah ibunya. Tini tidak peduli saat ibunya meminta Tini membawakan minum untuk ibunya. Tini merasa, dirinya sudah tidak pantas lagi untuk di perintah seperti itu. Sebab Tini menganggap dirinya bukan lagi seperti yang terdahulu. Dimana Tini tidak memiliki apapun, hanya rumah gubuk serta sepeda butut saja. Namun kini Tini sudah memiliki segalanya, sehingga setiap perintah pada dirinya. Sudah tidak akan Tini laksanakan kembali.
Tini yang baru merasakan kaya, terlihat menjadi semakin sombong. Dia tidak pernah melihat kekayaan adalah ujian dari hidupnya. Tini justru menganggap kekayaan yang di miliki olehnya saat ini adalah sebuah kekuatan darinya. Sehingga Tini merasa lebih besar dari siapapun. Kekayaan yang ia miliki menjadi tekanan besar bagi orang lain. Sehingga siapa saja yang kekayaannya dibawah Tini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments