Bab 2 : Awal Baru

Sinar matahari muncul dengan tiba-tiba menandakan pagi telah datang. Double twins tidak bisa tidur nyenyak semalam, bila dihitung mereka hanya tidur selama 3 jam saja.

Memang waktu yang kurang untuk anak-anak tidur, tapi mau bagaimana lagi. Situasi semalam membuat mereka tidak tenang dan terus menangis semalaman, hingga tertidur dengan sendirinya.

Pagi ini para pelayan tengah mempersiapkan prosesi pemakaman untuk tuan dan nyonya rumah serta sopir yang ikut menjadi korban. Suara yang berisik membangunkan mereka saat itu.

"Hoaammm."

"Kenapa aku mimpi ayah dan bunda tiada?" ucap Yana.

"Aku juga" ucap Kana dan yang lain pun membenarkan.

"Tidak dek, mereka memang sudah tiada semalam" sahut Indra dengan mata kosongnya. Sehingga yang lain segera tersadar, bila apa yang mereka pikir mimpi yang sama ternyata sebuah kenyataan.

Hingga ketukan pintu menyadarkan mereka.

~Tok...tok…tok~

"Ya, masuk!"

"Maaf tuan muda dan nona muda, waktunya Anda semua bersiap untuk menuju pemakaman" kata orang yang mengetuk pintu.

"Bisakah tinggalkan kami sebentar?" pinta Indra.

"Baik tuan muda, Anda semua punya 20 menit untuk menenangkan diri" dia pun memberikan sedikit waktu.

Pelayan pun segera keluar dari ruangan tersebut dan membiarkan para tuan muda dan nona muda mereka menenangkan diri.

"Mereka pasti terkejut" pikirnya.

20 menit waktu yang diberikan telah berlalu, mau tidak mau mereka harus segera bersiap untuk bertemu Arya dan Dita untuk terakhir kalinya.

"Kita harus ingat kata ayah dan bunda!" tegas Indra.

"Kita harus kuat, jangan selalu menangis!"

"Setidaknya kita masih bisa melihat mereka untuk terakhir kalinya" lanjut Indra.

"Iya, kak.." mau tidak mau, mereka harus setuju.

Pelayan yang berada dibalik pintu berniat membantu mempersiapkan tuan muda dan nona muda mereka. Namun berhenti saat ia mendengar perkataan anak sulung di keluarga ini.

Sungguh hatinya serasa diiris dan air mata menetes tanpa diminta. Mengetahui bahwa tuan muda mereka bersikap kuat dan dewasa untuk adik-adiknya.

Segera ia menormalkan keadaan dan mengetuk pintu sebagai tanda kesopanan.

~Tok...tok…tok~

"Permisi tuan muda dan nona muda" ujarnya.

"Ya, ada apa?" balas suara dari dalam ruangan.

"Bolehkah saya masuk, sudah waktunya Anda semua untuk bersiap" ucapnya dari balik pintu.

"Masuk saja bik, pintu tidak dikunci" ucap Gane.

Mereka semua bersiap dan masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan untuk menuju tanah pemakaman.

"Kita berangkat tuan muda dan nona muda."

Disepanjang jalan, sang sopir sungguh canggung dengan suasana yang ada. Tidak biasanya mereka terdiam seperti ini. Namun sang sopir juga tahu, bahwa ini wajar saat ditinggal pergi untuk selamanya oleh orang terkasih. Apalagi mereka masih berada di usia yang sangat muda.

Tidak lama kemudian, sopir memberitahukan bahwa mereka telah sampai di tempat yang akan menjadi peristirahatan terakhir orang tua double twins.

Tidak ada suara, bahkan air mata yang tergenang saat mereka turun dan melihat secara langsung prosesi pemakaman tersebut.

Bukannya tidak peduli, mereka hanya ingin terlihat kuat dimata orang lain.

Banyak sekali orang-orang yang berdatangan membawa rangkaian bunga dan mengucapkan belasungkawa atas kepergiannya orang yang terhormat.

Para karyawan Batara Company juga turut hadir di pemakaman sejak pagi tadi hingga siang hari.

Saat matahari telah diatas, pelayan meminta double twins untuk masuk mobil dan pulang.

Sebelumnya, mereka menyempatkan diri untuk mencium batu nisan Arya dan Dita seraya berdo'a "Semoga, ayah dan bunda tenang di alam sana" ucap double twins dengan air mata yang menetes.

Mereka akan selalu ingat perkataan yang diucapkan bunda mereka dan juga sang ayah.

Keheningan melanda meja makan berbariskan kursi berjumlah 6 buah. 2 kursi milik orang tua mereka berada di ujung meja. Double twins makan dengan saling berhadapan.

Hanya suara dentingan sendok yang terdengar. Setelah selesai, mereka langsung menuju ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh dan jiwa mereka yang diguncang keadaan.

Mereka tertidur dengan nyenyak karena para pelayan sengaja memasukkan obat tidur di makanan mereka. Dengan harapan agar tuan dan nona muda mereka dapat beristirahat dengan tenang sejenak tanpa memikirkan kejadian yang sudah terjadi.

Double twins masih saja tidak menyangka, jika orang tua mereka telah beristirahat untuk selamanya. Saat sedang makan pun, pikiran mereka entah pergi melayang kemana? karena mereka sama sekali tidak fokus dengan sarapan mereka.

Setelah dari ruang makan, double twins berjalan menuju ruang bioskop untuk mengalihkan pikiran mereka sejenak, karena jujur kejadian kemarin sangat membuat mereka tertekan dan jatuh ke dalam jurang.

3 jam mereka habiskan di dalam bioskop untuk menonton film.

Double twins izin untuk tidak sekolah dan para guru juga memahami, bahkan mereka semua datang ke acara pemakaman orang tua double twins kemarin.

Kemungkinan selama seminggu ini, mereka akan tetap di rumah dan mencoba untuk memulihkan diri.

Beberapa hari setelah kematian orang tua mereka, sikap dan kebiasaan pun mulai sedikit berubah. Yang biasanya selalu berebut mainan hingga makanan, sekarang malah memilih berdiam diri dikamar dan hanya keluar ketika bosan dan makan saja.

Padahal sebelum semua itu terjadi, mereka masih sempat berebut cake di meja makan. Karena cake merupakan salah satu desert kesukaan mereka.

Waktu pun berjalan ....

Disebuah taman yang sangat indah, berisikan berbagai macam jenis bunga lokal dan luar yang sangat harum aromanya. Disana ada satu gazebo kecil untuk orang yang ingin menikmati suasana menenangkan.

Tak disangka, ternyata para tuan muda dan nona muda Batara berada disana. Taman tersebut merupakan favorit mendiang bunda mereka. Sehingga secara tidak sadar, mereka dituntun ke arah taman tersebut.

Entah mengapa, tubuh dan jiwa mereka seakan pulih secara perlahan saat berada disana.

Double twins sangat menikmati hamparan bunga yang aromanya sungguh harum di depan mereka. Seakan-akan, bunda dan ayah mereka masih ada dan menemani mereka duduk disana.

Bunga-bunga itu seakan-akan menjadi sebuah obat dan penyemangat.

Seorang pelayan mendatangi dan menawarkan sesuatu "permisi tuan muda dan nona muda, adakah yang bisa saya bantu?"

Double twins pun menolehkan kepala mereka ke arah pelayan tersebut, mereka terdiam sejenak. Lalu mengatakan "Iya, tolong bawakan kami teh hijau dan biskuit, lalu bawa kesini" pinta Gane.

"Baik, tuan muda. Saya permisi dulu."

"Terimakasih" ucapnya tulus.

"Sudah tugas saya melayani Anda semua" ujar pelayan seraya tersenyum tipis karena mendengar kata terimakasih dari tuannya.

Setidaknya tuan dan nona muda mereka sedikit pulih dari hari ke hari.

Sekitar 10 menit kemudian, pelayan tadi membawa meja dorong berisikan pesanan double twins, bahkan berbagai dessert yang sudah beberapa hari ini tidak mereka makan.

...*****...

Sangatlah lama mereka menikmati pemandangan tersebut ditemani cemilan dan obrolan singkat namun hangat. Mereka rasa, perasaan mereka semakin baik bila berada disana.

Matahari pun kini telah menyembunyikan cahayanya, double twins memutuskan untuk segera masuk ke dalam rumah. Udara sangat dingin pada malam hari, mereka tidak mau menjadi sakit.

Kali ini, tidak hening seperti sebelumnya. Akan ada obrolan kecil yang tercipta. Itupun membuat para pekerja rumah bahagia.

Episodes
1 Bab 1 : Takdir Tuhan
2 Bab 2 : Awal Baru
3 Bab 3 : Keputusan Bersama
4 Bab 4 : Siapa dia?
5 Bab 5 : Kebahagiaan Kecil
6 Bab 6 : Kebersamaan
7 Bab 7 : Cemas dan Khawatir
8 Bab 8 : Bangkit
9 Bab 9 : Sedikit Keberanian
10 Bab 10 : Bermain
11 Bab 11 : Bermain 2 (Bang Udin)
12 Bab 12 : Teman Baru
13 Bab 13 : Perasaan Lebih
14 Bab 14 : Hutang Bantuan
15 Bab 15 : Kejutan
16 Bab 16 : Booming Tiba-tiba
17 Bab 17 : Berkunjung
18 Bab 18 : Makan Bersama
19 Bab 19 : Kebetulan Tak Terduga
20 Bab 20 : Ngebakso Lagi
21 Pengumuman
22 Bab 21 : Skill Memasak
23 Bab 22 : Terciduk
24 Bab 23 : Bersenang-senang
25 Bab 24 : Masih sama
26 Bab 25 : Ulat bulu
27 Bab 26 : Orang-orang mencurigakan
28 Bab 27 : Waktu berlalu
29 Bab 28 : Rutinitas tak terelakkan
30 Bab 29 : Nginep
31 Bab 30 : Perlombaan
32 Bab 31 : Perlombaan 2
33 Bab 32 : Insiden
34 Bab 33 : Insiden 2
35 Bab 34 : Identitas dan Musuh
36 Bab 35 : Identitas yang sebenarnya?
37 Bab 36 : Jatuh Cinta?
38 Bab 37 : Keberangkatan
39 Bab 38 : Teman baru
40 Bab 39 : Operasi yang gagal
41 Bab 40 : Bertemu Kakek
42 Bab 41 : Misi sukses
43 Bab 42 : Orang tua Kyara
44 Bab 43 : Hasil taruhan
45 Bab 44 : Kebenaran OAA
46 Pengumuman: Klarifikasi!!
47 Bab 45 : Kejahilan Sena
48 Bab 46 : Akan Pulang
49 Bab 47 : Melamarnya
50 Bab 48 : Bertemu mama Zoya
51 Bab 49 : Sena dan Kirana
52 Bab 50 : Seperti Keluarga Bahagia
53 Bab 51 : Penghianat masa lalu
54 Bab 52 : Menuju Markas OAA
55 Bab 53 : Nasihat Gane
56 Bab 54 : Sparing tinju
57 Bab 55 : Pesisir pantai
58 Bab 56 : Misi Darurat, Wila bertindak!
59 Bab 57 : Misi Darurat (Mulai) part 1
60 Bab 58 : Misi Darurat part 2
61 Bab 59 : Misi Darurat part 3
62 Bab 60 : Misi Darurat part 4
63 Bab 61 : Misi Darurat part 5
64 Bab 62 : Misi Darurat (Selesai) part 6
65 Bab 63 : Liburan selesai
66 Bab 64 : Teman Baru
67 Bab 65 : Ulang tahun si kembar kedua
68 Bab 66 : Kegiatan hari ini
69 Bab 67 : Menonton basket, Kamandaka bermain
70 Bab 68 : Gangguan yang disengaja
71 Bab 69 : Mendatangkan trauma
72 Bab 70 : Pertolongan
73 Bab 71 : Kondisi Kana buruk
74 Bab 72 : Ikatan persaudaraan yang kuat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 : Takdir Tuhan
2
Bab 2 : Awal Baru
3
Bab 3 : Keputusan Bersama
4
Bab 4 : Siapa dia?
5
Bab 5 : Kebahagiaan Kecil
6
Bab 6 : Kebersamaan
7
Bab 7 : Cemas dan Khawatir
8
Bab 8 : Bangkit
9
Bab 9 : Sedikit Keberanian
10
Bab 10 : Bermain
11
Bab 11 : Bermain 2 (Bang Udin)
12
Bab 12 : Teman Baru
13
Bab 13 : Perasaan Lebih
14
Bab 14 : Hutang Bantuan
15
Bab 15 : Kejutan
16
Bab 16 : Booming Tiba-tiba
17
Bab 17 : Berkunjung
18
Bab 18 : Makan Bersama
19
Bab 19 : Kebetulan Tak Terduga
20
Bab 20 : Ngebakso Lagi
21
Pengumuman
22
Bab 21 : Skill Memasak
23
Bab 22 : Terciduk
24
Bab 23 : Bersenang-senang
25
Bab 24 : Masih sama
26
Bab 25 : Ulat bulu
27
Bab 26 : Orang-orang mencurigakan
28
Bab 27 : Waktu berlalu
29
Bab 28 : Rutinitas tak terelakkan
30
Bab 29 : Nginep
31
Bab 30 : Perlombaan
32
Bab 31 : Perlombaan 2
33
Bab 32 : Insiden
34
Bab 33 : Insiden 2
35
Bab 34 : Identitas dan Musuh
36
Bab 35 : Identitas yang sebenarnya?
37
Bab 36 : Jatuh Cinta?
38
Bab 37 : Keberangkatan
39
Bab 38 : Teman baru
40
Bab 39 : Operasi yang gagal
41
Bab 40 : Bertemu Kakek
42
Bab 41 : Misi sukses
43
Bab 42 : Orang tua Kyara
44
Bab 43 : Hasil taruhan
45
Bab 44 : Kebenaran OAA
46
Pengumuman: Klarifikasi!!
47
Bab 45 : Kejahilan Sena
48
Bab 46 : Akan Pulang
49
Bab 47 : Melamarnya
50
Bab 48 : Bertemu mama Zoya
51
Bab 49 : Sena dan Kirana
52
Bab 50 : Seperti Keluarga Bahagia
53
Bab 51 : Penghianat masa lalu
54
Bab 52 : Menuju Markas OAA
55
Bab 53 : Nasihat Gane
56
Bab 54 : Sparing tinju
57
Bab 55 : Pesisir pantai
58
Bab 56 : Misi Darurat, Wila bertindak!
59
Bab 57 : Misi Darurat (Mulai) part 1
60
Bab 58 : Misi Darurat part 2
61
Bab 59 : Misi Darurat part 3
62
Bab 60 : Misi Darurat part 4
63
Bab 61 : Misi Darurat part 5
64
Bab 62 : Misi Darurat (Selesai) part 6
65
Bab 63 : Liburan selesai
66
Bab 64 : Teman Baru
67
Bab 65 : Ulang tahun si kembar kedua
68
Bab 66 : Kegiatan hari ini
69
Bab 67 : Menonton basket, Kamandaka bermain
70
Bab 68 : Gangguan yang disengaja
71
Bab 69 : Mendatangkan trauma
72
Bab 70 : Pertolongan
73
Bab 71 : Kondisi Kana buruk
74
Bab 72 : Ikatan persaudaraan yang kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!