Sinar matahari muncul dengan tiba-tiba menandakan pagi telah datang. Double twins tidak bisa tidur nyenyak semalam, bila dihitung mereka hanya tidur selama 3 jam saja.
Memang waktu yang kurang untuk anak-anak tidur, tapi mau bagaimana lagi. Situasi semalam membuat mereka tidak tenang dan terus menangis semalaman, hingga tertidur dengan sendirinya.
Pagi ini para pelayan tengah mempersiapkan prosesi pemakaman untuk tuan dan nyonya rumah serta sopir yang ikut menjadi korban. Suara yang berisik membangunkan mereka saat itu.
"Hoaammm."
"Kenapa aku mimpi ayah dan bunda tiada?" ucap Yana.
"Aku juga" ucap Kana dan yang lain pun membenarkan.
"Tidak dek, mereka memang sudah tiada semalam" sahut Indra dengan mata kosongnya. Sehingga yang lain segera tersadar, bila apa yang mereka pikir mimpi yang sama ternyata sebuah kenyataan.
Hingga ketukan pintu menyadarkan mereka.
~Tok...tok…tok~
"Ya, masuk!"
"Maaf tuan muda dan nona muda, waktunya Anda semua bersiap untuk menuju pemakaman" kata orang yang mengetuk pintu.
"Bisakah tinggalkan kami sebentar?" pinta Indra.
"Baik tuan muda, Anda semua punya 20 menit untuk menenangkan diri" dia pun memberikan sedikit waktu.
Pelayan pun segera keluar dari ruangan tersebut dan membiarkan para tuan muda dan nona muda mereka menenangkan diri.
"Mereka pasti terkejut" pikirnya.
20 menit waktu yang diberikan telah berlalu, mau tidak mau mereka harus segera bersiap untuk bertemu Arya dan Dita untuk terakhir kalinya.
"Kita harus ingat kata ayah dan bunda!" tegas Indra.
"Kita harus kuat, jangan selalu menangis!"
"Setidaknya kita masih bisa melihat mereka untuk terakhir kalinya" lanjut Indra.
"Iya, kak.." mau tidak mau, mereka harus setuju.
Pelayan yang berada dibalik pintu berniat membantu mempersiapkan tuan muda dan nona muda mereka. Namun berhenti saat ia mendengar perkataan anak sulung di keluarga ini.
Sungguh hatinya serasa diiris dan air mata menetes tanpa diminta. Mengetahui bahwa tuan muda mereka bersikap kuat dan dewasa untuk adik-adiknya.
Segera ia menormalkan keadaan dan mengetuk pintu sebagai tanda kesopanan.
~Tok...tok…tok~
"Permisi tuan muda dan nona muda" ujarnya.
"Ya, ada apa?" balas suara dari dalam ruangan.
"Bolehkah saya masuk, sudah waktunya Anda semua untuk bersiap" ucapnya dari balik pintu.
"Masuk saja bik, pintu tidak dikunci" ucap Gane.
Mereka semua bersiap dan masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan untuk menuju tanah pemakaman.
"Kita berangkat tuan muda dan nona muda."
Disepanjang jalan, sang sopir sungguh canggung dengan suasana yang ada. Tidak biasanya mereka terdiam seperti ini. Namun sang sopir juga tahu, bahwa ini wajar saat ditinggal pergi untuk selamanya oleh orang terkasih. Apalagi mereka masih berada di usia yang sangat muda.
Tidak lama kemudian, sopir memberitahukan bahwa mereka telah sampai di tempat yang akan menjadi peristirahatan terakhir orang tua double twins.
Tidak ada suara, bahkan air mata yang tergenang saat mereka turun dan melihat secara langsung prosesi pemakaman tersebut.
Bukannya tidak peduli, mereka hanya ingin terlihat kuat dimata orang lain.
Banyak sekali orang-orang yang berdatangan membawa rangkaian bunga dan mengucapkan belasungkawa atas kepergiannya orang yang terhormat.
Para karyawan Batara Company juga turut hadir di pemakaman sejak pagi tadi hingga siang hari.
Saat matahari telah diatas, pelayan meminta double twins untuk masuk mobil dan pulang.
Sebelumnya, mereka menyempatkan diri untuk mencium batu nisan Arya dan Dita seraya berdo'a "Semoga, ayah dan bunda tenang di alam sana" ucap double twins dengan air mata yang menetes.
Mereka akan selalu ingat perkataan yang diucapkan bunda mereka dan juga sang ayah.
Keheningan melanda meja makan berbariskan kursi berjumlah 6 buah. 2 kursi milik orang tua mereka berada di ujung meja. Double twins makan dengan saling berhadapan.
Hanya suara dentingan sendok yang terdengar. Setelah selesai, mereka langsung menuju ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh dan jiwa mereka yang diguncang keadaan.
Mereka tertidur dengan nyenyak karena para pelayan sengaja memasukkan obat tidur di makanan mereka. Dengan harapan agar tuan dan nona muda mereka dapat beristirahat dengan tenang sejenak tanpa memikirkan kejadian yang sudah terjadi.
Double twins masih saja tidak menyangka, jika orang tua mereka telah beristirahat untuk selamanya. Saat sedang makan pun, pikiran mereka entah pergi melayang kemana? karena mereka sama sekali tidak fokus dengan sarapan mereka.
Setelah dari ruang makan, double twins berjalan menuju ruang bioskop untuk mengalihkan pikiran mereka sejenak, karena jujur kejadian kemarin sangat membuat mereka tertekan dan jatuh ke dalam jurang.
3 jam mereka habiskan di dalam bioskop untuk menonton film.
Double twins izin untuk tidak sekolah dan para guru juga memahami, bahkan mereka semua datang ke acara pemakaman orang tua double twins kemarin.
Kemungkinan selama seminggu ini, mereka akan tetap di rumah dan mencoba untuk memulihkan diri.
Beberapa hari setelah kematian orang tua mereka, sikap dan kebiasaan pun mulai sedikit berubah. Yang biasanya selalu berebut mainan hingga makanan, sekarang malah memilih berdiam diri dikamar dan hanya keluar ketika bosan dan makan saja.
Padahal sebelum semua itu terjadi, mereka masih sempat berebut cake di meja makan. Karena cake merupakan salah satu desert kesukaan mereka.
Waktu pun berjalan ....
Disebuah taman yang sangat indah, berisikan berbagai macam jenis bunga lokal dan luar yang sangat harum aromanya. Disana ada satu gazebo kecil untuk orang yang ingin menikmati suasana menenangkan.
Tak disangka, ternyata para tuan muda dan nona muda Batara berada disana. Taman tersebut merupakan favorit mendiang bunda mereka. Sehingga secara tidak sadar, mereka dituntun ke arah taman tersebut.
Entah mengapa, tubuh dan jiwa mereka seakan pulih secara perlahan saat berada disana.
Double twins sangat menikmati hamparan bunga yang aromanya sungguh harum di depan mereka. Seakan-akan, bunda dan ayah mereka masih ada dan menemani mereka duduk disana.
Bunga-bunga itu seakan-akan menjadi sebuah obat dan penyemangat.
Seorang pelayan mendatangi dan menawarkan sesuatu "permisi tuan muda dan nona muda, adakah yang bisa saya bantu?"
Double twins pun menolehkan kepala mereka ke arah pelayan tersebut, mereka terdiam sejenak. Lalu mengatakan "Iya, tolong bawakan kami teh hijau dan biskuit, lalu bawa kesini" pinta Gane.
"Baik, tuan muda. Saya permisi dulu."
"Terimakasih" ucapnya tulus.
"Sudah tugas saya melayani Anda semua" ujar pelayan seraya tersenyum tipis karena mendengar kata terimakasih dari tuannya.
Setidaknya tuan dan nona muda mereka sedikit pulih dari hari ke hari.
Sekitar 10 menit kemudian, pelayan tadi membawa meja dorong berisikan pesanan double twins, bahkan berbagai dessert yang sudah beberapa hari ini tidak mereka makan.
...*****...
Sangatlah lama mereka menikmati pemandangan tersebut ditemani cemilan dan obrolan singkat namun hangat. Mereka rasa, perasaan mereka semakin baik bila berada disana.
Matahari pun kini telah menyembunyikan cahayanya, double twins memutuskan untuk segera masuk ke dalam rumah. Udara sangat dingin pada malam hari, mereka tidak mau menjadi sakit.
Kali ini, tidak hening seperti sebelumnya. Akan ada obrolan kecil yang tercipta. Itupun membuat para pekerja rumah bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments