Bab 5 : Kebahagiaan Kecil

Saat ini, matahari telah menunjukkan sinarnya lebih jelas. Double twins pun telah selesai bersiap menuju ke sekolah.

Sekarang, mereka sudah berada di perjalanan. Untuk sampai ke sekolah pun tidak membutuhkan waktu yang lama. Hanya naik mobil selama 15 menit, mereka akan sampai di depan gerbang Surabaya Intercultural School.

Mereka akan diperiksa terlebih dahulu sebelum masuk ke kawasan Surabaya Intercultural School. Disana juga ada beberapa penjaga gerbang yang terlihat sangat kuat.

Yah, memang sekolah yang sangat ketat penjagaannya. Karena itulah, banyak para orang tua, khususnya dari kalangan atas akan menyekolahkan anak mereka disana. Semua itu dilakukan untuk keamanan dan kenyamanan anak mereka.

Setelah segala pemeriksaan yang ketat, mereka pun dibolehkan untuk masuk ke kawasan tersebut. Terlihat beberapa bangunan yang tampak minimalis namun sangat luas.

Saat ini, mereka berempat masuk ke kelas dan duduk di bangku masing-masing. Si kembar pertama masuk ke kelas 1 A. Dimana kelas tersebut merupakan kelas khusus untuk anak-anak yang berbakat di segala bidang.

Untuk si kembar kedua, mereka masuk ke kelas TK. Di tingkat TK, tidak ada perbedaan kelas. Semua anak dianggap sama.

Hanya saat kenaikan kelas 1, baru mereka akan dibedakan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Namun, untuk kelas khusus sendiri berisi anak-anak yang mempunyai kecerdasan yang sangat tinggi, rata-rata kecerdasan atau IQ mereka akan berada diatas angka 165, dan si kembar merupakan pemilik IQ tertinggi di kelas itu.

~Tringgg~tringgg~tringgg~

Bell pertama berbunyi, semua siswa-siswi telah berada di tempatnya masing-masing.

Selang 5 menit, guru pun datang dan mulai mengajar. "Good morning all" sapa guru tersebut. "Good morning too, mister."

"How are you guys?"

"We good mr. Philips!"

Mr. Philips merupakan seorang pria yang mempunyai darah Amerika-Belanda. Ia bekerja disini atas rekomendasi dari ayahnya yang merupakan profesor ternama di negara kincir angin, Belanda.

Maka jangan heran bila mendapati Mr. Philips yang kelewat pintar, bahkan dibilang jenius dari para jenius. Ia mendapatkan kepintarannya dari ayah dan juga ibu yang berprofesi sebagai dokter spesialis yang khusus meneliti dalam hal obat-obatan asal Amerika.

Ayah Mr. Philips merupakan profesor di bidang arkeologi dan salah satu dosen di universitas ternama Belanda.

Di kelas si kembar kedua ....

Sedang tidak ada guru yang datang, dikarenakan guru yang biasa mengajar sedang sakit. Sehingga mereka hanya diberikan tugas dengan di dampingi satu pengawas.

~Tringgg~tringgg~tringgg~

Bell kedua berbunyi, menandakan waktunya istirahat tiba. Double twins telah duduk di satu meja bundar yang khusus untuk mereka. Bukan apa-apa, memang dari awal mereka sekolah di situ, mereka memilih duduk di situ. Karena menurut mereka, tempat tersebut sangat nyaman dan tenang jauh dari keramaian dan entah kenapa, orang lain tidak ada yang duduk disitu sebelumnya.

Yang lain pun tidak berani mendekat, bahkan untuk sekedar bertegur sapa. Karena double twins dikenal pendiam dan cuek di sekolah.

Apalagi, setelah kematian orang tua mereka. Makin jadilah sikap mereka, yang semakin pendiam dan cuek di tempat yang ramai. Bahkan sampai sekarang, double twins belum mempunyai satu orang teman pun disana.

Padahal mereka seperti itu, memang karena sudah sifatnya. Double twins pikir, kenapa mereka harus takut. Toh double twins tidak akan memakan mereka.

Saat diperjalanan menuju kantin, mereka banyak bertemu guru yang menyatakan belasungkawa atas kepergiannya orang tua double twins. Dan hanya dijawab terimakasih oleh mereka.

Kembali ke sisi meja, Yana mengangkat tangannya berniat untuk memesan beberapa makanan dan minuman.

Salah satu pelayan kantin pun menghampiri mereka dan menanyakan pesanan. "Permisi, ada yang ingin Anda pesan?" tanyanya sopan.

"Tolong siapkan 4 buah roti selai coklat, 4 salat sehat, 2 porsi kentang goreng, 4 porsi bubur sumsum dan 4 yogurt rasa original" jangan heran dengan pesanan Yana, double twins memang sangat suka makan. Apalagi kalau makanan itu manis dan sehat.

"Baik, akan segera kami siapkan. Apakah ada tambahan?" Yana segera melihat kearah saudara mereka, mereka pun kompak menggelengkan kepala.

"Baik, mohon tunggu sebentar" ucap pelayan kantin.

Kurang lebih waktu telah berjalan 10 menit. Makanan yang dinanti pun sudah tiba dan langsung diletakkan di meja mereka. Mereka terlihat sangat tidak sabar untuk memakannya.

"Terimakasih!" ucap mereka bersama-sama. Dan si pelayan hanya menganggukkan kepalanya.

Suasana hening, mereka sibuk menikmati santapan tersebut. Waktu masih tersisa 20 menit untuk bell selanjutnya. Istirahat mereka hanya diberikan waktu 30 menit saja, mereka pun merasa waktu yang diberikan sudah cukup untuk mengisi perut dan untuk beristirahat sebentar.

15 menit waktu yang mereka habiskan untuk makan dan minum. Masih ada 5 menit lagi untuk bell berbunyi. Mereka segera bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan kantin tempat mereka untuk makan.

Di perjalanan hanya mereka gunakan untuk melihat lingkungan sekitar, dikarenakan sudah hampir 1 minggu mereka tidak masuk sekolah.

Tak terasa, mereka telah sampai di kelas masing-masing dan bertepatan dengan bell masuk berbunyi.

~Tringgg~tringgg~tringgg~

Pembelajaran kedua pun segera dimulai, mata pelajaran kali ini ialah tentang Sosiologi. Tebakan kalian tepat sekali, mata pelajaran Sosiologi sebenarnya baru berada saat kita masuk ke jenjang SMA. Namun, di Surabaya Intercultural School berbeda.

Mereka menggunakan taktik semua mata pelajaran inti yang ada di dunia akan diajarkan dari awal naik kelas 1 SD. Tujuannya, agar anak-anak lebih mudah memahami materi yang akan diberikan di masa depan.

~Tringgg~tringgg~tringgg~

Sekitar setengah 12, bell pulang sekolah telah berbunyi. Ratusan siswa dan siswi Surabaya Intercultural School berhamburan keluar dari kelas menuju parkiran. Menunggu jemputan mereka masing-masing disana, di area parkir terdapat tempat untuk menunggu seperti di halte, jadi mereka tidak akan capek berdiri karena menunggu jemputan datang.

Kurang lebih tepat pada jam 12 siang, para tuan muda dan nona muda Batara telah sampai di rumah. Banyak sekali pengurus rumah yang menyambut mereka.

Skip

Setelah mereka selesai bersih-bersih dan makan siang, mereka menuju ruang keluarga untuk saling berbicara. Topik mereka dimulai dari hal biasa hingga sampai ke topik saat mereka bertemu dengan remaja yang mengaku bernama Sena. Mereka sangat penasaran dengan identitasnya.

Tak terasa hari sudah semakin larut. Mereka segera mandi lagi dan langsung menuju meja makan untuk makan malam.

Karena hari sudah semakin larut merekapun memilih untuk tidur dan berencana bangun agak siang esok harinya. Karena besok merupakan hari libur untuk mereka. Hari libur mereka dapatkan 2 kali seminggu, saat sabtu dan minggu.

Pada pagi hari menjelang siang, tepatnya pada jam 10 mereka baru saja bangun dari mimpinya masing-masing.

Disaat keadaan mereka yang masih linglung karena baru bangun tidur. Pintu kamar diketuk 3 kali oleh pelayan yang memanggil mereka.

Gane pun bangkit dari kasurnya, lalu berjalan ke arah pintu dengan mata yang sekejap terbuka dan sekejap tertutup tanda masih belum sadar dari mimpinya.

"Ya, ya, ya. Tunggu sebentar!" pinta Gane.

Saat akan menyentuh gagang pintu, tiba-tiba pintu terbuka begitu saja menghempaskan badan mungil Gane yang sedikit berotot karena sering olahraga.

Brakkkk

Namun, tetap saja. Dengan badan yang masih berusia 5 tahun tentu belum cukup untuk menahan dorongan yang begitu besar. Jatuhnya pun sedikit tidak elit, dengan tubuh yang berguling ke belakang dan berakhir kaki yang tersangkut di sela kursi kecil.

"Ohhh tidakkkk!!"

"Tuan muda, Anda baik-baik saja kan?"

"Maafkan saya yang telah menyakiti Anda" pelayan itu menyesal.

Disini saudara yang lain, bukannya sedih atau khawatir mereka malah lebih memilih menertawakan Gane yang terdorong dan terjatuh secara tidak elit.

"Wahahahahahaha, apakah kau sedang main sirkus?" tawa Indra yang paling besar diantara saudara yang lain.

"Hahahaha, itu sangat lucu" ucap Kana sambil memegang perutnya yang sakit akibat tertawa.

"Kau sungguh konyol kak. Hihihihi" ucap Yana mengejek saudara kembarnya.

Gane pun hanya terdiam dengan mata memutar malas melihat saudaranya yang lain, bukannya menolong dia. Ehh, malah ditertawakan.

Memang kalau soal Gane, mereka akan kompak untuk meledeknya bahkan Gane sering ditindas oleh mereka bertiga.

"Aku tidak apa-apa" jawab Gane dengan menatap tajam saudara yang lain. "Sekali lagi, maaf kan saya tuan muda"

"Hmm, tidak masalah, ini tidak seberapa. Lain kali lebih hati-hati untuk bertindak"

"Baik tuan muda! Akan saya ingat" yang lain pun masih sibuk menertawakan Gane yang selalu sial.

Setelah tawa mereka mereda, mereka pun menanyakan maksud kedatangan pelayan tersebut. "Hah, jadi apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Yana.

"Begini tuan muda dan nona muda, hari sudah semakin mendekati siang. Sudah waktunya Anda semua bersiap untuk segera sarapan, agar Anda tidak terjangkit sakit nantinya" jawab pelayan.

"Eehhh, benarkah?"

"Benar tuan muda."

"Lalu, sekarang jam berapa?"

"Saat ini jam telah menunjukkan angka setengah sebelas tuan muda" jelas pelayan.

"Apaa!!!" kaget mereka. Mereka pikir, hari masih agak pagi. Karena mata mereka sedari tadi susah untuk dibuka, seperti terkena perekat yang super lengket.

Tanpa menunggu lagi, mereka semua segera berebut kamar mandi yang memang cuma ada satu di ruangan itu. Kana pun angkat bicara "huh, apa kalian bodoh? atau kalian lupa?"

"Di ruangan sebelah masih ada kamar mandi."

"Aku duluan!" ucapan Kana membuat saudaranya yang lain mematung tidak percaya akan kebodohan mereka.

Beberapa detik setelahnya, Yana segera sadar dan masuk ke kamar mandi dan saat di ambang pintu, dengan santainya ia berkata "sepertinya kalian memang bodoh, bahkan lebih bodoh dariku" dan...

Brakkk

Pintu tertutup sempurna dengan menyisakan Indra dan Gane yang masih saling mengeluarkan jurus. Hingga akhirnya mereka roboh bersamaan.

"Aduhhhh" ucap mereka mengaduh sakit karena jatuh. Mereka pun saling pandang dan meratapi kebodohan mereka.

Setelah drama kamar mandi yang panjang, mereka pun selesai bersiap dan langsung memakan sarapan mereka dengan tergesa-gesa, karena saking laparnya mereka. Mereka baru merasakan lapar saat sudah selesai mandi. Membuat mereka berganti baju dengan cepat.

Episodes
1 Bab 1 : Takdir Tuhan
2 Bab 2 : Awal Baru
3 Bab 3 : Keputusan Bersama
4 Bab 4 : Siapa dia?
5 Bab 5 : Kebahagiaan Kecil
6 Bab 6 : Kebersamaan
7 Bab 7 : Cemas dan Khawatir
8 Bab 8 : Bangkit
9 Bab 9 : Sedikit Keberanian
10 Bab 10 : Bermain
11 Bab 11 : Bermain 2 (Bang Udin)
12 Bab 12 : Teman Baru
13 Bab 13 : Perasaan Lebih
14 Bab 14 : Hutang Bantuan
15 Bab 15 : Kejutan
16 Bab 16 : Booming Tiba-tiba
17 Bab 17 : Berkunjung
18 Bab 18 : Makan Bersama
19 Bab 19 : Kebetulan Tak Terduga
20 Bab 20 : Ngebakso Lagi
21 Pengumuman
22 Bab 21 : Skill Memasak
23 Bab 22 : Terciduk
24 Bab 23 : Bersenang-senang
25 Bab 24 : Masih sama
26 Bab 25 : Ulat bulu
27 Bab 26 : Orang-orang mencurigakan
28 Bab 27 : Waktu berlalu
29 Bab 28 : Rutinitas tak terelakkan
30 Bab 29 : Nginep
31 Bab 30 : Perlombaan
32 Bab 31 : Perlombaan 2
33 Bab 32 : Insiden
34 Bab 33 : Insiden 2
35 Bab 34 : Identitas dan Musuh
36 Bab 35 : Identitas yang sebenarnya?
37 Bab 36 : Jatuh Cinta?
38 Bab 37 : Keberangkatan
39 Bab 38 : Teman baru
40 Bab 39 : Operasi yang gagal
41 Bab 40 : Bertemu Kakek
42 Bab 41 : Misi sukses
43 Bab 42 : Orang tua Kyara
44 Bab 43 : Hasil taruhan
45 Bab 44 : Kebenaran OAA
46 Pengumuman: Klarifikasi!!
47 Bab 45 : Kejahilan Sena
48 Bab 46 : Akan Pulang
49 Bab 47 : Melamarnya
50 Bab 48 : Bertemu mama Zoya
51 Bab 49 : Sena dan Kirana
52 Bab 50 : Seperti Keluarga Bahagia
53 Bab 51 : Penghianat masa lalu
54 Bab 52 : Menuju Markas OAA
55 Bab 53 : Nasihat Gane
56 Bab 54 : Sparing tinju
57 Bab 55 : Pesisir pantai
58 Bab 56 : Misi Darurat, Wila bertindak!
59 Bab 57 : Misi Darurat (Mulai) part 1
60 Bab 58 : Misi Darurat part 2
61 Bab 59 : Misi Darurat part 3
62 Bab 60 : Misi Darurat part 4
63 Bab 61 : Misi Darurat part 5
64 Bab 62 : Misi Darurat (Selesai) part 6
65 Bab 63 : Liburan selesai
66 Bab 64 : Teman Baru
67 Bab 65 : Ulang tahun si kembar kedua
68 Bab 66 : Kegiatan hari ini
69 Bab 67 : Menonton basket, Kamandaka bermain
70 Bab 68 : Gangguan yang disengaja
71 Bab 69 : Mendatangkan trauma
72 Bab 70 : Pertolongan
73 Bab 71 : Kondisi Kana buruk
74 Bab 72 : Ikatan persaudaraan yang kuat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 : Takdir Tuhan
2
Bab 2 : Awal Baru
3
Bab 3 : Keputusan Bersama
4
Bab 4 : Siapa dia?
5
Bab 5 : Kebahagiaan Kecil
6
Bab 6 : Kebersamaan
7
Bab 7 : Cemas dan Khawatir
8
Bab 8 : Bangkit
9
Bab 9 : Sedikit Keberanian
10
Bab 10 : Bermain
11
Bab 11 : Bermain 2 (Bang Udin)
12
Bab 12 : Teman Baru
13
Bab 13 : Perasaan Lebih
14
Bab 14 : Hutang Bantuan
15
Bab 15 : Kejutan
16
Bab 16 : Booming Tiba-tiba
17
Bab 17 : Berkunjung
18
Bab 18 : Makan Bersama
19
Bab 19 : Kebetulan Tak Terduga
20
Bab 20 : Ngebakso Lagi
21
Pengumuman
22
Bab 21 : Skill Memasak
23
Bab 22 : Terciduk
24
Bab 23 : Bersenang-senang
25
Bab 24 : Masih sama
26
Bab 25 : Ulat bulu
27
Bab 26 : Orang-orang mencurigakan
28
Bab 27 : Waktu berlalu
29
Bab 28 : Rutinitas tak terelakkan
30
Bab 29 : Nginep
31
Bab 30 : Perlombaan
32
Bab 31 : Perlombaan 2
33
Bab 32 : Insiden
34
Bab 33 : Insiden 2
35
Bab 34 : Identitas dan Musuh
36
Bab 35 : Identitas yang sebenarnya?
37
Bab 36 : Jatuh Cinta?
38
Bab 37 : Keberangkatan
39
Bab 38 : Teman baru
40
Bab 39 : Operasi yang gagal
41
Bab 40 : Bertemu Kakek
42
Bab 41 : Misi sukses
43
Bab 42 : Orang tua Kyara
44
Bab 43 : Hasil taruhan
45
Bab 44 : Kebenaran OAA
46
Pengumuman: Klarifikasi!!
47
Bab 45 : Kejahilan Sena
48
Bab 46 : Akan Pulang
49
Bab 47 : Melamarnya
50
Bab 48 : Bertemu mama Zoya
51
Bab 49 : Sena dan Kirana
52
Bab 50 : Seperti Keluarga Bahagia
53
Bab 51 : Penghianat masa lalu
54
Bab 52 : Menuju Markas OAA
55
Bab 53 : Nasihat Gane
56
Bab 54 : Sparing tinju
57
Bab 55 : Pesisir pantai
58
Bab 56 : Misi Darurat, Wila bertindak!
59
Bab 57 : Misi Darurat (Mulai) part 1
60
Bab 58 : Misi Darurat part 2
61
Bab 59 : Misi Darurat part 3
62
Bab 60 : Misi Darurat part 4
63
Bab 61 : Misi Darurat part 5
64
Bab 62 : Misi Darurat (Selesai) part 6
65
Bab 63 : Liburan selesai
66
Bab 64 : Teman Baru
67
Bab 65 : Ulang tahun si kembar kedua
68
Bab 66 : Kegiatan hari ini
69
Bab 67 : Menonton basket, Kamandaka bermain
70
Bab 68 : Gangguan yang disengaja
71
Bab 69 : Mendatangkan trauma
72
Bab 70 : Pertolongan
73
Bab 71 : Kondisi Kana buruk
74
Bab 72 : Ikatan persaudaraan yang kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!